kenan melihat kekiri dan kenan namun tak melihat apapun, Kemudian Kenan melihat pohon mangga yang tak jauh darinya dan melihat seorang Gadis tengah memeluk dahan pohon dengan kuat dan menangis ketakutan
''Astagfirullah,''ucap Kenan melihat Gadis yang tadi lompat-lompat untuk mengambil mangga kini memanjat pohon dan sepertinya tidak bisa turun.
''Om ... bantuin Aya turun hiks ... ,''ucap Aisyah melihat Om-om yang tadi menolongnya dan mungkin saja Dia akan menolongnya lagi.
''Sebentar aku cari tangga,''ucap Kenan, kemudian pergi mengambil tangga digudang rumahnya.
Aisyah segera mengelap air matanya dan juga ingusnya.Tak lama kemudian Kenan datang dengan sebuah tangga ditanganya. Kenan segera memasang tangga itu dan meminta Aisyah segera turun.
''sudah, sekarang turun!!''ucap Kenan sedikit kesal karna mencari tangga itu kemana-mana hingga Kenan ketimpa kardus barang barang bekas dan bajunya kotor semua.
Aisyah melihat kebawah dan memberanikan diri untuk turun. Aisyah menurunkan kaki kanannya dengan parlahan, namun ketika kaki kanannya menginjak tangga, tangga itu bergoyang sehingga membuat Aisyah segera menaikkan kakinya dan memeluk dahan pohon itu dengan semakin erat.
''Umiii, Aya takut ... ,''ucap Aisyah dengan mengigil ketakutan.
Kenan menghela napas dan bingung sendiri harus melakukan apa. Akhirnya kenan memutuskan untuk berusaha sebisanya untuk membujuknya turun.
''Kamu tenang dulu,tarik napas kemudian buang,''ucap Kenan berusaha menenangkan Aisyah yang tampak pucat pasih itu.
Aisyah mengangguk anggukkan kepalanya dan melakukan apa yang dikatakan oleh Kenan
''Sudah lebih tenang?''tanya Kenan memastikan. Aisyah mengangguk-anggukan kepalanya dan tersenyum kecil.
''Kalau gitu Kamu turun pelan-pelan. Tenang saja, gak bakal jatuh. kalau jatuh, Aku tangkap.''
Aisyah menelan salivanya dan berusaha memberanikan diri lagi. Saat kakinya menginjak tangga, tangga itu bergoyang-goyang, Kenan dengan cepat memegang tangga itu agar tidak bergoyang. Aisyah dengan gemetaran turun dengan perlahan.
''Alhamdulillah,''ucap Kenan bersyukur setelah Aisyah turun dengan selamat, namun Kenan terkejut melihat mata Aisyah yang berkaca-kaca.
''hiks... huaaaaa.''
Aisyah menangis dengan keras karna sangat takut dan Aisyah sepertinya tak akan mau memanjat pohon dalam waktu dekat. Kenan yang melihat Aisyah menangis menjadi kelabakan.
''ehhh, jangan nangis, ada yang luka?''tanya kenan.
Aisyah menggelengkan kepalanya dan tak menjawab pertanyaan Kenan. Kenan menjadi perhatian orang-orang rumahnya karna mengira kenan yang membuat Aisyah menangis.
''Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.''
Kenan menengokkan kepalanya dan menjawab salam orang tersebut.''Waalaikum...ussalam warahmatullahi wabarakatuh, Umi,''ucap Kenan tersenyum cangung melihat Uminya yang tengah menatapnya dengan tajam sambil tersenyum manis.
''Kenan habis ngapain?''tanya Umi Fatimah menaikkan satu alisnya.
''Kenan habis ... ,''ucap Kenan tergantung saat melihat Uminya semakin mendekat kearahnya. Kenan menelan salivanya dan melihat kearah Aisyah.
''Habis ngapain Anakku yang ganteng?''tanya Umi Fatimah penuh penekanan.
''Om ini habis bantuin Aya turun dari pohon Umi,soalnya Aya gak bisa turun,''ucap Aisyah yang sudah berhenti menangis saat melihat Umi Fatimah.
Kenan menghela napas lega karna sudah dibela oleh Aisyah dan mengatakannya dengan jelas. Umi Fatimah segera mengubah ekspresinya dan menghampiri Aisyah dengan khawatir.
''Kamu gak apa-apakan nak?''
''Gak apa-apa kok Umi,''ucap Aisyah tersenyum lebar hingga menampilkan giginya yang putih.
''Alhamdulillah, yaudah mari pulang, Sayang,''ucap Umi Fatimah menarik tangan Aisyah untuk pulang.
Kenan melihat kedua Wanita yang pergi itu yang dengan teganya menggabaikannya begitu saja. Kenan memutuskan tak jadi pulang kerumah dan berjalan menuju bagasi mengendarai mobilnya.
…
''Aisyah ngapain manjat pohon?''tanya Umi Fatimah.
Aisyah ingin berbicara namun terhenti. Aisyah membuka ikatan kerudungnya dan terjatuhlah mangga mangga itu keatas meja bahkan ada yang terjatuh dari meja. Aisyah memungutnya dan tersenyum lebar sambil menujuk mangga-mangga itu.
''Aisyah pengen makan mangga muda Umi,''ucap Aisyah.
''Astagfirullah,kerudung kamu kotor sayang,''ucap Umi Fatimah melihat kerudung Aisyah yang penuh getah mangga. Aisyah hanya tersenyum kikuk dan menatap mata Umi Fatimah.
''Maaf Umi,''ucap Aisyah menundukkan kepalanya.
Umi Fatimah menggeleng-gelengkan kepalanya.
''Aya ganti baju keatas, nanti biar Umi suruh bibi cuci,''ucap Umi Fatimah.
Aisyah mengangguk-anggukkan kepalanya dan membawa mangga-mangga miliknya kedapur. Aisyah berjalan menuju kamar yang selalu ditempatinya dan juga terdapat baju-bajunya disana, karna Aisyah suka menginap disana bersama mamanya dan selalu menggunakan kamar itu. Aisyah manaruh bajunya dan juga mamanya untuk jaga-jaga jika mereka ingin menginap tapi tanpa persiapan apapun.
Aisyah mengambil baju tidurnya dan mengganti pakaiannya. Aisyah menaruh pakaiannya di keranjang kemudian turun kebawah untuk memakan mangganya.
Saat sampai dianak tangga terakhir Aisyah berpaspasan dengan Bibi yang ingin naik membersihkan kamar Aisyah dan mengambil pakaiannya yang disuruh cuci oleh Umi Fatimah.
''Bibi kalau sudah selesai mau makan mangga sama Aya?''tanya aisyah.
''Nanti Bibi liat,''ucap Bibi tersenyum kemudian naik kelantai atas.
''BIBI HARUS TEMENIN AYA MAKAN LOH!!!''teriak Aisyah menggemparkan orang seisi rumah termasuk Umi fatimah yang sedang memeriksa buku-buku santrinya.
Bibi hanya menutup telinganya dan tersenyum kecil. Bibi sudah menganggap Aisyah seperti putrinya, karna sejak kecil Aisyah suka bermain kesini dan sering bermain dengan Bibi.
Aisyah dengan cepat mencuci mangga-mangga itu kemudian mengupas dan memotongnya dengan rapi, lalu Aisyah mengambil gula merah,terasi,cabe dan juga garam. Aisyah menggiris gula merah tipis tipis dan juga cabe, lalu aisyah mencampurkan semuanya ke dalam piring kecil kemudian mencelupkan mangga yang telah dikupasnya kedalam sambal buatannya.
''Enak banget,''ucap Aisyah kemudian melahap mangga-mangga itu.
…
''Assalamualaikum.''
''Waalaikumussalam warahmatullah,''jawab azka membuka pintu apartemennya.
''Loh, kok Lo kesini, sih, perasaan barusan tadi siang Lo pulang dari rumah Gw,''ucap Azka malas dan kembali menutup pintu apartemennya.
Kenan dengan cepat menghentikan Azka dan masuk keapartemennya.
''Ehh masa kamu gitu sih, aku datang baik-baik juga,''ucap Kenan melewati Azka dan merebahkan tubuhnya disofa milik Azka tanpa meminta persetujuannya.
''Enak yah? berasa rumah sendiri?''ucap Azka mengejek.
''Jangan cari ribut aku lagi pusing,''ucap Kenan memijat kepalanya.
''Baiklah,jadi silahkan cerita,''ucap Azka duduk dihadapan Kenan.
''Kamu tau gak ... ternyata umiku setujuh walau umiku baru-barusan tau dan abi juga gak minta persetujuan umi!!!''ucap Kenan frustasi.
''Aku pusing banget, kerjaan kantor makin numpuk dan tugas dari abi bisa gak selesai!!!''ucap Kenan melanjutkan
Azka menepuk pundak Kenan dan tersenyum
''Tentang pembangunan mesjid yang dijakarta dan pembangunan rumah itu, tenang aja, Aku bantu pantau,''ucap Azka memberi solusi.
''Gak sekalian pekerjaan kantor??''tanya Kenan tersenyum senang.
Azka dengan cepat menolak dan tersenyum sinis.''Maaf nih, bukan gak mau bantu, tapi pekerjaanku juga banyak.''
Kenan menghela napas dan mengira-ngira apa lagi tugasnya yang harus diselesaikan waktu dekat.
''Sepertinya aku akan sangat sibuk dengan perjodohan ini.''ucap Kenan yang memikirkan tentang berbagai acara yang akan ada nantinya.
''Eh bentar deh, kayanya Lo pernah ngomong sama Gw dulu bahwa Lo dijodohin sama anak balita, mungkin aja sekarang dia dah gede dan mau dinikahin, deh,''ucap Azka mengingat perkataan Kenan saat itu.
Kenan terkejut dan berusaha mengingat-ingat.
''Ah, dulu pernah ada teman mama yang bilang pengen jodohin Aku ama anaknya tapi kukira itu bercanda tapi ... ,''ucap Kenan menggantung dan menutup kepalanya dengan bantal sofa karna frustasi tidak bisa menerima bahwa dirinya akan menikah dengan perempuan yang tak dikenalnya sama sekali.
''Sudahlah terima saja kalau jodoh pasti tak akan bisa Kau batalkan,''ucap Azka pergi kedapur untuk membuatkan minuman.
10 menit kemudian.
Azka datang dengan sebuah cangkir ditangannya. Azka meletakkannya diatas meja dan memperhatikan Kenan yang tengah berkaca dan melihat wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments