Ranjang Pria Tua

Ranjang Pria Tua

#1 : Masa Lalu

"Iya, Mom."

Wanita berambut pirang itu tertawa kecil. Setiap ada waktu senggang. Dia akan menghubungi sang Mommy dan Daddy. Jarak yang membentang jauh, ada sejuta kerinduan di hatinya. Namun ada luka yang tak bisa ia tepis. Rasanya masih sakit mengingat semuanya.

"Jangan lupa makan Ken,"

"Mom aku bukan anak kecil." Dia beranjak dari tempat tidurnya, melangkah ke luar jendela. Melihat lampu gedung pencakar langit yang berwarna-warni itu.

"Haha, iya benar. Putri ku sudah dewasa rupanya. Apa putri ku ini sudah memiliki hati seseorang?"

"Ayolah Mom, jangan bercanda. Aku lebih suka seperti ini Mom."

"Apa perlu Mommy carikan jodoh untuk mu?"

"Sudahlah Mom, aku ngantuk mau tidur." Gadis itu berdecih, ia malas kalau menyangkut perjodohan. Ia ingin hidup bebas, apa lagi perasaannya belum hilang sepenuhnya.

"Tunggu sebentar, Daddy Ardhan sering menanyakan mu pada Mommy. Katanya kamu tidak pernah menghubunginya. Jangan seperti itu, waktu kecil kamu sangat suka menempel padanya."

"Dia tidak butuh Kenzia, Mom. Dia sudah punya istri. Sudahlah, Kenzi tutup dulu."

Bip

Kenzia berumur 27, dia menganyam pendidikan di Prancis dan saat ini tinggal di Prancis. Bukan kemauannya untuk kuliah di Prancis, namun sebuah keterpaksaan demi luka hati yang ingin sembuh.

"Dia melupakan aku Mom,"

Flasback

Seiringnya waktu, dia tumbuh menjadi gadis yang beranjak dewasa. Hatinya sering berbunga-bunga, ia sering membayangkan wajah Daddy Ardhan. Setiap bersama Daddy Ardhan. Jantungnya selalu berdebar-debar. Kadang ia gugup, kadang ia malu. Sebuah rasa yang tak pernah ia rasakan sebelum.

"Aku harus bilang, kalau aku suka sama Daddy Ardhan. Aku yakin Daddy Ardhan juga menyukai ku," ucapnya dengan senyam-senyum sendiri.

Sebelumnya, dia curhat pada teman-temannya. Bahwa dia menyukai Daddynya yang sering bersamanya. Daddy Ardhan sosok yang hangat dan lembut padanya. Jadi ia yakin, Daddy Ardhan akan membahagiakannya.

Dia mulai melangkah ke ruang tamu dan hendak berbicara. Namun tenggorokannya langsung tercekat mendengarkan suara seseorang yang ia kenal.

"Berli sudah kembali dan aku ingin menikahinya."

Gadis berambut pirang dengan di kepang dua itu, senyumnya langsung luntur. Jiwanya terombang ambing. Kedua matanya mulai berair.

Ketiga orang itu masih belum menyadarinya, kalau ia berdiri tak jauh dari mereka.

"Jadi kamu akan menikahinya setelah dua tahun meninggalkan mu?" tanya Mommy Aira terkejut.

"Benar, aku sangat mencintai Berlin. Ternyata dia meninggalkan ku hanya karena menurutnya aku tidak sepadan dengannya."

Daddy Arga mangut-mangut. Ia mengerti, bahwa cinta sangat sulit di lupakan. Apalagi pandangan pertama.

"Sebagai seorang sahabat, kami hanya mendukung mu. Lagi pula kamu sudah lama menjomblo, aku takut milik mu sampai karatan."

Tanpa ia sadari sebuah bantal langsung melayang ke arah wajah Daddy Arga.

"Mas, apa otak mu bisa waras sedikit?" kesal Mommy Aira. Lama-lama ia ingin mencongkel otak suaminya itu yang berbicara tidak ada remnya.

"Hahaha."

Gelak tawa terdengar dari Daddy Ardhan.

Kenzia masih mematung, ia menatap wajah tampan itu. Ternyata wajah itu semakin mempesona saat sedang tertawa. Ia memang sering melihatnya, tapi wajah itu seakan menyimpan kesedihan. Namun sekarang, ia senyuman lebar itu, melihat wajah yang tanpa beban.

"Eh sayang, sudah pulang."

Mommy Aira beranjak dari tempat duduknya, merangkul kedua bahu sang putri agar ikut duduk bersamanya.

"O iya, kamu tahu sayang. Daddy Ardhan akan menikah dengan Berlin. Pasti kamu belum tahu kan? Berlin kekasih Daddy Ardhan. Namun dia pergi dan sekarang dia kembali. Daddy Ardhan akan menikah."

Perkataan menohok itu membuat seluruh tubuhnya terasa panas. "Jadi Daddy akan menikah,"

Kenzia berdiri, dia mengulurkan tangannya. "Selamat Om, semoga pernikahan Om lancar."

Ardhan terkejut, ia di panggil Om. Padahal selama ini, Kenzia tidak pernah memanggilnya dengan sebutan Om.

"Sayang, kenapa kamu memanggil Daddy Ardhan dengan sebutan Om?" tanya Mommy Aira.

"Kita harus menjaga jarak dengan laki-laki yang sudah menikah, Mom." Kenzia menurunkan tangan kanannya yang tidak di sambut oleh Ardhan. "Aku lelah, mau istirahat dulu."

Kenzia langsung pergi meninggalkan ruang tamu itu. Dia menunduk dalam-dalam di iringi air mata yang sudah keluar..

Flasback Off

Terpopuler

Comments

Miss Typo

Miss Typo

walaupun perasaan Kenzia sepihak, mungkin Ardhan menganggap Kenzia seperti anaknya sendiri
tp kok hatiku ikut sakit

2024-02-05

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kalo memang jodoh takkan ke mana Kenzia

2023-09-19

0

Anita noer

Anita noer

aq suka nih critax....smoga author seneng y aq kasih vote dan hadiah

2023-07-26

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!