Brukkkk......
Motor yang di naiki oleh Reza anak dari Cindy mengalami kecelakaan. Sang anak menggunakan sepeda motor ketika hendak berangkat sekolah. Pagi itu Reza tergesa-gesa pergi ke sekolah karena bangun kesiangan, motor yang di kendarai menubruk pohon besar. Terasa pandangan kabur saat badannya membentur pohon besar, dan kepala terasa pusing, terdengar sayup-sayup suara kerumunan orang menghampirinya, mungkin hanya itu yang di ingat Reza setelah itu dia pingsan, dan sudah tidak ingat apa-apa lagi.
***
"Mama..!"
"Nak, kamu sudah sadar?" Papa Haris memegang tangan Reza, terlihat sangat khawatir ketika melihat kondisi anaknya terkujur lemah tak berdaya akibat dari benturan kecelakaan motor tadi pagi, yang mengakibatkan badan Reza terluka dan tangannya di perban.
"Aku dimana Pah?" Reza seakan ketakutan ketika berucap. Bayangan kecelakaan tadi pagi membuatnya di hantui rasa takut yang mendalam. Papa mencoba menenangkan anak lelakinya itu. Lalu Papa dengan sangat hati-hati menceritakan kejadian yang baru saja menimpa sang anak. Di sudut mata anak itu seakan akan ada bulir putih yang akan menetes, lalu dengan sigap Papa mengusapnya dengan tisu.
"Mama, mana Pah?" terus saja, Reza menanyakan keberadaan Mamanya itu. Sejak tadi pagi ponsel Cindy tidak bisa dihubungi begitupun dengan Bram, Papa di selimuti rasa kesal yang teramat terhadap istrinya itu. Tapi Papa tidak menampakkan itu semua terhadap anaknya. Papa Haris selalu menyembunyikan keburukan sifat dari Mamanya.
"Mama sedang kerja, nak," jawab Papa singkat. Lalu Papa mengalihkan obrolan dengan menceritakan keadaan Reza baik-baik saja, dan besok Reza sudah di perbolehkan pulang oleh dokter.
Terlihat Rara sang adik sedang mengintip di luar jendela ruangan rumah sakit, anak kecil itu tersenyum manis kepada kakaknya, dan melambaikan tangan seakan membuat Reza ada semangat agar bisa sembuh.
"Tuh, adikmu sudah memanggil untuk bermain, ayo! semangat untuk pulih," Haris menyemangati anaknya itu.
Reza hanya tersenyum, sementara pikirannya masih melayang memikirkan Mamanya.
"Mama sebenarnya kemana," gumam hati kecilnya.
_______
Sementara Cindy bersama Bram lagi menikmati indahnya di mabuk asmara. Tawa lepas dari Gisel dan Cindy membuat Reza merasa terhibur karena dengan pekerjaan yang sangat padat pikiran seakan melayang tidak karuan jadi butuh rilek.
Mereka sedang berada di sebuah Kafe sambil menikmati alunan musik klasik. Bram seakan tidak mau lepas menggenggam tangannya Cindy begitupun sebaliknya dengan Cindy.
"Ayo dong, kejutannya buka," Gisel berbisik pelan ke kuping Bram.
Bram kemudian mengeluarkan sebuah kotak, lalu menyuruh Cindy memejamkan mata, Cindy pun menuruti keinginan Bram. Betapa terkejutnya Cindy ketika melihat isi kotak itu, sebuah jam dengan merk ternama dan tentunya dengan harga yang sangat mahal. Cindy tersenyum merekah dan menciumi Bram, tanpa malu meskipun di sampingnya ada Gisel.
"Mas, kamu baik banget, barang ini udah lama aku impikan," Cindy matanya berkaca-kaca mungkin karena di hinggapi rasa senang.
***
Udara semakin sore semakin dingin karena hujan deras mengguyur, Cindy terkejut ketika ada bunyi ponsel dari saku Gisel.
"Aku lupa, ponselku belum aku aktifkan lagi," ucap Cindy, karena Cindy tadi pagi sengaja ponselnya dia matikan agar tidak ada yang mengganggu begitupun dengan ponsel milik Bram.
Ketika membuka ponsel Cindy begitu terperanjat karena panggilan masuk ke ponsel dia dari suaminya begitu banyak, dan pesan pun muncul.
"Anak kita kecelakaan," isi pesan dari suaminya itu sungguh membuat jantung Cindy terasa mau copot. Dengan spontan dia mengajak pulang Bram.
***
Selama dalam perjalanan pulang ke kota hujan yaitu Bogor, hati Cindy tidak karuan, dia tidak bergeming sedikitpun di dalam mobil, pandangannya seakan kabur. Dia dihinggapi rasa bersalah yang teramat besar kepada anak lelakinya itu. Andai saja dia tidak mematikan ponselnya tadi pagi mungkin dia tidak akan telat melihat kondisi anaknya saat ini. Berkali-kali Cindy menghubungi suaminya tapi tidak ada jawaban.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments