Pengkhianatan Seorang Istri

Pengkhianatan Seorang Istri

*Istriku mulai berbohong

Batinku menjerit ketika istriku berselingkuh. Aku sungguh tidak menyangka karena pribadi dia begitu lembut dan baik. Dia yang penurut kepada suami, dan selalu mengalah terhadapku tega mencampakkan aku suaminya.

Aku lelaki berusia 35 tahun, namaku Haris Brawijaya, karirku saat ini cukup baik. Aku mempunyai usaha sendiri di bidang kuliner, dan terkadang harus bertemu relasi keluar kota. Anakku dua, seorang lelaki berusia 12 tahun kelas satu SMP, dan 8 tahun kelas dua SD.

Istriku saat ini kerja di bidang keuangan, dia pendiam dan tidak banyak kata. membuat orang penasaran terhadapnya.

"Mas, Alhamdulillah aku naik jabatan dan gajiku naik," istriku penuh semangat ketika berucap. Aku hanya tersenyum dan memeluk dia tanda senang dan bangga terhadap istriku.

Dret...Dret...

Tiba-tiba bunyi ponsel istriku bergetar, lalu dia membuka isi pesan chat yang dia ambil dari saku bajunya. Istriku tersenyum lebar ketika membaca isi pesan chat tersebut. Dan aku sebagai suaminya tidak menaruh curiga sedikitpun saat itu.

____

Malam ini di kotaku yaitu kota Bogor di guyur hujan yang cukup deras, aku berselimut tebal, malam ini pukul sepuluh, dan istriku sedang sibuk di depan laptopnya.

"Mah, istirahat dulu, jangan terlalu capek," ucapku.

Tapi istriku tidak mendengar ucapanku, dia malah asik dengan laptopnya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi dan dia pun berlalu dari meja kerjanya untuk mengangkat gawainya.

Aku pun tidak menaruh curiga sedikitpun.

Suara tertawa renyah dari istriku yang sedang menerima telepon membuatku di hantui rasa penasaran. Dalam benakku berpikir dia sedang menerima telepon dari siapa, dan mengapa suaranya seakan menyimpan rasa yang berbeda.

Aku mengendap-endap jalan keluar dari dalam kamar menuju ruang tamu, dan kulihat disana istriku sedang merebahkan diri di sofa sambil menerima telepon.

["Iya, Mas! Bisa kalau sekedar makan siang,"] jawab istriku

Degh...

Mendengar ucapan itu saja dada ini berdebar, aku di hantui rasa cemburu yang teramat. karena ucapannya begitu mesra, seakan dia bukan sosok istriku. Aku tertegun di balik lemari sambil memperhatikan tingkah polah istriku yang sedang menelepon.

"Aku tidak boleh gegabah dalam menentukan sikap, siapa tahu dia teman kantornya. Dan tidak mungkin kalau istriku berselingkuh, dia wanita yang baik dan selalu menjaga kehormatannya sebagai perempuan," gumam hati kecilku.

_____

"Papa, lagi apa?" tiba-tiba aku di kagetkan dengan suara anak kecilku, Sahara yang biasa di panggil Rara.

"Rara, ngapain keluar kamar?" tanyaku kepada Anak kecilku. Rara hanya menatap lekat kepada Papanya, dan Anak polos itu hanya tersenyum, lalu menunjuk jemarinya kepada Mamanya yang sedang menelepon.

"Papa, ngintip ya? Rara bilangin ke Mama loh," Aku dengan cepat menarik tangan Rara dan membawa dia kembali ke kamarnya. Aku tahu mungkin Rara keluar ingin mengambil air minum, dan ku ambilkan air minum untuk anakku itu.

"Kenapa batinku mengatakan, ada yang tidak beres dengan istriku," Kembali hatiku di hantui rasa cemburu.

___

Kutatap istriku yang sedang terlelap tidur, sungguh aku lelaki yang beruntung selain dia wanita baik, dia juga wanita yang sangat nurut terhadap perintah suami. Walau pun dari segi wajah dia biasa saja. Dan dia juga termasuk wanita yang tidak pandai bergaul, ruang lingkupnya hanya teman kerja saja dan jarang bersosialisasi di masyarakat.

Tapi sebulan ini aku merasa heran dengan penampilannya, dulu setiap berangkat kerja dia selalu terlihat polos tidak memakai make-up, dan lipstik pun hanya warna natural. Tapi sekarang dia memakai lipstik yang berwarna merah merona, dan baju pun terlihat sedap di pandang, wangi parfum pun seakan menyeruak ke hidung.

Kubelai lembut rambutnya, dia tersenyum tapi dengan mata yang masih tertutup rapat. Mungkinkah dia sedang bermimpi?

_____

Bunyi klakson mobil, di depan rumah membuat aku ingin melihat, siapa gerangan yang datang menjemput istriku itu. Aku mengintip dari arah jendela kamar, karena kebetulan sekarang pukul enam, aku belum bersiap untuk pergi kerja karena biasa pergi pukul tujuh, dan mengantarkan anak-anak sekolah lalu istriku. Istriku semalam berucap ada meeting di kantor jadi pergi kerja harus pagi dan dia akan di jemput rekan kerjanya di kantor. Dan betapa terkejutnya aku ketika melihat yang menjemput istriku itu seorang lelaki, penampilannya cukup rapih mungkin dia seorang lelaki yang punya jabatan karena terlihat dari setelan baju dan mobil yang dia kendarai yaitu Mobil Pajero.

Ketika lelaki itu membuka pintu mobilnya dia tersenyum lebar kepada istriku begitu pun dengan istriku, dia mencium punggung tangan dari lelaki itu. Sungguh ini adegan yang sangat membuat jantungku dag-dig-dug tidak karuan, dan peluh pun bercucuran. Dengan cepat aku ambil gawai di atas nakas aku coba menghubungi istriku, tapi sayang ponselnya tidak aktif, niatku agar bisa menelponnya.

Aku mencoba menahan amarah yang bergejolak di dada, dan menghela napas yang cukup panjang, aku tidak mau di hantui rasa cemburu yang berlebihan, aku coba menenangkan hatiku.

"Itu cuma rekan kerjanya, Mas Haris Brawijaya," gumam hati kecilku mencoba menyabarkan diri ini.

"Papa! tadi Mama di jemput siapa Pah, ko Mama terlihat cantik dan bau parfumnya itu loh, wanginya, sangat menyengat sekali," tanya anakku Reza Putra Brawijaya, anakku yang pertama. Walau pun usianya masih muda tapi pemikiran anak ini cukup dewasa, dia selalu menjadi juara kelas semenjak di bangku sekolah SD.

"Teman kerjanya, nak," jawabku sambil tersenyum tipis. Aku tidak mau berkata yang berlebihan kepada anakku itu. Sebenarnya aku pun sebagai Papanya di hantui rasa curiga terhadap istriku atau Mamanya dari anakku itu.

Dret..Dret...

Tiba-tiba pesan muncul dari gawaiku, setelah membaca isi pesan chat tersebut bola mataku langsung membulat dan mengernyitkan dahi.

["Pah, tiba-tiba aku ada kabar dari Bos yang dari Jakarta, aku harus rapat disana, mungkin acaranya cuma sehari dan besok malam sudah kembali tiba di Bogor ko" Papa tolong ijinin aku ya, plissss!"] pesan chat dari Cindy Praweswari istriku. Aku tertegun sejenak, seakan enggan untuk membalas pesan dari Istriku ini.

"Ayo, Pa!" Rara anak keduaku menarik tanganku, untuk segera bersiap pergi mengantarkan sekolah.

Kemudian istriku kembali memberikan pesan dia mencoba meyakinkanku agar mengijinkan nya untuk pergi keluar kota.

["Kamu sama siapa Mah, pergi keluar kotanya?"] tanyaku.

["Dengan Pak Bram, kepala cabang yang baru itu,"] balas istriku.

jantungku terasa copot, mungkinkah Pak Bram itu yang tadi menjemput dia ke rumah? aku menanyakan hal itu kepada istriku. Dan dia bilang IYA, tapi kali ini dia berdalih tidak berdua pergi ke Jakartanya tapi ada beberapa staf lain, yaitu tiga wanita dan di antara wanita dari tiga itu dia menyebutkan nama Clara sahabatnya. Aku pun merasa tidak khawatir lagi.

_____

"Kamu sudah kasih tahu Clara? hati-hati loh, entar dia bilang sama suami kamu kalau dia gak ikut ke Jakarta, lebih baik kamu segera hubungi Clara," ucap Mas Bram, kepada Cindy istri dari Mas Haris.

"Sudah, Mas," lalu Mas Bram mencium kening Cindy.

Terpopuler

Comments

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Istri pemberani menuju Neraka 🤦‍♀🤦‍♀
Lanjut thor semangat 💪💪💪

2022-11-26

1

lihat semua
Episodes
1 *Istriku mulai berbohong
2 Bab 2 Haris Brawijaya gelisah
3 Bab: 3 Kecelakaan
4 Bab: 4 Cemburu
5 Bab 5 Curiga
6 Bab: 6 Rara sakit.
7 Bab 7 Bram sakit.
8 Bab: 8 Cindy sakit
9 Bab: 9 Kabar berita
10 Bab: 10 Cinta mengalahkan segalanya.
11 Bab: 11 Gelisah
12 Bab 12 Menyesal Sesaat.
13 Bab: 13 Seperti Sepi.
14 Bab: 14 Tamu Yang Dinanti.
15 Ban: 15 Kepergian Haris.
16 Bab: 16 Dilema.
17 Bab: 17 Pilu
18 Bab: 18 Cemburu
19 Bab: 19 Kedatangan Zhira
20 Bab: 20 Bram Niat Rujuk.
21 Bab: 21 Bimbang.
22 Bab: 22 Penuh Pertimbangan.
23 Bab: 23 Ketahuan Sang Anak
24 Bab : 24 Bram dan Cindy menyadari cinta mereka terlarang.
25 Bab: 25 Terjadi Percekcokan Antara Reza Dan Cindy
26 Bab: 26 Reza Di Hantui Rasa Curiga
27 Bab 27
28 Bab: 28 Pertemuan Haris Dan Zhira.
29 Bab: 29 Kecewa
30 Bab: 30 Diam Seribu Bahasa
31 Bab: 31 Perkenalan Dengan Helmi
32 Bab : 32
33 Bab 33
34 Bab: 34 Terbuai Asmara
35 Bab 35 Merasa Tidak Di Perhatikan
36 Bab 36
37 Bab 37 Hati Cindy Hancur
38 Bab 38 Cindy Mengurung Diri
39 Bab: 39 Haris Kecewa
40 Bab: 40 Kesedihan Rara
41 Bab: 41 Kedatangan Ibunya Haris
42 Bab: 42 Ibunya Haris Turun Tangan
43 Bab 43 Clara Heran Dengan Sifat Aneh Cindy.
44 Bab: 44 Pertemuan Haris Dengan Teman Kuliah
45 Bab: 45 Pertemuan Cindy dan Helmi
46 Bab: 46 Cindy Kecewa
47 Bab: 47 Cindy Seakan Tidak Ada Sifat Jera.
48 Bab: 48 Haris Berkunjung Ke Rumah Friska
49 Bab: 49 Haris Pulang Ke Bogor
50 Bab: 50 Haris Kembali Ke Bandung
51 Bab: 51 Cindy Pulang
52 Bab: 52 Mbak Eka Pulang Kampung
53 Bab: 53 Rara Kecewa
54 Bab: 54 Cindy Telat Datang Bulan
55 Bab55
56 Bab 56 Gugatan dan Penyesalan
57 Bab 57 Cindy
58 Bab 58 Cindy Kecelakaan
59 Bab 59 Cindy Di Operasi
60 Bab 60 Cindy Rindu Anaknya
61 Bab 61 Cindy Terluka
62 Bab: 62 Pertemuan Kembali
63 Bab 63 Haris Tersipu Malu
64 bab 64 Ibunya Haris Ngamuk
65 Bab 65 Cindy Keluar Dari Rumah
66 Bab 66 Haris Dan Ibu Kecewa.
67 Bab 67 Amarah Ibunya Haris Terluapkan
68 Bab 68 Haris Mengungkapkan Cintanya
69 Bab 69 Ibu Haris Mendesak Haris Melamar Friska
70 Bab 70 Bram bertemu Cindy
71 Bab 71. Haris Tunangan
72 Bab : 72. Acara Pertunangan Clara
73 Bab 73 kedatangan Gisela
74 Bab 74 Rasa Kesal Cindy
75 Bab: 75 Kedatangan Bram ke Kafe milik Haris
76 Bab: 76 Haris Merencanakan Sesuatu Untuk Bram
77 Bab 77 Haris ke Kalimantan bertemu dengan Zhira
78 Bab 78 Wisnu ke rumah Zhira
79 bab 79 Friska Ingin Segera Menikah
80 Bab: 80 Bram Kecewa
81 Bab 81 Cindy Marah
82 bab 82 Zhira Datang Ke Bandung
83 Bab 83 Wisnu Kaget
84 Bab 84 Pergi Ke Bogor
85 Bab 85 Sosok Bram
86 Bab 86 Zhira Terkejut
87 Bab: 87 Garis Dua ( Gisela)
88 Bab 88 Cindy jatuh
89 Bab:89 Kepergian Bagas
90 Bab: 90 Bagas di hinggapi rasa penasaran
91 Bab 91 Cintya seakan sudah tidak peduli kepada Cindy
92 Bab 92 Gisela kembali meminta sejumlah uang
93 Bab 93 Cintya kesal
94 Bab 94 Cindy Jatuh
95 Bab 95 Friska mencoba gaun pengantin
96 Bab 96 Pertemuan Friska dan Bram
97 Bab 97 Bram kesal.
98 Bab 98 Bram Merayu
99 Bab: 99 Bram Bertengkar.
100 Bab: 100 Zhira gusar
101 Bab 101 Acara Sisil
102 Bab 102 Zhira Tersenyum Puas.
103 bab 103 Bobby merencanakan sesuatu
104 104 Bram di incar
105 Bab 105 Bram Di Sekap
106 bab 106 Bram Terluka.
107 107 Karma bagi Bram
108 Bab : 108 Friska sakit
109 Bab: 109 Cindy kabur
110 Bab: 110 Cintya Pergi Berlibur
111 Bab: 111 Pencarian Cindy
112 Bab 112 Friska cemburu
113 Bab: 113 Tesa datang ke Kafe
114 Bab:114 Cintya menelepon Haris
115 Bab 115 Bram Kembali Terluka
116 Bab: 116 Haris Menikah
117 Bab 117 Cindy bertemu dengan Haris
118 Bab: 118 Haris tiba di rumah Cintya
119 Bab: 119 Cindy di rumah baru
120 Bab: 120 Cindy bertemu Azam.
121 Bab : 121 Cindy di usir
122 Bab 122 Cindy kembali di pertemukan dengan Azam
123 Bab: 123 Bram kabur
124 Bab: 124 Bonar kesal
125 Bab: 125 Cindy Cemburu
126 Bab: 126 Cintya menjemput Cindy
127 Bab 127 Pertemuan Cindy dan Friska
128 Bab 128 Tiba di rumah Cintya
129 Bab 129 Zhira Dendam
130 Bab: 130 Bram Pilu
131 Bab: 131 Cindy kena gangguan mental.
132 Bab: 132 Haris Bahagia
133 Bab: 133 Bram Terpuruk
Episodes

Updated 133 Episodes

1
*Istriku mulai berbohong
2
Bab 2 Haris Brawijaya gelisah
3
Bab: 3 Kecelakaan
4
Bab: 4 Cemburu
5
Bab 5 Curiga
6
Bab: 6 Rara sakit.
7
Bab 7 Bram sakit.
8
Bab: 8 Cindy sakit
9
Bab: 9 Kabar berita
10
Bab: 10 Cinta mengalahkan segalanya.
11
Bab: 11 Gelisah
12
Bab 12 Menyesal Sesaat.
13
Bab: 13 Seperti Sepi.
14
Bab: 14 Tamu Yang Dinanti.
15
Ban: 15 Kepergian Haris.
16
Bab: 16 Dilema.
17
Bab: 17 Pilu
18
Bab: 18 Cemburu
19
Bab: 19 Kedatangan Zhira
20
Bab: 20 Bram Niat Rujuk.
21
Bab: 21 Bimbang.
22
Bab: 22 Penuh Pertimbangan.
23
Bab: 23 Ketahuan Sang Anak
24
Bab : 24 Bram dan Cindy menyadari cinta mereka terlarang.
25
Bab: 25 Terjadi Percekcokan Antara Reza Dan Cindy
26
Bab: 26 Reza Di Hantui Rasa Curiga
27
Bab 27
28
Bab: 28 Pertemuan Haris Dan Zhira.
29
Bab: 29 Kecewa
30
Bab: 30 Diam Seribu Bahasa
31
Bab: 31 Perkenalan Dengan Helmi
32
Bab : 32
33
Bab 33
34
Bab: 34 Terbuai Asmara
35
Bab 35 Merasa Tidak Di Perhatikan
36
Bab 36
37
Bab 37 Hati Cindy Hancur
38
Bab 38 Cindy Mengurung Diri
39
Bab: 39 Haris Kecewa
40
Bab: 40 Kesedihan Rara
41
Bab: 41 Kedatangan Ibunya Haris
42
Bab: 42 Ibunya Haris Turun Tangan
43
Bab 43 Clara Heran Dengan Sifat Aneh Cindy.
44
Bab: 44 Pertemuan Haris Dengan Teman Kuliah
45
Bab: 45 Pertemuan Cindy dan Helmi
46
Bab: 46 Cindy Kecewa
47
Bab: 47 Cindy Seakan Tidak Ada Sifat Jera.
48
Bab: 48 Haris Berkunjung Ke Rumah Friska
49
Bab: 49 Haris Pulang Ke Bogor
50
Bab: 50 Haris Kembali Ke Bandung
51
Bab: 51 Cindy Pulang
52
Bab: 52 Mbak Eka Pulang Kampung
53
Bab: 53 Rara Kecewa
54
Bab: 54 Cindy Telat Datang Bulan
55
Bab55
56
Bab 56 Gugatan dan Penyesalan
57
Bab 57 Cindy
58
Bab 58 Cindy Kecelakaan
59
Bab 59 Cindy Di Operasi
60
Bab 60 Cindy Rindu Anaknya
61
Bab 61 Cindy Terluka
62
Bab: 62 Pertemuan Kembali
63
Bab 63 Haris Tersipu Malu
64
bab 64 Ibunya Haris Ngamuk
65
Bab 65 Cindy Keluar Dari Rumah
66
Bab 66 Haris Dan Ibu Kecewa.
67
Bab 67 Amarah Ibunya Haris Terluapkan
68
Bab 68 Haris Mengungkapkan Cintanya
69
Bab 69 Ibu Haris Mendesak Haris Melamar Friska
70
Bab 70 Bram bertemu Cindy
71
Bab 71. Haris Tunangan
72
Bab : 72. Acara Pertunangan Clara
73
Bab 73 kedatangan Gisela
74
Bab 74 Rasa Kesal Cindy
75
Bab: 75 Kedatangan Bram ke Kafe milik Haris
76
Bab: 76 Haris Merencanakan Sesuatu Untuk Bram
77
Bab 77 Haris ke Kalimantan bertemu dengan Zhira
78
Bab 78 Wisnu ke rumah Zhira
79
bab 79 Friska Ingin Segera Menikah
80
Bab: 80 Bram Kecewa
81
Bab 81 Cindy Marah
82
bab 82 Zhira Datang Ke Bandung
83
Bab 83 Wisnu Kaget
84
Bab 84 Pergi Ke Bogor
85
Bab 85 Sosok Bram
86
Bab 86 Zhira Terkejut
87
Bab: 87 Garis Dua ( Gisela)
88
Bab 88 Cindy jatuh
89
Bab:89 Kepergian Bagas
90
Bab: 90 Bagas di hinggapi rasa penasaran
91
Bab 91 Cintya seakan sudah tidak peduli kepada Cindy
92
Bab 92 Gisela kembali meminta sejumlah uang
93
Bab 93 Cintya kesal
94
Bab 94 Cindy Jatuh
95
Bab 95 Friska mencoba gaun pengantin
96
Bab 96 Pertemuan Friska dan Bram
97
Bab 97 Bram kesal.
98
Bab 98 Bram Merayu
99
Bab: 99 Bram Bertengkar.
100
Bab: 100 Zhira gusar
101
Bab 101 Acara Sisil
102
Bab 102 Zhira Tersenyum Puas.
103
bab 103 Bobby merencanakan sesuatu
104
104 Bram di incar
105
Bab 105 Bram Di Sekap
106
bab 106 Bram Terluka.
107
107 Karma bagi Bram
108
Bab : 108 Friska sakit
109
Bab: 109 Cindy kabur
110
Bab: 110 Cintya Pergi Berlibur
111
Bab: 111 Pencarian Cindy
112
Bab 112 Friska cemburu
113
Bab: 113 Tesa datang ke Kafe
114
Bab:114 Cintya menelepon Haris
115
Bab 115 Bram Kembali Terluka
116
Bab: 116 Haris Menikah
117
Bab 117 Cindy bertemu dengan Haris
118
Bab: 118 Haris tiba di rumah Cintya
119
Bab: 119 Cindy di rumah baru
120
Bab: 120 Cindy bertemu Azam.
121
Bab : 121 Cindy di usir
122
Bab 122 Cindy kembali di pertemukan dengan Azam
123
Bab: 123 Bram kabur
124
Bab: 124 Bonar kesal
125
Bab: 125 Cindy Cemburu
126
Bab: 126 Cintya menjemput Cindy
127
Bab 127 Pertemuan Cindy dan Friska
128
Bab 128 Tiba di rumah Cintya
129
Bab 129 Zhira Dendam
130
Bab: 130 Bram Pilu
131
Bab: 131 Cindy kena gangguan mental.
132
Bab: 132 Haris Bahagia
133
Bab: 133 Bram Terpuruk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!