Part 4

Saat adzan subuh tiba, Kansha segera bangkit. Tidak terasa, semalaman ia tidur begitu saja di dekat pintu kamar, sembari memeluk tubuhnya sendiri. Perkataan Sofyan semalam, membuatnya sakit hati. Akan tetapi, walaupun begitu, dia ingat, bahwa Sofyan adalah suaminya. Seburuk apapun sikapnya, terhadapnya, lelaki itu tetaplah pemimpin keluarga ini.

" Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Aku akan membalas tingkah buruk Ian, dengan sikapku yang baik padanya. Aku tidak boleh, menjadi wanita pendendam, apalagi dia adalah suamiku. Yang ada, aku berdosa karenanya "

Segera setelahnya, gadis itu meminum air putih yang memang sudah disiapkan sejak dia memasuki kamar ini. Gadis itu, kemudian segera mengambil air wudhu agar dia bisa melaksanakan ibadahnya.

Setelah beribadah, Kansha, segera turun ke dapur, di lemari pendingin ada banyak bahan makanan, dia menyiapkan sarapannya kemudian dia memakannya.

" Ya ampun, aku lupa membangunkan Ian shalat " ujar Kansha sembari menepuk jidatnya.

Jam dinding menunjukkan pukul 05.10 artinya masih ada waktu untuk shalat subuh jadi, dia segera naik ke atas dan membangunkan sang suami.

" Ian..., Ian kamu sudah bangun belum? "

Karena tidak ada jawaban, Kansha akhirnya membuka pintu kamar suaminya yang kebetulan tidak dikunci. Kemudian, dia berjalan mendekati Sofyan. Setelah sampai di samping ranjang suaminya, dia menepuk-nepuk pipi sang suami agar terbangun.

" Aduh Sha, ngapain sih? " tanya Sofyan ketus.

" Bangun, shalat subuh Ian ! " jawab Kansha lembut.

" Astaghfirullah, jam berapa sekarang ? "

" Jam 05.12 ! "

Sofyan, terperanjat mendengar jawaban dari Kansha. Dia segera pergi mengambil air wudhu setelah berterima kasih kepada Kansha.

" Ian, sekalian aku minta izin, mau olahraga. Dan, sarapan kamu, ada di bawah. Aku tadi bikin sekalian. Oh iya, jangan lupa minum air putih dulu, kamu bangun tidur pasti butuh cairan 'kan? "

" Iya pergi aja nggak usah izin segala! " teriak Sofyan.

Kansha menghela napasnya, dia kemudian berbalik dan segera meninggalkan sang suami yang sedang berwudhu.

Kansha, berlari santai menghirup udara segar di sekitar kompleks ini. Dia kemudian, berlari menuju taman di kota ini. Dengan pakaian olahraganya yang sedikit ketat, membuatnya menjadi tidak nyaman untuk terus berlari, dia memutuskan untuk beristirahat sejenak. Terdengar suara familiar, seorang pria memanggil namanya, dan dia menolehkan pandangannya ke arah pria tersebut, sembari tersenyum manis.

" Kamu jogging juga ya ? "

" Iya, udah lama banget aku ngga ada waktu buat jogging, akhirnya hari ini bisa "

" Oh iya, Sha, gimana semalam kamu sama Ian ? "

Ketika ditanya soal Ian, Kansha terdiam, dia kemudian menghela napasnya dan mulai angkat bicara.

" Aku, dan, Ian tidur secara terpisah. Tapi, jangan katakan ini pada yang lain, apalagi keluargaku. "

Armand, terkejut mendengar perkataan sahabatnya tersebut.

" Ya ampun, Sha. Kalian sudah menikah loh, apa ini. Aku nggak habis pikir, mengapa kalian memutuskan untuk menikah. Padahal, tidak ada perasaan diantara kalian berdua. Jangan mempermainkan pernikahan, karena pernikahan adalah ibadah terlama dan yang paling besar pahalanya " cerocos Armand.

Kansha, termenung sejenak, dia mengangguk paham, apa yang dikatakan oleh sahabatnya tersebut, benar adanya.

" Emh, Armand aku paham. Tapi, Ian begitu membenci aku. Semua yang kulakukan, selalu salah di hadapannya. Aneh, kesalahan apa yang sudah aku perbuat padanya, sehingga dia begitu membenciku tanpa sebab " kata Kansha bercerita tentang Sofyan pada sahabatnya.

" Jadi, dia sebenarnya tidak mau dijodohkan denganmu ? "

Sasha, mengangguk sebagai jawaban.

" Aih, apa pula ini? Kalian menikah, tetapi seperti orang bermusuhan saja. Sungguh, aneh " Armand, menggeleng-gelengkan kepalanya.

" Sudahlah, tidak perlu di pikirkan sebaiknya kita jogging lagi, nanti keburu panas lagi ! "

Akhirnya, kedua orang tersebut berlari-lari kecil menikmati udara segar di pagi hari. Akan tetapi, tanpa disadari keduanya, sepasang mata tengah menatap mereka dengan pandangan yang sulit diartikan.

***

Azalea, bekerja sebagai guru Sekolah Dasar di sebuah desa terpencil. Dia juga, sudah menikah, dan, hidup bahagia bersama sang suami. Akan tetapi, perasaannya semakin gundah tatkala, ibu mertuanya menginginkan cucu darinya. Bukan apa-apa, masalahnya sang suami, masih belum ada niatan, untuk mempunyai seorang anak. Karena, mereka baru berpacaran setelah menikah. Sebab, keduanya berkenalan dengan singkat, dan memutuskan untuk menikah. Makanya, suaminya ingin berpacaran dulu dengannya, setelah itu baru bisa memiliki anak .

" Ibu, itu Pak Rendy sudah menjemput anda! "

Azalea, menolehkan kepalanya dia tersenyum manis ketika suaminya tersebut tersenyum padanya.

" Assalamualaikum Sayang, mari kita pulang ! "

" Emh, mari ! "

Wanita ayu itu menggandeng lengan sang suami, yang, sesama guru. Mereka, sering menjadi bahan pembicaraan orang-orang sekitar. Dan, mereka juga mendapatkan julukan, pasangan yang serasi. Karena, paras mereka yang tampan dan cantik. Sehingga, banyak yang iri pada hubungan mereka.

***

Sofyan, menunggu sang istri yang sedang jogging, dia beberapa kali meminum air putih untuk meredakan amarahnya.

" Dia lama sekali sih, apa karena berduaan bersama pria jadi lupa waktu seperti ini. Dasar istri tidak tahu diri ! " batin Ian.

Terdengar suara pintu terbuka, Sofyan segera berdiri, dan, melihat siapa yang tengah membuka pintu rumahnya tersebut.

" Aku kira maling, ternyata kamu. Kalau masuk rumah tuh salam dulu kek. Ini, main nyelonong masuk aja, Sasha... Sasha ! " cerocos Sofyan sembari melipat kedua tangannya di dada.

Kansha, menolehkan wajahnya, sembari tersenyum kecil," Aku tadi udah salam, kamu aja yang nggak denger "

Sofyan dibuat terpesona oleh senyuman manis sang istri, akan tetapi, dia kembali fokus untuk menceramahi istrinya tersebut.

" Kamu jogging, lama banget nggak tahu apa aku mau kerja. Harusnya, bawa kunci cadangan kek. Aku jadi harus menunggu kamu, sampai selesai. Kalau mau pacaran, jangan tidak lupa tugasmu menjadi istri ya "bentak Sofyan.

Alasan saja Sofyan berkata seperti itu, padahal dia hanya ingin tahu siapa lelaki yang bersama dengan sang istri. Dia, penasaran dengan siapa sang istri berolahraga.

" Apaan sih, kamu mengikuti aku? Kamu salah paham, aku cuma jogging aja kok. Pria yang berolahraga bersamaku barusan, namanya Armand. Dia sudah punya istri, sebentar lagi akan menjadi ayah, istrinya sedang hamil muda sekarang. Armand itu, sahabatku, dan, maaf sudah membuat kamu menunggu. "

" Ngapain kamu jelasin, lagian aku nggak peduli kamu mau sama cowok manapun, itu urusan kamu "

" Dasar,pria aneh ! " batin Sasha.

Bukankah, tadi pria itu membahas tentang dia yang berolahraga bersama pria lain. Dan, sekarang justru responnya sangat tidak terduga.

" Hey Sasha, jangan diem aja. Bantuin aku siapin pakaian sini ! " teriak Sofyan.

Kansha pun dibuat heran untuk kesekian kalinya, bukankah semalam pria itu meminta nya untuk tidak masuk ke dalam kamarnya. Lalu, apa yang terjadi sekarang, mengapa pria itu begitu plin-plan .

" I---iya tunggu sebentar ! "

" Ya Allah, sebenarnya apa yang terjadi. Apa dia sudah tidak waras ya? atau mungkin dia sudah mulai pikun, bisa-bisanya lupa akan janji yang dia buat sendiri Aih...! " batin Kansha.

Kansha, masuk ke dalam kamar Ian untuk yang kedua kalinya. Dia, menyiapkan pakaian untuk sang suami bekerja.

" Ian pakaiannya ada di atas ranjang ya, aku mandi dulu nanti aku beres-beres kamar kamu setelah kamu kerja ! "

Sofyan, mendengar suara istrinya, akan tetapi dia hanya diam tak menjawab omongan sang istri. Setelah selesai mandi, Sofyan memakai pakaiannya dan segera turun ke bawah. Saat dia sudah melewati anak tangga, dia bertemu dengan Kansha yang sudah mengganti pakaiannya. Gadis itu menghampirinya, dia kemudian membenarkan dasi yang dipakai oleh sang suami, membuatnya membelalakkan matanya. Dia kaget, wajah Kansha begitu dekat dengannya.

" Udah selesai, oh iya nanti pukul 2 siang aku kerja. Hari ini ada lembur, jadi aku pulang jam 12 malam. Aku minta kunci cadangannya dong, supaya nggak ganggu kamu! "

Sofyan, mengerutkan dahinya, " Kamu pulang selarut itu? "

" Emh, udah biasa kok, mana kuncinya? " tanya Kansha mengulurkan tangannya.

" Ini kuncinya! "

" Terima kasih Ian"

" Iya sama-sama, nggak usah lebay, pake pasang muka imut segala ! "

Kansha, mengangkat kedua bahunya, dia pergi meninggalkan Sofyan yang masih menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SASHA SBNRNYA JUGA HRUSNYA GK BOLEH CERITA AIB RMH TANGGANYA YG BRU DIJALANI SATU MALM, MSKI ITU KSAHABATNYA SENDIRI, BAIK ITU SAHABAT WANITA ATAUPN CWOK, CUKUP ITU JDI RAHASIA LO MA SUAMI LO...
ANEH JUGA NI SASHA, MSH JUGA MSH DEKAT LAKI2 LAIN YG BKN MUHRIMNYA.. APALAGI OLAHRAGA PKE BAJU DN CELANA KETAT LAGI..

2023-01-24

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

TERNYATA MNTAN NYA IAN UDH MNIKAH, DN MNJADI GURU DI DESA TRPENCIL..

2023-01-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!