Selesai menemani Shena makan mereka kembali naik ke atas memilih duduk di sofa depan televisi, Arga melihat waktu sudah menunjukkan pukul 01:00 dini hari.
"Kamu belum ngantuk Shen?"
Shena menggeleng.
"Rasanya hari ini penuh kenangan dalam hidup ku, di pecat dari tempat kerja, tapi sebagai ganti nya Tuhan pertemukan aku sama orang sebaik Mas Arga."
'Jangan berlebihan Shen, aku nggak sebaik yang kamu kira.' Ucap Arga dalam hati
"Sorry Shen, aku ngerokok ya?"
"Silahkan Mas."
Shena memperhatikan Arga yang mengeluarkan 1 batang rokok, lalu membakar nya nya, dan langsung di hisap oleh Arga.
'Ganteng nya Mas Arga.'
Namun Shena langsung menggeleng.
'Mikir apa sih kamu Shena.'
"Lebih baik kita tidur, ini udah dini hari, besok aku maupun kamu harus kerja kan, jangan lupa jam 06:30."
"Iya Mas."
Arga meninggalkan Shena yang masih duduk di Sofa, Shena mengusap kasar wajah nya.
"Semoga tahan lama kerja disini."
Gumam Shena lalu bergegas menuju kamar untuk istirahat.
******
Alarm ponsel Shena berbunyi, pertanda jika kini waktu sudah menunjukkan pukul 06:30, Shena segera bangun, merapikan tempat tidur, tak lupa ia mencuci wajah lalu menggosok gigi.
Dengan perlahan Shena membuka pintu kamar Arga, di lihat nya Arga sepertinya sedang tertidur pulas, Shena melangkah mendekati ranjang Arga, berjongkok lalu memperhatikan wajah Arga dari dekat.
"Wajah nya ganteng banget, hehe bangun tidur aja ganteng banget apa lagi kalo....."
Akh......
Mata Shena terbelalak, Arga menarik tangan Shena hingga Shena jatuh di atas tubuh Arga, jantung Shena berdegup kencang, napas nya seakan susah untuk di atur.
"Ma...mas Arga ngelindur ya." Ucap Shena pelan namun tidak di tanggapi oleh Arga.
Berkali-kali Shena menelan saliva nya, jarak wajah nya dan wajah Arga hanya beberapa centi saja saat ini, namun perlahan tangan Arga terkulai lemas lalu melepas pelukan nya di tubuh Shena.
Cepat-cepat Shena berdiri lalu mengusap-ngusap dada nya, wajah nya terasa panas sekali saat ini, Shena berlari menuju kamar mandi lalu kembali membasuh wajah nya.
"Kayak nya Mas Arga ngelindur deh, ya ampun hampir aja jantung ku copot. Hufh...."
Shena segera mengisi Bath up dengan air hangat, saat sudah penuh Shena memutuskan untuk membangunkan Arga.
"Mas Arga bangun, air nya udah siap."
Shena mentoel-toel tangan Arga.
"Mas Arga." Panggil Shena lebih kencang.
Arga mengerjap-ngerjap kan mata nya berpura-pura benar-benar baru saja bangun.
"Hm... apa Shen?"
"Itu air nya udah siap."
"Oh makasih ya, jangan lupa pakaian ku."
"Iya Mas." Ucap Shena patuh, Shena terus mengamati Arga yang melangkah lesu menuju kamar mandi.
"Kayak nya beneran ngelindur, hem...."
Shena segera menyiapkan pakaian untuk Arga, di ambil nya pakaian yang kira-kira pantas untuk ke kantor, entah lah Arga akan suka atau tidak yang penting sudah di siap kan pikir Shena, selanjut nya ia turun menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.
Arga tertawa setelah sampai di kamar mandi.
"Dalam hitungan hari pasti lu udah bisa gua terkam Shen, hahaha Shena Shena."
******
Arga menuruni anak tangga satu persatu sembari sibuk memakai jam tangan, setelah sampai di dapur Arga melihat Shena sedang mencuci piring.
"Shena, pasangin dasi."
Shena yang kaget segera berbalik, tiba-tiba saja Arga sudah di belakang nya.
"Pasang dasi Mas?"
"Iya, sesuai perjanjian kan?"
Shena mengangguk, entah kenapa setelah kejadian tadi Shena menjadi gugup saat melihat wajah Arga, namun mau tak mau Shena harus melakukan nya.
Arga menghampiri Shena lalu menyerahkan dasi, Shena dengan cekatan memasangkan dasi untuk Arga, sebisa mungkin Shena menghindari memandang wajah Arga. Namun tiba-tiba saja Arga mengusap pipi Shena.
"Kalo nyuci piring pelan-pelan Shen, air nya sampe mercik ke wajah kamu." Ucap Arga lembut di sertai senyuman manis.
Demi apapun rasanya Shena ingin terbang saja, lalu berteriak kencang nya.
'No Arga, bisa-bisa aku jatuh cinta sama kamu!'
"Selesai."
Shena langsung melangkah cepat menuju Wastafel untuk melanjutkan cucian piring dan beberapa peralatan memasak, namun Shena melupakan sesuatu, ia kembali berbalik badan, ternyata Arga sedang sibuk dengan ponsel nya.
"Sarapan nya udah siap Mas."
"Ayo kita sarapan bareng." Ucap Arga dengan tetap fokus pada ponsel nya.
Shena menghela nafas panjang.
"Silahkan duluan Mas, aku masih banyak kerjaan."
Arga menaruh ponsel nya lalu menatap Shena.
"Mau aku suapin?"
Dengan cepat Shena menggeleng.
"1 Sarapan bareng, 2 aku suapin, 3....."
"Sarapan bareng."
"Gitu dong, sini duduk." Arga menepuk kursi di sebelah nya.
Shena mencuci tangan nya lalu duduk di samping Arga, ia mengambil piring di isi dengan nasi, sayur capcay dan ayam goreng hasil masakan nya pagi ini, lalu menyerahkan kepada Arga.
"Makasih, Shen sebelum kamu kerja di cafe kamu kerja di mana, apa di kampung sana kamu kerja?"
"Kerja dong, kalo nggak kerja mau makan apa, sekarang usia ku 22 tahun, sejak lulus SMP aku udah kerja jadi ART, berarti 8 tahun aku udah kerja jadi ART."
Arga sedikit terenyuh mendengar nya.
"Gaji nya berapa?"
"Pertama aku kerja dulu gaji nya cuma 300 ribu."
"Hah...300 ribu?"
"Iya, di tahun ke tahun selanjutnya gaji nya nambah terus sih, naik ke 500, 800, 900, paling gede 1 juta, hehe kerja di cafe kemaren udah seneng banget aku gaji 1 juta 500 ribu."
Shena menceritakan nya dengan santai sembari mengunyah sarapan nya, namun berbeda dengan Arga, hati nya benar-benar menjadi bersalah sudah ingin menjadikan Shena sebagai mainan nya.
"Kamu ada Adik atau Kakak?"
"Entah."
"Orang tua kamu masih lengkap kan."
Shena tersenyum kecut.
"Orang tua angkat."
Arga langsung menatap Shena yang sudah berkaca-kaca.
"Sorry."
Shena mengangguk sembari menahan air mata nya yang akan menetes, pemandangan ini benar-benar membuat hati Arga bergetar.
"Cerita Shen, mungkin perjalanan hidup kamu berat, kalo kamu bisa lega setelah cerita sama aku silahkan, aku siap dengerin."
Shena menggeleng, kali ini air mata nya sudah tidak terbendung, baru kali ini ada orang lain yang perduli akan kehidupan nya.
"Nggak apa-apa, aku nggak akan maksa, tapi kalo kamu memang pingin cerita silahkan, aku nggak keberatan."
Arga mengusap kepala Shena yang kini sedang menangis di balik telapak tangan nya.
'Astaga, kali ini gua salah sasaran, maaf Shen.'
"Aku hidup di asuh keluarga angkat."
Shena mulai bercerita, mungkin benar, bercerita dengan Arga akan menghilangkan sedikit beban di pundak nya, ia tak perduli apakah setelah ini Arga akan jijik kepadanya atau bahkan membuang nya.
Arga menggeser kursi nya untuk lebih dekat dengan Shena, sesekali Arga menghapus air mata Shena, Shena menghirup udara lalu melanjutkan cerita nya.
"Ayah ku meninggal pas aku umur 17 bulan, Ibu ku pergi jadi TKW ninggalin aku, setelah Ayah ku meninggal aku di rawat Nenek ku, nggak lama di rawat Nenek, Bibik ku, Adik dari Ayah kandung ku mengangkat ku jadi anak bersama suami nya, nggak ada yang aneh, Ayah angkat dan Bibik yang sudah ku panggil Ibu sayang sama aku, apapun mau ku mereka turuti, aku sangat bahagia, Dan aku juga sangat menyayangi Ayah dan Ibu angkat ku, saat aku kelas 2 SD Ayah angkat ku meninggal, tapi Ibu tetep sayang sama aku.
Tapi pas aku kelas 4 SD Ibu ku menikah lagi, saat itulah penderitaan ku di mulai."
Shena kembali mengatur nafas nya, Shena menatap Arga, Arga mengangguk.
"Cerita Shen." Arga meyakinkan.
"Ibu mulai acuh sama aku, aku jarang di kasih bekal jajan, di kasih pun cuma 500 perak itu juga jarang banget, mungkin 1 minggu sekali, kalo di sekolah ada iyuran Ibu nggak mau bayarin, saat kenaikan kelas, 1 pun peralatan sekolah ku nggak ada yang di ganti bahkan buku dan pena sekalipun, di situ aku harus pinter-pinter mengatur diri ku dan hidup ku sendiri.
Aku mulai nakal, aku menipu teman-teman ku, aku memintai uang mereka buat beli buku, sepatu, bahkan aku pake untuk jajan, beberapa kali aku masuk ruang BK karena mereka ngadu, aku mintain uang nya, tapi takdir memihak baik sama aku, seakan-akan takdir tau kalo aku kesusahan, berita nakal ku nggak sampe ke telinga Ibu dan Ayah tiri ku.
Beberapa tahun kemudian aku lulus SD, mereka nggak sanggup ngelanjutin pendidkan ku, aku yang pingin banget sekolah mutusin nekat kabur ke tempat Nenek berharap nenek mau nyekolahin aku, tapi sayang pas aku mau kabur aku di pergokin tetangga, takdir baik kembali memihak sama aku, pak RT di tempat ku tinggal bersedia biayain aku lanjut sekolah mungkin karena kasian denger alesan ku mau kabur.
Setelah aku SMP ternyata takdir ku tambah buruk, mereka biarin aku sekolah jalan kaki nggak perduli walau sekolah ku jauh, seperti biasa nggak mau beliin buku dan lain-lain, aku iklas nerima semua nya, memang terkadang aku iri liat temen-teman yang lain di anter Ayah nya bahkan bawa motor sendiri, sedangkan aku ....." Shena kembali terisak.
"Strong Shen, let's continue the story, I'm here." Arga kembali menguatkan.
"Banyak dapet temen baru, aku mulai masuk pergaulan bebas, aku mulai ngerti pacaran, bahkan aku selalu keluar malem, kabur lewat jendela, karena aku ngerasa di luar dan kumpul sama temen-temen ku lebih nyaman."
"Tapi syukur, walau aku suka keluar malem, aku bisa menjaga kesucian ku, temen-temen ku, semua nya mereka orang baik, bahkan mereka sangat ngerti keadaan ku, semenjak berteman sama mereka aku nggak pernah lagi jalan kaki karena mereka senang hati ngasih aku tumpangan, mereka Wira, Sania, Rasi.
Malam kelam terjadi sama aku waktu aku kelas 3 SMP, setelah kelulusan kami janji ketemu di tempat biasa kami kumpul, sayang nya setelah sekian lama aman, malam itu aku ketahuan keluar malam sama Ibu dan suaminya, aku nggak nyangka pas aku pulang aku udah di tunggu Ayah tiri di depan rumah, tanpa aba-aba dia narik tangan ku ke arah kebun belakang rumah, dan mas Arga mungkin udah nebak, ya... aku hampir di perk**a, aku di hempas ke tanah, tubuh ku di tindih, mulut ku di tutup, di....dia buka baju ku sampai dada ku terlihat, saat itu aku udah pasrah, aku mau ngelawan pun nggak ada tenaga."
Shena kembali terisak, dia yakin saat ini Arga sudah sangat jijik terhadap nya, namun Shena tak perduli Arga sudah terlanjur mendengar separuh cerita nya.
"Tapi saat dia mau ******* pa*udara ku tiba-tiba anjing peliharaan kami untuk jaga rumah menggonggong kencang, dia langsung ketakutan dan ngelepas aku, aku di tarik kasar, aku di suruh masuk dalem kamar, saat aku udah masuk kamar aku langsung ngunci pintu rapat-rapat, aku nangis sejadi-jadi nya tanpa suara, walaupun dia belum sempet mengotoriku tapi aku tetep jijik sama diri ku sendiri, jijik ...." Shena mengusap-ngusap tubuh nya dengan kasar, entah kenapa bayangan malam itu kembali terulang, air mata nya tak henti nya mengalir, tanpa sadar Shena mencakar-cakar tubuh nya hingga memerah.
"Shen, stop Shen, kamu nyakitin diri kamu sendiri." Arga berusaha menghentikan Shena.
"Jangan sentuh aku Mas, aku ini wanita kotor!!" Shena berdiri menjauhi Arga.
Arga menggeleng.
"Kamu nggak kotor Shen, itu baru akan terjadi kan, kamu yang tenang."
"Nggak! kamu pengen tahu kenapa manager itu benci sama aku, karena aku nolak di ajak hubungan intim, aku memang wanita kotor, takdir ku buruk! Akh...."
Shena memukuli tubuh nya dengan sangat kencang, Arga dengan cekatan menggapai tangan Shena.
"Shena, liat aku Shen, ada aku disini."
Arga sedikit mengeraskan suara nya agar Shena mendengar. Shena terduduk lemas bersandar di tembok, ia kembali menangis di balik kedua tangan nya.
"Aku kotor." Isakan Shena serasa menyayat hati Arga.
Arga mendekat lalu memeluk Shena, Shena yang memang membutuhkan dukungan membalas pelukan Arga.
"Aku takut, aku jijik kalo inget kejadian itu, laki-laki manapun nggak pantes buat aku, aku udah kotor, gimana kalo mereka tau aku pernah hampir di......"
"Sut...." Arga membungkam mulut Shena dengan tangan nya.
"Jangan kamu ucapin lagi, aku tau kamu trauma, nanti malem aku anter kamu ke Psikiater."
Shena melepas pelukan Arga lalu menggeleng.
"Aku takut."
"Jangan takut, trauma kamu bisa sembuh."
Shena diam, tatapan nya kosong menatap lantai, Arga menghapus air mata Shena lalu kembali mendekap Shena dalam pelukan nya.
"Aku benci orang itu, ingin sekali rasanya aku bunuh dia." Shena mengepal kan tangan nya.
Arga membuka kepalan tangan Shena, lalu menggenggam nya.
"Jangan kotori tangan mu Shena, biar itu jadi urusan ku, Ayah tiri mu, dan manager itu, kamu cukup duduk manis, dan tunggu berita nya."
Entah dorongan dari mana tanpa sadar Arga mengecup kepala Shena.
Cup.....
Jangan lupa like ya.... Cerita masih banyak kekurangan, mohon koreksi 🙏🏽🙏🏽
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
choirunissa
wahhhh..arga menqng bnyk
2022-07-24
0