...🌵...
...Menang(menanggung malu).....
Sejak tadi kedua temannya itu terus saja bergentayangan di dekatnya, ia memijat pelipisnya yang merasa malas menanggapi ucapan teman-temannya, matanya menatap garang ke dua orang di dekatnya itu.
"Idih, ngambeknya jago juga ya?" Ucap May yang mulai menjauh dari hadapan Lala. Pasalnya Lala memasang muka siap menerkam. Begitu juga Mely, anak itu mengintil babonanya gak lain May.
Lala menyandarkan bahunya ke belakang, membuat lehernya kebelakang, kini, wajahnya menatap langit-langit di atasnya. sesekali ia tersenyum kecil mengingat musibah yang di alaminya. Miris sekali hidupnya. Lama ia larut dalam keheningan ia pun mulai menutup matanya dengan kedua tangannya yang berlipat di depan dadanya. Tak lama, dengkuran halus terdengar tenang dari dirinya.
Lala terlonjat kaget mendapati sosok Mely yang berlari sambil berteriak heboh. Temannya satu ini memang pandai sekali membuat moodnya turun drastis. Lala memijat lehernya yang sedikit kaku akibat tertidur dengan posisi seperti tadi, setelahnya ia menegakkan badannya mendapi jeritan Mely.
"Woi! Ryan tuh La, cariin lo tuh?'' Ucap Mely dengan heboh.
"Biasa aja kali, ngasih taunya, heran gue, " Kesal May yang ikutan kesal. Ia menatap nanar kutek di kukunya yang jadi berantakan, ia meringis lalu mencomot tisu di atas meja.
"Hai?" Sapa Ryan yang langsung duduk di depan Lala.
•
Ini sudah ketukan yang ke 111 atau lebih, ia berkali-kali melirik arloginya seraya menatap sosok didepannya dengan jengah. lelah mendengar ceramah yang sejak tadi menuhi isi telinganya, Cinta emang segabut itu ya? rela bela-mati suara demi cinta, cet.. cet.. cet.. cinta memang membuat siapapun lupa akan segalanya termasuk orang di depannya ini. Tangannya meraih ponsel yang sejak tadi berdering di dalam saku celananya. Ia berdecak malas menatap nama yang terpampang di layar menyala itu.
"Lo kelewatan banget Rey. Gak mestinya bersikap gitu sama cewek, walaupun lo segitu bencinya sama dia, tapi itu kelebihan banget." Ryan menghela nafas lemas, ia kembali menatap Ryan sebelum kembali bersuara. "Gue tau lo gak suka sama Lala, tapi coba lagi deh lo pikir? dia tuh cewek Rey, dikit aja lo lebih baik. Gue tau lo bukan tipe orang pedendam. " Ujarnya setelah sekian lama menghakimi Rey. kali ini ia mengubah posisi menjadi duduk di hadapan Rey.
"Dan mestinya, kalo lo masih punya masalah ya selesaikan secara baik-baik gak gini juga caranya." Kesal Ryan mengebu-ngebu.
Sedang Rey hanya membuang muka malas, mendengar kocehan Ryan yang gak ada henti hentinya. "Udah" Tanya Rey memandang Ryan dengan mata tanjamnya. ia menegakkan badannya yang condong ke samping karna baru saja selesai mengangkat telepon.
"Lo gak tau apa-apa, dan ya, lo cuma tau kalo lo cinta sama dia, tapi apa? pernah lo dianggap?"Rey terkekeh. "kebaikan lo tuh di turuni dikit, tinggi_tinggi sampe langit ga dak guna tuh sampe sekarang. " Rey tersenyum tipis melihat wajah kesal Ryan.
"Setidaknya.."Rey semangkin mendekati wajah Ryan. "sedikit untuk lo. Liat perjuangan lo sampai sekarang, secuil pun gak dianggap'' Ejek Rey di iringi tawa kecil setelahnya.
"Ah iya, gue lupa."Ryan menghentikan langkah kakinya. "Ingat posisi lo dari dulu sampai sekarang gak ada bedanya." Sindirnya lagi, ia menepuk pundak Ryan mengingatkan. "Semangat melakukan hal yang sia-sia. " setelahnya ia pun berlalu.
Setelah kepergian Rey, Ryan melangkah meninggalkan kelas dengan perasaan kesal. pasalnya yang di katakan Rey emang benar, sudah hampir empat tahun hingga saat ini ia menyukai Lala, tapi tak juga di anggap oleh nya. Sejauh ini mereka bahkan bisa di katakan tak banyak berinteraksi.
"Lo tunggu aja Rey, gue, bakal buktiin' kalo gue bisa." Ucap Ryan dengan pikiran penuh tekat akan tujuannya saat ini.
Beberapa orang sempat menyapanya sebelum Mely_teman Lala menyambut nya dengan heboh. "Pas banget. Lala lagi butuh pendamping untuk bersandar," Kekehnya "Eh, bukan, maksudnya tuh.. "Duh, gimana ya gue jelasinnya? Mely kembali tersenyum "Dari tadi si murung, tapi gue yakin deh kak, setelah liat lo buahh cring tuh wajah. " Cerocosnya lagi.
"Eh tunggu, ini mau nyamperin Lala ya? " Tanyanya, setelahnya ia menepuk kening lalu berlari memasuki kelas dengan wajah sumrigah.
Ryan melangkah menuju kelas Lala, beberapa siswi sempat menggoda nya tapi tak satu pun ia hiraukan, sama halnya yang dilakukan oleh Lala pada dirinya.
"Tuh kan, bener gue tadi sempet ngobrol lho." Adunya ia menatap May sedikit memberi ruang untuk dua orang itu nantinya. "Ya, gue dah liat kok. " Balasnya yang sempat membalas senyum singkat saat berkontak mata dengan Ryan. Setelah nya Lala hanya membolak balik ponselnya yang rusak, ia tersenyum kecut.
Matanya menyipit mendengar ucapan tiap ucapan dari dua temannya itu. sejak tadi yang ada di pikirkan hanyalah ponselnya yang sepertinya sudah berajal. Ia tak peduli dengan ucapan kedua temannya itu.
"Senyum lo, jangan murung aja, cogan tuh datang," Cacar Mely. "Sekali aja gitu, buat anak orang baper." Cengir Mely setelahnya meringis sambil membalas cubitan May. "Normal dikit Mel,, Ah lo mah." Kesal May.
"La, Sekali-kali respek dong sama kak Ryan, kasian tuh." Bisik May tepat di telinga Lala setelahnya ia langsung menjauh, takut Lala ngamuk. Tak lupa ia membawa kuteknya ke luar di susul Mely di belakangnya.
"Hei." Balasnya sambil menampilkan senyum manisnya. Yang di balas Lala dengan senyum Seperti biasa, pasti akan selalu tuh, nanya, gue duduk sini bole kan? Gak ganggu waktu lo kan? dan berbagai macam cara sopannya itu. Kadang Lala merasa jahat si ama orang di depannya ini, tapi ya cinta kan kagak bisa di paksa.
" Lo gak papa kan?" Lala memicingkan sebelah matanya, seraya mengangkat kedua bahunya "Gue, aman." Jawabnya. Ryan tersenyum lega mendengarnya.
"Hm.. ponsel lo nya gimana? masih bisa hidup? Oh iya, gue minta maaf ya atas kelakuan Rey tadi." Lala menautkan alis sebelah. Khawatir ama ponsel nih kayaknya.
Mata Lala menatap sekitarnya, ia merasa lega, setidaknya ia tak hanya berdua saja dengan Ryan, ia masi merasa canggung terlebih setelah Lala tak menjawab apa-apa akan perasaan Ryan saat itu. Eh bukan, Lala menolaknya, tapi masalahnya cowok satu ini gak ada kapok tuh sama tolakannya.
"Gue bakal gantiin nih ponsel, sekali lagi gue minta maaf atas kelakuan Rey." Ini bukan pertama kalinya Ryan meminta maaf atas kelakuan Rey padanya, jadi Lala hanya bersikap biasa biasa aja. Toh ia sudah bosan memberi tau Ryan bahwa dirinya tak perlu menjadi wakil maaf buat temannya itu, karna Lala yakin sekali jika Rey tak pernah menyuruh Ryan berbuat demikian. Baik banget kan? Gak kayak si Pipet itu, nyaris gak manusia.
"Lo gak salah kok Yan, gak usah minta maaf, apalagi lo minta maaf hanya untuk orang seperti dia, gak usah terlalu baik Yan, karna gue merasa terbebani akan sikap lo itu, mestinya gue yang minta maaf." Lala sedikit menunduk, ia memainkan kakinya di bawah meja dengan resah akan keadaan seperti ini.
"Karna gue gak bisa balas perasaan lo Yan.."Lala menatap Ryan sekilas. "..Maaf." Ujarnya yang mengarah ke arah lain ia tak sanggup melihat wajah penuh harap itu. Pasti sakit ya ditolak!
"Gue bakal nunggu La, nunggu sampe lo sadar akan perasaan ini, gue senang La, senang karena lo minta maaf ke gue, artinya harapan gue mangkin dekat lagi bukan?" Ryan berbicara dengan semangat. Mengapa Ryan menyimpulkan sesukanya sih? Gue dah nolak berkali-kali anjir. kasi tau gue gih, nih orang gak paham ya, dia tuh di tolak bukan kasi harapan, haduh.
Melihat Ryan yang berdiri dari duduknya membuat Lala menatap orang di depannya dengan senyum tipis.
"Gue balik ke kelas ya?" pamit Ryan dan mulai meninggalkan Lala di kelas.
"Yan." Langkah Ryan berhenti ia menaikan sebelah alis heran. "Jangan tunggu gue, jangan, pokoknya jangan, gue.. "Lala terlihat sedikit gelisah. "..Gue gak balas, walaupun untuk waktu yang lama, kita temenan aja ya."
Gue bener gak si??
•
"Cie cie yang lagi pdkt nih sama Aa Ryan. traktirannya dong kalo jadian ?" Mely sengaja menggoda Lala dan langsung dapat cubitan dari May bukan Lala. "Lo gak liat apa? seprustasi apa wajah tuh anak, ya kali mau pdkt an kayaknya baru di tolak cinta kali ya." Mely menatap Lala penuh kepo.
"Serius? lo tolak La? sakit banget gak si?" Tanyanya yang mendapat toyoran May.
"Gila aja baru di tolak bahagia." Saut May yang berusaha menghindari serangan Mely padanya.
Mely berdiam sedih setelah salah satu Guru menyuhnya mengutip sampah. Sedang May
dan Lala tertawa melihat ekspresi Mely yang berubah manyun. "Duh casiannya anak mama." Ucap May yang berusaha merangkul Mely yang lemah.
"Rase lo. bantuin gue dong tuan putri, kasihanlah anak Mama ini." Pinta May dengan cemberut di bibirnya. "Ogah ah. Males." Jawab May dengan bangga.
"May juga bantuin." Ucap guru tersebut yang tiba-tiba nongol kepalanya di pintu. "Mely tersenyum mengejek, saking bahagianya ia mengejek dengan bokongnya yang sengaja goyangkan.
"Udah Mel, gue gak tega liat lo pargoy." Ujar Lala yang sejak tadi menyaksikan kedua temannya itu. Berisik tapi asyik itulah mereka.
"Bokong tepos aja di pamerin, gue yang bohai biasa aja." Ucap salah satu siswi yang mau keluar kelas, ia merasa di ejek oleh Mely.
"Anjirr, siapa juga yang ngejek, orang lagi bahagia juga, melihat tuan putri kita ngutip sampah" Setelahnya Mely makin menjadi-jadi menggoyangkan bokongnya.
"Tepos!" Ejak May dengan suara pelan dan langsung berlari ke arah guru pembimbing yang berada di luar. "Tepos." Serunya kembali sambil cekikikan. Mengamati mereka tuh asyik ternyata ya.
•
Setelah bel berbunyi semua siswa/i sibuk membereskan bukunya masing-masing. begitu juga Lala, ia menyusun buku ke dalam tasnya, keningnya mengerut mendapati sebuah pulpen dengan pita biru di ujung pulpen tersebut, yang menjadi daya tariknya adalah pulpen itu di satukan bersamaan dengan coklat dan yang terselip sebuah kertas kecil. ia tersenyum manis sekilas setelah membacanya.
"Yah.. akhirnya pulang juga." Senang Mely dengan mimik lelahnya. Padahal sejak tadi anak itu molor di tempatnya.
"Ya iya lah, pulang. Emang lo mau tidur di sini." Saut Lala sambil merampas tas di mejanya. May tertawa sambil berjalan mundur. "Aauu.." Jerit May yang terjatuh karena nabrak bambang di belakang nya. Bambang_seorang wakil ketua kelas, yang jongkok karna mengikat tali sepatunya yang lepas.
Bukan Mely aja yang tertawa melihat adegan konyol didepanya Lala juga tertawa geli. Bambang yang telungkup ke depan dengan muka yang nempel ke lantai, sedang May menindih di belakang nya, dengan gaya ala model iklan yang ada manis manisnya.
"An**g lo!" Kesel bambang lalu pergi meninggalkan May yang belum minta maaf.
"Tolong. harap muka lo amankan." Ucap Lala melihat muka May yang malu tapi menurut Mely dan Lala malah terkesan lucu. "Puas deh, ketawa di depan penderitaan gue yang menang (menanggung malu)." Cebiknya.
"Setelah puas tertawa mereka bertiga pun menuju parkiran sekolah. Tapi sebelumnya Lala pergi ke kamar mandi, sedang dua temannya menunggu di parkiran.
Lala kembali ke parkiran dengan ocehan gak jelas. mulutnya komat kamit, tangan nya memukul-mukul angin di depannya, sedang kakinya berjalan dengan langkah cepat. Ia merasa tenaganya terkuras abis setelah menyumpai setan penunggu kamar mandi.
"Kurang ajar lo Rey, Liat aja, liat pembalasan gue besok." Gerutu Lala karena di hadang oleh Rey saat menuju kamar mandi, saat itu ia sedang terburu-buru menahan dirinya agar segera pipis. Mau balik ke parkiran tapi udah di ujungnya, mau gak mau ia pun mengahadapi pipet peot didepanya. Akhirnya Lala lolos dari Rey dengan berdebat singkat, ia masuk ke kamar mandi dengan cepat, tapi sialnya ia tak menyadari jika Rey mengikutinya masuk ke kamar mandi wanita. Maunya pria itu apa sih? Mau ganti Gender
"Sial!" Lala berucap setelah jatuh di depan pintu kamar mandi yang ia pakai, ia tak tahu jika Rey sudah menjegal nya dengan senyum liciknya, apalagi saat Rey menunjukkan video dirinya yang berbicara lembut tapi lebih terlihat seperti ..au lupakan, mendengar suaranya sendiri saja membuatnya tak bisa menempatkan muka dengan benar. Setelah menujukan video memalukan bagi Lala, Rey tersenyum meremehkan dan sempat sempat nya mengancam nya. Tuh kan bener Rey tuh setan tak kasat mata.
"Kenapa?" tanya kedua teman Lala saat Lala sudah masuk ke mobil, lalu keluar lagi ia ingin menghapus video memalukannya itu, tapi kembali lagi saat melihat Kepsek berjalan ke arah mobilnya "Cabut. May." Perintah Lala yang duduk di belakang.
"Lah. kok gue?" tanya May gak terima, karena sesuai jadwal, ini giliran Lala yang bawa, sedang Mely ia masih gak mahir dalam urusan kendaraan, jadi dia hanya santai tanpa harus berpikir akan membawa mobil. Walau jujur hanya Lala sendiri lah yang memiliki Sim sedang May masih amatiran.
"Kedepanya, gue dobble deh!" Ucap Lala masih dengan wajah kesalnya. "Wop bener ya. "Tanyanya menyakitkan.
"Ya, iya gue." setelahnya mereka pun bertukar tempat akhirinya mobil pun mulai berjalan meninggalkan kawasan sekolah.
Mobil yang mereka gunakan adalah mobil Lala, mobil dari hasil pencarian nya sendiri. Sebelum pulang dari rumah May, Lala menyempatkan ke servis ponsel di samping rumah nya, hatinya lega mendengar perkataan mas servis kalo ponselnya masih bisa diperbaiki .
Lala bersiul-siul sepanjang jalan menuju rumahnya, di antara meraka bertiga rumah Lala lah yang paling jauh dari jarak sekolah.
Lala tersenyum saat melihat mobil yang tak asing lagi dimatanya yang sudah berparkir jelas di kawanan rumahnya. Setelah menutup Pintu mobil miliknya, Lala berlari menuju rumahnya yang sudah ada di depan mata.
Senyumnya mengembang mendapati sosok manusia yang asyik ngobrol di teras rumahnya.
"Sore Om, Mi!" Sapa Lala seraya menyalami keduanya. "Mangkin hari mangkin cantik ya, udah gede aja nampaknya." Ucap Om El yang sudah setengah tahun ini gak ada main kerumah Lala, begitu singgah ternyata Lala lebih tampak berbeda.
"Kabar Om gimana?" tanya Lala duduk di samping sang Mami. "Baik, cuman satu yang gak baik.." Ucapan Om El sengaja ia potong. Lala menyipitkan mata. Duit kali ya? biasa kan gitu. Tapi gk deh, Om El setau gue tajir kok.
"Anak Om" Ucapnya di iringi tawa.
"Oo.. walah Lala dah dengerin serius padahal." Ucap Lala dangan kesal.
"Tapi Om, anak Om kenapa?" Tanyanya yang mulai penasaran. Karna selama ini Om El jarang sekali membahas anak-anaknya.
"Bandel. Kalo aja anak Om kaya kamu.."El menatap Lala sekilas, lalu manik matanya naik ke langit-langit di atas sana. "..kalem, cantik, pasti gak akan buat otak Om berdije, sikapnya tuh tah nurun dari siapa? heran Om." Curhatnya. Lala hanya tersenyum.
"Ujungnya, Lala di puji lagi nih, wah berdebar lo nih hati," Lala menumpuk kedua tangannya di dada. Tanggung jawab ya Om buat anak orang baper." Cerocosnya.
"Ya, nanti Om suruh anak Om yang nanggung. " Jawab El dengan cengiran, setelahnya ia menyeruput kopi yang tinggal ampasnya. Lah kok malah di serahin ke anaknya si?
"Kamu tuh, gak buang dari Mami kamu yang dulu, ceria, punya daya tarik sendiri." Lala berdiri kaget. Matanya melotot. "Jangan bilang Om salah satu mantan Mami?" Tudingnya dengan mata menyala. El hanya terkekeh sambil mengangguk.
"Tau aja, ketebak ya?" Jawaban Om El membuat Lala terdiam mencerna. Jangan bilang sekarang masi cinta, terus pacaran diam-diam, eh mami gue kok pelakor gitu si? kesal Lala yang berdebat pada diri sendiri.
"Jangan telan mentah-mentah tuh ucapan Om El, ngada-ngada yang ada Om El tuh udah kaya adik Mami lo, ya kali." Sambung Roni sambil meletakkan kopi di meja. Tuh. Kan Mami Roni tuh tau aja kewaspadaan dirinya kan?
Lala berdecak kesal, ia membuang wajah ke samping sambil menegakkan badannya. "Oh gitu. Bohongi Lala nih ceritanya?" Kesal Lala yang sudah selesai melepas dasi dan kaus kaki, ia hendak masuk ke kamar namun urung karna belum mendapat oleh-oleh dari Om El.
"Kata Mami kamu tuh namanya pemanasan, sebelum mendapat oleh-oleh gitu lo." Ujarnya.
"Sekarang pemanasan udah selesai, langsung ke pendinginan aja ya Om. Mana dong oleh -oleh buat Lala?" Pinta Lala sambil mengulurkan tangan kanannya meminta.
"Lala.. lala" Roni hanya menggelengan kepala mendengar permintaan Lala yang gak ada malunya.
"Aman, udah di titip kan ke mami kamu. " jawab Om El, setelahnya Lala mengacungkan dua jempol kepada Om El. "Lala tinggal ya Om, lanjut ceritanya tunda dulu, Lala ke kamar dulu mau ganti baju" Pamitnya lalu berlari menuju kamarnya.
♡♡♡
next..
^^^Mari kita sudahi dulu ya kakak sudah lelah gak kerasa butuh waktu lama juga ya nulis ini..^^^
see you
...lanjut ke bab tiga ya gais..(づ ̄ ³ ̄)づ...
^^^jangan lupa dukungannya, di tunggu. like, vote, hadiah, komentar^^^
tanda. iiii typoo
...tingal jejak seblum meletakkan bo💣💣💣...
^^^SEMUANYA BeRTEBARAN^^^
...biar bisa nolong klo butuh bantuan xi. xi. xi.😘😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Sui Ika
pastikan sudah ada sim ya 😏
2022-08-12
0
Sui Ika
dari SMP, lama juga ya
2022-08-12
0
Tulusdewi Asola
Aku mampir nih, sabar ee soalnya aku baca satu-satu bab, salam kenal 🤗
2022-07-26
1