Perempuan Berbaju Merah (3)

***EPISODE INI MENGGUNAKAN SUDUT PANDANG ORANG PERTAMA SEBAGAI DIMAS BAHRI***

"Waaa!! hantu!!!" teriakku dengan sekuat tenaga yang masih tersisa ditubuhku, aku berusaha berlari kembali masuk kedalam truk.

Didalam truk aku langsung mengunci pintu dan menutup wajah dengan kedua tanganku sambil meringkuk disana, suara pukulan demi pukulan didalam box truk kembali aku dengar persis seperti saat siang hari.

"Pergi!! pergi!!!" teriakku yang begitu ketakutan

Tidak lama suara box yang dipukul - pukul pun berhenti dan menghilang, perlahan aku mengangkat kepalaku dan melihat kondisi. Dalam benakku berfikir kalau hantu itu sudah pergi dari tempat ini, aku pun memberanikan diri menoleh kanan kiri lewat kaca jendela truk dan memang aku tidak melihat apapun saat itu.

"Sial! ban bocor pula!" bentakku saat itu, tanganku meraba - raba dashboard truk untuk mencari handphone dan mencoba meminta bantuan namun handphoneku mati saat itu kehabisan baterai.

"Sial!! Sial!!" aku begitu marah dengan kondisi saat ini, perlahan aku kembali mengawasi sekitarku yang terlihat sepi.

Aku memberanikan diri mencoba untuk keluar dari dalam truk dan berinisiatif pergi ke desaku yang tidak jauh dari sana, begitu keluar dari truk aku langsung berlari dan balai desa yang paling aku ingat saat itu sebagai tujuan utamaku. Kedua orangtuaku sudah meninggal sedangkan kedua adikku juga sudah pergi dari desa ini, jadi pergi menuju rumah untuk meminta bantuan tidak menjadi tujuanku.

Biasanya setiap malam ada beberapa orang yang berjaga disana dan aku sangat ingat beberapa orang yang masih tinggal didesa itu, dengan berlari cepat sekuat tenaga aku melangkahkah kakiku ke balai desa. Namun setelah aku yakin aku sudah dekat dengan balai desa sesuatu yang tidak aku sangka terlihat didepan mataku, aku melihat rumah tua yang pernah aku pakai untuk memanggil jelangkung bersama teman - temanku.

"Aaa... apa? kok aku balik lagi kesini?" tanyaku dalam hati, lalu aku kembali menoleh kebelakang dan aku lihat pagar yang rusak dan trukku yang terparkir dibahu jalan depan pagar rumah.

"Gak mungkin... aku sudah berlari jauh...." gumamku lagi dan tiba - tiba aku tertabrak angin dingin yang tiba - tiba terasa disekujur tubuhku, bulu kudukku pun berdiri seketika dan merasakan sesuatu menatapku dengan tatapan dingin.

Perlahan aku menoleh menatap belakang, dipelataran rumah tua itu aku melihat sesosok wanita dengan rambut panjang terurai tidak menyentuh tanah, wajahnya tertutupi rambut namun entah mengapa aku dapat melihat mata putih yang menyorot tajam kearahku, bajunya yang berwarna merah panjang seakan meneteskan sesuatu yang membasahi tanah. Begitu takutnya aku menatap sosok itu hingga aku tidak dapat berkata apapun lagi, kakiku membatu tubuhku terasa dingin, dan kepalaku pun pusing.

Perlahan sosok itu seakan terbang rendah mendekatiku dengan perlahan, ditengah ketakutanku aku mendengar suara samar namun sangat terdengar didekat telingaku. Terdengar serak dan membuatku semakin meringing ketakutan.

"Hong hiyang ilaheng hen jagad alusan roh gentayangan ono'e jelangkung jaelengsat siro wujud'e ning kene ono bolon'e siro wangsul angslupo yen siro teko gaib wenehono tondo ing golek bubrah hayo enggalo teko pangundango hayo ndang angslupo ing rupo golek wujud..." begitu ucapannya

"Waaa ampun!! ampun!!!" aku segera berbalik menjauhi sosok wanita berbaju merah itu menuju truk ku, didalam truk itu aku melihat sosok wanita berbaju merah menempel dikaca depan dengan senyum lebar yang menunjukkan bibirnya yang robek sampai kepipi dan darah yang bercucuran dengan derasnya.

Aku segera menghidupkan mesin truk dan segera tancap gas dengan pengendalian setir yang berat karena ban sebelah kiriku yang bocor, namun seakan aku sudah tidak peduli lagi dan terus aku menancap gas itu. Aku pun sempat melihat sosok wanita berbaju merah itu tiba - tiba menghilang dari kaca depanku, namun aku tidak ingin mengendorkan gas ku.

Ditengah heningnya suasana aku pun sampai dijalan yang dikelilingin pepohonan lebat yang menjadi satu - satunya jalan penghubung desa kelahiranku untuk sampai ke kota, namun ditengah perjalanan yang sunyi itu aku kembali melihat sosok wanita berbaju merah bahu jalan diantara pepohonan. Bulu kudukku kembali berdiri dan sekilas aku mendengar suara box kembali berbunyi seakan sesuatu menabraknya, aku semakin ketakutan dan semakin dalam kakiku menginjak gas.

"Didepan tempat pestanya bang..." suara serak dari seorang wanita mendadak terdengar disebelah kiriku, sesosok wanita berbaju merah dengan wajah yang terlihat penuh darah dan tersenyum menatap kepadaku dengan bibir robek yang terlihat sampai pipi membuat aku terkejut setengah mati.

"AAAAaaa!!" teriakku dan menarik setir hingga mentok kekanan, truk pun terbalik dan aku mengalami kecelakaan ditengah jalan itu.

Aku terpelanting didalam truk itu namun aku masih sadar dan tidak mengalami luka yang berarti, perlahan aku mencoba menggerakkan seluruh tubuhku dan benar saja aku tidak mengalami cedera apapun. Perlahan aku mencoba berdiri dan membuka pintu supir dimana pintu supir yang menjadi pintu satu - satunya aku dapat keluar dari truk yang terbalik itu.

Begitu keluar aku melihat banyak orang yang mengelilingi truk membawa obor sedang menatapku, aku melihat orang - orang itu berjalan mendekatiku dan mengulurkan tangannya mencoba untuk menolongku. "syukurlah ada yang menolong" dalam hatiku berkata, aku menyambut uluran tangan seseorang dan mereka seakan menyambutku begitu ramah dan baik.

***CERITA DIMAS BAHRI BERAKHIR***

Didalam hutan pada malam hari dengan bulan purnama yang menyinari hutan, udara begitu dingin dan angin bertiup cukup keras ketika itu. Lima orang terlihat sedang berkemah ditengah hutan, dengan api unggun yang menyinari dan menghangatkan tubuh mereka. Ardi, Beni, Rakasyah, dan Samir terdiam menatap Dimas yang baru saja selesai bercerita kisahnya yang pernah dia alami, mereka berlima pun terdiam beberapa saat ketika cerita Dimas berakhir.

"Lalu apa yang terjadi Dim?" tanya Beni penasaran

"Orang - orang itu membantuku untuk pulang, semua kehidupanku pun kembali normal seperti biasanya dan disini aku sekarang berkumpul dengan kalian untuk kamping bersama" jawab Dimas yang suaranya masih bergemetar ketakutan setelah menceritakan kisahnya

"Serem juga ya... aku kok jadi merinding" timpal Samir

"Kalau ceritamu sebulan yang lalu berarti aku tiga hari setelah kejadianmu bertemu sosok wanita berbaju merah itu" celetuk Beni yang menatap api unggun itu dengan sorot mata ketakutan, sontak celetukan Beni membuat Ardi, Dimas, Rakasyah, dan Samir menatap bersamaan.

"Kamu juga bertemu sosok wanita berbaju merah itu?" tanya Dimas penasaran, Beni pun menganggukkan kepalanya beberapa kali merespon pertanyaan Dimas saat itu.

"Iya... aku juga bertemu dengan sosok itu..." jawab Beni terdengar bergemetar lalu menatap Dimas perlahan

"Kok bisa kita bertiga bertemu sosok yang sama? apa ada hubungannya dengan jelakung yang dulu kita panggil?" tanya Rakasyah penasaran, sontak Ardi, Dimas, Beni dan Samir menoleh menatap Rakasyah.

"Loh? kamu juga tah?" tanya Dimas dengan terkejut

"Iya aku juga" jawab Rakasyah terdengar ketakutan

"Sebenarnya aku juga...." Samir menimpali

"Waah fix ini.... pasti jelangkung yang kita panggil itu" ucap Dimas dengan yakin, mereka pun terdiam lagi memandangi api unggun.

"Di, kok kamu diam aja? kamu gak diganggu hantu yang sama?" tanya Dimas lalu menatap Ardi, wajah Ardi pun mendadak memucat.

"Aah iya aku juga... berarti ini memang ada hubungannya dengan jelangkung dan kematiannya mbah Sarno" jawab Ardi ketakutan, jawaban Ardi membuat teman - temannya yang lain terdiam menatap Ardi.

"Kok kamu jadi pucat gitu Di?" tanya Dimas khawatir, Ardi pun menoleh menatap Dimas.

"Yah... gimana ya, kita baru saja mengalami hal mengerikan kan?" tanya balik Ardi

"Ben, ceritamu gimana?" tanya Dimas mengalihkan pandangannya menatap Beni yang juga terlihat ketakutan, sempat terdiam sejenak terdengar Beni menghela nafasnya.

"Jangan sampai ketakutan ya... begini ceritanya..." Beni bersiap untuk memulai cerita seram yang dialaminya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!