Foto yang Mengerikan

"Terima kasih, Anak-anak. Nanti Ibu bagikan fotonya lewat WA ya," ujar Nina.

"Sama-sama, Bu," sahut murid-murid Nina.

"Aku tadi naik ojek online kemari. Kamu tahu apa yang dikatakan pengemudi ojol kepadaku?" tanya Irene sambil mengapit lengan tangan Nina menjauh dari kerumunan anak-anak.

"Sorry, aku bukan cenayang yang bisa meramal. Jadi, langsung aja ceritain apa percakapanmu dengan supir ojol," sahut Nina tidak suka main tebak-tebakan. Kecuali jika berhadiah voucher belanja.

"Supir ojol bilang kalau hotel Srikandi itu angker. Trus, dia minta aku supaya banyak doa dan puasa mutih supaya dijauhkan dari gangguan roh halus," jawab Irene singkat.

"Apa? Supir ojol kamu bilang gitu?" tanya Nina tak percaya. Detak jantungnya mulai berdebar aneh. Bulu kuduknya juga mulai merinding.

Bagaimana mungkin supir ojol Irene juga mengatakan hal yang sama dengan supir mobil jemputan yang ditumpanginya? Ini kebetulan atau ini firasat buruk sebelum keberangkatan? batin Nina.

Irene mengangguk lalu kembali berbicara.

"Dan anehnya lagi, supir ojol itu memakai kaos putih bergambar wayang srikandi. Jadi makin kelihatan serem kan kalau habis dikasih tahu hotel Srikandi itu angker lalu bapak supir ojol juga pakai kaos gambar Srikandi," tutur Irene dengan wajah gelisah.

Nina menggigit bibirnya supaya tidak lancang membuka mulut dan membuat Irene yang penakut menjadi lebih takut lagi. Supir ojol Nina juga meminta hal yang sama dan memiliki tatto Srikandi di tangannya. Sungguh suatu kebetulan yang menakutkan.

"Hai, Irene! Hai, Nina! Buruan masuk ke ruang guru yuk! Semua udah nunggu nih! Ada yang perlu kita bicarakan sebelum berangkat ke Prigen," seru Ratna, guru kelas 4 SD.

Nina dan Irene pun segera mengikuti Ratna ke ruang guru. Karena melihat raut wajah Ratna yang senewen berarti ada masalah besar yang harus dibahas sebelum keberangkatan.

Kriet! Pintu ruang guru dibuka oleh Ratna. Suara guru-guru sedang berdebat dengan orang tua pendamping sinau wisata terdengar.

"Itu hanya sms iseng saja, Bu. Jangan terlalu dipikirkan seperti itu. Kasihan anak-anak, mereka sudah berkemas dan datang ke sekolah. Tidak mungkin kita suruh mereka pulang karena sinau wisata dibatalkan," ucap Budi, guru olah raga sekaligus ketua acara sinau wisata hari ini.

"Kita juga sudah membayar penuh penginapan dan sewa busnya, Bu. Kalau kita batalkan di hari H seperti ini, pihak hotel dan bus tidak akan mengembalikan uang pembayaran kita. Orang tua murid yang lain pasti akan kecewa dan marah jika kita membatalkannya secara sepihak," tambah Voni selaku bendahara acara.

Nina dan Irene menoleh ke arah Ratna. Mereka berdua meminta penjelasan kenapa guru dan orang tua murid pendamping sinau wisata ribut seperti ini.

"Beberapa orang tua murid mendapat sms dari nomer tak dikenal yang berisi peringatan untuk tidak melanjutkan acara sinau wisata hari ini," jelas Ratna dengan suara lirih.

"Seperti apa sms-nya?" tanya Irene penasaran.

Ratna menunjukkan ponselnya. Di layar whatsapp terlihat fowardan sms dari orang tua murid pendamping.

"Batalkan sinau wisata jika tidak ingin anak kalian celaka," ucap Irene saat membaca pesan di whatsapp.

Bulu kuduk Nina kembali meremang. Sudah banyak orang yang memperingatkannya bahwa acara sinau wisata ini dibatalkan.

Apakah sinau wisata ini masih tetap akan berjalan? Bagaimana jika peringatan-peringatan tersebut tidak dihiraukan? Apakah anak-anak akan celaka?

Nina sudah ingin membuka mulutnya untuk melayangkan keinginannya untuk menunda acara sinau wisata atau mungkin memberikan alternatif dengan mengganti penginapannya. Tidak lagi menginap di hotel Srikandi yang angker itu. Tapi belum sempat Nina berbicara, tiba-tiba ...

Ting! Sebuah pesan masuk ke ponsel Nina. Pesan dari tante Ima. Seorang wanita tua yang sudah menjadi tetangga Nina beberapa bulan ini. Beliau sering menasehati Nina agar puasa mutih (hanya makan nasi putih dan minum air putih) tiap akan bepergian bersama anak didiknya. Katanya agar jauh dari kesialan.

Nina segera membaca pesan dari Tante Ima.

"Sebaiknya sinau wisata ini dibatalkan," gumam Nina saat membaca pesan teks dari tante Ima. Dengan cepat jari jemari Nina membalas pesan teks. 'Kenapa harus dibatalkan, Tante?'

Ting! Pesan balasan dari Tante Ima masuk.

"Coba lihat fotomu di ponselmu," gumam Nina. Dahinya sedikit mengernyit bingung.

Kenapa Tante Ima menyuruhku melihat foto di ponselku? batin Nina sembari membuka galeri fotonya. Melihat foto wefie terbarunya bersama Irene dan yang beberapa menit lalu tersimpan di ponselnya.

Prak! Ponsel Nina terjatuh ke lantai karena jemari tangan Nina mendadak lemas hingga membuat ponselnya lepas dari genggaman.

"Nina, ada apa?" tanya Irene langsung berjongkok untuk mengambil ponsel Nina. Begitu Irene melihat layar ponsel Nina. Irene langsung pingsan seketika.

"Irene!" Nina dan Ratna langsung memapah tubuh Irene, mendudukkannya di kursi dan memijat tengkuknya dengan minyak kayu putih yang ada di dalam saku celana Nina.

"Ada apa? Kok Irene tiba-tiba pingsan?" tanya Ratna kaget.

Nina menyodorkan ponselnya pada Ratna. Layar ponsel memperlihatkan foto anak-anak didik yang diajaknya wefie bersama. Wajah mereka seperti terkena pantulan sinar matahari sehingga wajah mereka tertutupi bulatan warna putih. Hanya foto Nina dan Irene saja yang terlihat wajahnya. Tentu saja Irene ketakutan hingga pingsan.

"Kamu pakai filter apa di ponsel?" tanya Ratna dengan nada biasa-biasa saja.

Nina menggelengkan kepalanya. Ia tidak pernah menyetting filter apa pun di ponsel. Jadi foto di ponselnya bukan foto editan untuk menakut-nakuti orang. Terutama Irene si penakut.

"Mungkin sudut pengambilan fotonya tidak pas sehingga wajah anak-anak jadi terkena sinar matahari," dalih Nina tidak ingin mempercayai firasat buruk yang makin menumpuk.

Nina mengambil ponselnya dan mem-foward fotonya pada Tante Ima.

Ting! Pesan masuk ke ponsel Nina.

"Perhatikan anak-anak tersebut. Jangan sampai mereka tewas tenggelam," gumam Nina saat membaca pesan dari Tante Ima.

Bulu kuduk Nina kembali meremang. Rasa takut mulai mencekam.

Tewas tenggelam? Itu tidak mungkin terjadi. Karena foto anak-anak yang tertutup bulatan putih di bagian wajah adalah foto anak-anak didiknya yang ikut ekskull renang. Mereka semua dapat berenang dengan baik. Nina ingat kalau guru ekskull renang pernah memuji kehebatan mereka. Mereka tidak hanya pandai berenang, lompat tinggi tapi juga sanggup menahan nafas lama di dalam air.

Nina menggelengkan kepalanya, menepuk dadanya untuk menetramkan debur jantungnya yang lebih cepat dari biasanya.

"Silahkan kalau para guru tetap ingin melanjutkan sinau wisata. Kami selaku orang tua pendamping sudah memperingatkan pihak sekolah. Kami memutuskan untuk menarik anak kami dari acara sinau wisata hari ini," ucap salah satu orang tua pendamping dengan suara lantang. Membuat Nina dan Ratna langsung memandang ke arah sumber suara.

"Baiklah. Silahkan saja jika tidak ingin ikut acara. Sinau wisata mungkin akan sedikit terlambat dari jadwal keberangkatan. Tapi akan tetap berangkat sesuai rencana," balas Budi dengan suara tegas penuh keyakinan.

Irene mengerjabkan matanya. Siuman dari pingsannya tepat setelah mendengar keputusan final dari ketua acara sinau wisata.

"Nina, aku ijin tidak ikut acara saja ya. Aku kurang enak badan," ucap Irene dengan wajah pucat pasi.

Nina menganggukkan kepala. Lebih baik Irene tetap di Surabaya saja. Daripada di Prigen nanti, Irene bolak balik pingsan karena ketakutan.

"Aku akan meminta ijin pada kepala sekolah agar kamu tidak ikut acara sinau wisata. Kamu mau ke UKS atau tunggu di sini?" tanya Nina perhatian pada sahabatnya.

"Aku mau ke toilet. Sepertinya aku harus cuci muka biar segar," jawab Irene sembari mencoba berdiri dibantu Ratna.

"Aku temani ke toilet. Aku juga mau ke wc dulu sebelum berangkat. Biar nanti tidak kebelet pipis kalau sudah duduk di bus," ajak Ratna.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝒑𝒅𝒉𝒍 𝒌𝒍 𝒔𝒅𝒉 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒕𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒍𝒊" 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒓𝒕𝒊 𝒌𝒆𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝒈𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒋𝒖𝒋𝒖𝒓 𝒊𝒕𝒖 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒕𝒆𝒓𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒑𝒅 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒑 𝒎𝒂𝒖 𝒑𝒆𝒓𝒄𝒂𝒚𝒂 𝒂𝒑𝒂 𝒕𝒅𝒌 𝒊𝒕𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒆𝒓𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒏𝒈" 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂 𝒋𝒈 𝒔𝒊𝒉

2024-09-27

0

Adien janwarie

Adien janwarie

kayanya bagus begitu teras hidup

2022-10-23

0

Adien janwarie

Adien janwarie

kadang Ad juga ya tempat menginap atau hotel yang dibngun dari aslnya tanah kuburan jadi serem.

2022-10-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!