...Haii semuanya, kembali lagi nih sama mereka Lala. Mana nih suaranya, Ray mana nih sautannya....
Oke, kita lnjut aja ya say.
...Tinggalin jejak dong biar gampng cari kalian. Hehe....
...iblis di sampingku akn menyerang bgi siapa saja yang tidak meninggalkan jejak 😈...
^^^BOM Di Mana Mana^^^
Gk deh, bom berbaya.
Okee..
Lanjut baca dulu deh.
Sayang kalian semua 😉😳
...🌵...
...Pengen Aja.....
Bel istirahat pun tiba. Lala berjalan mendahului kedua temannya yang masih sibuk dengan buku di meja mereka.
"Ih main tinggal tinggal aja sih, si Lala," Kesal Mely yang berjalan mendahului May yang masih mencari sesuatu di dalam tas miliknya.
"Lo juga, ngak ada beda." Kesal May yang yang tertuju ke Mely, lalu menyusul kedua temannya yang meninggalkan nya.
"La, pelan dong jalannya. kaki gue kan pendek," Rengek Mely yang sudah lesu dan lemas karna mengikuti langkah kakinya Lala yang terlalu lebar.
Lala berdecak. "Salain kaki lo, kenapa pendek," Sindir Lala yang mangkin mencepatkan langkah kakinya. Mely melirik kedua kakinya. "Ya, gue kan.." gue kan juga gak tau kolo gue sependek ini.
Tawa May terdengar. "Makanya minum susu beruang jangan susu lembu." Komentar May yang sengaja ingin memanasi Mely sambil berlari mengejar Lala. "Luan ya ndek. " Lambai May ingin berlari mengejar. Namun urung mendapati umpatan Mely.
Mely tersenyum ."Dih, yang penting lo gendut kaya buto ijo," Balas Mely sambil mencucuk perut May dari samping. May berhenti dan menatap Mely lekat. Enak aja buto ijo disamakan dengan dirinya. "mending. dari pada pendek, item, kurus, bau ketek lagi." Hina May yang tak seimbang dengan realita. ia pun berlari menuju kantin dengan tawa yang menggema di telinga Mely dan Lala. Lihat mereka berdua selalu menindas gue kan? keluh Mely. "A*jir lo, gue gak seburik itu." Protes Mely gak terima atas penuturan May barusan. "Lo tuh, manipulasi data gue, itu tuh namanya." Kesalnya yang tak di dengarkan lagi oleh temannya.
...
"Sialan lo dua, orang sakit gigi, lo dua malah ribut gak karuan." Sebal Lala dan memutar langkahnya menuju mobil. "Mending gue tidur di mobil, dari pada menahan sakit di gigi yang tambah sakit kalo ke kantin." Ucap Lala masih dengan memegangi pipi nya.
"Sial," Umpatnya kesal. gimana gak kesal niatnya mau tidur di mobil malah di panggil sama buk Hajah. Di sini lah Lala sekarang, berada di kantin karena membeli gorengan suruhan buk Hajah. Sulit sekali ya untuk menenangkan diri di area sekolah ini.
Ia pikir ia akan mengerjakan tugas atau apalah yang terpenting gak berurusan dengan banyak orang, tapi apa? lagi-lagi hal yang dihindarimya kini harus ia lalui, mengapa susah sekali sih, menghindari keramaian, dan kebisingan?
"La, tumben.."Matanya melirik sekilas plastik putih yang terisi tahu goreng. "..beli gorengan," Ucap Mely yang juga mengantri mengambil pesanan. "Bukan gue, tapi Buk Hajah, Mimon lo," jawabnya kesal. Ia memajukan bibirnya yang menjadi kecil akibat rasa kesalnya.
Mely tertawa melihat ekspresi muka Lala yang tampak kesal. "Kenapa lo?" tanya Lala melihat Mely yang tertawa tanpa sebab.
"Lucu. Muka lo tuh, lucu La, imut-imut gimana gitu." Terangnya sambil mengaruk tengkuk. "Aura lo tuh keluar kalo lagi kesal. " Ujar Mely yang masi cengengesan.
"Gue sebel bukan karana itu bege, tapi ini nih." Lala menunjuk mulutnya. "gigi gue." denyut dan sakit di nyatukan bukan maen rasanya
"Oh. iya, lupa kalo lo sakit gigi" Jalas Mely dengan nada sedikit meninggi saat melihat Ryan yang baru saja memasuki kantin. Duh ni orang kalo ngomong bisa gak si, kalo gak di kontrol kasian nih ngilu lagi gusi gue, ah apes banget deh.
"Hai La' sapa Ryan yang tiba-tiba muncul di depan Mely. Mely menatap kesal Ryan. "Hainya gue kpn nih? Lala doang gitu." Protesnya.
melihat adanya Ryan. Mely langsung pamit setelah mengambil pesanan ia sengaja menyisahkakan Lala yang Ryan agar banyak waktu berdua.
"Semangat La, ucap Mely sebelum benar benar pergi. "Lesu yang ada guenha" kesal Lala saat melihat Mely pergi begitu saja.
"Eh.. ada apa?" tanya Lala dengan tatapan datar. "Pengen aja." jawab Ryan masih dengan memandangi wajah Lala lekat.
Lala menakutkan sebelah alis bingung, "Pengen apaan?" tanya Lala kebingungan .
Saat ini Ryan tertawa kecil melihat wajah Lala, "Pengen nyapa aja, dan mastiin lo baik baik aja." Ucap Ryan dengan tatapan serius menatap Lala.
"Oh.." ucap Lala dan langsung ingin pergi. baru selangka kakinya ia putar balik. "Tapi guenya gak baik-baik aja? gimana dong? " Kekehan Ryan terdengar.
"Ia lagi sakit gigi kan!" Balas Ryan lagi. Lala menatap Ryan lekat dan sedikit mendekatkan wajahnya ke Ryan. "Lo kok tau si?" ucapnya sedikit berbisik.
"Apa sih yang gue gak tau dari diri lo" Gumannya. "Oh iya, gue luan mo ngantarin ini nih. " Pamit Lala yang ingin sekali istirahat.
Lala memutar badan hingga seperempat jam, ia menatap tajam Ryan bergantian dengan tangan Ryan yang memegang lengannya.
Ryan tersadar melihat ketidaksukaan Lala, ia langsung melepas genggaman itu yang membuatnya sedikit canggung. "Gu-gue_ini gue dapat di uks buat ngurangi denyut di gigi" Lala tertegun sesaat.
"Buat gue?"
***
"Woi, melamun mulu lo," Ryan tersadar saat tangan Bagas mengusap wajah nya dengan kasar. "Tangan lo bekas apaan, basah muka gue jadinya." Omel Ryan saat merasa tidak terima atas perilaku Bagas padanya.
"Bekas apaan ya gue lupa," tanpak Bagas yang sedang berpikir lalu terlintas di otaknya yang nakal. "Aduh darah muda tapi ingatan dah tua." ucap Ryan sambil menoyor muka Bagas pelan.
"Bekas kobokan siap boker," Jelas Bagas dengan muka polosnya. "Pantas san bau jigong lo." UjarRyan yang masih belum sadar atas ucapan Bagas barusan.
"Eh. Ta*k lo bekas tai lo gak cuci tangan." Sadar Ryan dan langsung pergi mengelap wajah nya menggunakan bahu bajunya.
Bagas tertawa melihat muka kesal dari Ryan.
"Rasa in aja dulu, wanggi gitu sayang sekali langsung di lap" Setelah berucap Bagas mengapit wajah Ryan hingga si pemilik naik pitam. "Udah bau tai, bau ketek juga" Kesal Ryan yang mencoba menjauhkan lengan Bagas dari wajahnya.
.
Lala yang baru saja selesai mengantarkan gorengan ke Buk Hajah langsung merasa lega. Ia berjalan menuju parkiran dengan tergesa ia ingin sekali istirahat karna sejak tadi terus tertunda, tak lupa ia mengambil pesanan makanan lewat online yang ia sempat pesan sebelum ke kantin tadi.
Ayunan langkahnya melambat ketika mendapati sosok duo kekasih yang sampai saat ini mampu membuatnya naik darah. Mereka adalah Rey dengan Sabrina yang kini sudah berada di hadapan nya.
"Sayang serius ya kamu temeni aku,"
"Liat nati ya na" Balas Rey yang masi sibuk dengan ponselnya.
"Kamu napa si? liat nanti na, besok aja ya, gue bantuin nyokap na, ngertiin gue dong na?" Kesal Sabrina dengan nada suara yang meninggi seraya meniru balasan Rey yang sebelum-sebelemnya.
"Orang akunya sibuk, gimana dong?" Balas Rey yang masi tenang.
"Ngak mo tau, pokoknya aku nunggui kamu terus lho" Rey menatap Sabrina dengan kesal.
"kenapa? kamu sibuknya numpuk sampe waktu kita dua tuh gadak?" Kesalnya yang membuang muka dan bersitatap dengan Lala yang menatap dengan jijik.
"Asik ya nontoni kita? Seneng ya liatin kita berantem? " Cerosos Sabrina yang mengalihkan tatapan Rey menuju ke arah lawan bicara Sabrina.
"Bodo ah, sapa juga yang mo nonton, gak guna baget," Balas Lala yang dari tadi tidak peduli namun terdengar oleh telinganya. Ia kembali mengayunkan langkah kakinya namun baru beberapa langkah ia tersandung akan jegalan yang tiba-tiba ia terima.
"Masalah lho sama gue apa si?" Tanya Lala yang sudah berdiri tegak dengan sempurna. "Gue gak peduli mo lo berantam sama pipet mo lo kawin sekalian ngadak urusannya ma gue," Mata Lala teralih ke Rey sekilas. "Ajari cara melampiaskan emosi dong ke cewe lo, jalan maen palang yang buat anak orang naik pitam dong" Koceh Lala yang menatap kesal keduanya.
"Naik pitam? yang harusnya naik pitam tuh gue, ngapain lo disini kalo bukan mo ngupingi kita berantem?" Balas Sabrina yang masi belum sadar akan ulahnya. Lala meringis mendapati giginya yang denyut, ini nih karna kebanyakan ngomong kali ya, makin denyut saja jadinya.
"Sejauh ini memang elo lah satu-satunya kaum hawa yang pertama gue temui berwajah seribu dua, gadak malunya, mulut manis tapi basi, bau terasi lagi!" Lala menutup hidung sambil mengibaskan tangan kirinya ke wajah. "Merinding yang ada" Cerocos Lala yang tak mau kalah.
"Lo tuh.. yaa," Rey melerai adu mulut antara keduanya. "Lo yang salah Na, minta maaf" Ucap Rey yang membuat Lala menjadi merinding setelahnya.
"Sayang, aku ni pacar kamu lo. " Rengek Sabrina dengan nada penuh membara. "aku tau kok, masalah kita yang harus selesaikan ya kita gak bawa-bawa orang lain juga" Lagi sepertinya Lala hampir saja muntah, mendengar pembelaan Rey yang mendapati Sabrina tak bisa berkutik.
Melihat plototan Sabrina Lala mengibaskan tangannya. "Besok aja deh gue maafin ya, cari ke mobil gue aja kalo besok gak jumpa" Balas Lala yang dengan sengaja menabrak lengan Sabrina kuat, tak lupa ia menginjak kaki kiri sabrina sebelum memasuki mobilnya.
"Oh iya, lain kali kalo berantem jangan di depan mobil gue ya, soalnya suara lho bervirus takut nyebar yang buat mobil gue troma ma manusia" Umbar Lala yang lagi membuat Sabrina hampir saja menyerangnya, namun kembali lagi di cegah oleh Rey.
"Bela in aja terus, kamu tuh aneh yang akhir-akhir ini," Kesal Sabrina yang meninggalkan parkiran dengan hawa panas.
"Kamu gak ngejar aku gitu?" serunya dari kejauhan. "Oke, jangan cari aku lagi," Lala terkekeh mendapatkan Sabrina yang lagi-lagi di acauhan oleh Rey. Kini tak terdengar lagi suara pertengkaran mereka.
Meresahkan sekali ada pertengkaran di parkiran ini, niat mo nenangai diri malah buat mood turun sekali.
Lala diam membiarkan ketika mendapati siapa orang yang saat ini mengetuk kaca mobilnya, ia mencoba acuh hingga akhirnya luluh dengan tekat Rey yang tak hentinya mengganggu ketenangannya.
"Satu menit kalo gak penting gue tutup" Jelas Lala yang jengah melihat senyum manis yang menjijikkan baginya. "Galak amat, nih"
Lala menatap kresek putih yang ia yakini adalah obat. "Lo jualan? berapa an nih?" Tanya Lala yang tersenyum akan hal yang ia butuhkan saat ini. Karna kejadian tadi membuat lutut Lala luka, jegalan Sabrina emang gak bisa di sepele in setelah ia duduk siap makan kini ia merasakan lututnya perih dan susah di gerakan.
"Buat lo" Balas Rey yang membuat Lala waspada. "Lo punya niat apa sih?" Iming-iming senang ia merasa curiga. Tanpa menjawab ucapan Lala Rey berlutut dan menarik arah duduk lala yang kini mengarah ke arahnya.
"Lo mo ngapain?" Pelotot Lala saat mendapati Rey sedikit menyibak roknya. "Anjir lo mo ngapain gue sii. " Paniknya yang langsung menendang Rey hingga terduduk di rumput.
"Modus lo gak mempan di gue, dasar cowo mesum," Heboh Lala yang mencoba menarik pintu mobil namun tertahan karna tangan Rey yang memegang erat pintunya. "Di biarin yang ada bengkak nantinya," Jelas Rey yang kembali menarik kaki kanan Lala.
"Gak, ini tuh gak mempan ma gue, mending lo cari yang lain aja deh, gue gak minat pacaran." Tolak Lala yang mengambil obat di tangan Rey lalu kembali mencoba menutup pintu namun lagi -lagi di cegah oleh tangan kekar itu.
"Lo tau etika antara lawan jenis gak si?" Emosi Lala yang mulai tak stabil. "Etika? contohin dong?" Pinta Rey yang tak lepas dari senyuman. Lala menepuk keningnya, ia memeramkan mata sesaat setelahnya ia tersenyum paksa. "Oh iya gue lupa lo kan hewan yang hidup di dua alam ya, beginian udah biasa kali ya." Sindirnya.
"Yang gini?" Tiba-tiba saja Rey sudah berdiri dari duduknya, posisinya saat ini Rey menghimpit Lala yang ada di dalam mobil, sedikit mencondongkan wajahnya Rey saat ini benar-benar. "Lo gila ya" Pelototan Lala membuat Rey terkekeh.
"Waras kok, udah besar kok masi aja ada yang nempel di bibir, kaya anak kecil" Ejek Rey yang membuat Lala memandang arah depan mobilnya. Ia kira ia akan di lecec....... oleh si pipet eh pikiran dia yang terlalu jauh. terlalu waspada si Lalaya.
"Gue tinggal, bisa sendiri kan?" Tanpa menunggu jawaban Rey langsung pergi bersamaan suaranya yang mulai menghilang bersamaan suara seseorang di telponnya. "Jangan sampe gak kepake ya, " Setelah kepergiannya Lala mebenahi bajunya yang sedikit berantakan. Mengingat tadi, Lala menjadi malas mengobati lututnya, ia merasa lemas sekaligus kesal. Bayangain baru saja ia menggoda dirinya sekarang pergi bersama suara wanita dari telponnya. Buaya banget ya. 😂
.
Berhubung di jam terlahir kelas jamkos Lala tak berniat kembali kelas, selain karna kakinya yang masi sakit, ia juga ingin mengedit video yang buat dua hari lalu, hari di mnaedia merasa apes dan di saat itu pula dengan baik hati Mely meminjamkan ponselnya selama 7 jam cuy, sesuai janji dengan para pengikut tersayangnya yang menunggu konten darinya, maka dari itu ia harus menyelesaikan nya hari ini juga.
Bel pulang tiba
Kini Lala dan kedua sejolinya sudah berada di dalam mobil, seperti hari hari biasa, Lala dan kedua temannya itu, tak langsung pulang kerumah melainkan pergi nongki dulu, tentu saja kali ini karna ada donatur yang melancarkan segalanya.
Mely mengatakan akan mentraktir kedua temannya, hari ini. karena ia baru saja di transfer uang oleh papinya. dengan jumlah yang lebih besar dari bulan sebelumnya.
"Beneran nih, tar lo rugi?" tanya May yang masih belum yakin atas perkataan Mely saat di dalam mobil tadi. "Lo kalo gak mau juga gak apa, malah guenya mangkin senang ya gak La?" Lala hanya mengganguk mengiyakan.
"Ya.." ucap Lala pelan, setelah kurang lebih mencari baju di maal mereka sempatkan untuk menikmati makanan di cafe ini, cafe yang terletak di dekat perumahan Mely, "Enak ya Mel, jadi lo, mau apa aja di beli'in," Ucap May yang merasa sedikit iri dengan Mely.
Mely memandangi May dengan lekat, "Kebanyakan orang hanya melihat dari sisi luar nya aja, dan kadang juga mengatakan kata enak sebelum tau apa yang ada di dalamnya, manusia memang kebanyakan seperti ini melihat dari sisi luar, dan gak mau tau tentang sisi dalamnya, hidup gue emang terlihat senang tapi dari sisi kesenangan gue, banyak menyimpan seribu luka di dalamnya." ucap Mely dalam hati dengan pandangan yang masih lekat menatap May.
"Lo lebih enak." jelas Mely setelah puas melihat wajah May. "Gue? lebih enak? moga kedepanya sih pengen gitu, doa in aja ya, moga bener hidup gue bakal enak benaran." Jawab May dengan wajah yang Lala tangkap menyimpan suatu hal yang ia tak tau.
...nih aku kasi pap mereka ya....
hehe.. sukai aku 'Lala'
^^^Me: Ni Lala^^^
i
ni Lala mode on, senggol dikit habis lho kena gigit xixi 😅😉💓
^^^To : Rey kyuu ^^^
Aura dua dunia nya keliatan ya wkwk .. untung tampan. Kannn jadi cinta😘❤
...Setelah baca, jangan luka kasih jejak ya, beri like, vote dan komentar, bagi yang menyukai karya ini. makasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Noviyanti
udah sakit gigi dibikin sakit hati juga sama kelakuan temen-temennya ya 🤣
2022-07-13
0