"Apa tuan ingin turun?" Tanya Jack pada Ardhan. Sejak tadi mobilnya terparkir di pinggir jalan raya, dan sang majikan tidak berniat untuk turun sekalipun.
Ardhan ingin menghampiri Kenzia, tapi ia merasa malu untuk menemuinya saat ini. Apa lagi dirinya belum mandi lagi, ia merasa minder takut bau dan ya, ia merasa belum ke salon.
"Carikan aku salon dulu,"
"Hah?!" Seperti tanda tanya di kepala Jack. Ardhan tidak pernah ke salon. Baginya hanya ada waktu untuk bekerja dan bekerja, pantas saja Ardhan di juluki singa kerja.
"Baik tuan,"
Kenzia menatap mobil hitam itu dengan perasaan aneh, ia tahu mobil itu sudah lama terparkir. Namun orangnya tidak kunjung keluar.
"Zia, besok hari libur, kita keluar yok jalan-jalan," ucap Amel.
Dia melirik Arkhan, ia tahu, Arkhan menyukai Kenzia. Jadi dia ingin menjadi mak Jomblang.
"Boleh, kebetulan aku memang lagi malas di Apartement."
"Boleh, aku ikut?" Tanya Arkhan.
"Tentu saja," jawab Amelia kemudian di susul senyuman Kenzia.
Ketiga orang itu pun melanjutkan aktivitas, melayani pelanggan dengan sepenuh hati dan senyuman yang ramah.
Seusai bekerja, Kenzia membalikkan kertas kecil itu dengan kata 'closed'. Lalu menutup dan mengunci pintu itu.
Kenzia mendongak ke atas langit, bintang bersinar terang. Lagi-lagi dia teringat dengan Daddy Ardhan.
"Kau tetap saja, setiap malam akan melihat bintang," ucap seseorang.
Kenzia menoleh, ia cukup terkejut. Wajah seseorang dia sampingnya yang berjarak hanya beberapa langkah saja mirip dengan Daddynya. Ia terus menyangkal, mana mungkin Daddy Ardhan ada di kota ini.
"Kenzia,"
Bruk
Tanpa sadar ada seseorang yang menabrak tubu Kenzia, hingga tubuh Kenzia terhuyung ke depan, dengan sigap Ardhan menyanggah tubuh Kenzia dengan lengan kanannya.
"Apa kau tidak memiliki mata?" Sarkas Ardhan.
"Maaf, maaf," ucap seorang laki-laki membungkuk.
"Kenzia, kau tidak apa-apa kan?"
Kenzia menepis tangan Ardhan, jantungnya berdetak lebih kencang. Jangan sampai Daddy Ardhan mendengarkan detakan di jantungnya.
Kenzia melangkah tergesa-gesa menuju mobilnya. Ardhan menyusul Kenzia, dia mengetuk pintu mobilnya dan memanggil namanya.
"Kenzia.."
"Buka pintunya Zi, ini Daddy.."
Kenzia tak peduli, dia melajukan mobilnya dengan kencang. Sampai di lampu merah, air matanya langsung mengalir. Dia rindu, tapi rindu ini sudah terlarang. Rindu ini bukan sebatas rindu pada seorang ayah, tapi sebagai pria yang ia cintai.
"Kenapa harus bertemu? Bertahun-tahun aku selalu menghindarinya."
Hati Kenzia seperti di remukkan untuk yang ke dua kalinya. Dia sama sekali tidak berharap untuk bertemu, karena dia tahu, ia takut tak bisa mengendalikan perasaannya.
Tit
Suara klakson terus berbunyi di belakang mobilnya, ternyata ia tengah melamun dan tidak memperhatikan lampu yang sudah berubah warna hijau.
Kenzia melajukan mobilnya dengan sedang, di sepanjang perjalanan dia mengingat kembali pertemuannya dengan Ardhan.
"Apa dia datang kesini bersama istrinya?"
Kenzia tertawa getir. "Apa yang aku harapkan darinya? Kemana pun pasti ada istrinya dan bukan aku. Sadarlah Zi, kamu tidak seberapa penting untuknya."
Kenzia memarkirkan mobilnya di area parkir, sebelum keluar dia menghapus air matanya lebih dulu. Kenzia turun, sambil tersenyum di sapa orang.
Dia menaiki lift menuju Apartementnya, namun lagi dan lagi dia melihat seseorang yang berdiri di pintu Apartementnya.
"Zi.." Ardhan mendekat.
"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan Daddy," ucap Kenzia dengan nada dingin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Melani Sunardi
Ternyata banyak ya case yg seperti ini, dari mengagumi akhirnya jatuh hati.
2024-07-05
0
Yunerty Blessa
apakah Ardhan juga suka sama Kenzia ataukah cuma Kenzia..
2023-09-19
0
Indah Dhenil
crazy up dong thor
2022-06-14
1