Sudah seminggu berlalu yuli merasa jauh lebih baik. Dia mulai bisa duduk dan tertawa saat beberapa orang menjenguk. Jung Myura dan Kim Gojung datang hari ini. yuli harus mendengarkan mereka berdua marah-marah selama lima belas menit karena baru mengabari mereka.
"Yuli! Jangan lakukan itu lagi, kami juga ingin ada di saat-saat operasimu." Myura selalu mengkhawatirkan temanya ini. Ah, dia memang mengkhawatirkan banyak hal, termasuk penampilannya.
"Bagaimana bisa kau mengabari kami saat akan dipulangkan?" Gojung mungkin adalah versi lelaki dari Myura. Hanya saja, kekhawatiran Gojung biasanya lebih menjurus ke bidang akademik yuli punya firasat, lelaki kurus berkacamata itu akan menjadi lulusan terbaik tahun ini.
Melihat dua temannya ini, yuli hanya menarik senyum, lalu perlahan mengembuskan napas.
"Apa kalian tidak lapar? Di kulkas ada makanan enak. Tinggal dipanaskan." yuli sengaja mengalihkan pembicaraan.
Yuli menunggu reaksi mereka yang saat ini masih saling menatap dan menyenggol, berusaha untuk mempertahankan harga diri.
Gojung menarik napas dan memutar bola matanya. "yah! Yuli, kau pikir kami akan_"
"Baiklah! Aku lapar!" sela Myura yang entah sejak kapan sudah membuka isi kulkas. Gojung memutarkan bola matanya, lelaki itu mendesak kesal.
"Makanlah. Aku tidak mungkin bisa menghabiskan semuanya" ucap yuli yang masih melihat Gojung mempertahankan harga diri.
Pertahannya tak bertahan lama karena Myura datang dengan menyuapkan sepotong kue ke mulut Gojung. "Kau harus merasakannya, ini enak sekali." Myura masih mengunyah.
Yuli terkekeh pelan saat melihat kedua temannya ini pada akhirnya saling berbagi makanan. yuli pikir, dia akan terus memandangi teman-temannya jika saja pintu tidak terbuka dan seketika mata yuli agak melebar kala menemukan sosok Jimin.
kehadiran Jimin membuat Mereka semua mematung selama beberapa detik. Myura dan Gojung langsung membungkuk tepat saat Jimin tersenyum pada mereka.
"Bukankah kau berkerja?" tanya yuli heran.
Jimin melangkah ke arahnya. "Aku ingin hari ini kamu akan pulang. Jadi aku harus mengurus semuanya sekarang. "Jimin menatap kedua teman yuli "Maaf, aku mengganggu momen kalian. Tidak usah canggung padaku." melempar senyum seperti biasa, Jimin tampak santai membuka jas dan menyampaikannya di punggung kursi.
"Apa kau sudah meminum obat siang ini." tanya Jimin sambil menatapnya serius.
Yuli mengangguk pelan dua kali. "Hm. Aku sudah meminumnya tepat waktu." Untuk urusan ini, Jimin memang sedikit lebih serius, yuli anggap itu sebagai bentuk perhatiannya.
"Yuli kau harus melihat ini..."
Myura tiba-tiba saja menghampiri yuli dengan antusias sembari menyodorkan layar ponselnya. Yuli mengambilnya dan matanya melebar, ikut antusias saat melihat foto brosur kedai ramen kesukaan mereka berdua yang sebentar lagi akan membuat cabang di dekat kampus. tanpa sadar, yuli menjilat bibir.
Yuli menatap Myura antusias. "Kita harus ke sana setiap hari dan aku akan memes_" Ucapnya terhenti ketika ponsel Myura diambil dari tangan yuli secara perlahan oleh Jimin.
Yuli seketika terdiam saat melihat Jimin menatap ponsel Myura dengan tatapan menilai. Tak sampai tiga detik, Jimin mengembalikan ponsel itu ke tangan Myura, lalu memberi yuli tatapan tegas.
"Tidak ada ramen dalam waktu dekat, Yuli. Mie adalah salah satu makanan yang harus kau jauhi, apalagi jika itu instan. Aku melarangmu," Jimin sontak memudarkan keceriaan yuli dan Myura.
Yuli masih belum menyangkal. "Ta-tapi_"
Jimin menarik napas berat, lalu melirik Myura dan Gojung yang masih setia dengan makanannya. "Aku minta maaf, tapi jika kalian benar-benar temannya, kuharap kalian juga menjaga yuli dengan baik. Kita tahu bahwa sekarang yang menjadi prioritas adalah kesehatannya. Aku sangat mengharapkan kerjasama kalian berdua," Ucap Jimin sembari sedikit membungkukkan badan.
Myura dan Gojung jadi bingung harus bersikap seperti apa. pada akhirnya, Myura menarik senyum canggung, lalu mengusap belakang kepala. "Ah, baiklah. Maafkan Aku, harusnya juga aku berpikir demikian."
Gojung buru-buru menelan apa yang dia makan dan langsung membungkuk. "Be-benar. jangan khawatir."
Yuli tidak tahu pasti apa yang dia rasakan saat ini. Jimin memang benar, tapi cara penyampaiannya kurang tepat. jika seperti ini, dia yakin, Myura dan Gujong akan menjadi semakin canggung dengan Jimin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments