Park Jimin Suamiku
Ini adalah kisah kehuduoan Kim hoseok yuli. Ah, bukan. Lebih tepatnya, Kim hoseok juli, dia mendapatkan nama panggilan yang sudah melekat pada dirinya itu dari guru SMP-nya dulu, Mereka memiliki seorang siswa yang bernama sama dengan Kim hoseok juli sehingga gurunya memerlukan nama panggilan lain untuk menghafal mereka berdua. sejak itu, orang-orang mengenal Kim hoseok juli sebagai Kim hoseok yuli.
Saat ini, Yuli tidak punya pilihan lain. Dia akan menikah dengan park Jimin di usia-nya yang baru mencapai 21 tahun. yuli bahkan belum Lulu's kuliah. perjodohan? Ah, bukan. ini tidak seklasik itu kok.
Alasan Mereka menikah lebih pelik dari itu. ini tentang masalah kesehatan yuli. Awaknya dia berpikir untuk menjalani masa mudanya dengan bersenang-senang, berkencan, menjadi orang yang sukses dalam karier, menghasil kan banyak uang, membeli apa pun yang durinya mau Dan baru akan berpikir untuk menikah saat usia dirinya menginjak angka tiga puluh.
Seperti perempun Korea pada umumnya, yuli ingin menikmati hidupnya. Dia ingin melakukan banyak hal yang membuat senang. yuli pun ingin merasakan mengabdikan diri di kegiatan sosial. Dia ingin membuat banyak kenangan sebanyak mungkin yang nanti bisa yuli ingat saat dia sudah tidak punya tenaga lagi untuk bangun dari kursinya tanpa tonkat atau saat nyaris seluruh rambut memutih. Yuli ingin hari di mana dirinya bisa menemukan jatidirinya, ditemani secangkir teh, biskuit, kursi goyang, Dan aroma rerumputan basah karena gerimis. Yuli ingin, masa muda, sepuasnya.
Namun.....semua rencana itu sedikit berantakan, tepat satu bulan lalu saat yuli merasakan nyeri di dada sebelah Kirinya diikuti sebuah kabar yang mebuat dunia yuli berhenti detik itu juga.
"Ada lebih dari dua titik di Kiri Dan empat di kanan," Dokter Chu sambil menunjuk ke arah hasil CT scan dari kedua payudara yuli waktu itu.
yuli yang mendengarnya sponta memelotot sambil memegang dadanya. "Ap-apa itu berarti aku tidak akan punya?" tanya yuli sedikit tergagap.
Pria yang sudah cukup tua itu mungkin 50 tahun lebih? Dia masih sehat, terlihat sangat muda dan tampan tersenyum. yuki melihat dia menggeleng pelan. "Itu hanya benjolan kecil, kita tidak mengangkat semua, kau beruntung itu letaknya di pinggir."
Yuli tidak mengerti dengan maknah keberuntungan dalam situasi seperti ini. Baginya, tidak ada keberuntungan lagi."Jadi, bentuknya tidak akan berubah?"
Dokter Chu terkekeh melihat kekhawatiran yuli. "Itu bisa diatasi, semuanya hanya soal regenerasi. kau tenang saja, semua akan kembali seperti semula."
Yuli menghela napas lega. "Ah, itu melegakan."
"Hanya saja..."
Sialan. Seketika yuli tegang kembali. "Hanya saja?"
Dokter Chu menarik napas panjang, Kali ini dia menatap yuli dengan penuh penilaian. "Hanya saja, kita tidak bisa menjamin bahwa itu tidak akan tumbuh lagi. Dan mempelajari dari semua keteranganmu, mulai dari waktu pertama kali kau mengalami nyeri dan semacamnya, Aku khawatir jika regenerasinya tidak disempurnakan akan memicu benjolan itu timbul lagi."
"Hah?" Yuli spontan memegangi dadanya lagi.
"Ada satu solusi terbaik sebenernya."
"Apa itu? Katakan padaku." Yuli bersumpah akan menempuhnya apapun untuk kesembuhan tubuhnya.
Dokter Chu tampak ragu, dia melihat yuli dengan tatapan penasaran. "Hmm, dalam kasus yang menimpa usia muda sepertimu, aku biasanya mengatakan hal ini di depan para orang tua yang mendanpingi. Mereka harus tahu ini."
Detik itu juga dunia yuli terasa berhenti. Dia langsung nenundukkan kepala, merasakan nyeri yang seakan menusuk jantung secara perlahan. Namun, yuli menarik senyuman tegar. "Orang tuaku sudah meninggal saat usiaku masih delapan belas tahun."
Yuli menarik napas berat. "Itu sebuah kecelakaan pesawat."
Yuli tetapi mempertahankan senyum palsunya. "Aku tinggal sendiri karena aku memang anak tunggal. Jika anda bertanya bagaimana aku bertahan hidup..." Yuli menebak itu dari raut wajah Dokter Chu, "Aku hidup lewat asuransi yang telah mereka persiapkan untukku, ditambah konpensasi kerugian dari maskapai yang mereka tumpangi."
Dokter Chu benar-benar terkejut. Dia sedikit menganga mendengar penderitaan hidup yuli. "Kau sungguh tinggal sendiri? saudara? paman-bibi? Nenek-kakek?"
Yuli menggeleng pelan. "Aku punya paman dan bibi tapi aku tidak tinggal bersama mereka. Karena aku merasa lebih baik jika tinggal sendiri, aku punya banyak rencana untuk kulakukan sendiri. Aku tidak ingin merepotkan orang lain. Tetapi, mereka tetap menyempatkan waktu untuk menengokku. Kupikir itu lebih baik."
"Sulit dipercaya," komentar Dokter Chu sederhana.
Yuli sebenernya berharap tidak akan menceritakan ini lebih banyak ke orang karena tidak ingin orang lain merasa hidupnya menyedihkan, padahal sesungguhnya dia sudah sangat stabil dengan apa yang dia jalani. Yuli menikmati hidupnya. Dia sudah melewati fase-fase kehilangan terberat.
"Bisakah kita kembali ke' solusi tadi?" Yuli mencoba mengalihkan fokus pembicaraan.
"Ah, iya. Maaf." Dokter Chu tersadar dan berdehem. "solusi terbaiknya, adalah....menikah."
mata yuli melebar mendengarnya. "Apa? Menikah?" Dia berharap telinganya salah dengar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments