kanjeng putri...
Ratih membuka mata seketika saat mendengar suara memanggil nya. Melihat sekeliling dan terkejut, dia tidak berada ditempat seharusnya, bayangan rooftop gedung perkuliahan yang terik menguap seketika saat Ratih menyadari bahwa dirinya berada dikamar asing.
Kamar dengan bilik kayu berukir lapis emas, ranjang besar bahan kayu jati, kokoh nan mewah. Tirai yang mengelilingi ranjang terbuat dari anyaman benang sutra, alas tidur empuk sangat nyaman terbuat dari bulu bulu pilihan dengan warna emas . Diseberang ranjang terdapat sebuah meja bundar dengan sebuah cangkir berwarna kuning dan kendi,
seperti kamar seorang putri raja
batin Ratih. dia bangun beranjak dari dipan, melihat pantulan dirinya disebuah cermin yang terbuat dari bahan kuningan, tidak cukup jelas namun masih dapat memantulkan sosoknya.
Mundur beberapa langkah saking terkejutnya, sejak kapan dia memakai kemben (kain jarik yang dililitkan pada badan, menutup bagian dada sampai mata kaki..).
"Kanjeng putri, paduka sudah menunggu di tempat siraman.." ucap salah seorang perempuan yang berpakaian mirip dirinya,
seorang dayang...
Ratih menatap tertegun pada sosok dayang yang berdiri menundukkan kepala dihadapan nya..
Mulai belajar memahaminya situasi, Ratih mencoba bersikap sebiasa mungkin.
ikuti dulu arusnya nanti sambil cari solusinya.
Ratih mengangguk lalu berjalan mengikuti para dayang yang menunggu didepan bilik kamar..
Berjalan pelan, karena lilitan kain ini sangat kencang. Namun para dayang seperti sudah terbiasa, mereka berjalan dengan gesit, tidak seperti Ratih yang Takut kesrimpet.
Lima dayang berjalan didepan, Lima lainnya berjalan dibelakang, Ratih berada ditengah...
Sesekali Ratih mengamati, pilar pilar menjulang tinggi melewati sebuah taman yang berisi banyak sekali bunga bunga yang cantik seperti mawar, melati,sedap malam, lotus, teratai, Kolam besar seperti danau buatan berisi banyak sekali ikan berwarna hitam, putih, merah, kuning.
Setelah beberapa menit berjalan mengikuti iringan para dayang, Ratih tiba disebuah pendopo kecil yang terdapat pancuran dari mata air yang berasal dari salah satu sumber murni Gunung dibelakang istana.
Seperti prosesi siraman
Celingak celinguk kembali membaca situasi, para pengawal perempuan berdiri berjejer di sepanjang jalan setapak menuju pendopo.
ada ratusan
Diujung sana ada sebuah singgasana dan sedang duduk seorang pria tua bermahkota memakai pakaian kebesaran seorang raja.
Samaratungga..
Ratih seketika membekap mulutnya, seakan tidak percaya, dia berada di dunia mimpi, lebih tepatnya di peralihan abad 8 ke 9. Mundur beberapa langkah saking syok nya.
"Kanjeng putri..." kata seorang dayang yang berada tepat dibelakang ku.
"Ti.. tidak apa apa.. maaf.." mencoba menetralkan diri lagi.
"sendiko dawuh kanjeng putri..." menangkup kedua tangan lalu menuntun ke pendopo.
Semua mata tertuju pada sosok Ratih Prameswari yang sedang menjelma menjadi seorang anak raja, dan kalau tebakan Ratih benar, maka dia saat ini berada di tubuh Dyah Pramodhawardani. Seketika seluruh tubuh terasa merinding...
"Anakku... kemarilah.." kata sang Raja tatkala menghampiri dan memeluk singkat sang putri.
Hangat... pelukan seorang ayah..
Aroma Cendana adalah wewangian yang paling disukai Raja Samaratungga. Ketika beliau berjalan menuju singgasana sangat gagah dan berwibawa dengan aura seorang raja yang direstui semesta , aroma Cendana mengiringi setiap langkah nya..
Raja menatap teduh pada sang putri, yang hari ini akan melakukan proses i siraman. Seorang pria telah berhasil memenangkan sayembara, dia berhasil mewujudkan pembangunan bumisambhara sesuai keinginan sang Raja.
Ratih mengikuti semua prosesi dengan tentang, lebih tepatnya main aman karena takut jika salah bicara akan merusak semuanya,dan bukan tidak mungkin dia akan dianggap gila , karena semua orang dijaman itu melihat Ratih Prameswari sebagai seorang putri tunggal calon penerus tahta kerajaan dinasti Syailendra,
Dyah Pramodhawardani
Sebuah nama yang akan melegenda ribuan tahun, karena sikap bijaksana nya terhadap seluruh rakyat, Seorang calon pemimpin yang sangat mulia hati dan tutur katanya. Seorang calon Ratu yang akan melahirkan bibit bibit ratu selanjutnya, wilayah kekuasaan yang tidak hanya di tanah Jawa tapi seluruh penjuru marcapada.
merinding
Itu yang saat ini Ratih rasakan, sepanjang prosesi yang dia jalani. Sang ayah memandikan putrinya dibawah pancuran mata air murni diiringi lantunan doa doa yang akan direstui para dewa. Sebuah harapan besar dipundak sang putri, semoga putri satu satunya akan sanggup menjalani takdirnya...
Selesai proses i siraman, Ratih kembali diiring kedalam kamarnya, para dayang cekatan mengeringkan tubuhnya, lalu memakaikan busana selanjutnya, sebuah mahkota kecil bertengger diatas kepala sang putri, rambut yang disanggul sesuai ketentuan jaman itu.
mirip baju kebaya basahan
Kain berwarna coklat kombinasi emas membalut tubuh sang putri sangat sempurna. Selendang berwarna hijau emerald menghiasi menambahkan kesan elegan seorang putri mahkota.
Menjelang pergantian malam, suasana alun alun istana mulai dipadati rakyat yang ingin menyaksikan acara sakral junjungannya. Para biksu mulai memasuki pelataran bumishambara, melantunkan puji pujian untuk para leluhur.
Semakin pekat dan sakral, malam hari ini adalah saksi persatuan dua orang dari dinasti berbeda yang akan mengikat hidup mereka dalam sebuah ikatan sebelum pernikahan akbar.
Calon suami sang putri berasal dari sebuah negeri nanjauh disana, pria itu 17 tahun lebih tua darinya. Dan juga berasal dari dinasti berbeda,Dinasti Syailendra penganut Budha, sedang sang calon pasangan berasal dari Dinasti Sanjaya penganut Hindu.
Inilah awal mula kisah cinta yang melegenda antara dua dinasti besar pada masa lalu.
***
skip (tidak berani terlalu detail detail)
***
Pada akhir prosesi sang calon menantu memberikan sebuah perhiasan simbolik untuk mengikat sang putri. Memasang sebuah kalung dengan liontin sebuah batu merah delima dengan ukiran yang sangat indah.
"Mulai saat ini kamu akan terikat denganku selama nya Adinda.." kata sang pria.
Sang putri hanya mengangguk tanda setuju. Atau lebih kepada rasa tanggung jawab kepada trah dinastinya,
Cinta ?? sang putri belum merasakan nya, namun sudah dipastikan bahwa sang pria sudah sangat jatuh cinta sejak pandangan pertama...
Ketika peresmian bangunan bumishambara, adalah pertemuan pertama sang pria (mpu Manuku) dengan sang putri (Dyah Pramodhawardani) disaksikan seluruh keluarga besar serta rakyat.
awalnya ini hanya sebuah bentuk tanggung jawab terhadap rakyat..
Ratih Prameswari terpejam tatkala kalung itu tersemat dilehernya
cantik sekali...
Ketika Ratih menyentuh kalung itu, tiba tiba dia terbangun dari tidur siangnya di atap rooftop salah satu gedung kampus. Nafasnya memburu... detak jantungnya tidak beraturan... dia panik... kaget ..
Mimpi yang sangat nyata... syukurlah..
Ratih gegas bangun dan berdiri merapikan pakaiannya yang sudah kering, dan dia kaget melihat kalung yang disematkan sang calon suami bertengger indah di lehernya...
Astaga Gusti...
Sejak hari itu kehidupan Ratih Prameswari berubah 180 derajat...
***
Like, komen, hadiah ..
vote dan favoritkan untuk update selanjutnya
Sugeng Rahayu 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Aman Tubillah
salken kak othorr....
mampir dulu...
baru nrmu ini ceritanya....
kok berasa ikutan timetravel yaaa....
keren kereennnn....
👋👋👋✌️✌️✌️
2023-06-08
1
Ujung Harapan
bab ini ceritanya keren banget aku suka cerita kerajaan jaman dulu
2023-01-26
1
Dewi
Entah kenapa saat baca bab ini suasananya jadi berasa kayak hidup di zaman itu
2022-10-06
2