"Gila! Lo serius?!" Heboh Rina, sahabat sejiwa semati Adera yang merupakan gadis paling heboh sejagat raya. Gadis pemilik suara cempreng yang luarbiasa itu adalah sabahat Adera saat masih smp.
Saat Adera memberi tahu apa yang terjadi kemarin malam tentang seorang pria yang tidak ia kenali melamarnya langsung kepada bapaknya. Dan reaksi Rina tentu saja terkejut juga tidak percaya pada sahabatnya.
Mungkin jika Adera bercerita pada orang lain selain Rina, Adera akan dianggap beranggan-anggan saja atau dianggap berhalusinasi. Tapi memang itu nyata bahkan benar-benar sangat nyata.
Adera menarik nafas dalam-dalam. Dia hanya bisa meratapi nasibnya sekarang. Salahnya juga karna menerima lamaran itu dengan hal yang memalukan hanya karna tidak terima bapaknya direndahkan.
Huft, dan sekarang Adera hanya bisa menerimanya saja tanpa tahu bagaimana kelanjutannya jika dia menikah dengan pria yang tidak dikenalnya.
Plak!
Tiba-tiba saja Rina menampar pipi Adera membuat Adera meringis dan juga terkejut tentunya. "Lo gak lagi mimpi kan?" Kata Rina dengan wajah serius.
Tuh kan, bahkan sahabatnya sendiripun tidak percaya dengan lamaran itu.
Adera berdecak sebal karna mendapat tamparan mendadak dari sang sahabat. "Gue serius. Emang muka gue kayak orang lagi bercanda?" Decak Adera.
"Tapi itu beneran nyata? Lo gak lagi ngedongeng kan? Oh my god, sulit dipercaya!" Heboh Rina membuat Adera buru-buru menutupi mulutnya yang cempreng itu.
Sekarang kan mereka berada dikantin kampus, dan Rina heboh begitu tanpa merasa bersalah. Dan karna kehebohan Rina barusan itu, mereka berdua sekarang menjadi pusat perhatian seisi kantin.
Adera meringis pelan. "Lo bisa gak sih jangan heboh! Suara lo itu cempreng, inget!" Kesalnya sambil menjauhkan tangannya dari mulut Rina
Rina hanya bisa menyengir tidak berdosa pada Adera. "Yah, habis gue masih kurang percaya. Seorang Adera Danialova yang kucel dan gak ada daya tariknya dilamar mendadak sama pemuda yang gak dikenal? Sumpah ya, demi apapun gue masih kurang percaya." Kata Rina
"Ya, sama gue juga gak percaya. Tapi ya gimana, emang itu kenyataannya." Ucap Adera dengan pasrah. Dia menyeruput jus alpukat milik Rina tanpa izin.
"Gue tau sih itu emang berat banget. Tapi why, lo malah terima lamarannya, oon!" Rina mencubit pipi Adera dengan gemas.
Dia hanya tidak habis pikir dengan sahabatnya itu. Membuat keputusan tanpa memikirkannya dahulu, tapi memang itulah ciri khas dari seorang Adera Danialova.
Adera menatap Rina, dan dia baru kepikiran kenapa dia bisa membuat keputusan tanpa memikirkannya berulang kali? Astagah, Adera menyesalinya.
Adera mencebikkan bibirnya, dia memeluk Rani yang duduk disebelahnya. Dan mengeluarkan airmata bohong tapi dia memang benar-benar sedih dan menyesal.
"Huhu, Rina.... gue harus gimana dong sekarang? Gue nerima lamarannya dia, dan dia bilang gak bakal nerima perubahan keputusan gue." Tangis ala bohongan Adera.
Walaupun dia benar-benar ingin menangis betulan, tapi dia tidak akan menangis didepan sahabat dan orang lain sampai kapanpun.
"Kasiyan banget sih sahabat gue ini.." ucap Rina sambil mengusap-usap rambut Adera seperti membelai seekor kucing.
Adera menjauh dari Rani sambil menganggukkan-anggukkan kepalanya.
"Adera.." panggil seorang pemuda berkaca mata yang sudah entah dari kapan berdiri dihadapan meja Adera dan Rina
Adera menatap orang yang memanggilnya, tentu saja dia mengenal pemuda berkaca mata itu. Dia adalah teman sekelas dan sejurusan dengan Adera. Dan lagi dia adalah ketua bem di kampus ini.
"Eh, Toni, kenapa?" Sahut Adera.
Sedangkan Rina yang menyadari kehadiran Toni itu, langsung membenarkan rambutnya. Anggap saja Toni itu sama seperti idola kampus karna ketampanan dan kecerdasaannya walaupun dia memakai kacamata.
"Gue boleh duduk disini?" Ucap Toni dengan senyum tipisnya.
"Oh boleh dong, bebeb Toni." Rina menyahut. Biasalah perempuan yang salah tingkah karna gebetannya.
"Thanks." Kata Toni singkat pada Rina, dan tatapannya beralih pada Adera.
Adera melirik Rina yang tidak bisa diam disebelahnya. Mungkin dia salah tingkah karna gebetan mengucapkan terimakasih padanya bahkan dia sampai tersenyum-senyum sendiri sambil memperhatikan Toni dekat-dekat.
"Kenapa Ton? Gak biasanya lo gabung sama kita." Kata Adera, dia satu-satunya gadis yang tidak tertarik sama sekali dengan ketampanan yang dimiliki Toni.
"Ya, mau gabung aja. Emang kenapa gak boleh nih?" Toni mengangkat sebelah alisnya sambil tersenyum manis pada Adera.
"Ah gak dong, Toni ganteng." Bukan Adera yang menyahut melainkan Rinalah yang menyahut.
"Lenje deh," goda Adera pada Rina.
Rina memutar bola matanya. "Sibuk deh." Setelah mencibir Adera, Rina kembali memperhatikan Toni.
"Oh iya, Ra. Lo udah bikin proposal yang disuruh dosen?" Tanya Toni.
"Emm, belom, Ton. Pusing gue tuh, gak ngerti gue." Jawab Adera.
Toni tertawa pelan dengan jawaban dan ekspresi Adera. "Mau sekalian gue bikinin?" Toni menawarkan diri.
Adera memicingkan matanya kearah Toni. "Gak minta biaya kan?"
Lagi-lagi Toni tertawa pelan. "Ya gak lah, Ra. Santai aja."
"Padahal gak mau ngerepotin, tapi yaudah deh."
"Eh, Toni, bikinin gue juga dong." Kata Rina ikut-ikutan membuat Adera dan Toni mengangkat kedua alisnya. Pasalnya kan Adera dan Rina berbeda jurusan.
Adera dan Toni berada dijurusan perkantoran sedangkan Rani berada dijurusan kecantikan.
"Yang bener aja lo. Kita kan beda jurusan, oon."
"Ya gak papa. Emang lo doang yang bisa dibikinin proposal sama bebeb Toni?" Sengit Rina.
"Ya jadi lo cemburu nih? Tenang aja kali, lagipun gak akan ada cowok yang suka sama gue. Gak usah khawatir." Ujar Adera sambil meneguk tengukan terakhir jus alpukat milik Rina.
"Lo gak usah ngerendahin diri begitu. Makin miris nanti gue nya."
"Kata siapa gak ada yang suka sama lo?" Toni menyela Adera yang ingin membalas perkataan Rina.
Adera menatap Toni dengan penuh tanya. "Lo lagi ngeledek ya, Ton? Wah, bisa gak terima nih gue."
"Tau lo! Bebeb Toni gak boleh ngeledek Adera begitu dong!" Rina menimpali.
"Siapa yang ngeledek, orang gue---" ucapan Toni terhenti ketika mendengar suara kehebohan dan kebisingan seisi kantin secara tiba-tiba. Tapi kebisingan itu lebih mendomasi teriakan gadis-gadis.
Entah siapa yang datang ke kantin ini, namun Toni tidak peduli. Yang penting dia kesal karna ucapannya terhenti karna kebisingan itu.
Karna penasaran dengan kebisingan seisi kantin secara bersamaan kedua sahabat itu menoleh kearah pusat kebisingan tersebut.
Dan seketika mata Adera melebar melihat siapa yang membuat seisi kantin heboh dan lagi orang itu terlihat berjalan menghampirinya.
Buru-buru Adera menutupi wajahnya dengan tangannya. "Mampus kenapa dia datang kesini!" Gumam Adera. Dia berusaha menutupi wajahnya dengan tangan. Berharap-harap kalau orang itu tidak menemukannya.
"Ra, Ra.." Rina memukul-mukul bahu Adera berulang kali.
"Apa?" Galak Adera.
"Itu cowok ganteng parah!" Heboh Rina, matanya tidak lepas dari sosok pemuda yang berjalan kearah meja mereka.
"Bodo-bodo, Na. Sembunyiin muka gue!"
"Lo kenapa sih, Ra?"
Adera menggeram mendengar celotehan Rina. Dia hanya berusaha menutupi wajahnya dari sesosok itu.
"Ra, dia jalan kesini, Ra. Oh my god." Heboh Rina lagi.
Tiba-tiba suasana menjadi hening seketika ketika pemuda yang menjadi pusat perhatian siswi-siswi dikampus ini berhenti membuat keributan karna pemuda itu memberhentikan langkahnya tepat disebelah Adera duduk.
Semua siswi yang melihat pemuda itu mendekati Adera, menahan nafasnya. Bahkan Rina pun juga sama halnya dengan mereka, dia menahan nafas melihat pemuda tampan itu berhenti tepat disebelah Adera duduk.
Merasa sudah tidak ada kebisingan yang menusuk gendang telinganya, Adera membuka tangannya yang tadinya ia gunakan untuk menutupi wajahnya. Dia mengusap-usap dada, bersyukur karna orang gila itu tidak mengenalinya.
"Na, gue balik ke kelas dulu ya. Ayo, Ton, bareng." Kata Adera kepada Rina dan juga mengajak Toni kembali ke kelas.
Namun ketika dia terbangun sambil memakai tas ranselnya dan ingin keluar dari meja kantin, Adera di kagetkan dengan sesosok makhluk gila itu yang sudah berdiri dihadapannya layaknya sesosok dedemit karna tidak dirasakan kehadirannya.
Adera hampir saja terjungkal melihat Regan menatapnya dengan wajah dingin. "L-lo?" Kaget Adera setengah mati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
elindha azzahra
nama sahabatnya rina to rani ya🤔🤔
2022-07-06
0
Riri Ernita
dedemit versi gantengnya ini😅
2022-07-03
0
Rice Btamban
lanjutkan
2022-06-21
0