Jakarta, Indonesia.
Sheana sungguh tidak mendengarkan apa yang dikatakan Sean buktinya kini dia sudah berada di Indonesia.
Dia berada di rumah Keluarga Papanya Johan. Lebih tepatnya rumah kakeknya, di sana tentu saja ada Kakek dan Neneknya yang masih hidup. Mereka malah terlihat begitu muda dari umurnya.
Keluarga Ravero, Keluarga yang ditakuti oleh semua. Tidak ada yang berani berbuat masalah dengan keluar konglomerat ini bahkan aparat penegak hukum saja ketar ketir jika sudah berurusan dengan keluarga adi kuasa menurut semua orang di Indonesia. Keluarga yang misterius dan jauh dari pemberitaan.
Bagaimana tidak misterius tidak ada yang tahu silsilah keluarga mereka yang diketahui hanya Johan Ravero dan Jason Ravero. Mereka adik kakak yang misterius anak tertua dari Hadi Ravero.
Kakek Sheana bernama Hadi Ravero yang merupakan Ayah dari Johan. Karena begitu misterius serta kuasa dari keluarganya semua orang tidak tahu jika Sheana bukanlah anak Johan dengan istri sahnya. Itu sebuah rahasia besar yang disembunyikan di keluarga Ravero agar drajat martabat mereka tidak jatuh begitu saja.
Sebenarnya Hadi dan istrinya tidak menyukai Sheana, mereka menutupi ketidak sukaan mereka dengan senyum palsu saat Sheana bersama mereka. Bahkan Sheana tidak mengetahui Kakek dan Neneknya tidak menyukai dirinya. Hadi dan Sari istrinya merasa Sheana adalah aib keluar mereka yang disembunyikan jauh-jauh agar tidak tercium media.
Itulah alasan Johan pergi ke Australia bersama keluarganya, karena kedua orang tuanya tidak suka dengan Sheana. Pernah suatu ketika Hadi hendak membunuh Sheana dengan menyuruh orang-orang suruhannya untuk menghabisi Sheana bayi. Namun semua itu gagal karena diketahui oleh Jason kembaran Johan.
Sheana yang tidak mengetahui sebenarnya malah mengira yang baik pada dirinya hanyalah kakek dan Neneknya semata dan menganggap semua orang tidak tulus menerima dirinya yang notabene hanyalah aib di keluarga mereka. Alasan Sheana menilai baik pada Kakek dan Neneknya karena mereka selalu mengajaknya berlibur dan memberikan sesuatu yang ia inginkan. Itulah yang menjadi alasannya untuk percaya pada Kakek dan Neneknya.
………………………
Sheana saat ini sedang mengemudikan mobil, di jalanan ramai kota Jakarta. Dirinya merasa bebas bisa lepas dari bayang-bayang bodyguard Daddy-nya yang selalu menemani hampir 24 jam. Sungguh seperti dipenjara bagi seorang Sheana,
"Ahhh, rasanya aku bebas" teriaknya didalam mobil. Sambil tangannya keluar dari jendela.
Tanpa diduga tiba-tiba saja lampu merah, sehingga membuat Sheana terkejut apalagi dia mengemudi dalam keadaan cepat tanpa bisa terelakan lagi Sheana menubruk mobil yang ada didepannya. Kecelakaan tidak bisa dihindari mobil Sheana menghantam hebat mobil didepannya membuat Sheana terdorong kuat ke depan sampai kepalanya terkantuk di stir.
Tabrakan keras itu menjadi pusat tontonan orang-orang. Mobil didepan yang di tumbur Sheana mengalami penyok bodi belakangnya, membuat orang itu yang terkejut karena di tumbur seseorang dari belakang langsung keluar mobil dengan memegangi lehernya yang terasa kemeng.
Seorang Pria berseragam keluar dari dalam mobil itu. Pria itu menggunakan seragam polisi, berjalan kebelakang mobil miliknya melihat mobilnya yang penyok. Dia merasa terkejut melihat kondisi mobilnya sendiri, lalu pandanganya beralih kearah mobil yang telah menubruk mobil miliknya.
Pemuda itu merasa kesal karena tidak ada yang keluar dari dalam mobil yang menabraknya. Dengan langkah cepat ia berjalan mendekati mobil itu lalu mengetuk-ketuk spion mobil agar yang berada didalam mobil keluar. Tapi tidak ada tanda-tanda seseorang membuka pintu mobil. Terpikir dalam pikirannya untuk melihat kedalam mobil didalam terlihat seorang wanita yang tengah menenggelamkan kepalanya di stir mobil. Berkali-kali pemuda itu mengetuk pintu mobil namun seseorang didalam tidak menanggapi,.
"Apa perempuan itu pingsan" batin pemuda berseragam itu.
Ia mencoba mengetok-ketok kaca sekali lagi tetapi tidak juga disahuti atau tidak juga bergerak wanita itu.
"Ada apa pak, bapak perlu bantuan" ujar seseorang bapak-bapak yang mendekat. Bukan bapak-bapak itu saja yang mendekat tetapi beberapa orang lain juga mendekat gara-gara mereka penasaran apa yang membuat jalanan macet. Padahal sudah lampu hijau.
"Tolong saya pak, didalam ada perempuan pingsan. Tadi terlibat kecelakaan sama saya"
Orang-orang yang ada disitu langsung melihat melalui kaca dan benar saja ada perempuan yang pingsan didalam mobil.
"Pak Zidan, sedang apa bapak disini" ujar Salah satu orang yang kebetulan mengenal Pria berseragam itu yang diketahui bernama Zidan. Zidan adalah seorang polisi yang bekerja di Mabes Polri.
"Tolong bantu saya mengeluarkan perempuan itu dari mobil" ujar Zidan
Dengan cepat pria itu membantu Zidan membuka pintu mobil yang terkunci. Namun gagal pintu tak kunjung terbuka.
"Kita harus mengeluarkannya segera sebelum dia kehabisan nafas didalam mobil" ujar Zidan merasa cemas.
"Tak ada cara lain" setelah mengatakan Itu Zidan berjalan menuju mobilnya dan mengambil Kunci L. dan segera memukulkannya ke kaca mobil Sheana. Kaca mobil itu pecah seketika dan Zidan memasukan tangannya membuka mobil.
Dengan segera saat pintu mobil sudah terbuka, ia segera mengeluarkan Sheana dari dalam mobil dengan dibantu salah satu rekanya tadi.
Tak lama kemudian ambulance datang, dengan sigap Zidan langsung menggendong Sheana ala bridal style dan menaruhnya di brangkar. Sebelum petugas medis membawa Sheana Zidan melepas baju dinasnya sehingga membuatnya hanya mengenakan kaos abu-abu saja. Baju dinasnya ia pakai untuk menutupi paha Sheana yang terekspos. Karena perempuan itu menggunakan baju yang cukup seksi di atas lutut.
"Juna tolong bawa mobil saya ke bengkel dulu, saya akan mengantar wanita ini ke rumah sakit" perintah Zidan sebelum masuk ke ambulance kepada rekannya yang ada disitu.
"Baik pak" balas seorang yang bernama Juna.
Zidan segera masuk kedalam ambulance yang akan membawa Sheana ke rumah sakit. Karena dia seorang yang bekerja untuk rakyat jadi hati seorang Fahri merasa tidak tega jika tidak menemani seorang wanita yang sedang terluka ini.
°°°°°
Hampir 15 menit berlalu akhirnya ambulance itu sampai di salah satu rumah sakit besar. Dengan segera para medis berlari menghampiri dan mendorong brankar itu untuk segera mendapat pertolongan pertama.
Zidan juga ikut berlari mengikuti para suster yang mendorong brankar itu menuju IGD.
Dokter segera datang dan langsung memeriksa kondisi Sheana.
Setelah beberapa menit diperiksa dokter itu berjalan menemui Zidan yang duduk di kursi tunggu.
"Bagaimana dok kondisi perempuan itu" ujar Zidan langsung, saat dokter itu sudah ada didepannya.
"Dia dalam keadaan baik-baik saja, dia cuman syok sehingga membuatnya kehilangan kesadaran. Oh cuman ada sedikit lebam di dahi karena benturan tadi, tapi saya pastikan itu tidak serius" jelas dokter dan membuat Zidan menghembuskan nafas lega karena perempuan yang telah menabraknya tadi tidak mengalami luka serius.
"Dokter pasien tadi sudah sadar,." teriak salah satu suster memberitahukan kondisi Sheana yang sudah sadar.
Dokter itu tentu saja langsung melihat kondisi Sheana yang sekarang sudah duduk di ranjang rumah sakit sambil melihat-lihat ke sekeliling rumah sakit.
"Anda tidak apa-apa nona?" tanya dokter itu memastikan bahwa kondisi Sheana baik-baik saja.
"Saya tidak apa-apa, memangnya saya kenapa?" ujar Sheana datar, lalu melihat di pahanya yang tertutupi baju dinas polisi di sana. Sheana mengambil itu lalu menjatuhkan baju tersebut begitu saja ke lantai. Dokter tampak bingung dengan jawaban enteng yang dilontarkan Shena barusan.
Sontak Zidan yang melihat itu langsung mendekat, mengambil bajunya.
"Kau yang menolongku," ujar Sheana dingin menatap Fahri yang membungkuk mengambil bajunya dilantai.
"Aku akan mengirim uang padamu, berikan nomer rekening mu" ujar Sheana dengan sombong.
Zidan tentu saja merasa terkejut, bagaimana bisa ada wanita seperti ini.
"Kenapa diam,?Dokter saya minta kertas" Sheana bertanya pada Zidan yang menatapnya tak percaya lalu ia meminta kertas pada sang dokter.
"Itu nomer teleponku, kirim saja nomer rekening mu ke situ. Nanti aku akan membayar jasamu ini dengan satu syarat kau harus menyembunyikan kejadian ini dari siapa saja mengerti" jelas Sheana sambil menaruh kertas yang sudah ia tulis nomor telpon miliknya dihadapan Zidan. Dan Sheana bangkit dari duduknya mulai berjalan pergi sebelum itu ia menepuk bahu dokter .
"Kalau untukmu segera aku kirim dok, kau direktur disini kan" ujar Sheana dan membuat Dokter itu melebarkan matanya terkejut. Merasa heran bagaimana perempuan yang barusan ia tolong mengetahui bahwa dia direktur di rumah sakit ini.
"Aku tidak butuh bayaran mu, aku menolong mu atas rasa kemanusiaan" Teriak Zidan. Sehingga membuat Sheana berbalik menatap Zidan yang menyobek-nyobek kertas yang ia berikan tadi.
Sheana hanya tersenyum sinis melihat itu, lalu melenggang pergi tidak perduli lagi.
"Wanita tidak tahu terimakasih" gerutu Zidan saat melihat kepergian Sheana dengan begitu angkuhnya.
"Kau mengenal perempuan tadi?" tanya Zidan pada dokter itu.
"Aku tidak tahu," Dokter menggeleng, dia juga tidak tahu wanita barusan siapa.
Dengan langkah kesal Zidan langsung pergi, rasa kemanusiaannya sungguh sia-sia ia berikan pada perempuan seperti itu.
°°°
T.B.C
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Nesa Satria
kebanyakan di tindas jadi ya gitu ya sheana
2022-07-27
0
Mulaini
Jangan2 Sheana bersikap angkuh dan sombong untuk menjadi tameng aja...
2022-07-20
1
Rice Btamban
lanjutkan
2022-07-20
0