LUKA KEEMPAT {2}

AUTHOR POV

"Aku... hiks... pul... hiks... lang..." Chloe terisak sambil melepaskan sepatunya dengan tertatih. Tak ada jawaban tapi Chloe menyadari keberadaan seseorang yang berdiri didepan pintu. "...hiks... DEW... Eh?!" Chloe mundur selangkah dengan wajah syok karna yang ada didepannya bukanlah Dewi melainkan Daniel.

"Chloe, kenapa nangis gitu? Ada apa?" tanya Daniel khawatir membuat Chloe bukannya menjawab tapi malah semakin menangis.

"Loh? Chloe kenapa? Duh, ayo masuk dulu..." Daniel dengan hati-hati menarik tangan Chloe yang menangis untuk memasukki rumah gadis itu. Daniel mendudukkan Chloe diatas sofa dan ia sendiri berjongkok dibawah sofa sambil mengelus tangan Chloe agar kembali tenang.

Dengan sabar Daniel menunggu Chloe menangis, sesekali tangannya mengusap air mata diwajah Chloe atau menggigit bibir untuk menahan tawa saat melihat dengan jelas wajah Chloe yang seperti anak kecil saat menangis apalagi dengan wajah memerah dan ingus yang diserotnya kembali.

"Jadi, kenapa kamu nangis gini? Ada yang jahatin kamu di universitas baru?" tanya Daniel sambil menggenggam tangan Chloe dan menatap gadis itu serius.

"A-apa sih, kak... udah kayak bapak-bapak protektif aja." Chloe tertawa kecil dengan sisa isakkan dibibirnya. "Kenapa jongkok gitu? Mending duduk diatas sofa aja."

"Enggak ah, disini aja biar liat mukamu lebih jelas." Daniel mencubit hidung Chloe dengan gemas. "Jangan nangis, ya. Lebih cantik ketawa kayak tadi loh." Daniel melepaskan cubitannya dari hidung Chloe.

"Gombal terus, kak." Chloe bangkit dari sofa yang ia duduki untuk duduk dibawah sofa disamping Daniel yang berjongkok.

"Ketua panitia OSPEKnya nyebelin banget. Bikin aku benci banget pada pandangan pertama."

Daniel duduk bersila lalu tersenyum tipis kearah Chloe yang sibuk mendumel tentang betapa besar kebenciannya itu.

"Jangan terlalu benci, nanti bisa berubah jadi benar-benar cinta loh."

"Gak mungkin cinta! Chloe udah punya pacar kok." Chloe memposisikan duduknya untuk menghadap Daniel. Senyum Chloe mekar dengan perlahan.

"Ayo dong kak, ucapin selamat gitu."

"Pacar? Sejak kapan? Sama siapa?" tanya Daniel beruntut dengan alis bertaut.

Chloe tesenyum dengan wajah semakin berseri dan entah kenapa Daniel sangat kesal melihat senyum tersebut.

"Iya, baru-baru aja kok. Namanya Darren, itu loh yang waktu itu ikut bantu lamaran untuk Kak Greisy. Pokoknya yang paling keren."

"Oh, Darren yang cemburu denganku dan bikin alasan cari angin padahal lagi ditempat terbuka itu, ya?" Daniel manggut-manggut tak tertarik sedangkan Chloe mengangguk semangat dengan wajah yang makin bahagia.

"Udah jadian, ya? Selamat deh."

"Hehehe, makasih-" Chloe berucap sambil senyum-senyum dan Daniel disampingnya menatap bete bercampur kesal. "Oh iya, kok kak Daniel bisa datang kesini?"

"Gatau, kangen kamu kali." Daniel meringis melihat Chloe memicingkan mata. "Iya, iya, jadwal pemotretannya dimajukan dari yang udah ditentukan. Tapi, soal kangen kamu tadi serius juga kok."

"Hm, terserah, terus tau aku tinggal disini darimana?" tanya Chloe mencoba melupakan masalah kangen-kangen barusan.

"Rasanya aku belum kasih tau ke kak Daniel deh."

"Susah ya kalo bukan prioritas, jadi suka lupa dikasih tau hal penting begini."

"Bukan gitu, aku belakangan ini juga sibuk nyiapin diri untuk OSPEK. Ah, tapi sekarang sudah tau juga, kan?" Chloe memainkan ujung rambut dengan salah tingkah saat melihat wajah meragukan dari Daniel. "Ish, kalo gak percaya yaudah."

Chloe tak berkedip saat melihat tawa lepas Daniel didepannya yang terdengar begitu renyah dan polos secara bersamaan. Lucunya kayak anak kecil, batin Chloe tanpa sadar tersenyum lembut melihat sosok Daniel didepannya.

"Oh iya, kalo gak keberatan kamu mau nemenin aku jalan? Tenang, nanti ditraktir kok." Daniel mengacak-acak rambut Chloe saat gadis itu tanpa ragu mengangguk dengan semangat.

"Yaudah, aku ganti baju dulu. Tunggu sebentar ya, kak."

...~~~...

Daniel tertawa terbahak-bahak melihat Chloe yang masih terus berjuang memakan oseng-oseng mercon pesanannya sekalipun matanya sudah berair dan menghabiskan bergelas-gelas minuman. Daniel sendiri sudah menghabiskan gudegnya dan sekarang tengah menikmati hiburan didepannya a.k.a Chloe yang kepedasan.

"Kalo gak tahan gak usah dimakan lagi, Chlo." Daniel mencoba menetralkan tawanya walaupun tidak sepenuhnya berhasil.

"Ssshh.... Huwaaaa... enaaakkk... sshhhh... masih... huwaaaa... tahaannn..." Chloe meminum air esnya lagi sebelum lanjut makan.

Daniel menumpukan wajah dengan tangannya, menikmati momen yang menurutnya berharga ini. Menghabiskan waktu dan bersenang-senang bersama Chloe saja mampu membuat moodnya baik dan ingin terus bersama gadis itu. Kadang, Daniel tidak paham sama apa yang ia rasakan. Daniel ingin menjadi sosok kakak yang melindungi Chloe, tapi jauh didalam hatinya tidak mau Chloe hanya sekedar menjadi sosok adiknya. Daniel... ingin lebih dari sekedar kakak untuk Chloe dan kenyataan itu sedikit

demi sedikit baru ia sadari.

"Masih kepedasan, ya? Cari es krim, yuk?" tawar Daniel sambil mengulurkan tangan dan diterima dengan antusias oleh Chloe. Untuk sementara biar begini saja dulu, sekalipun sudah ada yang punya aku tidak peduli. Untuk saat ini Chloe adalah milikku, batin Daniel sembari mengeratkan genggaman tangannya dan Chloe.

...~~~...

DARREN POV

Hari ini bosenin banget. Mana hpnya Chloe gak bisa dihubungi lagi. Kebiasaan banget tuh anak malas charger hp padahal itu barang paling penting dalam masa LDR kayak gini.

"Lenka, ini beneran gak adil! Lo pake cheat, kan? Ngaku lo!"

"Emang game balapan kayak gini ada cheatnya? Kak Arsen kalo payah tuh payah aja! Gausah nuduh-nuduh Lenka begitu!"

"Gue gak pernah kalah sebelumnya tau!"

"Lenka kan hebat."

"Enggak mugkin!"

"KENAPA KALIAN BACOT BANGET? GAK NGERTI ORANG LAGI GALAU, YA?!" teriakku pada kedua orang yang sangat berisik yang entah kenapa merusuh dirumahku disaat tidak tepat begini.

"Kalo mau galau yaudah sana pergi jauh-jauh! Repot banget lu jadi manusia!" usir Arsen dengan kejamnya.

"Iya, sana kak pergi aja yang jauh." Lenka ikut menimpali dengan tangan seperti mengusir hewan.

"Argh! Ini rumah siapa sebenarnya, hah?! Dasar kalian dua iblis sialan!" aku bangkit dari sofa yang kududukki lalu berjalan mendekat kearah Arsen dan Lenka yang lesehan diatas karpet dengan makanan berhamburan disana-sini. "Buset, beneran kayak dirumah sendiri... bersihkan itu semua!"

"Ini kan rumahnya om Gary dan tante Angel, kenapa kak Darren sewot banget sih?" Lenka melempar dengan asal konsol PS milikku. Ya Tuhan, bocah ini benar-benar...

"Kalo kita berdua iblis, berarti pacar kakak itu juga iblis dong?"

"Enggaklah! Chloe itu sosok malaikat dan gak bakal mungkin sama kayak kalian." Aku memberi pembelaan untuk Chloe. Enak saja mereka menyamakan Chloeku dengan iblis-iblis dekil kayak mereka.

"Chloe? Malaikat? Malaikat maut kali, ah!" Arsen tertawa kencang membuat Lenka yang risih menyumpal dengan bungkus keripik yang sudah kosong. HAHA mampus!

"FUWAAAHH! Ck, sini lo kita tanding lagi!" tantang Arsen kepada Lenka yang sama sekali tidak memedulikannya. Kasian jomblo satu itu, adeknya aja gak meduliin.

"Kak Ren, bisa kita bicara sebentar?" tanya Lenka dengan wajah yang serius.

"Bisa." Aku mengangguk dan detik berikutnya Lenka memberi isyarat untuk mengikutinya yang menuntun jalan dimana tempat yang ia pilih. Sepertinya tanpa disuruh pun rumah ini beneran dianggap rumah sendiri.

...~~~...

AUTHOR POV

"Thanks for today, Chlo." Daniel mengusap kepala Chloe dengan ringan. "Nanti cuci tangan, cuci kaki, gosok gigi, dan berdoa sebelum tidur, ya!"

"Chloe bukan anak kecil lagi, kak." Chloe tertawa kecil. "Kapan-kapan kita jalan lagi ya, kak!"

"Tapi giliran kamu yang traktir nanti. Yaudah, aku pergi dulu." Daniel sedikit merasa berat untuk berpisah dengan Chloe hari ini. "Oh, tunggu!" seru Daniel berbalik dengan cepat dan tepat sebelum Chloe menutup pintu rumahnya.

"Ada apa lagi, kak?" tanya Chloe heran. Memikirkan mungkin ada sesuatu milik Daniel yang ketinggalan. Chloe menjadi semakin heran saat tiba-tiba Daniel berlari kecil kearahnya lalu memeluk tubuhnya dan...

CUP!

"Good night." Daniel baru benar-benar pergi setelah mencium kening Chloe dengan lembut dan memeluk tubuh mungil gadis itu.

"Oh tidak..." gumam Chloe dengan tubuh melemas dan tatapan kosong saat Daniel sudah tidak ada lagi dihadapannya. Dengan wajah yang memerah Chloe menyentuh dadanya yang berdegup tidak karuan. "Ini gawat... jantungku berdetak tidak seperti biasanya... detakan yang sama seperti... didekat Darren..."

Chloe mulai gelisah dengan perasaan yang ia milikki sekarang.

See you next chapter!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!