Bab 15 - Ruangan Terlarang

Sejak kejadian di rooftop itu, Tari dan Siska selalu tidur selepas kuliah. Jadi, ketika malam hari mereka tidak ngantuk dan bisa terjaga sampai pagi. Mereka membiasakan cara itu agar tidak mengalami kejadian di luar nalar.

Dalam beberapa malam, Tari dan Siska hanya berdiam diri di kamar. Meski berulang kali mendengar langkah kaki, tapi mereka tidak keluar karena sudah yakin itu suara langkah Pak Hasan. Tari dan Siska tidak mengikutinya lagi, hanya menyusun rencana untuk pergi ke rooftop. Mereka penasaran dengan apa yang ada di sana.

Pada suatu pagi, semua dosen menghadiri rapat di kampus. Namun, para mahasiswa tidak libur. Setiap dosen memberikan tugas untuk anak didiknya dan harus dikumpulkan esok hari. Karena masih ada waktu semalam suntuk, Tari dan Siska pulang lebih awal.

Setibanya di asrama, Tari dan Siska langsung masuk ke kamar dan meletakkan tasnya. Lalu, mereka keluar dan menjalankan rencana yang sudah disusun matang, yaitu mendatangi ruangan di rooftop.

Karena semua orang sedang sibuk di kampus, maka Tari dan Siska tidak kesulitan mencapai rooftop. Mereka menaiki anak tangga dengan lancar. Tidak perlu sembunyi-sembunyi atau mencari alasan logis, karena tidak ada seorang pun yang melihat.

Tiba di rooftop, Tari dan Siska memandang ke sekeliling. Tidak ada hal yang mencurigakan, kecuali ruangan tempat Pak Hasan tempo hari.

"Ayo!" kata Tari dengan suara pelan.

Siska mengangguk. Lalu, keduanya melangkah dan semakin mendekati ruangan yang saat ini tertutup rapat.

Tari berdiri di depan pintu. Dia menoleh ke samping dan ke belakang sebelum memutar kenop, memastikan bahwa tak ada siapa-siapa di sekitar sana.

"Mudah-mudahan nggak dikunci," ucap Siska dengan pandangan yang terus tertuju pada tangan Tari.

Dalam satu helaan nafas, Tari memutar kenop pintu dan berhasil. Rupanya, ruangan itu tidak dikunci. Kemudian, Tari membukanya lebih lebar dan mengintip ke dalam. Tapi, tak melihat benda apa pun.

"Kosong Sis," bisik Tari.

"Ayo masuk aja. Nggak mungkin nggak ada apa-apa."

Usai mendengar jawaban Siska, Tari mendorong daun pintu agar terbuka sempurna. Lalu, keduanya masuk dengan langkah pelan.

Ternyata ruangan itu cukup luas. Di sudut yang jauh dari pintu, terdapat beberapa kursi yang sudah berdebu. Sedangkan di sudut yang lain, terlihat gelap karena tidak terjangkau cahaya luar.

"Itu jendela!" ujar Siska seraya menunjuk jendela yang ditutup tirai hitam.

Tak ingin membuang waktu, Tari dan Siska langsung berjalan ke sana. Dengan sekali tarik, tirai itu terbuka lebar dan sinar matahari menyeruak ke dalam ruangan.

Kemudian, Tari dan Siska menoleh ke sisi ruangan yang tadi tampak gelap. Mereka langsung terperangah. Bahkan, mata sampai membelalak dan mulut menganga lebar.

Ruangan itu penuh dengan sesajen, yang diperuntukkan sebagai makanan jin. Bekas dupa yang sudah dibakar menyebar di mana-mana, menguarkan aroma wangi yang khas.

Tari dan Siska sangat ketakutan dibuatnya.

"Jadi ... yang dibawa Pak Hasan itu ... sesajen?" ucap Tari dengan terbata-bata. Dia ingat benar bagaimana bentuk nampan yang dibawa Pak Hasan, sama persis dengan nampan yang menjadi tempat sesajen.

"Kayaknya iya Ri," jawab Siska.

"Tapi, untuk apa?"

"Aku juga nggak tahu. Yang jelas ini rahasia, buktinya dia melarang kita semua mendatangi tempat ini." Siska menjawab sambil mengusap keringat yang membasahi wajahnya.

"Keluar yuk! Perasaanku mendadak nggak enak," ujar Tari.

"Ayo."

Tari dan Siska melangkah mundur dan pelan-pelan menjauh dari sesajen-sesajen itu. Kemudian, mereka berjalan menuju pintu.

Namun, keduanya berhenti dan terpaku seketika. Di ambang pintu sudah berdiri sosok pria yang sangat familiar—Pak Hasan—sang penjaga asrama.

Terpopuler

Comments

Kᵝ⃟ᴸ<br />😻<br />نَيْ<br />🐈<br />ㅤㅤ<br />⸙ᵍᵏ<br />㊍㊍<br />🐊⃝⃟ ⃟🍒

Kᵝ⃟ᴸ
😻
نَيْ
🐈
ㅤㅤ
⸙ᵍᵏ
㊍㊍
🐊⃝⃟ ⃟🍒

wah wah sudah kuduga itu tempat ritual
jangan jangan mahasiswa yang nginep di asrama ini dijadiin tumbal
termasuk Amira?

2024-04-14

0

Kᵝ⃟ᴸ<br />😻<br />نَيْ<br />🐈<br />ㅤㅤ<br />⸙ᵍᵏ<br />㊍㊍<br />🐊⃝⃟ ⃟🍒

Kᵝ⃟ᴸ
😻
نَيْ
🐈
ㅤㅤ
⸙ᵍᵏ
㊍㊍
🐊⃝⃟ ⃟🍒

pantesan gak enak
ternyata didepan pintu udah ada pak Hasan yang nungguin😱😬

2024-04-14

0

gian rasyid

gian rasyid

waduh

2023-09-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!