Tari tersentak, jantungnya semakin bergemuruh hebat. Kedua mata Tari terus berkedip dengan cepat menatap pintu yang tertutup rapat.
Kemana Arum? tanyanya dalam hati.
Namun tak ingin pikiran buruk menguasai diri akhirnya dia hanya berpikir bahwa mungkin saja Arum kembali ke kamarnya.
"Ya, mungkin tadi Arum sudah pamit, tapi aku tidak dengar," ucap Tari, meyakinkan dirinya sendiri akan hal yang masuk akal.
Berulang kali Tari menarik dan membuang nafasnya pelan mencoba tenang.
Kamar sepi yang terasa semakin mencekam tiap kali dinding melihat ke arah dinding yang lembab. Dalam matanya bahkan seperti melihat lukisan abstrak seorang wanita yang sedang memekik dari goresan cat dinding yang mulai pudar.
"Ya ampun, pikiranku terlalu kacau," lirih Tari. Dia masih berdiri ditempat yang sama, memegang koper bajunya dengan kuat sekali.
Tari melihat ke arah jendela, di luar sana dunia mulai menggelap menyambut malam.
"Sebaiknya aku bereskan baju dulu, setelah itu baru mandi," gumam Tari.
Buru-buru dia membuka kopernya dan menyusun baju di dalam salah satu lemari. Badannya juga terasa sangat gerah, butuh guyuran air agar lebih segar.
Saat itu hari semakin malam dan Tari segera menuju kamar mandi bersama untuk penghuni di lantai 2.
Mungkin karena kamarku bersebelahan dengan kamar mandi ini jadi dindingnya basah. Batin Tari.
Saat dia masuk ke kamar mandi, ada beberapa orang yang juga sedang mandi. Membuatnya jadi sedikit tenang.
Kamar mandi itu cukup luas, di awali dengan beberapa westafel di sisi kiri dan kanan, lengkap dengan kaca yang begitu besar. Namun kaca itu sudah tak bersih lagi, banyak karat kuning di pinggirannya.
Kemudian ada 6 bilik kamar mandi, di sisi kanan lengkap dengan shower di dalamnya, juga 6 WC di sisi kiri. Lalu di paling ujung tempat mencuci baju, tempat yang terlihat lebih gelap.
Tari masuk ke salah satu bilik kamar mandi yang kosong, menutup tirai nya dan mulai melepaskan baju. Menyalakan shower dan mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin itu.
Asik mandi Tari sampai tak sadar, jika teman-temannya yang lain mulai keluar. Menyisahkan dia seorang diri di kamar mandi luas ini.
Saat itu Tari mandi menghadap ke arah shower di tembok, Tari tidak melihat ketika ada bayangan yang berdiri di belakang tubuhnya. Tangannya panjang dan bergerak menjulur seperti ingin membuka tirai bilik kamar mandi itu.
Dan Tari yang merasa aneh pun segera menoleh kebelakang, tapi dia tidak melihat siapapun di sana. Dia hanya mulai menyadari jika kamar mandi ini sudah sepi.
Deg! jantung Tari berdegup, ketika rasa takut kembali merayapi dirinya.
"Aku harus cepat," ucap Tari.
Buru-buru dia mengambil sabun di bawah kakinya. Gerakan cepat Tari membuatnya tak melihat jika ada sepasang kaki kotor yang berdiri jelas dari celah tirai di bawah.
Haaa...
Suara lembut itu menggema di dalam kamar mandi ini, seperti hembusan angin yang begitu lembut. Menyapu tengkuk Tari yang terguyur oleh air.
Membuat tengkuk gadis cantik ini seketika merinding, Tari pun dengan segera menyudahi mandinya, membalut tubuhnya dengan handuk secara buru-buru dan segera keluar dari dalam bilik kamar mandi itu.
Dia tergesa berlari keluar, meninggalkan kamar mandi yang kini lampunya jadi hidup dan mati dengan sendirinya.
Haaa ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
andi hastutty
Seremnya
2024-10-15
0
Rini Mustika
serem amat untung waktu q tingal di mes ga se horor ini.
2024-04-26
0
ghina amd
haaaa....horor
2024-04-10
0