My Anemy My Hubby

My Anemy My Hubby

Bab1-Ketegangan di Kantin..

Hai.** Semua selamat datang di karya aku lagi, ya walaupun masih banyak acak-acakan mohon di maklummi ya teman 2, karna sesungguhnya manusia tu gk luput dari salah.**

** Eakkk, itu sii yang sering aku dengar**

** Moga kalian suka dengan karya aku ini, tandai typoo ya temen2.**

1 tu 🐌

2 wa 🐢

3 ga 🐨

Doooooor 🐳

******.....**

...

..

.

Kaget gk? kaget gk? 😁😁

gk lah, y kli gitu aj kaget ya kan?

yuhu selamat membaca📖📖

...🌵...

...Ketegangan di Kantin.....

"La! Lalaa.. Ih nih anak mesti di senggol dulu baru nyaut" kesal Mely yang jelas mulutnya hampir mati rasa akbiat leleh berbicara. "Aduh udah padat gini masa ia gue balik lagi? LALA.." panggil Mely dengan suara khas nya yang terdengar basi di telinga Lala.

Lala menoleh dengan malas, sejak tadi ia sibuk menatap awan yang berjalan di atas sana. Namun, suara cempreng temannya itu mengalihkan tatapannya. "Pa'an Melysa Yohkiyaa!" saut Lala dengan sengaja menyebut nama panjang temannya itu.

Mely tersenyum lega. "Lo pesan apaan? gue lupa!" Lala menghela nafas kesal, mengingat Mely yang pelupa, ditambah lagi suaranya yang parau membuat telinganya berdenggung. Lala menurunkan tangannya yang sejak tadi menopang wajahnya.

"Biasa." Tangan mungilnya meraih benda pipih berwarna pink di dalam kantung roknya. Benda yang sejak tadi ia abaikan demi kenyamannya sendiri.

"Gak ada bosenya tuh anak tiap hari pesanya ini aja, ntar di rumah lauknya ini juga, pas lagi main ini juga, lidahnya gak kerasa kali ya? sampe segitu cintanya sama SOTO." Mely mengomel sendiri mengingat Lala yang selalu saja pesan soto.

"Ternyata bukan hanya cinta sesama manusia aja yang bikin buta tapi soto juga. Gila aja, makanan juga bisa bikin buta." Mely mengelus bahunya yang merinding memikirkan betapa gilanya pencinta soto kali ini. Mirisnya itu adalah temannya sendiri.

May mengerutkan kening melihat meja yang di duduki Lala. "La, ini bukanya meja Kak Rey, ntar dia marah loh" Tanya May, teman Lala setelah Mely. Jari Lala berhenti bergerak mendengar ucapan May. Ia meletakan ponselnya kembali, sembari menatap kesal pada May. Sepertinya, hari ini moodnya akan benar-benar hilang karna ulah kedua sahabatnya itu.

"Udah berapa kali sih gue bilang, lo boleh suka sama cowok tapi jangan cowok modelan pipet kek dia." Lala emang melarang kedua sahabatnya untuk menyukai Rey Alasan Lala ada dua, pertama untuk menghindari yang namanya patah hati. Karna Lala tau sendiri, cowok satu ini benar-benar buaya. Kedua, Rey sendiri adalah rivalnya sejak jaman suharto, jadi gak baik ia beri kemudahan untuk mengoda sahabatnya. "Satu lagi embel Kak nya itu di hapus deh, gak cocok." Protesnya.

"Ya, gimana? udah biasa soalnya, tapi besok-besok di usahain deh, biar kagak pake embel-embel kak deh." Tutur May. "Jugaan gue gak naksir kok ma tuh cowok, cuma suka sama bodynya doang, gak lebih. " Lala menghela nafas, melihat May yang setia berdiri.

"Duduk aja. Tenang. Ini kantin kan, bukan dia pemiliknya." Terang Lala sambil menepuk-nepuk bangku di sebelah nya. Ia tau jika saat ini May sedang ragu.

Melihat Lala yang memberikan kode mata membuat May buka suara. "Beneran gak papa nih?" Tanyanya yang kembali lagi merasa waspada . Jujur saja selama ini ia tak pernah sekalipun melihat Lala akur dengan Rey. Ia juga yakin jika suatu saat mereka akur pasti bakal timbul bencana.

"Ya elah, May. ini meja punya lek Jenggot bukan punya pipet. Jadi gak usah takut kek gitu lah, bawa santai aja." Jelasnya lagi yang kini menepuk-nepuk bangku di sampingnya untuk kedua kalinya.

"Ia deh, dari pada gue berdiri gak jelas, mending duduk ya kan?" Akhirnya May pun duduk di samping Lala dengan pasrah oleh keadaan.

Mely berjalan tergesa, ia merasa penasaran dengan kedua temannya itu, "Oh gitu. gue gak di ajak nih?" kesalnya sambil memunyunkan bibir tipisnya.

"Woi, pada ngegosipin apa?" Benar saja, dirinya yang baru sampai langsung bertanya demikian, namun jangan lupakan. Tangan nya juga sibuk membagi makanan.

"Minumnya mana? May yang melihat Mely hanya membawa makanan tanpa minuman pun sedikit protes.

Mely mencibir ucapan May barusan, bukannya niat membantu dirinya malah memperbanyak maunya. "Kan ada air liyur lo! minum aja tuh, gratis." Balasnya sambil kembali membeli minuman.

"Manis dingin, satu ya?" Pintanya yang saat ini sudah melihat Mely sudah bergabung dengan para murid lain yang sedang bertempur akan keramaian kantin.

Mely Berpura-pula tak mendengar, lihatlah temannya itu bukannya memberikan bantuan, tetapi malah membuatnya menjadi babu. "Sok imut lo. Muka asem hawa panas, sok merasa manis, dingin lagi." Mely kembali ngomel dibuat May. Sudah menjadi runtinitas bagi keduanya untuk bertengkar.

"Bukan orangnya yang manis tapi teh nya." Jawab seorang cowok yang berdiri tepat di belakang Mely. "Sok tau lo." Ujar Mely ketus dan kembali dengan tangan yang sudah penuh akan minuman para sahabat nya itu.

Langkah Mely terhenti melihat Rey dan tiga kucing nya memasuki kantin tapi ada yang lebih mencolok, siapa lagi kalau bukan Sabrina cewek cantik yang saat ini menyandang statusnya sebagai pacar Rey.

Mely mendelik "Dih.. amet-amet dah! genit banget tuh cewek." Sinis Mely sambil kembali berjalan ke meja dimana Lala dan May berada. Melihatnya saja membuat badan Mely menjadi gatal.

"Ooh.. gitu. main luan aja ya? gak sabaran nungguin gue." Mely membagi minuman yang ia beli tadi dan langsung duduk di depan Lala.

"Lo si, pesannya gak sekalian, keburu laper juga. Ya gak La?" Mata May terhenti di satu titik yaitu mangkuk milik Lala.

"La. lo pesan soto lagi?" Tanya may yang baru saja menyadari pesanan Lala. "Tanpa soto hidup tidak berwarna?" jawab Mely mewakili Lala. Lala menggelengkan kepalanya. "Bukan tidak bewarna, hanya saja bertenaga." Jelasnya.

Mely menggelengkan kepalanya. "Ya ampun La, pelan deh lo makannya. Kayak mau di gondol musang aja." Protes Mely yang melihat Lala makan dengan lahap.

"Liat nih. gue lagi bikin konten, lagian malas gue lama di kantin bawaannya panas, mana kipas angin nya gak kerasa lagi, gerah ahh" ucap Lala sambil mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan kirinya. ia merasa panas menyerbu wajahnya.

"Gak ngaruh kipasan lo, yang ada bukanya nyebantu malah bikin tambah emosi ntar."

Mely memberikan minuman.

"benar tuh!" saut May sambil mengambil saus yang akan di masukan ke dalam bakso miliknya.

"Oo.. walah La..! gimana gak pedas kalo lo make sausnya udah abis setengah botol?" keselnya melihat tingkah Lala yang gak ada berubah nya. Nih anak gak takut kena asam lambung apa?

"Aneh. Makan soto, udah kaya makan miso." sambar Mely yang semula menghisap minumannya dengan santai. Namun, tiba-tiba menjadi tersedak akan jeritan beberapa siswi

di kantin.

"Rey.." Jerit salah satu siswi sambil menyenggol lengan teman nya.

"Boy.. mangkin ganteng aja."

"Ganti dong pacarnya, bosen gue ngeliat Sabrina aja yang digandengin, gue kan iri."

"Gue rasa dari semua pacar Rey cuma Sabrina yang paling awet."

"Di pelet tuh kak Rey nya, makanya langeng terus."

"Gimana gak langgeng, orang Sabrina modelannya kek gitu, persis majalah dewasa masa kekinian"

Huaha..

Saut demi saut terdengar sampai di telinga Lala. ''Aduh, berisik tau gak." Lala sedikit menjerit protes mendengar suara pujian untuk rivalnya. Wajahnya yang memerah di tambah panasnya cuaca siang ini benar-benar membuatnya emosi.

"Ih, yang namanya kantin yah berbisik lah, kalo mau sunyi no di pemakaman sono."

Jawab seorang cewek yang gak suka atas tindakan Lala. Lala tak menghiraukan omelan para cewek tentang dirinya ia kembali disibukkan dengan memakan sotonya.

Tap..

Tap..

Lala menghela nafas lemas sambil menghitung mundur. "satuuu.. duaa.. tigg.." Tuh kan insting Lala memang tajam.

"Ehem." Deheman yang Lala sudah hapal betul jika pemilik suara adalah rivalnya. "Bentar ya sayang, biar aku aja yang urus" Ucap Sabrina dengan suara di manja. Jika bisa, Lala sendiri yang mendengar ingin memuntahkan isi perutnya ke wajah Sabrina. Namun ia sayang dengan sotonya.

"Lo. Lo. Dan lo minggir ini meja kita?" ucap Sabrina dengan gaya ala model dewasanya. Rambut ikal warna caramel brown, baju yang nyaris memperlihatkan lekuk tubuh nya, juga suaranya yang lembut membuat siapa saja teralihkan jika mendengarnya namun tak kecuali Lala dan teman-temanya. berkuasanya, siapa pun yang melihatnya sudah jelas jika gadis yang baru saja berbicara itu tampil asik dan merasa besar diri karna di kawal 4 cowok di sampingnya.

Lala menyeruput es dengan santuinya, tangan kanannya yang masih sibuk dengan ponsel nya, ia menyimpan video miliknya, sepertinya ia akan mengulang vidionya karna hasilnya di luar ekspetasinya. Selain hal itu, Lala juga sengaja memperpanas suasana agar ulat bulu di sampingnya gak lain Sabrina. Salah satu cewek yang masuk ke dalan buku hitam tersampul Rival yang selama dua bulan belakangan ini.

Menyelinapkan anak rambut ke belakang, Lala beseru kuat "Kok Panas ya?" Lirik Lala sekilas ke sosok Sabrina di sampingnya. "Pantes. Ada ulat genit rupanya." Sindirnya yang langsung tertawa kecil setelahnya. kedua temannya pun ikut tertawa kecil.

"Tiati Mel, gerak dikit bisa bahaya." Panasnya lagi. "Ihh. takut gue. " Sambung Mely. "Sini peluk gue." Tambah May yang memasang wajah khawatir.

"Woi..! Gue ngomong sama lo?" tunjuk Sabrina, sedang tangan satunya memukul meja, merasa ditunjuk-tunjuk membuat Lala ingin menjambak rambutnya, menurutnya lebih baik orang lain menjelekkan dirinya melalui namanya tapi tidak dengan cara menunjuknya. Apalagi yang menunjuk adalah Sabrina. Sepertinya setelah ini, ia harus mandi kembang untuk menghilangkan gatal di badannya. Benar ulat bulu ya?

"Udah nunjuknya?" ucap Lala meletakkan jus nya di atas meja. Sabrina tersenyum, akhirnya mempan juga cara nya. "Kenapa? Pengen gue tunjuk lagi?" Tantangnya yang sedikit menyombongkan badannya kedepan.

"huek.. mau muntah gue liat senyum lo, sok manis banget." Ujar May sambil meludahkan air liurnya di samping Sabrina.

"Trus terang aja deh. Mau lo apa?" tanya Lala tanpa melihat Sabrina di sampingnya. "Ini tempat kita, kita mau duduk. Mending pergi sebelum sabar gue menuruni batas." Peringatnya. Lala membuang nafas malas. Apalagi melihat tampang Sabrina yang dengan percaya diri berlagak hebat di depannya.

Alisnya menurun menatap manik Sabrina dengan tajam. Ia berdiri menghadap Sabrina dengan melipat kedua tangannya di dada. "Itu.. itu.." Lala menujuk-nunjuk meja yang kosong, "Kosong kan? lagian gak bakal mati kalo gak duduk di sini." Lala kembali duduk dengan wajah menahan sabar.

"Udah deh minggir aja lo pada, udah siap juga makannya" Saut Boy salah satu teman Rey. Lala menatapnya sinis.

"Bener. lagian ini tuh lapak kita, lo gak ada hak buat ngatur duduk kita." Tekan Sabrina yang nyolot ingin merebut tempat duduknya Lala dan 2 temannya. Sinting mereka ya, siapa cepat dia berhak duduk dimana bangku kosong dong, kok enak aja menstempel tempat mereka.

"Kok bisa? Kok bisa gue nemuin ulat segatel selain ulat bulu ya, gede lagi. Kok ada ya?" Sindir Lala yang menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga, lalu menghisap es di depannya. "Amit-amit deh we, gak sanggup gue ngebayanginya, mirisnya udah ada aja di sini ya." Lagi Lala kembali berucap.

Sabrina berdecak sambil menghentakkan kedua kakinya. "Sayang!" panggil sabrina ke Rey. Dengarlah rengekannya itu membuat siapa saja ingin melihat pemilik suaranya. Sangging mem. jiji.kan.nya.

"Punya kuping kan? atau perlu, gue lakukan cara praktis gue? gue rasa lo belum pernah nyoba." Tantang Rey sambil memasukkan tangan kirinya ke kantong celana, sedang tangan kanan nya di gandeng oleh Sabrina. Senyum pembelaan langsung terlibat di sela gadis yang mengandeng lengan Rey.

"Kalo gue gak mau? Lo mau apa?" Ucap Lala masih pada pendirian nya.

"Udah la Rey, kita duduk dimeja lain aja, kan masih banyak yang kosong." Lerai Ryan sambil menepuk pundak Rey pelan.

Rey terkekeh "Jangan bilang ini cuma alasan lo buat nolongin dia lagi." Sindir Rey menatap Ryan sinis. Ia sudah menduga pasti akan ada pembelaan dari Ryan. Cinta pertama nya nih.

"Udah lo gak usah ikut campur." Sela Bagas sambil menarik tangan Ryan. "Gue bukanya mau ikut campur, tapi gu-" ' ucapan Ryan terhenti ketika seseorang cewek menumpahkan minuman ke bajunya.

Seorang yang belakang ini sering berpapasan dengan Ryan, entah kebetulan atau emang di sengaja. Ryan hanya menggeleng melihat bajunya yang basah. "Sorry banget, gue gak sengaja!" cewek itu membantu mengelap dengan tisu, entah dari mana tisu ia dapatkan, Ryan sendiri gak nolak ia membiarkan apa yang cewek itu lakukan. Sepertinya kali ini ia tak bisa membantu Lala.

"Bentar sayang!" Ucap Rey melepaskan gengaman tangan Sabrina di tangan nya dengan lembut. Rey berjalan semangkin mendekat. Saat ini posisinya sudah berada tepat di depan Lala, ia menyondongkan bandanya ke depan membuat Lala tersenyum sinis.

"Oh.. Lo mau angkatin ini. Jadi bener lo kerja di sini? Tunggu ya, bentar lagi juga siap." ucap Lala yang langsung cepat-cepat meminum esnya. Mendengar itu, membuat Rey semangkin geram.

"Mau lo apa?" tanya Lala tersulut emosi, keningnya sudah berlipat tiga, ulah dari orang di depannya. Gimana gak emosi bajunya basah kena minuman yang mau diminumnya, siapa lagi yang melakukannya jika bukan Ulah Rey.

Rey tersenyum simpul melihat wajah emosi orang di depannya ''Masih mau lagi?" tanya Rey dengan senyum miring nya. Lala tertawa tanpa suara, sambil memandang Rey dengan penuh kebencian.

"Demi apa? demi apa gue nemu iblis berwujud manusia seperti di depannya ini?" Entah sampai kapan kebenciannya ini hilang. Entah sejak kapan mereka saling membenci yang jelas Lala sangat tidak bisa menafsirkan orang dihadapannya ini.

"Entah mimpi apa gue semalam, kok bisa bisanya jumpa modelan beginian." Ucap Lala dengan berdiri dari tempat duduknya sambil melemparkan pipet miliknya, lalu dengan sengaja menabrak Rey didepanya dengan segaja.

"Kuat juga mental tuh cewek." Jelas Bagas melihat kelakuan Lala. Sejak tadi ia seakan melihat drama siang bolong yang panas bertambah seru.

"Kalo gini bakal repot jadinya." ucap May berbisik ke Mely.

"Bakal seru kek nya." jawab Mely tanpa filter. "Dong*k lo! temen lagi perang lo malah girang, ambilin cardigan gue gih di kelas, nerawang tuh baju La.. " Baik Mely maupun May keduanya ternganga.

Ctarr..

Semua siswa/i yang ada di kantin menoleh ke sumber suara. Ada yang geleng-geleng kepala, ada yang melongo tak percaya, menutup mulut sangging sunyinya, yang pasti pada ingin tau kejadian yang selanjutnya. Niat Rey yang dengan sengaja ingin menjenggal Lala agar jatuh, tapi malah ponselnya yang jadi korban, tapi Rey malah mangkin senang, diliputi rasa menang dari sudut wajah tak bersalahnya.

Ponsel nya yang baru saja jatuh, membuat Lala tersenyum paksa dengan keadaan yang menimpanya. Tanganya membolak balik ponselnya. Lala nyengir dan gak lama tertawa geli mendapat ponselya yang udah retak kayak sarang laba-laba, apalagi gak bisa hidup lagi. Mendapati itu kedua sahabatnya Lala langsung berdiri menghampiri Lala.

"Kelewatan banget" Ucap May dalam hati.

"Hati gue jadi tegang bro, kayak di sambar petir " tutur Mely melihat kelakuan Rey.

"Gak ngotak banget dah, heran gue." Timpalnya lagi.

"Emang lo pernah di sambar petir?" Tanya Mely heran. May menghela nafas seraya tersenyum kikuk mendengar ucapan Mely.

"Dah ah. Lo mah gak asik." Ujarnya lalu mendekati Lala. "Baju lo nepak tuh."Bisiknya yang tadi meminjam jaket kulit milik teman sekelasnya, jika menunggu Mely mengambil cardigan pasti semua mata akan menghujat dalaman baju Lala.

Orang orang dikantin malah geleng kepala, melihat kelakuan Lala, ada yang mengira bakal panjang ceritanya, atau gak minta ganti rugi tapi malah ke anehan yang ada.

"Aneh banget kak Lala, ponselnya jatuh malah ketawa, kalo gue langsung minta ganti gak peduli lagi, walaupun yang jatuhin Kak Rey!"

"Gue juga gak nyangka bakal gini kelanjutan nya Perfeck dah buat Lala."

"Tepatnya si tidak bisa berkata-kata, bersikap biasa biasa aja walaupun ponsel dalam kondisi terancam nyawa!"

Ahaha..

"Gue kasih gempol sepuluh buat Rey, sekali bertindak otak dan jantung gue pun ikut bebawa suasana, untung gue gak pernah cari masalah sama tuh cowok"

"Tapi kalo masalah hati udah sering sih!"

Riuh para siswa/i membahas kejadian barusan, yang tadinya sempat merasa tegang dan sunyi, kini malah sebaliknya. Begitulah ada yang pro dengan Rey dan juga ada yang kontra dengan Rey begitu juga Lala.

Di sini lah Lala bersama kedua sahabatnya tepatnya berada dikelas yang hanya berisi beberapa orang kelas. Sesampainya di kelas Lala langsung meletakkan kepalanya di atas meja, dengan kedua tangannya mengacak acak rambutnya kesel.

"Lo luan, cepatan, May?" May dan Mely sejak tadi berdebat dengan hebohnya, mereka dua berasa angkat tangan kalo sudah begini suasananya, seperti saat ini keduanya sedang beradu siapa dulu yang akan menenangkan Lala. "Eh.. ini kan kemauan lo" ucap May balik mendesak Mely.

"La..! ponsel lo gak bisa hidup lagi?" Tanya Mely dengan tampang lugu nya. "Bege baget sih lo, kok bisa gue temennan ama lo?" May menepuk jidat mendengar pertanyaan Mely.

"Minggir biar gue aja, lo gak becus." Keluh May kesal. Mely menyingkir dan kini gantian May yang akan ngajak ngobrol Lala. "Kan gue udah bilang keahlian gue itu setia!" Cengiran Mely membuat May mendelik.

"Kalo gue liat ini masih bisa deh, La.. coba deh kita bawa ke servis ponsel tetangga gue." ucap May setelah melihat ponsel Lala yang di letakkan di atas meja.

Lala mengangkat kepalanya perlahan, dan memandangi sahabatnya satu persatu, "Kalo ponselnya gak masalah, yang jadi masalah followers gue?" Ucap Lala dengan mimik di sedih sedihkan.

"Ya elah gak usah sok sedih deh, gue yakin masih bisa di betuli ini." Ucap May sambil menepuk-nepuk pundak Lala, berusaha menenangkan "Jagan sentuh gue." ucap Lala memasang muka kesel ke May.

"Dih. Gue cewek La. Gak bakal hilang juga kesucian lo kalo gue toyor otak lo."

"Berani lo toyor otak gue, gue bocori lambung lo." May menggelengkan kepalanya. "LO demam ya?" Setelahnya May menyengir melihat wajah ditekuk dari Lala.

Lala menatap kedua temannya bergantian, mengusap wajahnya pelan lalu berseru.

"Banyak yang sadar gak si? baju gue senepak ini? " Khawatirnya setelahnya membuka jaket kulit Lili dan menggantikannya dengan Cardigan May.

"Kalo yang lain sih gk tau gue, tapi si Rey ngeliat deh kayanya. " Lala langsung menunduk lemas, mampus gue. batinnya.

Lanjut??

tunggu ke bab selanjutnya ya, klik like, komen, vote dan hadiah. jangan lupa ya. makasih yang udah beri

🙏🙏

salam autor untuk pembaca...🙋🙋🙋

Terpopuler

Comments

Lilin padam

Lilin padam

Nyimak dulu kk

2024-09-21

1

Lilin padam

Lilin padam

Cieee

2024-09-21

1

LaruArun

LaruArun

aku mampir Thor, semangat 💪💪

2022-09-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab1-Ketegangan di Kantin..
2 bab 2- Jebakan
3 bab3-Soto..
4 bab4- Sakit gigi..
5 bab5-pengen aja!
6 bab6- Makan malam..
7 bab7-Keluaran terbatas nih..
8 bab8-Curharan May
9 bab 9-Temen Laknut..
10 bab10-Asam cuka..
11 bab11- Ketawa tuyul..
12 bab12-Tamu tak diundang..
13 bab13-hantu berwujud manusia..
14 bab 14- Demi Ayang..
15 bab15- Racun..
16 bab 16- Kekenyangan..
17 bab17- berpikir positif..
18 bab18- perfeck..
19 bab19- Vidio..
20 bab20- Ryan..
21 bab21- Anak baru..
22 bab22- Pahlawan..
23 bab23- orang asing..
24 bab24- Perjodohan..
25 bab25- pernikahan..
26 bab26- Mata keseleo..
27 bab 27- Merasa risih..
28 bab28- Hari libur..
29 bab29- Yaya..
30 bab30- sakit perut..
31 bab31- Sok kompak..
32 bab32- Mencurugakan..
33 bab33- Teledor..
34 bab34- Mayat jadi jadian..
35 bab35- Playboy..
36 bab36- Unik..
37 bab 37- Sepi..
38 bab38- Gua ada salah?
39 39- Cemburu..
40 bab40- Adik ipar penyelamat..
41 bab41- Menjebak malah terjebak..
42 bab 42- Model Suami
43 bab 43- Nyaman..
44 bab 44- Gue Bisa Sendiri
45 bab 45- Dasar Penakut
46 Bab 46- Dasar iri
47 bab47- Nenek
48 bab 48- Tak Bisa Tidur
49 bab 49-Kebayakan Aturan
50 bab 50- Buncit
51 bab 51- Dasar Bocah
52 bab 52- Sayur Bening
53 bab53- Mati Daya
54 bab-54 Pacari Lala
55 Bab 55-genit
56 bab56- Alex..
57 bab57- Kanapa?
58 bab58-Di diemi
59 bab59- Tindakan lo..
60 bab60- Hamil!
61 bab61- Kebiasaan Baru
62 Bab62- Nenek nenek
63 bab 63- Gue Cemburu
64 bab64- Ide gila
65 bab 65- Love You Sayang
66 bab66- Malu
67 Bab 67-Bidoh Amat Gue
68 bab 68 Gimana Rasanya
69 bab 69- Gimana enak gak?
70 bab70-Mami pulang
71 Bab71- Suka Nyosor
72 bab72- Virus Apaan?
73 bab73- Nonton Yang Tertunda
74 bab74-Mamanas manasi
75 bab74- Keguguran
76 Bab76- Nurut dong Oma..
77 bab77-Siapa Ayah Lala!
78 bab78-Kita Saudara
79 bab79- Bikin Gue Malu Aja
80 bab80-Kita Tamat!
81 Bab81- Gosong
82 bab82-Reuni
83 bab83-Masih Reuni
84 bab84-Hamil
85 bab85-Revan
86 bab86-Akhir dari Kisah
87 bab87-Akhir dari kisah ¹
88 bab88-My Anemy My Hubby (AND)
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab1-Ketegangan di Kantin..
2
bab 2- Jebakan
3
bab3-Soto..
4
bab4- Sakit gigi..
5
bab5-pengen aja!
6
bab6- Makan malam..
7
bab7-Keluaran terbatas nih..
8
bab8-Curharan May
9
bab 9-Temen Laknut..
10
bab10-Asam cuka..
11
bab11- Ketawa tuyul..
12
bab12-Tamu tak diundang..
13
bab13-hantu berwujud manusia..
14
bab 14- Demi Ayang..
15
bab15- Racun..
16
bab 16- Kekenyangan..
17
bab17- berpikir positif..
18
bab18- perfeck..
19
bab19- Vidio..
20
bab20- Ryan..
21
bab21- Anak baru..
22
bab22- Pahlawan..
23
bab23- orang asing..
24
bab24- Perjodohan..
25
bab25- pernikahan..
26
bab26- Mata keseleo..
27
bab 27- Merasa risih..
28
bab28- Hari libur..
29
bab29- Yaya..
30
bab30- sakit perut..
31
bab31- Sok kompak..
32
bab32- Mencurugakan..
33
bab33- Teledor..
34
bab34- Mayat jadi jadian..
35
bab35- Playboy..
36
bab36- Unik..
37
bab 37- Sepi..
38
bab38- Gua ada salah?
39
39- Cemburu..
40
bab40- Adik ipar penyelamat..
41
bab41- Menjebak malah terjebak..
42
bab 42- Model Suami
43
bab 43- Nyaman..
44
bab 44- Gue Bisa Sendiri
45
bab 45- Dasar Penakut
46
Bab 46- Dasar iri
47
bab47- Nenek
48
bab 48- Tak Bisa Tidur
49
bab 49-Kebayakan Aturan
50
bab 50- Buncit
51
bab 51- Dasar Bocah
52
bab 52- Sayur Bening
53
bab53- Mati Daya
54
bab-54 Pacari Lala
55
Bab 55-genit
56
bab56- Alex..
57
bab57- Kanapa?
58
bab58-Di diemi
59
bab59- Tindakan lo..
60
bab60- Hamil!
61
bab61- Kebiasaan Baru
62
Bab62- Nenek nenek
63
bab 63- Gue Cemburu
64
bab64- Ide gila
65
bab 65- Love You Sayang
66
bab66- Malu
67
Bab 67-Bidoh Amat Gue
68
bab 68 Gimana Rasanya
69
bab 69- Gimana enak gak?
70
bab70-Mami pulang
71
Bab71- Suka Nyosor
72
bab72- Virus Apaan?
73
bab73- Nonton Yang Tertunda
74
bab74-Mamanas manasi
75
bab74- Keguguran
76
Bab76- Nurut dong Oma..
77
bab77-Siapa Ayah Lala!
78
bab78-Kita Saudara
79
bab79- Bikin Gue Malu Aja
80
bab80-Kita Tamat!
81
Bab81- Gosong
82
bab82-Reuni
83
bab83-Masih Reuni
84
bab84-Hamil
85
bab85-Revan
86
bab86-Akhir dari Kisah
87
bab87-Akhir dari kisah ¹
88
bab88-My Anemy My Hubby (AND)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!