LUKA PERTAMA

AUTHOR POV

Chloe memandang dengan kosong kertas-kertas yang berserakan di atas kasurnya, sedangkan sahabat kecil nya, si Hana, yang duduk di seberang nya menatap wajahnya dengan mulut menganga lebar.

"Hana gak tau lagi monster macam apa Chloe ini... Bisa-bisanya dapat 20 jalur undangan dari Universitas dalam maupun luar negeri! Sinting!" Hana menggembungkan pipinya saat melihat tatapan tajam dari Chloe yang terganggu dengan teriakan nya. " Sekarang Chloe mau pilih yang mana? Tinggal tunjuk aja tuh!"

"Aku jadi galau sendiri, padahal kan cuma iseng doang loh ikut daftar jalur undangan ini... gak taunya berhasil semua, ya?"

"Iseng? Ikut jalur undangan cuma iseng? Chloe sudah sakit jiwa!" Hana melotot saat Chloe menyumpal mulutnya dengan kertas. Hana mengeluarkan gumpalan kertas di mulut nya lalu menatap Chloe semakin geram. "Hana bahkan gagal di jalur regular, ini beneran gak adil! Kenapa Chloe gak kasih seperempat prestasinya buat Hana aja sih? Itu gak bakal ngurangin kepintaran Chloe kok!"

"Aku pengen nerima yang Harvard University," Chloe mengambil salah satu kertas dengan lambang Harvard University dan mengabaikan Hana yamg makin naik darah saja. "Aku pengen jadi penerus ayah, menjadi salah satu mahasiswa di sana dan menjadi orang sukses dengan banyak ilmu!"

".... Akhirnya Chloe kembali membanggakan sosok om Chris, ya?" Hana tersenyum ketika melihat Chloe yang menatap kertas ditangan nya dengan mata berbinar. "Hana yakin banget pasti Chloe nanti jadi mahasiswa terjenius deh."

"Amin," ucap Chloe. Chloe merapikan kertas-kertas yang berserakan di atas kasurnya sebelum merebahkan diri di atas kasurnya. "Kamu sendiri bakal daftar di Universitas apa lagi selanjutnya?" tanya Chloe sembari memiringkan posisi tubuhnya untuk menatap Hana yang duduk bersila disamping nya.

"Hana sih pengennya kuliah di UI aja." Hana menaikkan sebelah alisnya saat melihat Chloe yang tertawa. "Kenapa ketawa gitu? Ngejek, ya?"

"Enggak kok, dih baperan banget." Chloe kembali tertawa saat Hana memukulinya dengan bantal sambil berteriak kesal. "Hahahaha.... berhenti atau gak ku restuin sama Arsen, ya?" Hana langsung terdiam dan berhenti memukuli Chloe.

"Ancamannya jahat, ih."

...~~~~...

"Ayah bangga sama kamu, Chloe." Chris mengacak rambut Chloe.

"Nanti kalo ada miss Clare, bilang ya mahasiswa paling ganteng nya titip salam."

"Chris!" seru Greisy yang dengan tidak berperikeistrian melempar Chris dengan keripik singkong ditangannya. "Sudah tua bukannya tobat malah jadi genit."

"Apasih, sewot aja!" Chris meraup keripik singkong diatas pangkuan Greisy lalu melemparnya ke wajah si istri, sedangkan ketiga anak yang menonton aksi bocah itu hanya menghela nafas berat. Chloe, Arsen, maupun Lenka sudah biasa melihat perkelahian semacam itu semenjak kurang lebih dua bulan pernikahan kedua dari ayahnya dengan Greisy. Terkadang kalau sudah parah bisa membuat Arsen turun tangan menjadi wasit perkelahian nya.

"Ayah, kak Greisy, gak bisa kalau gak berkelahi, ya? Di mana-mana orang habis nikah itu mesra-mesraan, bukannya berkelahi kayak gini!" seru Chloe membuat dua pasangan yang saling melempar keripik singkong itu menoleh bersamaan.

"Mesra-mesraan? Itu sih urusannya kalo sudah didalam kamar aja." Chris berkata enteng yang langsung dibalas tabokan Greisy. "Kamu sudah berani durhaka sama suami sendiri, hah? Gak bakal kubiarkan kamu tidur malam ini!" Chris dengan sekali sentak menggendong Greisy dibahu kirinya seperti mengangkut karung beras. Chloe, Arsen, dan Lenka hanya melongo saat mendengar tawa jahat dari Chris dan jeritan dari Greisy yang minta dilepaskan sebelum dua orang itu pergi dari ruang keluarga dengan keributan mengisi rumah.

"Kenapa pasangan itu semakin lama terlihat sangat bodoh? Huh, lebih baik Lenka ngerjain PR aja." Lenka berdecih pelan sebelum berbalik dan pergi dari ruang keluarga untuk kembali ke kamar.

"Tuh, Lenka aja belajar. Masa kamu enggak?" Chloe tersenyum miring saat melihat Arsen yang memutar kedua bola matanya dengan jengah.

"Bacot juga ya lo, Chlo." Arsen mengusap rambutnya yang acak-acakan kebelakang sebelum pergi meninggalkan tempat itu juga sembari mendumel. Sekarang hanya ada Chloe sendirian di ruang keluarga itu.

Chloe memainkan ponsel pintarnya untuk menekan sebuah nomor yang sudah ia hapal diluar kepala. Dengan sabar Chloe menunggu seseorang di seberang sana menerima telpon darinya.

"Halo, Chlo, ada apa?" sapa seseorang diseberang sana membuat senyum Chloe merekah.

"Darren! Aku ada kabar baik loh!"

"Kabar baik? Apaan? Ayo, ayo cerita!"

"Aku bakal kuliah di Harvard!" Hening. Chloe terdiam saat tak ada respon dari Darren. ".... Ren? Kamu dengerin aku, kan?" tanya Chloe sedikit takut-takut.

"H-harvard?" Darren bertanya dengan suara penuh keraguan. Chloe mengangguk pelan dan ikutan ragu, walaupun Darren tidak bisa melihat hal itu. "T-tapi... Harvard itu sangat jauh... k-kita bakal terpisah benua, samudra, bahkan zona waktu."

"Walaupun begitu, kita tetap bisa Skype atau line, kan? Aku bakal luangin waktu buat kamu kok. Semampunya bakal aku lakuin buat kamu, Ren!" seru Chloe dengan perasaan campur aduk. Chloe bisa sangat jelas membaca maksud dari Darren yang tidak mau dirinya pergi. Sebenarnya Chloe pun tidak mau kuliah sejauh itu, tapi cita-cita Chloe dari dulu berada disana.

"... minggu ini ada perpisahan untuk kelas 12, kan? Kalo gak keberatan, mau berangkat sama-sama? Sekalian ada yang mau gue omongin sama lo." Darren terdengar sangat serius setelah lama terdiam. Sampai-sampai membuat Chloe mengangguk kuat sekalipun Darren tetap tidak bisa melihatnya. "Nanti gue jemput jam setengah 7, ya?"

"I-iya...." gumam Chloe. "Yaudah, aku tutup telponnya, ya?"

"Satu lagi, Chlo." Darren berucap cepat sebelum panggilannya diputus oleh Chloe. " Jujur, gue kurang setuju lo kuliah jauh-jauh... entahlah perasaan gue gak enak mikirinnya. "

...~~~~...

"Kayaknya dress ini lucu, deh?" Greisy mengangkat tinggi sebuah dress selutut berwarna biru pastel. "Tapi ini juga bagus... " Greisy meringis saat mengangkat sebuah dress tanpa lengan berwarna hitam yang panjang nan elegan. "Dan yang merah satu itu juga lucu!" Greisy mulai terlihat frustasi sembari membanting dua pakaian ditangan nya keatas kasur Chloe.

"Yaudah, pake yang ini aja." Chloe mengambil sebuah dress abu-abu dengan motif floral yang cantik.

"Ih, itu juga lucu!" seru Greisy semangat lalu meraih dress itu dari tangan Chloe. "Darren pasti bakal pangling, ya?" Greisy memainkan sebelah alisnya untuk menggoda Chloe.

"Intinya, sekarang kak Greisy make up-in aku aja deh." Chloe merebut dress abu-abu itu dari tangan Greisy. "Ayo cepetan diberesin bajunya sebelum keruang rias."

...~~~~...

"HAHAHAHA AKU MEMANG HEBAT! HAHAHAHAHA!" tawa Greisy dengan menggelegar nya ketika melihat hasil dari merias Chloe yang sukses membuat si sulung yang awalnya sudah cantik menjadi lebih cantik lagi. Bahkan, Chloe sendiri tidak percaya sosok yang ia lihat dicermin besar yang ada di hadapan nya itu adalah dirinya sendiri.

"Kak Greisy memang jago soal beginian, ya?" setelah itu Chloe merasa sangat menyesal sudah memuji Greisy ketika yang dipuji tertawa semakin luar biasa nyaring nya dan menyebalkannya.

See you in next chapter 🤗

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!