LUKA KEDUA

CHLOE POV

"Oke, semua sudah siap." Aku menutup resleting ransel besar ku kembali.

"Kak Chloe kenapa perginya cepat banget? Lenka bakal belajar sama siapa nanti kalo mau UN?" Lenka yang sedari tadi cuma duduk diam memperhatikan dikursi belajar ku kini membuka suara.

"Kak Arsen bisa ngajarin, kan?" Atau kamu bisa belajar sama kak Greisy?" Aku mengerutkan kening dengan pemikiran barusan. "Sorry, aku lupa mereka berdua tidak bisa diharapkan."

"Nah, tuh tau sendiri!" Lenka bangkit dari posisi duduknya lalu menghampiri ku dengan ekspresi serius. "By the way, ada yang pengen Lenka tanyain tapi gak kesampaian terus."

"Apa?"

"Kak Chloe pacaran sama kak Darren, kan? Terus kak Daniel mau dikemanain?" Tanya Lenka membuatku terbelalak. Kenapa jadi bahas Kak Daniel? Lagian aku ini cuman lucky fans yang bisa berteman dengannya saja kok.

"Apa urusannya dengan kak Daniel? Intinya, aku dan Darren itu sudah berpacaran dan gak ada urusan sama kak Daniel." Aku menggendong ransel dibahu sebelum keluar dari kamar. Namun, belum sempat aku membuka pintu kamarku, Lenka membuka suara kembali hingga tubuh ku menegang.

"Kedepannya siapa yang tau, ya? Kak Chloe lebih baik kurang-kurangin mimpi bisa bareng kak Darren deh. Sekarang mungkin memang taken sama kak Darren.... Setahun lagi siapa yang tau?"

"Apa salahnya berharap bisa bareng dengan orang yang disukai? Dan barusan tadi apa kamu mendoakan cepat putus?" tanya ku tak Terima sembari berbalik kearah Lenka yang memasang senyum menyebalkan. Ck, anak ini benar-benar.

"Kak Chloe sama kak Darren kedepannya bakal LDR loh. Yakin bisa langgeng? Terlebih... Disana pasti banyak cowok-cowok baik lainnya disaat kak Darren jauh." Lenka berjalan menghampiri ku masih dengan senyum menyebalkan nya. Saat tepat disamping ku, Lenka berbisik sebelum membuka pintu kamar dan berlalu meninggalkan ku sendirian. "Entah kenapa.... Lenka gak yakin hubungan kalian berdua bakal bertahan lama."

Aku mengepal kan kedua tangan ku karena terpancing dengan ucapan Lenka. Tidak hanya dia, aku pun beberapa hari ini mulai tidak yakin. Banyaknya pengalaman kudengar dari orang-orang yang hubungan jarak jauhnya kandas dan berakhir tragis. Walaupun aku bisa dibilang belum dewasa, tapi apa salahnya menginginkan hubungan yang serius tanpa berakhir begitu saja?

DDDRRRRTTTTT

Aku meraih ponsel disaku celana jeans ku dan sebuah senyum tak dapat kutahan saat nama Darren tertulis di layar.

"Halo, ren? Kamu jadi antar aku ke Jogja hari ini?" Tanyaku to the point membuat Darren terkekeh. Ah, pasti muka Darren gemesin deh sekarang.

"Iya dong, kamu cepetan turun deh, aku ada di lantai bawah loh."

"Seriously?" Aku mematikan panggilan lalu keluar kamar untuk ke lantai bawah. Benar, tepat didepan tangga Darren telah berdiri dengan tangan merentang lebar dan sebuah senyum lucu seperti bocah kecil. Aku tertawa dan tanpa canggung melompat kedalam pelukan Darren yang hangat dan menjadi favorit ku.

"Lo berdua najis banget! Mau dikatain couple goals, hah?" Sewot seseorang yang kukenal baik dari suaranya, siapa lagi kalo bukan Arsen si perusuh?

Darren melepaskan pelukannya untuk berbalik badan agar bisa menghadap dimana Arsen dengan tampang songongnya berdiri.

"Makanya, bro, jangan kelamaan jomblo."

Arsen mencibir sebelum berjalan mendekat ke arah ku dan Darren. Aku menggeram kesal saat tanpa dosanya Arsen menyempil di tengah-tengah dan merentangkan tangan hingga aku maupun Darren terdorong kesamping. Ya Tuhan, kenapa hamba memiliki adik-adik gak benar semua?

"Pagi-pagi tuh kerja, cari uang buat makan. Kalian berdua malah berzina kayak gini? Sebagai adik dan teman yang baik, gue gak akan biarin dunia semakin tercemar sama dosa-dosa yang diperbuat oleh makhluk-makhluk pendosa seperti kalian." Mendengar ceramah yang sangat tidak pantas diucapkan oleh makhluk seperti Arsen tentu saja membuatku kesal.

"Kalau kamu sudah menghapus koleksi di laptopmu baru boleh ngomong kayak gitu, wahai seorang pendosa!" Seruku membuat Arsen mengacak-acak rambutku yang sudah rapi-rapinya ku ikat tinggi.

"LO BUKA APA DI LAPTOP GUE, HAH? DASAR CEWEK MESUM LO!" teriak Arsen super berisik. Aku menyingkirkan tangannya dari rambut ku lalu menyeringai lebar.

"Tunggu dulu, memangnya aku pernah ngebuka-buka laptopmu?" Tanyaku membuat Arsen kicep. "Mesum? Jadi di laptopmu beneran ada koleksi iya-iya nya? Wah, kamu ini ternyata seorang pendosa yang sesungguhnya."

"Bacot lo, Chlo." Arsen menyentil keningku dengan kejam sebelum berlari ke lantai atas. Aku meringis sambil mengelus dahiku yang terasa perih, tapi rasanya puas sudah membuat Arsen kesal. Kepuasan yang tak ada duanya.

"Jidatmu merah tuh, Chlo." Darren menangkup wajahku dengan kedua tangannya. "Aku sembuhin mau, ya?" Darren mencium keningku dengan lembut.

ASDFGHJKPOUITYREQ! Rasanya aku ingin sekali salto mengelilingi rumah saking senang nya. Gila, siapa yang menyangka Darren ternyata semanis ini! Sebagai perempuan yang diam-diam suka iri melihat relationship goals di tumblr, ini beneran membahagiakan. Please, adakah seseorang yang mengabdikan momen ini? Mau aku post di ask.fm dan instagram nanti.

"Ehem, apa yang kalian lakukan, Chloe, Darren?" Suara berat milik ayah membuat kesenangan ku bubar. Aku maupun Darren mau tak mau saling menjauhkan diri saat sosok ayah berjalan mendekat lalu menyerahkan sebuah map. "Nih, tiket pesawat, alamat rumah barumu, dan semua hal penting lainnya yang udah ayah urus buat kamu."

"P-pesawat? Pake kereta atau mobil kan bisa?" Aku meraih map tersebut dengan cepat lalu membukanya dengan tak sabar untuk memeriksa isinya. Benar-benar lengkap. Bahkan ayah memberikan daftar tempat makan enak dan murah juga. "Oh iya, kenapa ayah membeli rumah? Chloe kan bisa ngekos, itung-itung jadi mandiri."

"GAK!" teriak ayah membuatku bergerak mundur karena kaget. Aku mengelus dadaku dan memandang ayah speechless. "Ayah masih sanggup belikan kamu rumah jadi gak usah ngekos!"

"Apaan sih ribut banget!" Teriakan melengking dari seorang wanita yang tak sadar diri kalau dia juga berteriak. Biasanya yang kayak gini tuh kak Greisy dan itulah kenyataan nya. Dengan wajah bantal kak Greisy berjalan tertatih menghampiri ayah. Hm, drama pagi ini akan dimulai.

"Kamu sendiri juga ribut, Greisy." Ayah mengunci leher kak Greisy dengan lengannya. "Untung aku sayang sama kamu, ya?" Ayah menjitak kepala Greisy didalam kuncian lengannya sambil tertawa. Mengabaikan kak Greisy yang meminta dilepaskan sambil berteriak bising.

"Lebih baik kita tinggalkan mereka, ren." Aku menarik tangan Darren yang sedari tadi hanya diam tak mengeluarkan suara. Lagi-lagi Darren terlalu banyak berpikir dan aku yang harus berusaha keras untuk menerka-nerka apa yang ia pikirkan. Namun, aku terlalu bego masalah membaca pikiran dan hati seseorang.

...Happy Reading guys<3...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!