LUKA KEENAM

AUTHOR POV

"Sepertinya Nona Chloe semakin dekat dengan cowok itu, ya?" tanya Dewi bertepatan saat Chloe menutup pintu.

Dewi menghentikan aktifitas menyapunya lalu menatap Chloe dengan senyum tipis, "Hati-hati ya, Nona. Cuma itu pesan saya kok."

"Aku ngerti maksud kamu apaan," balas Chloe. Chloe berjalan melalui Dewi sambil berucap lirih. "Aku sama Farhan bukan apa-apa. Hanya saja, kami menyayangi seseorang yang sama."

"JADI COWOK ITU HOMO?!" teriak Dewi membuat Chloe tersentak hampir jatuh dari tangga. "A-ah, maaf Nona, saya kaget banget dengarnya tadi."

"Bukan gitu, dia sama sekali gak homo." Chloe berbalik lalu menatap Dewi yang juga memandangnya.

Mereka berdua kini saling pandang dengan tatapan yang entah kenapa jadi membingungkan. "Eh, tapi gak tau juga deng dia homo apa bukan."

"JADI BENERAN HOMO, YA? IH PADAHAL GANTENG!" teriak Dewi lagi membuat Chloe mengelus dadanya sambil istighfar.

"Astaghfirullah, Dewi! Jangan teriak-teriak gitu dong! Suaramu itu cempreng banget!" seru Chloe yang dibalas tawa garing dari Dewi. Ah, sepertinya mereka berdua semakin akrab saja.

"Oh iya, apa ponsel Nona ketinggalan, kah? Tadi Tuan Darren menelpon saya dan titip pesan kalau nanti Tuan akan datang kemari."

Dewi mengetuk-ngetuk telunjuknya di dagu untuk mengingat. "Ah, kalo masalah waktu kedatangan... itu katanya dirahasiakan buat kejutan."

"BENERAN?!" kini giliran Chloe yang berteriak sembari berlari kearah Dewi dengan tergesa-gesa.

"DARREN BAKAL KESINI?! BENERAAANNNN?!" teriak Chloe tepat ditelinga Dewi.

"I-iya, Nona. Kalau tidak percaya lebih baik Nona cek hp Nona yang ketinggalan tadi." Dewi mengusap-usap telinganya yang berdengung.

"INI KABAR BAIK!" Chloe berlari dengan cepat menuju kamarnya dan meninggalkan Dewi yang masih sibuk mengusap-usap telinganya.

Chloe membuka kalender yang ada diatas meja belajarnya. "Wah, bentar lagi liburan akhir semester, ya? Rumah apa kabar, ya?"

TING!

Chloe menutup kalender kembali ketika ponselnya berdenting tanda LINE masuk. Senyum Chloe mengembang ketika LINE itu adalah dari seseorang yang ia tunggu-tunggu balasan chatnya.

Darren.

Darren: Yaudah, belajar yang rajin, ya! Untung sekolahku udah selesai UTS.

Chloe: Iya. Duh, deg-degan banget, Ren! Aku bisa jawab atau enggak nanti, ya?

Darren: Pasti bisalah. Penggal kepalaku kalo kamu gak dapetin nilai tertinggi.

Chloe: Beneran, ya? Nanti kalo kamu kesini aku udah siapin parang.

Darren: Jahat banget. Aku gak jadi datang deh.

Chloe: Ih, ngambekan.

Darren: Biarin.

Chloe: Yaudah, aku ngambek juga.

*Chloe mengirim stiker*

Darren: Cewek mah gitu.

"Chloe mengirim stiker*

Darren: Chlo, gausah stiker terus (sad)

*Chloe mengirim stiker*

Darren: Aku ada didepan rumahmu.

Darren: Chlo?

Darren: Chlo KAMU NGECEK BENERAN? YA TUHAN, POLOSNYA KAMU, SAYANG

Darren: Chlo? Wkwkwkwkwk.

Chloe: MATI KAMU, REN!

"Padahal aku udah lari-lari keluar sambil teriak kayak orang kesurupan." Chloe membanting dirinya diatas kasur sebelum membanting ponselnya disamping badannya.

"Kirain bakal kayak cowok-cowok sweet yang suka diumbar disosmed. Darren nyebelin banget."

Chloe memejamkan mata berusaha mengabaikan denting notifikasi yang berbunyi dengan brutal.

"Spam banget sih! Gak ngerti apa aku sakit hati diphpin gitu? Kan aku kangen!"

Chloe membuka LINEnya dan ia dapati puluhan notifikasi tak terbaca dari Darren. Tapi, saat ini bukan notif dari Darren yang mencuri perhatiannya, tapi notif yang berada tepat dibawah nama Darren. Sedikit ragu, Chloe membuka sebuah notif yang bahkan akunnya belum berteman dengan akunnya. Membuat Chloe bertanya-tanya darimana orang ini mendapatkan id LINE miliknya.

...~~~...

Cleo: Lo masih ingat gue, kan?

Chloe: Iya, masih. Btw aku addback, ya.

Cleo: Baik banget lo. Oh, gue denger lo masuk jurusan matematika, ya?

Chloe: Iya, kak. Tau darimana Rasanya kita gak pernah ngobrol sejak kakak pingsan didepan rumahku.

Cleo: Kak? Kenapa tiba-tiba sopan? Hmm, kebetulan gue punya temen dijurusan itu dan satu angkatan sama lo. Kenal Diana, kan?

Chloe: Kenal. Tapi, dia kayak menjauhiku gara-gara diejek sekelasan. Btw, sejak tau kamu adalah kakak tingkatku... berusaha sopan itu gak masalah, kan?

Cleo: Diana orangnya baik kok asal lo beneran nunjukkin pengen temenan sama dia dan bukannya ngedeketin karna mau bully dia. Hm, bener juga sih, tapi gue lebih suka dipanggil nama doang. Jadi lo harus panggil gue gak usah ada kak'nya, ya?

Chloe: Aku bahkan tidak punya niat membullynya. Ah, memang boleh pake nama doang? Kan gak sopan.

Cleo: Kalo sama gue boleh-boleh aja kok. Gausah panggil 'kak', ya?

Chloe: Iya, deh. Oh, aku hampir lupa nanyain ini. Kamu masuk fakultas dan jurusan apa? Kita satu universitas, kan?

Cleo: Padahal kita satu fakultas loh.

Chloe: Seriously?

Cleo: Hm. Aku jurusan fisika di fakultas matematika dan IPA. Chlo, lo suka fotografi gak?

Chloe: Oh, fisika. Uhm, suka. Kenapa?

Cleo: Gak jauh dari kampus ada penutupan pameran yang diadain komunitas fotografi se-Indonesia. Kesana, yuk? Aku jemputin.

"Itu kan pameran yang mau kudatangi sejak pembukaannya!" seru Chloe menatap ponselnya berbinar.

"Mumpung ada teman, kenapa enggak?" Chloe mengetik balasan menyetujui ajakan Cleo dengan cepat.

"Lagian, aku juga lagi sebel sama Darren dan pusing sama tugas yang ngalir mulu. Refreshing dikit boleh kali, ya?" Chloe pun beranjak dari kasurnya untuk bersiap-siap.

Dan... Chloe menghiraukan semua notifikasi dari Darren yang sudah menginjak angka ratusan.

...~~~...

CHLOE POV

Aku tidak menyangka kalau Cleo memiliki pengetahuan yang begitu luas mengenai fotografi. Mengobrol dengannya benar-benar menyenangkan sekalipun bicarain topik yang berat untuk dibahas.

Jujur, pameran ini jadi membosankan karna semua rasa tertarikku berada pada Cleo dan segala pengetahuannya. Cowok manis dengan mata dan senyum teduh itu memiliki daya tarik yang jarang dimiliki cowok-cowok lainnya.

"Aku baru tau ada cara memotret yang seperti ini." Aku tersenyum puas menatap hasil jepretanku.

"Aku jarang menggunakan DSLR, karna aku lebih suka Polaroid."

"Cewek banget, ya?" Cleo tertawa kecil dan dengan cepat mengarahkan DSLR miliknya kearahku dan menjepretnya.

"Cie, candidnya aib. Sabi nih buat ulang tahun, ya?" Cleo dengan wajah mengejek menunjukkan fotoku yang bengong seperti orang bloon. Muka-muka orang antara sadar tak sadar sedang difoto.

"Ih, hapus fotonya, Cle!" seruku berusaha merebut DSLR miliknya namun dengan tanggap ia naikkan tangannya dengan tinggi. Aku mendongak dan menatapnya datar, "Cleo betein banget."

"Jangan ngambek gitu. Minum es kopyor deket sini, yuk? Gue aus." Tanpa permisi Cleo merangkul bahuku dan berlari menerobos orang-orang dengan tawa yang lepas.

Tawa Cleo seperti anak-anak yang polos dan aku menyukainya. Aku tidak bisa menahan diri untuk ikut tertawa bersamanya dan menikmati sore yang cerah ini. Ah, ini menyenangkan sekali!

See you in next chapter....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!