Untuk Kebahagiaan Mama

Gita merasa tubuhnya bergetar saat melihat seseorang yang dia cintai duduk di meja makan seorang diri, sedangkan sang Mama sedang wara-wiri menata makanan di meja bersama Bu Nurul dan Bibi. Tiba-tiba pikirannya menjadi kacau, tidak mungkin kan, jika Indra calon Papanya? Mama bilang calon Papanya sudah berumur, bukan anak muda, lalu kenapa Indra di sini?

Ah, tak sanggup rasanya jika Indra benar calon Papanya. Tak sanggup dia hidup dengan orang yang dia cintai dengan status anak dan bapak. Entah kenapa air matanya langsung lolos begitu saja saat memikirkan hal tersebut. Lebih baik kembali ke kamar daripada hatinya sakit, tapi harus pura-pura bahagia.

"Gita sayang, mau kemana?" baru saja berbalik, sang Mama sudah memergokinya terlebih dahulu.

"Ah, enggak Ma," jawabnya sedikit gugup. Gita pun langsung menghapus air mata sebelum Mama menyadarinya.

Akhirnya Gita memilih untuk ke meja makan, dengan senyum yang dipaksakan.

"Udah lama Bang?" tanya gadis itu pada Indra.

"Baru aja nich, lima menit yang lalu, mungkin," jawab Indra, tersenyum melihat Gita yang duduk di sisinya.

"Mama bilang ada tamu spesial, ternyata tamunya Bang Indra," ucap Gita sedikit berat saat mengatakan hal tersebut, takut jika apa yang ada dalam pikirannya ternyata benar.

Indra hanya tersenyum menanggapi ucapan Gita, tak mau berbicara banyak, biarkan Mama gadis itu saja yang menjelaskannya nanti.

Tak lama berselang terdengar suara bel, Bik Mar sang Art segera membuka pintu untuk tamu yang datang.

"Bu, tamunya sudah datang. Beliau menunggu di ruang tamu, sudah saya suruh masuk tapi menolak," ucap Bik Mar setelah masuk ke ruang makan.

"Makasih Bik, tolong lanjutkan lagi yah Bik, saya mau nemuin beliau dulu." Mama berlalu meninggalkan ruang makan.

"Ayo ke ruang tamu, kenalan sama calon Papa." Indra mengajak Gita yang terlihat terkejut saat dirinya menarik tangan gadis itu.

Gita tentu saja terkejut, sekaligus bahagia, ternyata yang ada dalam pikirannya salah besar, bukan Indra yang jadi calon Papanya. Tadi sempat over thinking, jika calon Papanya adalah pemuda itu.

Saking bahagianya dia tak sadar jika tangannya terus digandeng Indra hingga menuju ruang tamu. Saat melihat siapa yang ada di ruang tamu kebahagiaannya sirna begitu saja saat mengetahui siapa orang yang dimaksud Mama, refleks dia melepas genggaman tangan Indra dengan paksa.

"Om?" tanyanya sedikit terkejut.

Orang yang dia panggil hanya tersenyum ramah dengan calon anak tirinya.

Gita menatap seseorang yang duduk di sisi Om tersebut, lalu bergantian menatap Mama dan Indra. Mereka berdua mengangguk, seakan tahu apa yang Gita pertanyakan.

Lima orang itu kini sudah duduk dengan pikiran masing-masing.

"Maaf sebelumnya jika kedatangan kami mengganggu, di sini Om hanya ingin meminta restu pada Gita, sesuai permintaan Mama kamu. Om tidak akan memaksa jika Gita tidak setuju, tapi Om akan sangat bahagia jika Gita menerima Om sebagai Papa Gita,"

"Om sudah meminta restu dengan Abang Gita, dan kedua anak Om, mereka setuju, hanya Gita yang menentukan sekarang," ucap Om itu panjang lebar, mengatakan tujuannya berkunjung ke rumah tersebut.

Gita menunduk, berfikir sejenak. Berat sekali rasanya setelah mengetahui jika calon Papanya ternyata Om Luky, Papa Indra dan Riky, rasanya tak mungkin dia menolaknya, karena melihat sang Mama yang begitu bahagia saat menatap Om Luky, bahkan keduanya saling menatap penuh cinta. Sedangkan disisi lain dia mencintai Indra, berharap lelaki itu menjadi jodohnya. Apakah dia harus egois dengan mengorbankan kebahagiaan sang Mama dan memilih cintanya? Atau sebaliknya dia harus merelakan Indra benar-benar menjadi saudaranya.

Cukup lama gadis itu terdiam, lalu dia menatap keempat orang itu secara bergantian. Saat menatap Riky, pemuda itu tersenyum sinis padanya, entah apa yang ada dalam pikiran Riky. Berbeda saat dia menatap Indra, pemuda itu justru tersenyum manis, dan membuatnya makin ragu untuk mengambil keputusan.

"Kalau Gita menolak, Om tidak akan keberatan, jangan terlalu difikirkan," ucap Om Luky setelah Gita terdiam cukup lama.

Gita menggeleng, "Enggak Om, aku akan merestui Om sama Mama menikah. Aku tahu Om Luky orang baik, menjadi orang kepercayaan Kakek sejak masih muda, lalu apa yang aku ragukan? Tidak ada bukan? Aku yakin Om akan membahagiakan Mama, aku percaya pada Om seperti Kakek percaya sama Om," ucap gadis itu memberi keputusan. Dia tersenyum, tapi hatinya terluka, sebab telah merelakan cintanya kandas sebelum berbalas.

Banyak hal yang gadis itu pertimbangkan, cintanya belum tentu terbalas jika dirinya menolak pernikahan Mama dengan Om Luky, sebab dia tahu betul Indra hanya menganggapnya sebagai seorang adik. Jika itu terjadi, di masa depan dirinya pasti akan merasa bersalah dengan sang Mama, sebab telah merusak kebahagiaan Mama.

Kedua, jika dia menolak, Riky pasti akan terus mengejarnya dan dia tak mau itu terjadi. Mengingat Riky masih terlalu muda untuk dirinya yang sudah dewasa tapi sifatnya kekanakan, akan jadi apa nanti jika dia bersama Riky yang sama-sama kekanakan. Dan yang terakhir, yang paling penting, dia rela mengorbankan perasaannya demi kebahagiaan Mama yang selama ini menderita karena sang Papa, tak mau melihat Mamanya menderita lagi, biarlah cintanya dengan Indra hanya menjadi kenangan, lama kelamaan pasti akan hilang seiring berjalannya waktu.

"Alhamdulillah," ucap mereka kecuali Riky yang terus diam membisu.

Riky tak menyangka jika Gita akan menerima sang Papa untuk menjadi suami Mamanya. Tadi dia mengira jika Gita akan menolak mentah-mentah, sebab gadis itu sangat mencintai Abangnya, tapi ternyata Gita menerima Papa.

Tadinya dia pun sempat akan menolak saat Papa mengatakan akan menikah dengan Tante Sinta yang sudah dia anggap seperti Mamanya sendiri. Tapi dia tak tega dengan sang Papa yang terlihat begitu menyayangi Tante Sinta. Selain itu, dia juga tak mau Gita dan Abangnya bersatu, jika Papa dan Tante Sinta tak jadi menikah. Bisa saja kan, abangnya jatuh cinta dengan Gita? Sungguh dia tak rela, jika itu terjadi. Jika dirinya tak bisa bersama Gita sebab gadis itu selalu menolak, maka Indra pun tak boleh bersama Gita. Biarkan dirinya patah hati asalkan Gita tidak bersama sang Abang.

Selama makan malam berlangsung, Gita hanya diam, sesekali dia berbicara saat ditanya Om Luky, dan jawabannya pun hanya singkat saja. Bukan dia tak bahagia, tapi dia belum bisa menerima sepenuhnya, jika Indra akan menjadi abangnya. Tak pernah sedikit pun terbayang, jika dia akan bersaudara dengan Indra dan Riky.

Ah, akan seperti apa jadinya nanti jika dia serumah dengan Indra, bisa-bisa perasaanya bukan memudar tapi justru bertambah. Apakah dia akan kuat menghadapi semua ini? Tapi demi sang Mama, apa pun akan dia lakukan asal Mama bahagia.

🥀🥀🥀🥀

Jangan lupa, like dan komen ya.🥰🥰

Terpopuler

Comments

Miss Typo

Miss Typo

kisah cinta Gita yg bikin sedih

2024-07-20

0

Yus Nita

Yus Nita

ku menangissss...

2024-07-03

0

LENY

LENY

INI SI RIKY BENER2 GAK TAHU DIRI MSH MUDA CINTA SAMA GITA SDH TAHU GITA MENOLAK MSH NGEYEL. KASIHAN GITA YG CINTA SAMA INDRA

2024-06-26

0

lihat semua
Episodes
1 Adik Kakak
2 Calon Suami
3 Calon Suami Mama
4 Untuk Kebahagiaan Mama
5 Sama-sama Patah Hati
6 Pernikahan Mama
7 Dasar Gita
8 Pindah Rumah
9 Baru Permulaan
10 Penyesalan
11 Masih Terlalu Pagi
12 Parkiran Rumah Sakit
13 Jalan Berdua
14 Biar Aku Bantu
15 Pusat Perbelanjaan
16 Rumah Mama
17 Membuka Hati
18 Mengantar Pulang
19 FYP
20 Ini Dimana?
21 Pekerjaan Lebih Penting
22 Sepatu
23 Kolam Renang
24 Tetaplah Bersamaku
25 Rumah Papa
26 Lampu Merah
27 Duo D
28 Masih Sama
29 Pertunangan
30 Meta dan Devin.
31 Begitu Hangat
32 Kecewa
33 Beruntung Memiliki Mereka
34 Belum Percaya Sepenuhnya
35 Hampir Saja
36 Keraguan
37 Tak Mau Salah Paham
38 Jangan Main-main
39 Bertemu Salman
40 Maafkan, Aku
41 Maafkan Papa
42 Semoga Selalu Bahagia
43 Kemarahan Salma
44 Tidak Jujur
45 Rindu Yang Sama
46 Hari-hari Tanpa Mu
47 Meta dan Devin
48 Terlalu Berharga
49 Salam Rindu
50 Buku Biru Muda
51 Kejutan
52 Kenapa Bisa Berada Disini?
53 Perasaan Yang Sama
54 Siap Menunggu
55 Berpisah Untuk Sementara
56 Warna Yang Sama
57 Kedatangan Seseorang
58 Cerita Salma
59 Sama-sama Brengsekkk
60 Tak Sabar
61 Jangan Macam-macam
62 Pengganggu
63 Dapur Apartemen
64 Keputusan Papa
65 Belum Ikhlas
66 Pernikahan Devin dan Meta
67 Bersama Oma
68 Riky
69 Bersama Riky
70 Kesal
71 Tak Ada Kabar
72 Musibah
73 Lemah Tak Berdaya
74 Terlupakan
75 Gavin Sanjaya
76 Calon Mantu
77 Tidak Percaya
78 Sebuah Foto
79 Sisi Lain Karin
80 Kenapa Begitu Tega
81 I Long For You
82 Musibah membawa Berkah
83 Alasan Yang Sama
84 Pesan Ancaman
85 Salah Sangka
86 Makan Siang
87 Insecure
88 Miss You
89 Tentang Lucy
90 Kehidupan Karin
91 Akhirnya
92 Kisah Cinta
93 Malam Pertama
94 Menyebalkan
95 Nyanyian Indah
96 Tak Berguna
97 Maafkan Aku
98 Psikiater
99 Berlalu Begitu Cepat
100 Akhir Kisah
101 Novel Gratis Baru
102 NOVEL BARUUUU
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Adik Kakak
2
Calon Suami
3
Calon Suami Mama
4
Untuk Kebahagiaan Mama
5
Sama-sama Patah Hati
6
Pernikahan Mama
7
Dasar Gita
8
Pindah Rumah
9
Baru Permulaan
10
Penyesalan
11
Masih Terlalu Pagi
12
Parkiran Rumah Sakit
13
Jalan Berdua
14
Biar Aku Bantu
15
Pusat Perbelanjaan
16
Rumah Mama
17
Membuka Hati
18
Mengantar Pulang
19
FYP
20
Ini Dimana?
21
Pekerjaan Lebih Penting
22
Sepatu
23
Kolam Renang
24
Tetaplah Bersamaku
25
Rumah Papa
26
Lampu Merah
27
Duo D
28
Masih Sama
29
Pertunangan
30
Meta dan Devin.
31
Begitu Hangat
32
Kecewa
33
Beruntung Memiliki Mereka
34
Belum Percaya Sepenuhnya
35
Hampir Saja
36
Keraguan
37
Tak Mau Salah Paham
38
Jangan Main-main
39
Bertemu Salman
40
Maafkan, Aku
41
Maafkan Papa
42
Semoga Selalu Bahagia
43
Kemarahan Salma
44
Tidak Jujur
45
Rindu Yang Sama
46
Hari-hari Tanpa Mu
47
Meta dan Devin
48
Terlalu Berharga
49
Salam Rindu
50
Buku Biru Muda
51
Kejutan
52
Kenapa Bisa Berada Disini?
53
Perasaan Yang Sama
54
Siap Menunggu
55
Berpisah Untuk Sementara
56
Warna Yang Sama
57
Kedatangan Seseorang
58
Cerita Salma
59
Sama-sama Brengsekkk
60
Tak Sabar
61
Jangan Macam-macam
62
Pengganggu
63
Dapur Apartemen
64
Keputusan Papa
65
Belum Ikhlas
66
Pernikahan Devin dan Meta
67
Bersama Oma
68
Riky
69
Bersama Riky
70
Kesal
71
Tak Ada Kabar
72
Musibah
73
Lemah Tak Berdaya
74
Terlupakan
75
Gavin Sanjaya
76
Calon Mantu
77
Tidak Percaya
78
Sebuah Foto
79
Sisi Lain Karin
80
Kenapa Begitu Tega
81
I Long For You
82
Musibah membawa Berkah
83
Alasan Yang Sama
84
Pesan Ancaman
85
Salah Sangka
86
Makan Siang
87
Insecure
88
Miss You
89
Tentang Lucy
90
Kehidupan Karin
91
Akhirnya
92
Kisah Cinta
93
Malam Pertama
94
Menyebalkan
95
Nyanyian Indah
96
Tak Berguna
97
Maafkan Aku
98
Psikiater
99
Berlalu Begitu Cepat
100
Akhir Kisah
101
Novel Gratis Baru
102
NOVEL BARUUUU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!