Miranda yang saat itu baru datang merasa heran melihat ada beberapa mobil polisi di depan rumahnya. Ia lantas segera masuk ke dalam rumah ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Namun belum sempat masuk ke dalam, Miranda mendengar kegaduhan dari arah belakang.
Betapa terkejutnya ia melihat suami barunya itu babak belur dengan borgol di kedua tangannya, sampai-sampai ia menjatuhkan semua barang belanjaannya.
"Ada apa ini Pak? kenapa tangan suami saya di borgol?"
Belum usai keterkejutannya, Miranda di buat terkejut lagi melihat Reyna yang penuh luka menangis di dekapan kakaknya Reyhan dan juga mantan suami yang penampilannya sudah berantakan.
Miranda mendekati Reyna dan memegang tangan putrinya
"Reyna kamu kenapa, sayang?"
Reyhan yang melihat itu, melepaskan genggaman ibunya dari sang adik. Tanpa menjawab dan tanpa bicara sepatah katapun keduanya pergi meninggalkan ibunya yang saat ini masih bertanya-tanya.
"Andi apa yang terjadi? tolong jawab aku!"
Andi yang ditanya hanya mengepalkan tangan, menahan emosi
"Kau bertanya padaku? justru aku yang harusnya bertanya padamu. Dari mana saja kau, hah? apa kau benar-benar tidak tahu putri kita hampir saja__" Andi tidak kuasa melanjutkan kata-katanya, mengingat apa yang telah menimpa putrinya. dan ia mulai meradang ketika melihat barang belanjaan Miranda yang berserakan.
"Ibu macam apa kau hah? kau malah sibuk berbelanja di saat putrimu dilecehkan."
Miranda yang mendengar itu jelas kaget, ia sama sekali tidak percaya. Namun ia melihat dengan jelas wajah putrinya yang menangis tadi. Miranda terduduk di tanah, kakinya benar-benar lemas sehingga tidak bisa menopang tubuhnya.
"Kau pasti sedang berbohong kan?"
Andi tidak menjawab, ia malah meneruskan kata-katanya.
"Aku pikir Nana (nama panggilan Reyna) akan lebih nyaman tinggal bersamamu, mengingat kehidupanmu sudah jauh lebih baik. Ku pikir Nana tidak akan merasa kekurangan lagi, jadi ku biarkan saja ia tinggal bersamamu. Tapi ternyata aku salah, pikiranku selama ini salah, kau.. hanya mementingkan kehidupanmu sendiri, kau hanya mementingkan duniamu sendiri. Kau benar-benar ibu yang egois." Amarahnya
"Mulai detik ini, Reyna akan tinggal bersamaku. Dan kau jangan berharap untuk bertemu dengannya lagi." Andi kemudian berlalu pergi menyusul anak-anaknya dan meninggalkan Miranda yang terduduk di tanah sambil menangis.
Sementara di depan gerbang, para pengawal Johan yang hendak menyelamatkannya, tidak bisa berbuat banyak karena mereka saat ini sedang di kepung oleh para polisi.
...***...
Rumah sakit~
"Bagaimana kondisi Putriku?" tanya Andi setelah melihat Dokter Wijaya salah satu temannya keluar dari ruangan.
"Putrimu mengalami shock berat juga trauma yang cukup serius sehingga membuat kondisi fisik dan mentalnya menjadi drop. Tapi kau tidak perlu khawatir aku sudah menelepon seorang Psikolog untuk membantu perawatan putrimu agar cepat pulih." Dokter Wijaya menjelaskan.
"Terima kasih." ucap Andi
"Tapi sepertinya selama ini Reyna mengalami tindak kekerasan. Ada banyak luka lebam di sekitar tubuhnya, dan juga luka bakar di area tangannya, namun untuk membuktikannya kita harus melakukan visum." Sambung sang Dokter.
"Lakukanlah! lebih cepat akan lebih baik."
Beberapa saat kemudian~
"Hasil visum menunjukan bahwa putrimu memang mengalami tindak kekerasan. Ini bisa kau jadikan bukti, untuk membuat si pelaku mendekam di penjara," Jelas Dokter Wijaya sambil menyerahkan dokumen yang di pegang nya pada Andi
"Tapi bagaimana, Apa putriku mengalami kekerasan secara *****al?"
Andi bertanya seperti itu, karena ia ingin memastikan. Mengingat bahwa Reyna tinggal bersama Johan hampir satu tahun dan juga peristiwa yang ia lihat kemarin.
"Tidak, hasil visum menyatakan bahwa ia tidak mengalami hal itu. Jadi kau tidak perlu khawatir."
Andi bernapas lega, untung waktu itu ia datang tepat waktu kalau tidak, sudah di pastikan anak perempuannya itu sudah dalam keadaan tidak perawan.
"Baiklah kalau begitu. Terima kasih atas bantuan mu."
"Sama-sama" Wijaya menepuk bahu Andi dan berlalu pergi.
Setelah berbincang dengan teman baiknya yang seorang dokter, Andi masuk ke dalam ruangan di mana Reyna di rawat.
Dilihatnya Reyna yang terbaring di atas ranjang di temani oleh kakaknya.
"Bagaimana Ayah? apa yang di katakan dokter?"
"Nana harus di rawat dulu beberapa hari di sini, sampai kondisinya benar-benar stabil."
Reyhan mengangguk faham. Andi menghampiri putrinya. namun ketika hendak mengusap rambut putrinya Andi mendengar Reyna mengigau
"Tidak, ku mohon jangan lakukan itu, jangan bunuh aku, aku mohon."
Andi yang mendengar itu merasakan sedih dan marah secara bersamaan, satu tangan mengepal erat, satu tangannya lagi menyeka cairan yang keluar di sudut mata putrinya.
"Johan.. aku benar-benar tidak akan mengampuni mu!"
Andi berdiri mengambil berkas yang di berikan oleh dokter Wijaya tadi, ia bergegas menuju kantor polisi memberikan beberapa bukti sekalian ia ingin menemui Johan, ingin memberikan sedikit pelajaran juga menanyakan, apa alasan dia menjatuhkan hidupnya bahkan tega melakukan hal keji terhadap putrinya.
"Rey, Kau jaga adikmu ayah pergi sebentar ada urusan yang harus di selesaikan"
Reyhan hanya mengiyakan dengan anggukan kepala.
Kantor polisi~
Dua orang dengan usia yang tidak beda jauh sedang berhadapan saat ini, hanya dinding kaca yang menjadi sekat di antara mereka.
"Kenapa kau melakukan hal keji pada putriku, bukan hanya itu kau menghancurkan perusahaan ku juga keluargaku. Apa motif mu sebenarnya?" Ucap Andi langsung pada intinya
Johan hanya tertawa melihat kemarahan musuhnya ini.
"Motif Ku? tentu saja aku ingin melihat kau menderita. Bukankah kita impas?"
Andi mengernyitkan dahi tidak mengerti arah pembicaraan Johan.
"Maksudmu?"
"Kau telah merampas cintaku, kau juga memfitnahku sebagai seorang pencuri sehingga aku di permalukan di depan semua orang. Dan bukan hanya itu kau menutup segala akses sehingga aku tidak di terima kerja di manapun. Kau benar-benar telah membuatku seperti seorang pecundang.. kau tahu itu?" ucap Johan berapi-api
"Sepertinya kau salah paham selama ini. Aku tidak tahu menahu tentang kehidupan mu. Semua yang kau tuduhkan padaku bukan aku pelakunya melainkan tuan Mahesa, ayah dari Miranda. Jika kau tidak percaya aku punya bukti untuk meyakinkanmu."
Johan yang mendengar itu merasa terkejut, ia baru mengetahui bahwa ayah Miranda lah yang melakukan itu. Seseorang yang menentang hubungannya dengan Miranda di masa lalu.
"Tapi karena kau telah berbuat sesuatu pada putriku, aku pun akan berbuat sesuatu padamu meskipun kau berada di balik jeruji besi."
Andi bergegas pergi meninggalkan Johan yang masih tercengang.
...***...
5 tahun kemudian, Johan masih mendekam di penjara karena perbuatannya. Sementara Miranda ia tidak pernah menunjukan batang hidung nya, entah kemana dia semua orang juga tidak tahu.
Berbanding terbalik dengan keadaan dua insan tadi. Keadaan Andi sudah lebih baik, ia sudah mendapatkan perusahaannya kembali dengan segala kerja keras juga bantuan dari para relasinya.
Di bantu dengan anaknya Reyhan, Andi akan mengurus serta mempertahankan perusahaannya agar tidak berpindah lagi ke tangan orang lain.
Namun lain halnya dengan Reyna, ia selalu di bayang-bayangi masa lalu. Bahkan ada satu peristiwa lagi setelah kejadian naas itu yang membuat ia tak sadarkan diri selama berhari-hari sehingga ia kehilangan sebagian ingatannya. Entah apa yang terjadi saat itu Reyna pun tidak tahu.
Flash back OFF
.
.
.
Jangan lupa like, comment and vote :)
See you~~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments