Pagi sekali Cindy sudah berpakaian rapih, dan wangi parfum sangat menyengat isi ruangan kamar. Haris sang suami kemudian mencium istrinya sambil mendekap erat.
"Mah, tumben wangi parfumnya beda," ucap Haris.
Degh...
Cindy terkejut dengan pertanyaan suaminya itu, karena Parfum yang dia pakai khusus di berikan dari Bram kemarin untuknya. Bram sangat suka dengan wangi parfum yang di pakai Cindy.
"ini parfum diberi sama teman Pah, namanya Gisel, dia baik banget," ucapnya berbohong.
"Temanmu baik sekali ya, Mah," tanpa menaruh curiga sedikitpun terhadap istrinya itu.
Drett....Drett...Drett....
kemudian pesan muncul di atas nakas, dengan sigap Cindy membuka isi pesan chat tersebut.
"Sayang, selamat pagi, gimana acara makan siang kita nanti, jadi kan?" terlihat sang pengirim Bram, meskipun tidak memakai nama Bram di ponselnya itu dan hanya nomor yang tertera. Lalu dengan cepat Cindy menutup ponselnya.
"Pesan dari siapa Mah, ko' terlihat gugup!" suami Cindy sedikit curiga. Cindy berusaha berbohong kembali.
"Dari teman kantor, katanya rapat akan segera di mulai Pah," ucapnya gugup. Cindy berlalu dari hadapan suaminya, lalu dia pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi yang hendak dibawanya ke kantor.
karena di hinggapi rasa penasaran yang sangat dalam, Haris membuka ponsel sang istri meskipun dengan sangat hati-hati karena takut Cindy cepat kembali ke kamar.
Begitu terkejutnya ketika melihat isi pesan yang baru saja di baca oleh istrinya dari Bram. Haris mencoba menyabarkan diri dan menghela napas panjang.
"Aku harus hati-hati, agar bisa menjebak istriku, dan aku tidak boleh gegabah siapa tahu teman wanitanya tapi memanggil dengan kata sayang," gumamnya, tangannya di kepalkan seakan kesal terhadap istrinya itu.
Kemudian Haris menuju dapur, dan terlihat Cindy sedang menyiapkan makanan untuk dibawa ke kantor," melihat suaminya sedang memandanginya lalu Cindy tersenyum.
"Kenapa Mas," Cindy tanpa curiga sama sekali terhadap suaminya, padahal suaminya telah membaca isi chat dari kekasih istrinya itu.
"Mah, aku boleh minta sesuatu sama kamu?" Haris seperti Anak kecil merengek.
"Minta apa Mas," ucap Cindy.
"Aku harap hari ini kamu, jangan kerja," ucap Haris.
"Alasannya apa, Mas!" aku banyak kerjaan di kantor. Dalam pikiran Cindy tidak karuan karena tidak mau jika hari ini dia tidak masuk kerja karena dia sudah berjanji akan makan siang bersama Bram.
"Reza, Anakmu sakit!" Haris sedikit emosi ketika berucap. Cindy di hinggapi rasa heran, melihat muka dari suaminya seakan kesal terhadapnya. Setelah dia tertegun sejenak lalu teringat ponsel yang dia lupa bawa ke saku baju dan dia simpan di atas nakas, disana tertera pesan dari Bram. Cindy merasa di hinggapi rasa takut.
"Bagaimana jika isi pesan tersebut terbaca oleh suamiku," Cindy salah tingkah.
"Ya, demi Anakku, aku nurut apa kata Mas," ucapnya. Cindy berpikir dari pada dia ketahuan selingkuh dan akhirnya suaminya murka terhadapnya.
Haris sedikit lega karena sang istri mau ijin dari kantor karena sang Anak sakit, mungkin kecurigaan Haris sedikit berkurang terhadap istrinya itu.
Kemudian Cindy berlalu ke kamarnya dan menulis pesan kepada Bram.
"Mas, aku tidak kerja hari ini ijin, dan suamiku mulai curiga terhadap hubungan kita, aku harap kamu mengerti," dengan cepat Cindy mematikan ponselnya itu lalu menyimpannya di dalam laci dan menguncinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments