Dengan tergesa-gesa, Ravella memasuki gedung perkantoran mewah yang menjulang di hadapannya. PT. Adhiyaksa Group, sebuah perusahaan leasing yang memiliki cabang hingga ke manca negara. Fakta menakjubkan ini membuat degup jantungnya terasa lebih cepat.
Ada perasaan gelisah di dalam hatinya karena mengemban tanggung jawab sebesar ini. Ia harus mempresentasikan produk alat kebersihan di depan Manajer General Affair. Tentu saja ini bukan perkara mudah. Namun bila berhasil membuat perusahaan besar ini bekerja sama dengan perusahaannya, sudah pasti ia akan mendapat bonus besar. Dan uang itu bisa dia pakai untuk merayakan ulang tahun anak kembarnya.
"Permisi, Mbak, saya Ravella dari PT. Cemerlang Clean Equipment. Saya ada janji temu dengan Pak Surya, Manajer GA," ucap Ravella kepada resepsionis. Ia juga menyerahkan kartu namanya kepada perempuan muda itu.
"Baik, tunggu sebentar, Bu. Saya akan menghubungi Pak Surya."
Sambil menunggu, Ravella mengedarkan pandangan ke sekeliling kantor Adhiyaksa Group. Andai dia bisa bekerja di tempat ini pasti dia akan mendapatkan gaji yang lebih tinggi. Sayangnya ia tidak mungkin bisa menetap di Jakarta dan meninggalkan anak-anaknya. Di usia mereka yang masih tujuh tahun, kedua anak itu masih membutuhkan perhatian ekstra darinya.
"Ibu Ravella, silakan langsung naik ke lantai lima. Pak Surya menunggu Anda di ruang meeting," ucap resepsionis itu.
Setelah mengangguk, Ravella bergegas masuk ke dalam lift. Ia menunggu dalam diam hingga dentingan suara lift terdengar. Saat pintu terbuka, Ravella bergegas keluar. Suara heels yang dipakainya bergema di sepanjang koridor kantor itu. Ia menengok ke kiri dan ke kanan, mencari dimana letak ruang meeting.
Mata Ravella langsung berbinar saat ia melihat pintu besar berwarna putih. Belum sempat ia masuk, pintu itu terbuka dari luar. Lima orang pria berjas formal keluar dari sana. Dilihat dari wajahnya, usia mereka berbeda-beda. Namun ada salah satu pria yang terlihat paling muda. Jika tidak salah menebak pria itu berusia sekitar tiga puluhan awal. Wajahnya cukup tampan dan berperawakan tegap.
Tanpa sengaja, pria itu juga melihat ke arah Ravella sehingga mereka saling bersitatap.
"Tuan Steven, nanti saya akan memberikan salinan dokumen perjanjian kita," ujar seorang pria berkepala pelontos kepada pria itu.
Mendengar nama tersebut, sontak Ravella terkejut.
Steven, kenapa namanya bisa mirip dengan nama pria brengsek yang menghamili Kak Raisa?"
gumam Ravella terkejut.
Ia memang tidak mengetahui bagaimana wajah dari kekasih mendiang kakaknya. Pasalnya Raisa berpacaran dengan Steven semasa kuliah di Jakarta. Sedangkan waktu itu ia masih bersekolah di Bogor.
"Terima kasih, Pak Surya. Sebenarnya saya berharap bisa bertemu langsung dengan Tuan Almero."
"Tuan Almero baru datang sore hari, tapi saya pasti akan menyampaikan undangan Anda."
"Terima kasih, saya permisi."
Pria yang dipanggil Steven itu melewati Ravella kemudian pergi bersama tiga orang pria yang mendampinginya. Entah mengapa Ravella merasa pria itu melirik sekilas kepadanya. Tapi ia tidak menghiraukan. Yang terpenting saat ini adalah menemui pria berkepala pelontos yang ternyata adalah Pak Surya.
"Selamat siang, Pak. Apa Anda Pak Surya, Manajer GA?" tanya Ravella menyapa dengan sopan.
"Siang, Bu. Iya, betul," jawab Pak Surya mengangkat kedua alisnya.
Ravella segera mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri.
"Saya Ravella, perwakilan dari PT. Cemerlang Clean Equipment. Saya yang membuat janji untuk bertemu Bapak hari ini."
Pak Surya menyentuh dagunya sebentar kemudian membalas uluran tangan Ravella.
"Oh, Anda Ibu Ravella. Mari masuk."
Pak Surya membukakan pintu dan menyuruh Ravella masuk. Biasanya ia enggan menemui orang marketing yang ingin menawarkan barang atau jasa kepada Adhiyaksa Group. Namun mengingat PT. Cemerlang Clean Equipment adalah milik Tuan Devano, salah satu teman lama Raja Adhiyaksa, maka ia pun menerima Ravella dengan senang hati.
Setelah dipersilakan duduk, Ravella mengeluarkan katalog produk dari dalam tasnya. Wanita itu menghela napas sebelum memulai presentasinya hari ini.
"Boleh saya mulai, Pak? Saya akan menunjukkan produk-produk unggulan kami. Yang pertama adalah Super Clean Mop. Ini produk pel lantai kami yang awet, tahan lama, dan memiliki daya serap maksimal. Cara penggunaannya juga sangat mudah dan praktis. Sudah banyak perusahaan besar yang menggunakan produk kami ini," papar Ravella.
Dengan bermodalkan pengetahuan produk yang tinggi, Ravella bisa memberikan penjelasan secara detail kepada calon customernya. Ia hanya berharap presentasinya kali ini akan membuahkan hasil.
Di luar gedung perkantoran Adhiyaksa Group, Steven masuk ke mobilnya. Ia tampak kesal karena mendapat panggilan telpon dari seseorang.
"Halo, Mama, ada apa? Aku sedang dalam perjalanan pulang menuju kantor," balas Steven.
"Steven, apa detektif yang kamu sewa belum memberikan info tentang keberadaan anak-anakmu?"
"Belum, Ma. Tapi rencananya malam ini aku akan bertemu dengannya."
"Kita harus bertindak cepat. Kalau tidak Yuna, istrimu, akan mengadopsi anak dari panti asuhan. Mama tidak rela kamu merawat anak yang tidak jelas asal-usulnya. Yang Mama mau adalah cucu kandung Mama sendiri."
"Iya, aku mengerti. Aku juga ingin menemukan anak kandungku. Aku akan menghubungi Mama lagi nanti malam. Jaga kesehatan Mama," ucap Steven mematikan ponselnya.
Ia menyandarkan kepala di kursi sambil memijat pelan pangkal hidungnya. Mungkinkah ini dosa yang harus ditanggungnya karena pernah mencampakkan Raisa?
Ah, mengingat Raisa selalu membuatnya merasa bersalah. Sebenarnya ia mencintai gadis cantik itu. Hanya saja ia telah dijodohkan dengan Yuna, putri dari kolega bisnis ayahnya. Terpaksa ia harus memilih Yuna dan meninggalkan Raisa dalam keadaan mengandung. Tak disangka, Yuna tidak bisa memberikan keturunan untuknya hingga saat ini.
Dalam keadaan begini, ia kembali merindukan Raisa. Anehnya gadis yang menatapnya di ruang meeting tadi memiliki kemiripan dengan mantan kekasihnya itu. Namun Steven segera menepis pikirannya yang tidak masuk akal. Pastilah ini sekedar halusinasinya karena terlalu memikirkan Raisa.
...****************...
"Sampai jumpa besok, Sayang. Nanti malam aku akan mengabarimu setelah aku pulang dari Yayasan," ucap Marion mengecup pipi Almero.
Almero mengangguk. Ia menunggu sampai calon istrinya itu masuk ke dalam rumah, kemudian menyuruh Alarick berpindah tempat ke sampingnya.
"Rick, duduklah di sebelahku," ujar Almero.
"Kamu baru memanggilku setelah Marion pergi. Aku jadi merasa seperti cadangan yang tidak diinginkan," gurau Alarick pura-pura marah.
"Kamu adikku satu-satunya. Mana mungkin aku menganggapmu sebagai cadangan. Makanya cepatlah punya kekasih supaya kamu tidak cemburu padaku dan Marion," kekeh Almero.
Alarick mengangkat bahunya sambil berdesis.
"Di ponselku ada banyak nomer gadis cantik. Aku bisa mengajak mereka berkencan kapan saja jika aku mau."
"Iya, aku percaya. Siapa yang tidak mau menjadi pacar Alarick Adhiyaksa. Oh ya, apa rencanamu setelah ini, Rick? Apa kamu mau langsung bekerja di perusahaan kita? Kedudukan apa yang kamu mau?" tanya Almero beruntun. Suaranya berubah serius.
"Aku memang ingin bekerja, tapi bukan di perusahaan keluarga kita."
Almero mengerutkan dahinya.
"Kenapa? Apa alasanmu?"
"Karena aku ingin merasakan bagaimana pengalaman merintis karier yang sesungguhnya. Percuma saja aku menjadi lulusan universitas terbaik di luar negri kalau aku hanya bisa duduk di kursi empuk lalu menikmati segalanya dengan mudah. Aku mau memulai dari nol. Merasakan menjadi staf fresh graduate yang berjuang dari awal. Kemudian merangkak naik ke jabatan tertinggi dengan usahaku sendiri."
Kelopak mata Almero membesar mendengar cita-cita adiknya. Ia tidak menduga Alarick memiliki pemikiran yang luar biasa.
"Aku mendukung pendapatmu itu. Tapi aku tidak yakin apakah Daddy dan Mommy akan menyetujuinya. Lagipula mana ada perusahaan yang berani menerima pewaris Adhiyaksa Group sebagai karyawan mereka," jawab Almero ragu.
"Aku akan merayu Mommy supaya menyetujui keinginanku. Kalau Mommy berkata iya, Daddy juga pasti setuju. Soal identitas itu gampang. Aku akan menanggalkan nama Adhiyaksa di belakang namaku saat aku melamar pekerjaan sebagai karyawan biasa," ujar Alarick penuh keyakinan.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
mm nya Steven, enak aja main blng anak steve, Steven hanya cuci botol, tanggung jawabnya mana. aneh aja🤭
2024-08-30
0
dums-lucky
up yg banyak thor
2022-07-04
0
NAYLA DWI
lanjut
2022-07-03
0