Bukan Orang sembarangan

Tin....tin....

Suara klakson mobil menyadarkan Arga dan Shena yang masih duduk berpelukan di atas lantai yang dingin, Arga menuntun Shena berdiri.

"Shena aku berangkat kerja dulu, kamu baik-baik di rumah ya, aku juga mohon sama kamu jangan kamu fikirin lagi masa lalu kamu, nanti malem kita pergi ke Psikiater ya."

Shena mengangguk.

"Makasih Mas Arga."

Arga mengangguk lalu melangkah menghampiri Han yang sudah menunggu nya, Han baru akan menghampiri Arga, namun Arga terlebih dahulu keluar.

"Ayo Han."

Namun Han malah fokus melihat ke arah pintu.

"Han apa yang kamu lihat?"

"Tidak ada Pak, hanya penasaran wanita seperti apa yang sudah Bapak pungut kali ini, hehe."

Han tahu betul siapa Arga, 4 tahun menjadi Sekretaris sekaligus Asisten Arga sudah cukup untuk Han menghafal sifat Bos nya ini, sebenarnya mereka adalah sahabat karib, namun saat bekerja Han akan bersikap Formal layak nya Bos dan anak buah nya.

"Han! udah bosen kerja?"

"Tidak Pak, kita segera berangkat."

Tut .. tut.. tut...

Arga menelfon Ricko, tak lama terdengar sapaan dari sebrang sana.

"Hallo, Assalamu'alikum Ga."

"Wa'alaikum salam Bang, gimana keadaan lu?"

"Alhamdulillah Ga, udah boleh pulang pagi ini."

"Ke Jakarta kapan?"

"Belum tau Ga."

"Gua nggak bisa ngontrol perusahaan lu Bang, sorry ya."

"Kenapa? Numpuk banget kerjaan lu."

"Nggak juga Bang, gua ada urusan lain, sorry banget bang."

"its oke, gua suruh frans handle semua."

"Hm... Seger banget yang abis di temenin semaleman sama calon bini."

"Andai lu tau Ga, ini adalah bencana pembawa rezeki."

"Lu hutang cerita sama gua bang."

"Siap."

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum Salam."

Baru saja Arga mematikan panggilan telfon dengan Arga, ponsel nya kembali berdering, tertera nama Mamy Shaka di layar ponsel Arga.

"Hallo Sar, udah sampe?"

"Udah Mas, ini baru aja sampe Hotel."

"Syukurlah, ini aku masih di jalan, mau ke kantor."

"Oh, semangat kerja nya ya Mas, ya udah kalo gitu, aku mau istirahat dulu."

"Sar, habis ini kamu telfon Mamah ya, semalem Shaka rewel nyariin kamu."

"Iya Mas, yaudah kalo gitu aku langsung telfon Mamah. Bye Daddy Shaka."

"Bye Mamy Shaka."

Han Menahan tawa nya, menurut nya itu sangat lebay.

******

Ricko, Naira dan Salwa baru saja tiba di kediaman Mamah, setelah 1 malam di rawat akhirnya Ricko di perbolehkan pulang pagi ini.

Naira dengan telaten menuntun Ricko.

"Assalamu'alaikum." Ucap mereka bersamaan saat baru saja memasuki rumah.

"Wa'alaikum Salam." Jawab Mamah yang sedang bersenda gurau dengan Shaka.

"Alhamdulillah, udah sampe rumah anak Mamah, duduk Nak, jangan cape-cape dulu."

Ricko dan Naira duduk di Sofa, ada juga Shaka yang duduk di kursi kecil nya.

"Salwa langsung naik ya Mah, Teh Naira, Bang."

"Iya." Jawab mereka serempak.

Salwa sangat lesu, setelah semalaman di jadikan obat nyamuk oleh Ricko dan Naira, sedangkan Mamah baru saja akan duduk panggilan telfon masuk di ponsel nya.

"Sarah."

"Nak Naira, Bang, Mamah angkat telfon dulu ya, sebentar saja."

"Iya Buk." Jawab Naira, dan hanya di beri anggukan oleh Ricko.

Naira memperhatikan sekeliling rumah ini.

"Mas, ini rumah kamu?"

"Bukan Nai."

"Terus rumah sapa?"

"Rumah orang tua ku, rumah ku masih dalam proses pembangunan, rumah impian kita."

"Mas kamu banyak hutang cerita sama aku, kalo udah bener-bener sembuh bayar lunas Mas."

Ricko hanya tersenyum.

"Hay anak Ayah ini, ketawa-ketawa terus, ini kenalin Bunda Naira."

Mata Naira terbelalak.

"Ini Anak kamu Mas?"

"Iya." Jawab Ricko santai.

"Jadi kamu duda?"

"Menurut kamu?"

Naira diam, tak terasa air mata nya menetes, Ricko yang melihat Naira menangis langsung menyudahi keusilan nya.

"Hey Nai, kenapa nangis, aku bohong, ini anak Adik laki-laki ku yang kemarin, Arga."

"Terus kenapa manggil kamu Ayah."

"Atuh Neng Naira, Aa Ricko kan anak sulung, jadi anak-anak dari Adik Aa ya Ayah manggil nya, budaya neng geulis."

"Oh gitu." Naira mengangguk mengerti.

"Hehe Maaf ya sayang."

Naira mengangguk.

Tiba-tiba Mamah datang dengan ponsel di tangan nya.

"Ini Shaka, udah cukup kan, kalo kamu memang sayang sama Shaka dan Arga nggak akan kamu tega ninggalin mereka Sar, Mamah kecewa sama kamu."

"Maaf Mah."

"Hah sudahlah, Assalamu'alaikum."

Tut....

"Nyesel Mamah jadiin Sarah menantu, di suruh pulang malah nggak mau, pokok nya Nak Naira kalo memang mau jadi istri nya Ricko harus siap full jadi Ibu Rumah Tangga, ngurusin anak dan Suami, tidak ada kata kerja."

Naira hanya tersenyum mendengar ocehan calon mertua nya.

"Ngomong-ngomong soal nikah Bang, Papah sama Mamah udah mutusin, kalo kamu memang serius sama Naira secepat nya kamu lamar, dan nikahi, Mamah takut kamu di langkahi lagi sama Adik mu."

"Hmm..gampang itu Mah." Ucap Arga sembari terus bermain dengan Shaka.

******

Waktu menunjukkan pukul 16:23 menit, semua pekerjaan yang menumpuk Arga selesaikan hari ini, Arga benar-benar bekerja keras, besok hari Sabtu, Artinya selama 2 hari ke depan Arga cuti kantor, sangat tepat mencari tahu lebih dalam tentang Shena.

Dalam perjalanan pulang tak lupa Arga membeli beberapa macam makanan untuk Shena, entah kenapa rasanya Arga baru kali ini sangat cepat perduli dengan wanita, Shena seperti memiliki magnet yang membuat Arga selalu mengingat nya, Sampai di rumah Arga segera memerintahkan Han pergi.

Dengan perasaan senang Arga memasuki rumah, beberapa kali Arga memanggil Shena namun tak ada jawaban, Arga mencari di lantai atas, di kamar Shena, Kamar nya dan juga balkon, namun Shena tetap tidak ada.

Akh.... Prang.....

Arga menendang Guci hingga pecah.

"Shena....." Pekik Arga, Arga duduk di sofa sembari memegangi kepala nya.

"Mas Arga, kenapa berantakan gini."

Arga menoleh ke sumber suara.

"Shena, kamu dari mana hah?"

"Aku dari belakang, bersihin kolam renang."

'Astaga Arga' Arga benar-benar tidak mengerti kepada dirinya sendiri, kenapa dia berfikir Shena kabur.

"Em... a...ayo kita turun, aku beli makanan untuk kamu."

Arga menarik tangan Shena, kini Shena di hadapkan dengan beberapa macam makanan yang di beli Arga.

"Buat apa Mas makanan sebanyak ini?"

"Buat kamu."

"Maaf Mas, tapi aku nggak akan sanggup habisin sendiri, bahkan kita berdua sekalipun, gimana kalo aku simpen di Kulkas separuh, besok bisa di angetin kalo mau makan."

"Boleh."

Shena menaruh sebagian makanan di dalam Tupperware lalu menaruh dalam Freezer. Setelah itu Shena menyiapkan 2 piring makanan untuk nya dan Arga.

"Silahkan Mas." Shena menyodorkan makanan yang sudah di siapkan untuk Arga.

Arga dan Shena sama-sama menikmati makanan itu, kelihatan nya Shena sudah biasa dengan makanan-makanan yang cukup mewah.

"Em Shen, aku boleh minta alamat rumah orang tua angkat kamu?"

Shena menghentikan kegiatan nya.

"Maaf ya Mas, tapi aku lupa di mana alamat nya, mungkin kalo aku sendiri yang kesana inget, tapi kalo nama desa, rt dan sebagai nya aku lupa."

"Lupa?, maksud kamu lupa gimana?"

"Sebenernya sejak kejadian malam itu... subuh-subuh aku kabur dari rumah, nggak pernah pulang sampe sekarang." Ucap Shena pelan.

"Ngak pernah pulang, jadi maksud kamu selama 8 tahun ini....."

"Iya Mas, aku hidup pindah-pindah majikan."

Arga menggelengkan kepala nya, benar-benar wanita tangguh, sangat besar rasa takut dan trauma nya hingga membuat gadis ini tak ingin pulang sekalipun.

'Rasanya kamu bener-bener harus ke Psikiater Shen.' Arga menatap sendu seorang Shena yang harus menanggung beban hidup nya sendiri, gadis cantik, kulit putih, mata coklat, dengan rambut yang menjuntai panjang, jika melihat penampilan nya rasanya tidak percaya bahwa Shena ternyata hidup sebatang kara di kota besar seperti ini, bahkan kota-kota besar sebelum nya yang pernah Shena sambangi dalam mengais pundi-pundi untuk mempertahan kan hidup nya sendiri, jika Shena tidak di bawa ke Psikiater Arga takut Shena akan kembali trauma jika sewaktu-waktu Arga membawa Shena kembali ke kampung halaman nya, bahkan cemooh warga yang tidak mengerti cerita sebenarnya.

"Shen, aku mandi dulu ya, kamu juga mandi, siap-siap sehabis Maghrib kita pergi."

"Iya Mas."

Arga melangkah kan kaki nya menuju anak tangga, baru saja ia sampai di kamar ponsel Arga berdering.

"Hallo Sarah." Sapa Arga sembari merebahkan tubuh nya, terlihat Sarah tersenyum melihat Arga, Sarah yakin Arga baru saja pulang dari kantor.

"Kamu baru pulang Sayang."

"Yes..."

"It's only been a while since we've been apart I already miss you dear, can we do that?"

"Aku lelah Sarah."

"Hm... oke, tidur nyenyak sayang, bye."

"Bye." Arga melempar ponsel nya ke sembarang arah.

"Maaf Sarah."

Arga bergegas membersihkan diri, selesai mandi Arga memilih mengenakan celana Chinos pendek di padukan dengan kaos oblog dan jaket parasut, tak lupa Arga mengenakan topi dan masker, menghindari orang-orang kantor maupun teman-teman nya dan Sarah akan mengenali nya.

Arga menghampiri Shena, seperti biasa pintu kamar Shena tertutup rapat.

Tok..tok..tok...

"Shen." Pekik Arga.

"Iya Mas Arga, sebentar lagi."

"Aku tunggu di sini."

Arga berdiri di depan pintu kamar Shena sembari memainkan ponsel nya, tak lama pintu terbuka, Arga melirik ke arah pintu, terlihat Shena mengenakan celana jeans biru panjang dan kaos oblong berwarna putih dengan rambut yang di kucir kuda, dengan sedikit sentuhan make up, sangat sederhana namun mampu membuat Arga menelan saliva nya, rasanya akan sangat menyenangkan jika Arga bisa menyesap bibir merah dan leher jenjang Shena, dan yah walau buah dada Shena terlihat sangat mungil mungkin akan membuat kesan berbeda dalam percintaan Arga kali ini.

Tak jauh berbeda dengan fantasi Shena kali ini, rasanya melihat Arga dengan outfit santai seperti ini malah membuat Arga terlihat lebih tampan dan keren, wangi Arga yang khas dapat membuat wanita mana saja terpesona dengan nya, tak di pungkiri, rasanya Shena ingin memeluk dan mengendus wangi Arga yang memabukkan.

'Astaga Shena, kotor sekali fikiran mu.' Shena mengetuk kepala nya sendiri, membuat Arga juga buyar dari lamunan nya.

"Eh... Kenapa Shen." Arga menahan tangan Shena takut Shena akan mengulangi nya.

"Eng...enggak Mas, ayo kita berangkat." Ucap Shena sedikit gugup.

"Ayo." Arga menggandeng tangan Shena, mereka berjalan beriringan menuruni satu persatu anak tangga, Arga membukakan Shena pintu mobil, tak lupa Shena mengucapkan terimakasih.

Sepanjang perjalanan Shena memperhatikan jalanan gelap karena rimbun nya perpohonan, Shena masih heran, kenapa Arga bilang tidak ada warga yang tau bahwa ada rumah mewah di tengah hutan itu, em... sebenarnya bukan hutan, lebih seperti kebun pohon, ah entah lah yang pasti seperti kebun dengan perpohonan yang besar-besar, namun sangat terawat, seperti kebun pribadi, karena tidak ada jalan setapak di sana, hanya ada jalan aspal seperti jalan raya.

Sampai di perhujung jalan saat akan memasuki kita mereka melewati gerbang dengan tembok tinggi dan panjang tanda pembatas kebun dengan pohon besar-besar itu, Shena baru memperhatikan jika ada gerbang masuk menuju tempat itu.

"Mas, sebenernya itu tempat apa sih, maksud ku apa itu kawasan hutan milik pemerintah?"

"Hahahah, yang pasti aku udah di usir Shen kalo itu milik pemerintah, ada-ada aja kamu Shen, itu milik ku Shen, coba kamu perhatiin pohon-pohon itu, itu semua pohon buah-buahan, pohon rambutan, mangga, alpukat, dan banyak lagi, cuma hanya sedikit yang berbuah karena belum musim nya."

"Oh ya, wah asik nya kalo itu berbuah semua ya Mas."

"Iya, tanah itu luas nya kurang lebih 2 hektar."

"Waw lebar banget ya Mas."

"Lumayan."

"Tapi di sana nggak ada hewan buas kan Mas, tadi siang rasanya aku pengen keluar jalan-jalan, tapi takut ada hewan buas."

"Hahaha, nggak ada dong, besok aku ajak jalan-jalan ya, tempat nya bersih dan terawat kok, aku jamin kamu ketagihan sekali aku ajak keluar."

"Wah.. makasih ya Mas."

Arga hanya tersenyum melihat Shena sangat gembira dengan perlakuan sederhana yang di berikan nya, namun masih ada yang mengganjal di hati Shena.

"Mas apa boleh aku tanya sesuatu?"

"Boleh, tanya apa."

"Maaf ya Mas kalo aku lancang, keluarga Mas Arga ada di mana?"

"Aku sebenernya asli Bandung Shen, aku punya 1 Kakak laki-laki, nama nya Bang Ricko, dan 1 Adik perempuan nama nya Salwa, aku dan Abang ku tinggal di Jakarta karena perusahaan Orang tua ada di sini, Abang ku memegang perusahaan induk, dan aku cabang, 1 cabang lagi di urus Orang kepercayaan, yah perusahaan yang nggak begitu besar tapi mampu ngasih pekerjaan dan jaminan hidup untuk ribuan orang."

"Jadi Mas Arga ini bukan Orang sembarangan." Shena sedikit tertegun.

"Ya bukan lah Shen, aku orang beneran, masa orang sembarangan hahaha."

" Mas Arga, nggak gitu maksud nya."

******

Arga duduk di hadapan Psikiater yang baru saja selesai menangani Shena.

"Jadi bener Buk Shena trauma."

Psikiater itu mengangguk.

"Keluhan yang saudari Shena alami berupa sering memukul diri sendiri dan tindakan tersebut tidak dapat dikontrol ketika teringat akan kejadian masa lalu, kemungkinan mengarah ke PTSD.

PTSD atau post traumatic stress disorder atau gangguan stress pasca trauma adalah suatu gangguan mental yang muncul akibat teringat tentang kejadian masa lalu. Gangguan stress pasca trauma biasanya disebabkan oleh hal-hal yang bersifat buruk atau menyakitkan bagi orang tersebut, seperti kecelakaan, bencana alam, pelecehan seksual.

Gejala yang biasa muncul pada orang yang mengalami PTSD adalah Stress ketika mengingat peristiwa tersebut

Marah atau depresi ketika mengingat kejadian tersebut

Perubahan mood dan suasana hati

Berfikiran negatif, takut, menangis, berdiam diri, mengurung diri

Panik, memberontak, atau memukul."

"Tapi bisa sembuh kan Buk."

"Tentu saja Pak, dukungan dari orang-orang terdekat, dan orang-orang yang Saudari Shena sayangi sangat membantu dalam mengobati keadaan traumatic tersebut. Ada beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk membantu mengurangi trauma itu, seperti mengalihkan fikiran kehal yang lain ketika Saudari Shena teringat peristiwa tersebut,

Hindari berdiam diri dan mengurung diri,Perbanyak kegiatan positif, melakukan hobi, Perbanyak hubungan sosial, anda sebagai suami sangat berperan penting Pak."

Blush... wajah Arga memerah.

"Iy...iya Buk, kalau begitu saya permisi, terimakasih."

"Baik, sama-sama Pak."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!