Aisyah terbangun tengah malam dan merasa kehausan.
''Aisyah haus.''
Aisyah memakai kerudungnya dan keluar dari kamar untuk mengambil segelas air putih didapur.
JDARRR.
Aisyah terkejut hingga menjatuhkan gelas yang ada ditangannya dan segera menunduk memegang kepalanya dengan gemetaran mendengar suara petir.
PRAKKK, JDARRR, HUSSS.
Suara kaca pecah dan suara gemuruh petir membuat Aisyah semakin gemetaran ketakutan dan lampu yang menerangi dapur tidak terlalu terang hingga membuat pikirannya melayang kemana-mana.
'Mama, Aisyah takut,hik, Yaa Allah kalau Aisyah ketemu hantu tolong ingetin Aisyah baca ayatul kursi ... ,'ucap Aisyah dalam hati dan memeluk lututnya.
Aisyah benar-benar ketakutan dan tak memiliki keberanian untuk berdiri melihat sekitar, Aisyah hanya terus menutup matanya dan bersembunyi dibalik meja dapur.
Tak, tak, tak.
Aisyah terkejut mendengar suara langkah kaki yang mendekat kearahnya.
'Astagfirullah,gimana nih kalau hantu yang datang,' ucap Aisyah panik dan semakin menenggelamkan wajahnya.
'Mama, Aisyah takut gelap,' ucap Aisyah berharap uminya datang dan menaranginya,namun Aisyah tau itu tak mungkin karna sekarang dia berada dirumah Umi fatimah.
Sebuah cahaya menyilaukan tiba-tiba menerangi Aisyah. Aisyah menelan salivanya dan perlahan mengangkat kepalanya.
''Kyaaaaaaaaa!!! Hantuuuuu!!!!''teriak Aisyah terkejut karena melihat wajah yang menyeramkan.
Cklekkk.
Lampu dapur menyala dengan terang dan terlihatlah seseorang yang memegang senter tadi bukanlah hantu melainkan Kenan.
''Kamu ngapain?''tanya Kenan yang saat itu masih terjaga karna urusan kantornya belum selesai dan mendengar suara barang pecah dan mengiranya maling, namun yang dilihatnya seorang gadis tengah memeluk lututnya dengan gemetaran.
''Ay... hik, cu..hiks..ma ma...u hik mi..hiks...num''ucap Aisyah terbata bata dan sebening air mata keluar dari pelupuk matanya.
Kenan memperhatikannya kemudian berbalik menuju lantai atas.
''Akan kutemani sampai lantai kamar,'' ucap Kenan membuat Aisyah buru-buru bangun dan membersihkan pakaiaannya yang berantakan lalu mengikuti kenan menuju kamarnya.
''Ini kamarmu, kan?''tanya Kenan yang diangguki oleh Aisyah. Kenan segera pergi tanpa sempat mendengar gumaman Aisyah.
''Terima kasih, kak,'' ucap Aisyah kemudian menutup pintu kamarnya.
...
Pagi hari
Aisyah terbangun tepat saat masjid berbunyi.
''Beh,tumben Aisyah bangun cepat, biasanyakan Aisyah tidur kaya kebo kata mama.''
Aisyah langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri kemudian mengambil air wudhu. Aisyah menatap dirinya didepan cermin sambil bergaya ala-ala artis terkenal di tv.
''Allah sayang sama aisyah,jadi Allah beri Aisyah wajah yang cantik,''ucap aisyah tersenyum polos.
Tok, tok, tok.
Mendengar ketukan pintu,Aisyah segera pergi membuka pintu.
''Wah,Aisyah sudah bangun,''ucap Umi Fatimah melihat Aisyah sudah rapi dan cantik.
''Iya dong Umi,kan Aisyah anak rajin,''ucap Aisyah mengangkat kedua tangannya dan menusuk kedua pipinya bergaya.
Umi Fatimah melihat tingkah aisyah yang benar-benar seperti anak kecil mencubit pipinya gemas.
''Iya Aisyah sangat rajin,'' ucap Umi Fatimah, kemudian menarik tangan aisyah untuk segera ke masjid agar tidak terlambat.
...
Tok, tok, tok.
''...''
Umi Fatimah tampak kesal mendengar tidak ada sautan apapun dari penghuni kamar tersebut.
''Kenan bangun!!!!'' teriak Umi Fatimah yang tidak menyangka anaknya itu masih belun bangun padahal jam sudah menunjukkan pukul 05:56. sebentar lagi jam enam, waktu subuh hampir terlewat.
Kenan segera bangun mendengar teriakkan Uminya dan melihat jam ditangannya.
''Astagfirullah,Yaa Allah Kenan kesiangan,''ucap Kenan segera keluar kamarnya menenangkan Uminya, kemudian melakukan shalat subuh.
''Maaf Umi, Kenan kesiangan,'' ucap Kenan dan segera masuk kekamarnya kembali.
''Huft. Alhamdulillah Ausyah tadi bertanya kenapa gak lihat Kenan,'' ucap Umi Fatimah, kemudian berjalan menuju dapur.
…
''Bibi,Aisyah aja yang masak!!!''ucap aisyah membujuk Bibi
''Ehhhhh,jangan Nak, biar Bibi yang masak,takutnya Umi marah,'' ucap Bibi yang berusaha melepaskan pisau yang ada ditangan Aisyah.
Aisyah menggembungkan pipinya kesal, keinginannya tidak terkabul yang ingin memasak.''Ayolah Biiii!!!''ucap Aisyah merengek.
''Aisyah memang mau makan apa?'' tanya Umi Fatimah yang melihat mereka berebutan pisau.
Aisyah langsung melepas pisau ditangannya dan berbalik melihat Umi Fatimah.
''Mau nasi goreng Umii ... ,''ucap Aisyah menundukkan kepalanya dengan jari telunjuknya yang saling menyatu dibelakang pungungnya
''Bibi bisa bikinin, kok,'' ucap Bibi yang akhirnya mengetahui apa keinginan Aisyah yang dari tadi memaksa untuk menggantikannya
''GAK, Aisyah maunya bikin sendiri!!''ucap aisyah tegas dan tak mau kalah.
''Yaudah,yaudah, tapi Aisyah masak dibantu Bibi yah?'' ucap Umi Fatimah melihat Aisyah yang tak mau mengalah.
Seketika Aisyah tersenyum lebar dan memeluk Umi Fatimah.
''Wah,terima kasih Umi. Umi memang yang the best, deh,'' ucap Aisyah kemudian melepaskan pelukkannya dan bersiap untuk memasak.
…
Kenan tengah bersiap-siap, hari ini pekerjaannya akan segera tuntas untuk beberapa hari kedepannya,tinggal pengecekkan segala hal yang diperintahkan Abinya dan termasuk masalah yang baru saja muncul. Kenan keluar dari kamarnya dan berjalan menuju meja makan. Kenan membuka tudung saji dan melihat sebuah nasi goreng dan berbagai lauk lainnya.
''Nasi goreng? tumben Bibi masak nasi goreng,'' ucap Kenan. Kenan duduk dikursi dan mengambil nasi goreng,lauk, lalu menyantapnya sebelum pergi.
''Ah,nasi gorengnya enak yah?'' tanya Aisyah yang melihat Kenan memakan nasi goreng buatannya dengan lahap.
Kenan membalikkan kepalanya dan melihat Aisyah yang sudah rapi entah mau kemana.
''Iya, enak,'' ucap Kenan tersenyum membalas ucapan Aisyah.
''Kamu anaknya Umi?'' tanya Aisyah memastikan dugaannya.
''Iya,saya Anak Umi.''
Aisyah tersenyum dan duduk didepan kenan.
''Saya tak pernah lihat anak Umi. Pernah dengar aja sih dari para santriwati. Kenalin saya Aisyah, biasa dipanggil Aya,'' ucap Aisyah yang hanya ditanggapi dengan anggukan kepala oleh Kenan, karna mulutnya penuh dengan makanan. Aisyah tersenyum kecil dan menggambil nasi goreng dan lauk.
Tanpa mereka sadari Umi Fatimah tengah memperhatikan mereka dari dapur.
''Masyaallah. cocok banget anak Umi sama Aisyah,'' ucap Umi Fatimah gemas melihat mereka berdua
Setelah memasak tadi Aisyah merasa gerah dan memutuskan untuk mandi lagi, sedangkan umi dan abi sudah makan duluan karna abi harus kekantor.
''Benar kata Umi, mereka cocok''ucap bibi yang tak sengaja lewat dan melihat mereka berdua dengan mengajukan jempolnya dan teringat akan pesan yang harus disampaikannya.
''Sepertinya,Mama Aisyah tidak lama lagi akan sampai sini,'' ucap Bibi memberitahu Umi Fatimah.
''Benarkah?''ucap Umi Fatimah senang, karna sahabatnya akan datang berkunjung.
''Iya. tadi mama aisyah menelpon akan datang beserta papa aisyah,mereka juga tanya tentang aisyah, apa aisyah baik-baik saja,'' ucap Bibi menjelaskan.
''Mereka pasti tau, Aisyah akan kemana bila kabur dari rumah'' ucap Umi Fatimah tersenyum kecil mengingat tingkah lucu aisyah saat kecil. Dulu aisyah suka merajuk kepada orang tuanya dan selalu datang kepadanya untuk melapor.
…
Setelah selesai makan Kenan langsung pergi, namun terhenti mendengar pertanyaan Aisyah.
''Mau kemana?'' tanya Aisyah melihat Kenan dari atas hingga bawah yang terlihat sangat rapi.
''Kantor,'' ucap Kenan singkat.
''Oh,yaudah sana pergi!!!''ucap Aisyah dengan nada yang tampak mengusir. Kenan yang mendengarnya menjadi kesal, padahal Aisyah yang memberhentikannya, sekarang Dia malah diusir.
'Astagfirullah, tenang ... Dia cuma anak kecil!!!!'ucap kenan dalam hati menengaskan pada dirinya sendiri, bahwa Dia tidak boleh marah dengan Aisyah.
''Kok gak pergi?''tanya Aisyah yang melihat kenan terpaku diam.
''Ini mau pergi!!!''ucap Kenan cepat sebelum dia tambah kesal dan berusaha menenangkan perasaannya.
''Hadijah!!! hati-hati dijalan,'' ucap Aisyah dan bersiap untuk keluar.
…
Hal tersebut tak luput dari pandangan Umi Fatimah dan Bibi.
''Pftt,haha''Umi Fatimah menahan tawanya melihat tingkah mereka dari tadi.
''Pftt,Nak Kenan sama Aisyah jadi kaya suami sama istri,'' ucap Bibi yang ikut menahan tawanya.
''Iya Bi,Saya jadi tak sabar melihat mereka menikah,'' ucap Umi Fatimah. mereka akhirnya membahas berbagai hal tentang masa depan mereka berdua, padahal bertunangan secara resmi saja belum, tapi mereka sudah membahas hingga anak-anak mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments