Kata tidak mungkin sudah tidak ada lagi dihidup Adera semejak dia bertemu dengan lelaki gila bernama Regan itu. Kata tidak mungkin yang membuat hidupnya semakin rumit ketika bertemu dengan lelaki gila itu.
Bagaimana tidak, lelaki itu betulan menyelenggarakan pernikahan dihari ini tepatnya sekarang juga. Bagaimana tidak mungkin? Memang pemuda itu benar-benar gila, bahkan Adera belum ada persiapan apa-apa untuk ini semua.
Hanya seenaknya saja lelaki itu pada Adera. Serasa ingin menangis dan berharap nyawanya dicabut detik ini juga karna tidak sanggup harus menikah dengan lelaki gila yang tukang ngatur sepertinya.
Dan sekarang pun dia didandani seperti ini karna perintahnya. Haruskan dia menuruti perkataan makhluk nurjana sepertinya, ya tuhan. Dosa apa yang ia perbuat sampai harus dipertemukan dengan lelaki gila sepertinya dan lagi sebentar lagi dia akan menikah dengannya.
"Bu." Kata Adera pada ibu pengrias.
Ibu pengrias yang sedang memdandani wajah Adera menyahut. "Iya?"
"Bu, suami itu waktu pertama nikah banyak maunya gak sih bu? Atau banyak perintahnya?" Tanya Adera.
Ibu pengrias tertawa pelan sambil terus merias wajah Adera, sang mempelai wanita. "Gak kok, neng. Malah ya, suami ibu itu orangnya nurut banget. Paling takut tuh dia kalo ibu sampai marah." Jawab ibu pengrias.
Memang seperti itulah pernikahan yang indah. Suami idaman. Yang dimana suami tidak banyak ngatur, penurut juga tidak seenaknya berbeda dengan lelaki gila yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.
"Bu, kita boleh nikah berapa kali kan ya?" Tanya Adera lagi.
"Emang kenapa sih neng?"
Adera menggeleng. "Saya mau nikah dua kali bu, hehe." Adera menyengir kuda.
"Ya ampun neng, suami udah sempurna begitu masih mau nikah lagi?" Ibu pengrias tidak percaya dengan apa yang dikatakan Adera.
"Jangan panggil dia suami saya bu. Jangan pernah." Adera menggeleng-gelengkan kepalanya dengan wajah lucu.
"Kan memang sebentar lagi akan menjadi suami neng."
"Tapi gimana ya bu. Lelaki kayak dia tuh, tukang selingkuh liat aja dari mukanya udah keliatan. Kalo dia bisa selingkuh, saya juga bisa kan ya bu?"
"Ah masa sih mas Regan begitu? Kayaknya gak deh neng."
"Hemm, ibu itu persis kayak cewek-cewek lain yang klepek-klepek sama pesona dia. Jangan ketipu sama tampang bu, karna tampang itu gak ngejamin kalo dia setia." Kata Adera, sok bijak.
Ibu pengrias hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. "Pantas aja mas Regan naksir neng, neng itu emang beda."
"Hah? Naksir saya bu? Gak mungkin, dia itu gila bu, dia cuma mau nyiksa saya, nyiksa hidup saya yang harus tinggal menjadi suami istri dengan dia bu." Adera berbicara panjang tanpa bernafas.
"Ibu gak tau lah, susah ngomong sama neng. Neng emang keliatannya gak suka banget ya sama mas Regan?"
"Banget bu. Banget." Ujar Adera menggebu-gebu.
"Tapi percaya sama ibu, seiringnya waktu, neng pasti melihat sisi baiknya mas Regan dan mungkin neng bisa berubah pikiran tentang dia." Kata-kata ibu pengrias membuat Adera berpikir sejenak.
Mana mungkin orang gila itu punya sisi baik? Tidak akan mungkin. Ingat, tidak akan mungkin!
"Bu, saya mau nanya hal penting nih ya. Hal penting banget."
Kedua alis ibu pengrias menyatu seakan bingung dengan Adera. "Kenapa, neng?"
Adera menyatukan kedua telunjuk tangannya dengan wajah malu-malu. "Malam pertama itu, sakit ya?"
Disisi lain, Regan tengah berada di dalam ruangan tempat menunggu. Dia sendirian disana mendengarkan perbicaraan Adera dengan pengrias lewat earphone.
Sejak awal Adera menanyakan suami sang pengrias hingga menjelek-jelekkannya dengan pengrias yang berusaha membelanya. Regan mendengar itu semua. Karna dia menaruh alat menyadap suara di meja rias yang dipakai Adera sekarang.
Betapa ingin tertawanya dia mendengar Adera menanyakan tentang malam pertama dengan suara malu-malu seperti itu. Apalagi pengrias menggodanya dengan segala tutorial malam pertama. Sumpah demi apapun dia akan menyimpan suara menggemaskan Adera itu.
Dan tak lama kemudian sepertinya perbincangan mereka terhenti karna bapak Iqbal masuk ke dalam ruangan rias. Disana terdengar suara Adera yang bermanja dan mengeluh tentang pernikahannya dan itu membuat dia merasa perasaannya tidak menentu.
Dengan pergerakan pelan namun pasti Regan melepaskan earphone dari kedua telinganya. Mendengar suara Adera yang mengeluh akan pernikahan yang ia buat membuatnya merasakan.. tidak tahu lah namun perasaan Regan sekarang menjadi bercampur aduk.
"Tuan muda." Suara salah satu bodyguard Regan membuyarkan Regan. Segera Regan menoleh ke bodyguardnya yang berdiri diambang pintu.
"Pernikahannya akan segera dimulai." Kata bodyguard itu.
Regan menganggukkan kepalanya singkat. Dia bangun dari sofa single yang ia duduki, lalu dia menatap ke cermin membenarkan jas dan dasinya.
Setelah merasa penampilannya sudah oke, Regan berjalan keluar dari ruangannya itu bersama bodyguardnya yang berjalan dibelakangnya, dia berjalan menuju ruangan utama dimana ijab kabul akan dilaksanakan disana.
Di ruangan utama, semua sudah berkumpul disana. Disana ada orangtuanya, para saksi dan juga penghulu. Tapi kenapa Regan belum melihat Adera juga? Apa gadis itu masih merias diri?
Regan duduk dikursi yang bersebrangan dengan penghulu. Regan menyapa pak penghulu dengan sopan namun matanya tetap mencari keberadaan gadis itu. Dalam benaknya dia bertanya, dimana dia?
"Bisa tolong panggilkan mempelai wanitanya? Saya harus kepernikahan lainnya." Kata pak penghulu.
"Biar saya saja." Baru juga Regan ingin berdiri lagi namun matanya langsung terpaku pada sosok yang keluar dari ruang rias dengan bapak Iqbal disebelahnya.
Adera dengan anggunnya memakai baju kebaya yang membuatnya terlihat seperti layaknya mempelai wanita yang mempesona. Dan itu membuat Regan terpaku beberapa detik karna selanjutnya Regan melihat Adera melototinya sambil berjalan kearah meja ijab kabul.
Adera duduk dikursi sebelah Regan, dengan disebrangnya terdapat pak penghulu dan juga bapaknya. Dia menunduk, rasa ingin menangis semakin menguat pada dirinya namun seberusaha mungkin dia menahannya.
"Mari kita mulai." Kata pak penghulu. "Den Regan sudah siap?" Tanya pak penghulu pada Regan.
Regan mengangguk pelan.
Bapak Iqbal menjabat tangannya dengan Regan. "Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Regan Galendra Mahardika bin Jay Algibran Mahadika dengan anak saya yang bernama Adera Danialova dengan maskawinnya berupa mas seratus gram, dibayar tunai."
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Adera Danialova binti Iqbal Yanto dengan maskawin tersebut, dibayar tunai." Ucap Regan dengan lantang dan lancar.
"Para saksi sah?"
"Sah!"
Dan kemudian pak penghulu membacakan dosa.
Selama ijab kabul terlaksanakan Adera mengigit bibirnya kencang, menahan tangis yang serasa memberontak ingin keluar dari matanya.
Dengan perintah pak penghulu, Regan memakaikan cincin kawin di jari manis Adera begitupun sama halnya dengan Adera yang menyematkan cincin kawin di jari Regan.
Setelah sudah saling menukar memakaikan cincin, Regan dengan ragunya mencium kening istrinya namun matanya terpaku melihat Adera mengigit bibirnya kuat seakan menahan tangis. Dia terdiam dengan tatapan yang sulit diartikan.
Secara tiba-tiba Regan mencium pipi Adera membuat para saksi juga orangtua Regan dan Adera menyaksikannya. Dan sempat-sempatnya Regan mendekatkan bibirnya ke telinga Adera. Membisikkan sesuatu yang malah membuat Adera darah tinggi.
"Muka sama leher lo belang." Bisik Regan yang dimana membuat Adera darah tinggi.
Adera tertawa geram ketika Regan menjauhkan bibirnya dari telinga Adera. Dia tidak bisa diam saja, dia harus balas dendam!
Dengan cepat namun pasti, Adera membalas mencium pipi Regan yang dimana membuat para saksi yang menyaksikannya kehebohan apalagi bapak Iqbal dan pak Jay yang melihat itu, mereka hanya menganga tidak percaya.
Regan menyentuh pipinya sambil menyeringai. Dia menatap Adera yang menatapnya dengan tatapan menatang.
Lihat saja Adera, Regan pastikan nanti malam akan menjadi malam pertama yang panjang karna ulahmu itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Kaisar Tampan
kak aku udah mampir.
bantu dukung karyaku juga ia
simpanan brondong tampan
2022-07-08
0
elindha azzahra
haha typo ya thor pak penghulu membacakan dosa🤣🤣🤣...hehe maf thor
2022-07-06
0
Devi Handayani
mantap thor.... lanjutt😁😁
2022-07-04
0