Mutiara tidaklah bisa dilihat.

''Lo kenapa sih, Kenan?''tanya Azka yang risih melihat Kenan yang tak henti-hentinya memerhatikan wajahnya sendiri.

Kenan melihat Azka sekilas kemudian meletakkan kaca yang dipakainya dan bertanya dengan sangat serius.

''Mukaku jelek?''tanya Kenan yang membuat Azka tersedak ludahnya sendiri.

''Uhuk, uhuk, uhuk.''

Azka menepuk-nepuk dadanya agar merasa lebih baikkan. Kenan yang melihat azka terbatuk-batuk segera memberikan kopi yang dibuat azka. Azka segera meminumnya namun dengan cepat Azka memuntahkannya diwajah Kenan.

Pyuurrr.

''Astagfirullah, nih kopi masih panas!!''ucap Azka segera kedapur untuk meminum air biasa.

Kenan mengelap wajahnya dengan tissu yang ada dimeja dan segera pergi mencuci mukanya yang terasa sedikit panas karna ketumpuhan kopi Azka. Setelah selesai Kenan kembali kesofa tadi dan tidur disana.

''Hey, hey, masa Lo gak mau jelasin maksud pertanyaanmu tadi?''tanya Azka.Kenan langsung bangun dan dengan serius menatap Azka.

''Jadi Aku jelek? atau Aku ini terlalu tua?''tanya Kenan.

Azka langsung tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan Kenan

''Buahahahaha,masa Lo nanya hal begitu doang dengan serius,''ucap Azka menghapus air matanya karna tertawa terlalu keras hingga mengeluarkan air mata.

''Ayolah, Aku serius!!''ucap Kenan mulai kesal dengan Azka. Azka langsung berhenti tertawa dan memasang wajah seriusnya.

''Kau gak jelek malah sangat tampan diatas rata rata seperti diriku,''ucap Azka dengan bangganya.

''Lalu apa Aku ketuan?''tanya Kenan memastikan lagi dan menghiraukan sikap Azka yang kekanak-kanakan menurutnya.

''Hah? Lo masih nanya!! umur Lo tuh udah 30 tahun!!! jelas aja udah aki-aki,''ucap Azka kemudian tertawa hingga terpikal-pikal dan melupakan dirinya sendiri yang seumuran dengan Kenan.

Kenan menatap kesal kepada Azka dan merabahkan tubuhnya disofa itu dan berbalik ingin tidur. Azka langsung berhenti tertawa melihat Kenan yang sepertinya tidak senang.

''Ehhh maaf, Aku cuma bercanda,''ucap Azka yang mengira Kenan sedang marah dengannya.

''Aku gak marah,''ucap Kenan tanpa merubah posisinya

''Jadi ... ayok cerita!!!''ucap Azka penasaran apa yang membuat kenan menanyakan pertanyaan konyol itu.

Kenan membalikkan tubuhnya menghadap Azka kemudian menggunakan satu tanganya sebagai bantalan.

''Jadi pas pulang dirumah ada anak kecil terus dia manggil aku Om, tapi dari kuliat cara bicara dan berpakaiannya sih kaya anak remajalah, yah,terus dia deket banget sama umi dan bukannya seharusnya dia manggil aku kakak yah? akukan anaknya umi?''ucap kenan dan bingung sendiri kenapa memikirkannya, padahal itu cuma hal sepele.

'Mungkin karna Aku baru pertama kali dipanggil Om? biasanya, kan Aku dipanggil kakak'ucap kenan didalam hatinya.

''perempuan?''tanya Azka mengira-ngira

''iya.''

''pedofil!!!''ucap Azka tanpa pikir panjang dengan menutup mulutnya.

''Astagfirullah,ish bukanlah, masa Aku suka ama anak kecil!!''ucap Kenan terkejut dengan ucapan yang keluar dari mulut Azka.

''Tapi kata kamu dia dekat umimu, kan? bisa jadi dia yang dijodohkan denganmu tapi karna tubuhnya kecil jadi kaya anak-anak, deh''ucap Azka mengeluarkan isi pikiranya.

Seketika Kenan mengingat tingkah aisyah yang memanjat pohon dan tidur dengan berantakan. Kenan langsung beristigfar dan bersabar jika ini memang benar.

'Yaa allah kalau dia jodohku buatlah hati hambamu ini kuat untuk bersabar dan menerima semua ini yaa allah,' ucap kenan dalam hati dan segera berdiri untuk pulang.

''Makasih yah, Azka, dah jadi temen bicara, Aku mau pulang dulu, ganti baju juga, nih''ucap kenan kemudian membuka pintu apartemen Azka.

''Sama-sama, jangan lupa undang Aku kalau Kau jadi nikah beneran!!!''ucap Azka tersenyum lebar.

''Iya tentu saja, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,''ucap kenan dan pergi meninggalkan apartemen azka.

''Bibi, ini sambalnya enak banget, buatan Aya mah, kalah sama buatan Bibi, hosh, hosh''ucap Aisyah menahan pedas yang ada dimulutnya.

''Biasa dikampung Bibi pada suka pedes-pedes,''ucap Bibi memakan mangga.

Dari kejauhan Umi Fatimah tengah melihat Bibi dan juga Aisyah yang tengah asik memakan mangga muda itu

''Aduh enak banget, yah?umi boleh ikutan''tanya Umi Fatimah kemudian menghampiri mereka.

''Boleh kok, Umi,''ucap Aisyah.

Mereka memakan mangga itu dengan lahap tanpa memperhatikkan sekitar mereka sama sekali. sebuah sepasang mata tengah menatap mereka dengan merinding, melihat ketiga wanita itu melahap mangga yang sanggat asam.

''Assalamualaikum,''ucap Kenan dan melihat rumahnya yang tampak sepi. Kenan pun memutuskan untuk masuk kekamarnya dan saat melewati jalan munuju dapur Kenan mendengar sebuah suara. Kenan akhirnya mungurungkan niatnya ke kamarnya dan berjalan munuju dapur.

Glek

Kenan menelan salivanya saat melihat ketiga seorang wanita yang dua diantaranya sangat dikenalnya sangat menikmati sebuah mangga muda yang membuat Kenan memikirkan ke asamannya saja sudah membuatnya merinding habis-habisan. Kenan langsung berbalik dan berjalan menuju kamarnya secepat mungkin.

Kenan merebahkan tubuhnya dan pikirannya terbayang-bayang akan ucapan azka

''yaa Allah umi, abi, masa kalian jodohin kenan sama ... ,'' ucap kenan menggantung dan semakin pusing dibuatnya ketika mendengar dan melihat kontak yang menelponnya.

''Astagfirullah yaa allah, kepala Kenan terasa mau pecah,''ucap kenan yang benar pusing dibuatnya apa lagi dia sudah tidak tidur dua malam untuk menyelesaikan tugas kantornya 5 hari kedepannya.

Kenan terkejut ketika mendengar sebuah teriakkan keras dari lantai bawah. Kenan melihat jam dan ternyata dia tertidur cukup lama hingga sebentar lagi waktu maghrib. Kenan melihat keluar kamarnya namun tak melihat apa-apa akhirnya Kenan turun dan berjalan keluar rumah.

''Ihh, kang ujang sikirin uletnya, kyaaaaa''

Kenan menutup telinganya dan melihat asal suara dan ternyata Gadis yang sama lagi yang membuat masalah.

''Sudah nih, akang sudah singkirin, tuh''ucap tukang kebun itu membuang ulat kecil itu.

Aisyah dengan kesal menaruh tangannya di pinggang dan mengutukki ulat itu.

''Dasar ulat gak tau diri!!! jadi ulat aja selamanya, jalanya ngesot-ngesot kaya suster ngesot!!!''ucap Aya kemudian kembali memperhatikan pohon rambutan yang ada disamping rumah Umi fatimah.

Dari kejauhan Kenan melihat kelakuan Aisyah yang menurutnya sangat kekanak-kanakan dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Aisyah. Tak lama kemudian terdengar suara radio masjid, Kenan segera masuk kedalam rumah bersiap-siap akan ke masjid.

''Kenan!!!!''

Teriak seseorang dari balik kamarnya yang membuat kuping Kenan terasa mau pecah.

''Astagfirullah,''ucap Kenan segera keluar kamarnya.

Diluar kamarnya sudah ada Abinya yang melipat kedua tangannya dengan wajah kesal.

''A ... da apa Abi??'' tanya Kenan gugup.

''Ikut Abi keruang baca,''Ucap Abi Kenan pergi dengan menahan amarahnya.

Kenan dengan patuh mengikuti Abinya dan berharap kali ini Abinya akan memaafkannya lagi walau Kenan tau itu tak akan mungkin.

Dari dalam ruang baca terdengar suara Abinya yang bahkan hampir tak pernah terdengar marah, para pelayan yang melewati kamar itu bahkan bisa tau bahwa masalah yang Kenan buat bukan masalah kecil.

''Aku ingin itu, Aku ingin ini, Aku ingin semuanya~''ucap aisyah dengan riang sambil memakan buah rambutannya.

Sayup-sayup Aisyah mendengar suara teriakan Abi yang tak pernah marah menurutnya.

''Eh suara abi bukan, sih,''ucap Aisyah berhenti memakan rambutan

''Aisyah kepo!!!''ucap Aisyah kemudian berusaha mencari asal suara

Tanpa salam dan ketukkan pintu Aisyah langsung membuka pintu ruang baca itu ketika tau dari mana asal suara abi.

''Abikan sudah-''ucap Abi yang terpotong ketika melihat Aisyah diambang pintu.

Aisyah dengan polosnya duduk disofa dan ingin mendengarkan juga. Abi yang melihat tingkah Aisyah menghela napas dan sedikit bersyukur Aisyah datang, karna jika tidak bisa saja dia benar-benar akan memukul anaknya itu yang tak pernah bisa membuatnya tenang.

''Abi, Abi, Om itu kenapa??''tanya aisyah yang melihat Kenan hanya diam.

''Dia mau permen tapi gak Abi kasih karna nanti giginya ompong,''ucap Abi asal saja.

Kenan yang mendengar itu terkejut sekaligus ingin tertawa, namun tidak Kenan tunjukkan, takut Abinya semakin marah.

'zaman apa nih, Abi, mana ada yang akan percaya,'ucap kenan dalam hati dan melirik Aisyah.

''Kasian dong, Abi,''ucap Aisyah yang percaya akan ucapan Abi tanpa pikir panjang.

Kenan yang mendengar itu terkejut tapi tidak dengan Abinya yang tau sifat Aisyah yang terlalu polos.

''Yaudah, deh Aisyah mau pergi,''ucap Aisyah yang sudah tau permasalahannya, walau itu tak benar sama sekali.

Aisyah dengan cepat keluar dari ruangan itu dan berpikir dia sebaiknya juga tidak makan permen agar giginya tidak ompong.

''Abi harap kamu bisa menyelasaikan masalah yang kamu buat ini dengan cepat!!''ucap Abi kemudian keluar dari ruang kerjanya.

Kenan menghela napas dia tak bisa berpikir jernih saat itu dan bagaimana harus menyelesaikkannya, yang pasti akan sangat sulit diselesaikan dengan mudah.

Episodes
1 Mungkin takdir?
2 Siapa?
3 sudah ditakdirkan.
4 Mutiara tidaklah bisa dilihat.
5 ditulis takdir.
6 Terkadang tidak semuanya sesuai keinginan
7 jika takdir, maka tidak bisa dilawan
8 Kita terikat takdir.
9 Mempersulitmu
10 Sakitmu karna ketidak tahuanku
11 Kebaikan tak perlu terlihat
12 Hal yang tak ingin diingat
13 Perasaan yang terikat
14 Cobaan?
15 Semuanya sayang Aisyah
16 Bertemu sahabat lama.
17 santri pondok
18 Fitnah yang kejam
19 Kenyataannya
20 Manusia itu menyeramkan.
21 kelebihan, juga kekurangan
22 Takdirku adalah kamu.
23 Aku lelah, bawa aku pergi.
24 Sakitku, Sakitmu,Sakit kita.
25 Hidup tanpa kehadiranmu,sakit.
26 kakak
27 banyak pikiran... Stres.
28 3 hari lagi.
29 Azka... apakah kamu cinta pertamaku?
30 Sebelum pernikahan.
31 Pernikahan yang ditulis takdir.
32 Permintaan, suamiku.
33 Rendy dan umar
34 Malam yang indah.
35 Kita ... keluarga.
36 Dirumah baru kita
37 Ombak awal kisah kita.
38 Tersakiti
39 bertengkar
40 Jangan!! Nanti Aisyah jadi Janda.
41 ISTRI PRESDIR!!!
42 ''Aisyah kamu dimana?''
43 yang penting adikku bahagia
44 Hari ini... Hari ulang tahunku... Yang ke 19
45 Raina
46 Kuliah.
47 Dosen sementara
48 Perang batin
49 Jatuh sakit
50 Reuni
51 Pertemuan.
52 Marah.
53 Kenapa pulang larut?
54 Baikan.
55 Hukumannya?
56 Ayah sakit.
57 Saya mau liat cucu saya
58 Perjalanan Bisnis.
59 Apa itu honeymoon?
60 Aisyah dan masa lalu.
61 Ada yang salah.
62 Selingkuhannya suamiku.
63 Bertengkar.
64 Malaikat.
65 Menjemput
66 Pilihan
67 Berusaha berdamai
68 Bertemu
69 Sakit.
70 Hadijah.
71 Kakak
72 Jelaskan!!
73 Aku tidak menyangka.
74 Hadijah dan Kenan
75 Skandal
76 Kecewa.
77 Mama sudah tau
78 Skandal kedua.
79 Kalau Kenan ingin bercerai?
80 Persidangan
81 Terkurung
82 Hasil persidangan
83 Ketahuan
84 Hadijah hamil?! Skandal
85 Pulang
86 akur
87 Aisyah kecil.
88 Bahagia
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Mungkin takdir?
2
Siapa?
3
sudah ditakdirkan.
4
Mutiara tidaklah bisa dilihat.
5
ditulis takdir.
6
Terkadang tidak semuanya sesuai keinginan
7
jika takdir, maka tidak bisa dilawan
8
Kita terikat takdir.
9
Mempersulitmu
10
Sakitmu karna ketidak tahuanku
11
Kebaikan tak perlu terlihat
12
Hal yang tak ingin diingat
13
Perasaan yang terikat
14
Cobaan?
15
Semuanya sayang Aisyah
16
Bertemu sahabat lama.
17
santri pondok
18
Fitnah yang kejam
19
Kenyataannya
20
Manusia itu menyeramkan.
21
kelebihan, juga kekurangan
22
Takdirku adalah kamu.
23
Aku lelah, bawa aku pergi.
24
Sakitku, Sakitmu,Sakit kita.
25
Hidup tanpa kehadiranmu,sakit.
26
kakak
27
banyak pikiran... Stres.
28
3 hari lagi.
29
Azka... apakah kamu cinta pertamaku?
30
Sebelum pernikahan.
31
Pernikahan yang ditulis takdir.
32
Permintaan, suamiku.
33
Rendy dan umar
34
Malam yang indah.
35
Kita ... keluarga.
36
Dirumah baru kita
37
Ombak awal kisah kita.
38
Tersakiti
39
bertengkar
40
Jangan!! Nanti Aisyah jadi Janda.
41
ISTRI PRESDIR!!!
42
''Aisyah kamu dimana?''
43
yang penting adikku bahagia
44
Hari ini... Hari ulang tahunku... Yang ke 19
45
Raina
46
Kuliah.
47
Dosen sementara
48
Perang batin
49
Jatuh sakit
50
Reuni
51
Pertemuan.
52
Marah.
53
Kenapa pulang larut?
54
Baikan.
55
Hukumannya?
56
Ayah sakit.
57
Saya mau liat cucu saya
58
Perjalanan Bisnis.
59
Apa itu honeymoon?
60
Aisyah dan masa lalu.
61
Ada yang salah.
62
Selingkuhannya suamiku.
63
Bertengkar.
64
Malaikat.
65
Menjemput
66
Pilihan
67
Berusaha berdamai
68
Bertemu
69
Sakit.
70
Hadijah.
71
Kakak
72
Jelaskan!!
73
Aku tidak menyangka.
74
Hadijah dan Kenan
75
Skandal
76
Kecewa.
77
Mama sudah tau
78
Skandal kedua.
79
Kalau Kenan ingin bercerai?
80
Persidangan
81
Terkurung
82
Hasil persidangan
83
Ketahuan
84
Hadijah hamil?! Skandal
85
Pulang
86
akur
87
Aisyah kecil.
88
Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!