Mendengar pertanyaan lelaki itu, Sheena yang di pengaruhi alkohol hampir tergelak.
"Aku?" Menunjuk diri sendiri. "Mungkin saja bidadari yang akan membawa mu ke surga."
Semua orang hampir ikut tergelak mendengar penuturan random wanita itu, terkecuali Jayden yang masih menatap datar. Tanpa aba-aba lagi, Kevin segera menghampiri tuannya, wanita setengah sadar ini akan membuat Jayden marah dengan tingkah gilanya.
"Mau saya usir wanita ini tuan? Sepertinya akan menganggu anda." Tawar Kevin.
"Tidak perlu." Jayden menjawab dingin, mendengar itu Kevin tak membantah lagi, lalu memundurkan langkah melipir ke belakang.
Jayden menatap penampilan wanita berbalut gaun pengantin itu, sudut bibirnya terangkat sedikit. "Menarik."
Afsheena masih dalam keadaan sadar tidak sadar, beberapa tenggak gelas berisi bir yang ia minum dengan paksa membuat kesadarannya hampir hilang.
Rasa sakit, amarah, dan kekecewaan menjadi satu mengingat penghianatan yang di lakukan oleh Andre dan Raina, lelaki yang ia cintai juga sahabat yang paling dia percayai, sungguh mengingat itu kembali membuat kepala Sheena seakan ingin pecah, menahan rasa yang bergejolak.
"Nona pengantin, sebaiknya kau minggir karna kau menghalangi jalan ku!"
"Waaah, congkak sekali bicaramu, kau ini sebenarnya siapa sih? datang-datang membuat kehebohan, sampai rasanya kepala ku ingin pecah mendengarnya." Sheena dengan terhuyung-huyung, berkata melantur menatap dengan mata sayu pria di depannya ini. tangannya menunjuk-nunjuk ke dada Jayden membuat pria itu menatap tajam.
"Lancang sekali!" seorang pria datang, yang tak lain adalah pengurus bar ini juga bawahan setia Jayden, melihat tuannya yang di hina membuat Giorgio meradang. Namun Jayden merentangkan tangan, pertanda Giorgio tidak perlu ikut campur dalam masalah ini.
"Kau sebaiknya bubarkan kerumunan ini, dan amankan situasi," titah Jayden pada Georgio.
"Dan Kevin ... seret wanita ini!" titah Jayden dengan suara beratnya, semua orang bergidik, mereka tahu seperti apa Jayden saat pria itu sedang marah, sangat menakutkan dengan aura mengintimidasi yang begitu kuat.
Byurrr! tiba-tiba entah dorongan dari mana sehingga membuat Sheena menumpahkan gelas yang berisi bir hingga mengenai kemeja hitam Jayden. semua orang terkesiap, lagi-lagi terkejut dengan aksi berani wanita itu, sementara Georgio sudah sangat geram ingin mengusir Sheena dari sini.
"Jangan semena-mena padaku ya, aku bukan kantong kresek yang seenaknya di seret-seret!" Sheena dengan nada ngelantur mengancam di depan muka Jayden, Kevin pun yang sudah mulai jengah, menarik tangan Sheena untuk keluar.
"Tunggu ... tunggu, jangan menarik tangan ku!" Sheena menghempaskan tangan Kevin membuat pria itu terkejut.
"Hei, sebenarnya kalian ini siapa sih? seenaknya saja melakukan hal kasar." sentak Sheena yang kini kesadarannya sudah sampai lima puluh persen.
"Anda yang siapa, nona? datang-datang membuat kerusuhan." sentak kevin kembali.
"Aku ... " mendadak wajah Sheena menjadi sedih. "Aku pengantin, aku akan menikah tahu," lirihnya.
"Aku ini pengantin wanita, lihat gaun ku cantik sekali." Kevin melongos mendengar penuturan Sheena yang semakin melantur, lalu tanpa aba-aba lagi menarik kasar tangan Sheena untuk keluar dari sana.
Jayden hanya diam, menatap nyalang dengan sudut bibir berkedut, dua orang wanita cantik dengan pakaian minim menghampirinya, mengusap wajah Jayden yang basah dengan handuk kecil.
"Astaga, lihat wajah tampan tuan Jayden yang kotor ini, semua itu akibat wanita tak tahu diri yang datang entah dari mana," cerocos wanita di sampingnya, berambut panjang dengan gaun mini yang mengekspos buah dadanya.
"Benar, sepertinya wanita itu gila karna di tinggal nikah, terbukti dengan pakaiannya, dia malah melampiaskannya pada tuan Jayden kita yang terhormat," ucap panjang lebar wanita di samping kanannya, bergincu merah menyala senada dengan gaun malamnya.
"Sudah!" Jayden membentak. "Kalian boleh pergi!" usirnya pada kedua wanita itu.
Mereka mengangguk dengan takut-takut, lalu kerumunan pun perlahan bubar setelah Georgio menyuruh mereka untuk kembali.
"Maaf tuan, ini akibat kelalaian saya." Giorgio menunduk dengan rasa bersalah.
"Tak usah meminta maaf, perketat saja keamanan, aku tak ingin hal seperti ini terjadi lagi di bar milik ku."
Giorgio mengangguk patuh. "Baik,tuan."
***
Sementara Sheena di paksa untuk keluar oleh kedua bodyguard suruhan Kevin, dorongan dua orang pria berbadan besar itu membuat Sheena hampir terjengkang.
"Pergi! jangan sampai kesini lagi." sentak kevin.
Sheena yang terlampau terkejut hanya diam, lalu pintu keamanan pun di tutup, meninggalkan Sheena di luar dengan langit yang semakin mendung, di sertai rinai hujan yang semakin besar.
Jayden di ruang VVIP nya menatap nyalang pada seluruh bawahannya yang ada di sana, pria itu duduk dengan menopang kaki di kursi kebesarannya di apit oleh dua wanita penghibur di sisi kanan-kirinya.
"Bagaimana bisa seorang wanita yang tak memesan tiket sebelumnya bisa masuk ke dalam wilayah ku! di mana kinerja kalian hah!" bentak Jayden setelah mendengar apa yang terjadi. Dia tak habis fikir dengan semua ini.
Semua orang bergidik, dengan kemarahan Jayden kali ini, niat hati ingin menjernihkan pikiran dengan bersantai di bar ini, malah membuat kekesalannya semakin memuncak akibat wanita yang baru saja mempermalukannya itu.
"Maaf tuan, saya juga tidak mengerti bagaimana wanita itu bisa masuk, sepertinya dia masuk dengan mengendap-ngendap bersama pengunjung lain, hingga bisa melewati keamanan kita dengan begitu mudahnya."
"Apapun alasannya, aku tak peduli, aku tak ingin kejadian seperti ini terjadi lagi, apalagi banyak musuh-musuhku yang menantikan kejatuhanku," ucap Jayden dengan berdecak, mengingat kubu lawan yang pernah menjebaknya hingga membuat satu bar terbesar miliknya hangus di lalap si jago merah, membuat darah Jayden seketika mendidih.
"Ingat perkataan ku tadi, kalian semua boleh pergi!"
Semua orang berseragam rapih itu mengangguk patuh dan membungkuk hormat lalu melenggang pergi.
"Kalian berdua juga, pergilah!" sentak Jayden pada kedua wanita penghibur itu.
"Apa kita tidak bersenang-senang dulu tuan," salah satu wanita berucap dengan nada sensual, meraba dada bidang Jayden yang di tumbuhi bulu-bulu halus membuatnya semakin se k si.
Plak!" Jayden menghempaskan tangan wanita itu.
"Beraninya kau menyentuh tubuh ku! pergi dari sini!"
Mendengar penolakan tegas yang di lontarkan Jayden membuat wanita itu terkesiap kaget, mereka menjadi takut lalu memilih pergi.
Begitulah Jayden, walaupun dia seorang bos mafia yang bisa dengan mudahnya bergonta ganti wanita setiap saat dan bisa mendapatkannya dengan mudah, tapi Jayden tidak seperti itu.
Terbukti Jayden tak pernah tidur dengan wanita manapun, bahkan tidak akan dia biarkan seinci pun tubuhnya di pegang oleh sembarang wanita. Tidak akan dia biarkan.
Hal itu tak lepas dari janjinya pada seorang gadis di masa lalunya. gadis yang selalu menempati posisi terbesar di hatinya walaupun mereka tak pernah bertemu lagi.
Jayden membuang nafas prustasi, setiap mengingat kembali kenangan menyakitkan itu, dadanya seperti terhimpit oleh batu besar yang membuatnya sesak.
Mengingat sesuatu, Jayden merogoh kantong celananya mengambil sebuah anting dan menatapnya dengan seksama.
Anting perak yang berkilauan itu ia temukan setelah kepergian wanita aneh yang menganggunya saat tadi, wanita dengan gaun pengantin yang datang ke bar lalu menarik perhatiannya.
"Mungkin kah anting ini adalah miliknya?" monolog Jayden, tetap memperhatikan dengan mata elangnya.
Jayden lalu tersenyum semrik. "Nona pengantin tidak waras, sepertinya kau sudah masuk dalam daftar ku!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
neng ade
hmm .. Jayden dibuat penasaran akan sosok pengantin nyasar itu
Semoga kedua nya berjodoh
2022-07-24
0