Episode 3

Berita kehamilan Zeva adalah hadiah besar bagi keluarga Anugrah dan Fedrick namun ternyata bencana bagi Zeva dan Samuel. Dalam waktu 3 jam berita itu sudah masuk berita nasional dengan judul “calon pewaris keluarga Fedrick”, dengan cepat juga berita itu sampai ke telinga kekasih Samuel yang membuatnya semakin marah dengan Samuel.

Karena Zeva masih dalam keadaan kurang baik, Samuel memutuskan untuk pergi keluar vila untuk menenangkan pikirannya yang kacau sementara Zeva sedang tertidur pulas siang itu.

Handphone Samuel terus berdering beberapa wartawan ingin melakukan wawancara dengannya,tentu saja hal itu di tolak oleh Samuel. Handphonenya kembali berdering namun dengan nada dering berbeda yang menandakan bahwa itu adalah kekasihnya, dengan cepat Samuel mengangkatnya.

“Apa-apaan kamu, kamu bilang pernikahan kontrak tapi sekarang istri palsumu itu hamil.” Ucap kekasih Samuel.

“Sayang, aku bisa jelaskan.” Jawab Samuel lembut.

“Jelaskan bagaimana hah, sudah dua bulan Samuel Fedrick, sudah dua bulan semenjak pernikahan kamu. Kamu tidak mengunjungiku dan putramu.” Ucap sang kekasih.

“Maafkan aku, besok aku akan berkunjung ke rumah kita.” Jawab Samuel.

“Besok, besok, dengan keadaan yang seperti ini kamu bisa bilang besok.” Ucap sang kekasih dengan suara yang semakin tinggi.

“Sayang ku mohon maafkan aku, aku tidak bisa datang sekarang. Keluarga besarku sedang berkumpul, aku mohon mengertilah, kamu kan tau aku hanya mencintaimu.” Jawab Samuel.

“Oke, besok kamu harus datang kalau kamu tidak datang aku akan datang bersama putramu di hadapan keluarga besarmu, ingatlah itu Samuel Fedrick. Kamu sudah membohongiku dua kali.” Ucap Keisya kekasih Samuel dan langsung memutuskan sambungan itu tanpa memberi waktu untuk Samuel.

“Sial, kenapa jadi seperti ini.” Batin Samuel menyesali perbuatannya.

Samuel sangat frustasi dia tidak tau apa yang harus dia lakukan, bagaimana bisa Zeva hamil hanya karena kesalahan satu malam. Samuel kembali ke vila, dia melihat Zeva sudah bangun dan sedang duduk bersama wanita-wanita lainnya dari keluarganya dan keluarga Zeva.

“Dari mana kamu sam??” tanya mama Maudy.

“Tadi Sam keluar sebentar ma, Sam permisi mandi dulu ya.” Jawab Samuel.

“Ya sudah, selesai mandi temani istrimu dia sedang hamil. Lebih perhatikan istrimu kedepannya.” Ucap mama Maudy.

“Baik ma.” Jawab Samuel tersenyum.

Lima menit setelah kepergian Samuel, Zeva permisi dan pergi menghampiri Samuel yang sedang berada di kamar. Sesampainya di kamar Zeva melihat Samuel berbaring dengan menyentuh kepalanya, tidak tega melihat suaminya seperti itu Zeva mengunci pintu kamar dan menghampiri Samuel.

“Kenapa di kunci??” tanya Samuel.

“Aku mau bicara, aku takut mama tiba-tiba masuk.” Jawab Zeva.

“mau bicara apa??” tanya Samuel kembali.

“Sebelumnya aku minta maaf, karena melakukannya bersamamu tanpa memikirkan hari ini akan datang. Aku juga minta maaf, aku lupa jika hari itu adalah masa subur bagiku. Jika kamu merasa terbebani aku bisa menggugurkannya, dan kita bisa bilang bahwa aku keguguran.” Ucap Zeva lirih tanpa melihat ke arah Samuel.

Samuel mendengar perkataan Zeva kaget dan merasa tidak percaya, perkataan kejam itu keluar dari mulut Zeva.

“Kamu sudah gila ya, kamu mau jadi pembunuh. Dan untuk apa kamu minta maaf akan hal itu, kita melakukannya bersama dalam keadaan sadar, kita sama-sama bersalah jadi jangan meminta maaf seperti itu seolah aku akan lari dari tanggung jawab. Bagaimana pun dalam kandunganmu itu anakku, aku yang menghadirkannya dan aku yang akan bertanggung jawab atas hidupnya, jadi jangan pernah berfikir untuk tidak melahirkannya.” Ucap Samuel dengan suara yang sedikit meninggi namun halus.

Zeva hanya terdiam dan kemudian keluar dari kamar, sebenarnya kata-kata yang dia ucapkan juga sangat menyakiti hatinya. Namun melihat keadaannya dengan Samuel yang seperti ini, hal itu yang mendorongnya mengatakan hal keji seperti itu.

Karena keadaan Zeva yang sedang hamil muda, mereka memutuskan mengakhiri perkumpulan mereka di vila dan pulang ke rumah masing-masing, sampainya di rumah Zeva langsung istirahat karena besok adalah jadwalnya memeriksakan kandungannya di rumah sakit dimana Karin bekerja.

...********...

Hari ini jadwal Zeva memeriksa kandungannya siang saat jam istirahat Samuel. Zeva dan Samuel janjian untuk ketemu di rumah sakit saja jika Samuel ingin menemani Zeva memeriksakan kandungannya, bagaimana pun Samuel wajib datang menemani Zeva karena jika dia tidak datang itu akan menjadi perbincangan tidak hanya keluarga namun juga publik.

Sampainya di rumah sakit Zeva sudah melihat Samuel duduk di ruang tunggu khusus dokter kandungan, melihat Samuel yang sudah berada disana hati Zeva seketika senang, Zeva tersenyum. Melihat Zeva yang sudah berada di hadapannya Samuel dengan spontan berdiri menggenggam tangan Zeva dan masuk bersama karena disana Karin sudah menunggu mereka.

“Eh kakak iparku yang amat sangat cantik sudah datang, ayo tidur biar aku periksa calon ponakanku.” Ucap Karin yang berhasil membuat Zeva tersenyum.

Karin memeriksa kandungan Zeva, syukurnya semua hasilnya baik keadaan Zeva benar-benar fit serta janin dalam kandungannya juga sehat. Membuat hati Zeva dan Samuel sedikit lega, sesudah mendengar kabar baik itu Zeva langsung memberikan informasi itu kepada mama Maudy dan mama Christin karena memang itu permintaan mereka.

Zeva dan Samuel berjalan bersama menuju parkiran, mereka berjalan sambil berbincang ringan.

“Kamu mau aku antar sampai rumah??” tanya Samuel.

“Tidak usah, kamu kembali saja ke kantor, aku pulang bareng pak Dedi saja.” Jawab Zeva.

Pak Dedi adalah salah satu supir pribadi Zeva, saat Zeva sudah resmi menjadi istri Samuel.

Di tengah perbincangan mereka, seorang wanita tinggi menghampiri Zeva. Samuel yang sudah sangat hafal akan wajah itu seketika terdiam seperti membeku. Gadis itu datang dan menghalangi jalan Zeva.

“Hai perkenalkan saya Keisya Putri Wijaya, sekretaris dari pak Jhonny dan kekasih dari Samuel Fedrick dan satu lagi kami memiliki satu orang putra bernama Jonathan Fedrick.” Ucap gadis sederhana, tinggi dan cantik kekasih Samuel, dia sambil mengulurkan tangannya.

Namun tangan itu tidak di sambut oleh Zeva, karena Zeva kaget dan hanya menatap tajam ke arah Keisya. Keisya menarik tangannya kembali yang tidak disambut baik oleh Zeva.

“Bukannya Samuel sudah banyak menceritakan tentangku padamu?? Seharusnya kamu sudah mengenalku dan tersenyum padaku, karena kan kamu hanya istri palsu, eh bukan kontrak, benar kan sayang.”

Ucap Keisya.

“Keisya apa-apaan kamu.” Ucap Samuel spontan dan menarik tangan Keisya.

Zeva yang mendengar hal itu hanya bisa terdiam, di dalam hatinya seperti ada sesuatu yang perih namun panas membuatnya ingin meluapkan segalanya.

Samuel menarik Keisya dan masuk ke dalam mobilnya, setelahnya menghampiri Zeva kembali yang masih terdiam, berdiri di tempat mereka berhenti tadi.

“Kamu langsung pulang ya Va, maafkan perkataan Keisya nanti kita bicarakan di rumah ya.” Ucap Samuel sambil mengantarkan Zeva sampai di dalam mobil.

Zeva hanya menganggukkan kepalanya tanpa menjawab perkataan Samuel.

“Pak, tolong antarkan istri saya ke rumah ya pak. Langsung ke rumah jangan singgah ke tempat lain.” Ucap Samuel ke pak Dedi supir Zeva.

Di perjalanan menuju rumah air mata Zeva mengalir dengan sendirinya, dia tidak menyangka perkataan Keisya mengenai istri kontrak yang merupakan rencananya sendiri sangat menyakiti hatinya saat ini.

Hati Zeva sangat sakit dengan ucapan Keisya padanya, Zeva menyusun rencana untuk mencari tau sudah sejauh apa hubungan Samuel dan Keisya. Zeva sangat terkejut saat Keisya menyebutkan seorang putra, Zeva benar-benar ingin memastikan apakah benar Samuel dan Keisya sudah memiliki seorang putra. Zeva menyuruh salah satu orang terpercaya di keluarganya yang dianggap juga orang yang sangat ahli mengumpulkan data.

Zeva memperkerjakan orang tersebut tanpa sepengetahuan sang ayah, tanpa berfikir panjang Zeva meminta orang tersebut menyelidiki hubungan Samuel dengan kekasih gelapnya tersebut. dengan mengirimkan bukti foto ke Zeva di rumah mereka saat siang hari, saat jam kerja Samuel.

Waktu berlalu begitu cepat tanpa terasa kandungan Zeva sudah memasuki bulan ke-8 pertengahan. Sejak kejadian itu Samuel dan Zeva mulai dingin saat berada di rumah, Samuel yang hanya berada di rumah ketika menjelang malam.

Hari-hari Samuel di habiskan bolak balik kantor dan rumah kekasihnya itu, Zeva tau bahkan dia sangat tau semua kegiatan Samuel karena Zeva menyelidikinya. Bahkan Zeva juga sudah tau bahwa anak Samuel dan Keisya memang benar adanya dan sekarang sudah berusia 3 tahun.

Namun Zeva hanya ingin tau tanpa niat ikut campur karena dia sadar bahwa pernikahannya dengan Samuel juga sebuah kesalahan, rencana yang seharusnya tidak dia usulkan dan kini menjadi boomerang untuk dirinya sendiri. Membawa penderitaan batin yang tiada habisnya karena rasa marah, cemburu, sakit hati, rasa ingin memiliki yang tidak bisa dia uangkapkan begitu saja. karena dari awal seharusnya Zeva juga sudah harus tau resiko dengan jalan yang diambilnya, namun ternyata selama kurang lebih 6 bulan tidak hanya Zeva yang tau kebenarannya namun juga sang ayah.

Di pertengahan jalan Zeva menyelidiki Samuel, mata-mata yang dipekerjakan Zeva yang merupakan anak buah dari ayahnya ketahuan oleh sang ayah. Pada akhirnya semua foto beserta bukti tidak hanya jatuh ke tangan Zeva melainkan juga ke tangan sang ayah. Bahkan sang ayah juga mengetahui kenyataan pahit bahwa pernikahan putrinya hanya sebatas pernikahan kontrak untuk menuruti semua keinginannya. Membuat hati sang ayah amat terluka dan kecewa, sehingga sang ayah berencana untuk mengungkap semuanya di depan dua belah pihak keluarga.

Kini usia kandungan Zeva yang sudah memasuki usia 8 bulan pertengahan mau masuk ke 9 bulan, hari ini di hari minggu, kedua keluarga berkumpul di rumah Zeva membawa perlengkapan-perlengkapan bayi untuk menyambut hari kelahiran sang putri. Ya benar, jenis kelamin bayi di kandungan Zeva adalah perempuan. Mereka berkumpul, tertawa bersama sampai tiba kedatangan Philip Anugrah ayah Zevanya dengan seorang gadis dan putranya.

Kedatangan mereka berhasil membuat Zeva dan Samuel terdiam bahkan tidak bisa bicara, bahkan Samuel tidak berani membuka mulutnya untuk menyapa gadis itu. Ya benar, gadis itu adalah Keisya Putri Wijaya dengan putranya yang bernama Jonathan. Salomon Fedrick ayah Samuel yang mengenal sosok itu langsung berdiri dan marah.

“Kamu, Keisya sedang apa kamu disini??” tanya Salomon.

“Hai om, senang bertemu kembali. Aku kemari bukan kemauanku loh, aku di bawa oleh pak Philip untuk menghadiri acara ini.” Jawab Keisya.

“Philip apa-apan kamu, dan kamu beraninya kamu menginjakkan kakimu di rumah ini. Dasar tidak tau malu.” Ucap Salomon dengan suara beratnya.

“Salomon, suruh putramu menjelaskan semua ini dan begitu juga denganmu Zeva jelaskan semua ini. Kalian tau apa yang sebenarnya terjadi.” Ucap papa Philip yang membuat seluruh tubuh Zeva bergetar.

Dengan senyuman manis khas Keisya, dia menjelaskan semuanya bahkan hubungannya dengan Samuel dan anak yang berada di pelukannya. Berhasil membuat semua terdiam dan tercengang, namun tak disangka hal tersebut malah membawa malapetaka hebat untuk Zevanya. Kondisinya yang sedang hamil tua, dan di kagetkan dengan semua rencana yang awalnya tersusun rapi namun sudah terbongkar membuatnya mengalami kontraksi yang hebat.

Kini Zevanya berakhir di ruang operasi, melahirkan sang putri walaupun belum saatnya dengan bertaruh nyawa untuk keduanya.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!