Bel ketiga sudah berbunyi, sudah waktuknya untuk pulang. Karna sebelumnya aku dipukuli tanpa alasan yang jelas oleh Alisha, aku akan memberinnya hukuman dirumah nanti.. Hmmm, dirumah. Kata ‘dirumah’ sedikit membuatku canggung. Tapi apa boleh buat, lagian nanti dia akan membayar juga.
Aku memasukan buku-buku ku kedalam tas, menaruh headset ku kembali ke dalam saku, dan beranjak pulang.
Kelas ku berada di paling ujung, lebih tepatnya berada di lantai 2 dekat dengan aula sekolah. Kuharap aku bisa pindah ke kelas yang lebih dekat dengan pintu gebang. Di aula, aku melihat sekelompok anak silat yang sedang berlatih, tak jauh dari sana juga ada eskul karate yang juga sedang berlatih. Hmmm, aneh. Aku bisa melihat tatapan dari kedua eskul itu yang seakan bilang, ‘eskul ku jauh lebih baik’. Atau cuman perasaanku saja?
Aku juga bisa melihat anak-anak basket yang sedang bermain di lapang sekolah, disana juga ada anak-anak cewek yang sedang menyemangati orang yang mereka suka. Aku kenal dengan salah satu orang yang sedang bermain disana, dan sialnya. Dia melihatku.
Setelah mencetak skor, dia langsung berlari menghampiriku, Ah.. Tamatlah sudah.
“Yo Thaf, mau kemana?” Hah? Aku sudah memakai tas begini, masih saja bertanya??
“Mau berenang.” Jawabku.
“Wah! Serius?” Ni anak malah percaya.. Aku jadi merasa berdosa.
Namanya Agung, Dia sedikit lebih tinggi dariku. Mungkin sekitar 5cm? Entahlah. Rambutnya selalu rapih, disisir kebelakang dan memakai pomade yang mengkilap, jujur rambutnya seperti jalanan lurus yang mengkilap. Dia cukup populer disekolah.
“Kyakk.. Kak Agung!!” Atau mungkin tidak… Orang ini sangat populer.
“Thaf, main basket sebelum pulang?”
“Semua badan ku sedang sakit, mungkin lain kali saja.”
“Badanmu sakit tapi kau malah ingin pergi berenang?” Ah… Si bodoh ini masih percaya.
“Raathaaaf.” Seseorang berteriak, meneriakan namaku, aku langsung melirik arah suara itu… Ah itu Alisha, sedang melambai-lambaikan tangannya dan berlari mengarah kepadaku. Dan lebih buruknya lagi, dia bertiak menggunakan namaku.
Aku langsung berlari, untuk menghindarinya. Karna itu akan menjadi pusat perhatian seisi sekolah. Perempuan paling cantik disekolah, meneriaki nama Pria yang biasa-biasa saja, tersenyum sambil melambai-lambaikan tangannya. Yap, itu akan menjadi hot news disekolah ini.
“Rathaf tunggu.” Dia masih mengejarku? Sial. Aku harus menambah kecepatanku.
Aku berlari dengan sangat kencang, melewati gerumunan murid yang sedang berjalan di gerbang sekolah, karna aku merasa sudah cukup aman dan sudah cukup jauh dari sekolah. Aku memutuskan untuk berhenti, dan bingo. Di depanku ada warung yang cukup terkenal karna basreng (Baso goreng) dan bastusnya (Baso tusuk). Aku mampir kesana untuk membeli minuman, sudah jelas. Aku haus karna berlari tadi.
Saat aku mengambil minuman dan pergi untuk membayar, tiba-tiba seseorang memegang Pundak ku, aku membalikan diri untuk melihat siapa yang memegang Pundak ku… Dia… Alisha.
Nafasnya terengah- engah karna sudah berlari tadi, sambil mengusap keringatnya dia berkata.
“Ke-na… Pa, kamu la…. Ri?” Boleh aku balik bertanya, kenapa kau berbicara seperti itu?
“Karna kau mengejarku?” Jawabku.
“HAH?? Alasan macam apa itu!” Aku hanya menjawabmu.
“Sebagai hukuman karna kamu lari dariku tadi, kamu harus beliin aku minuman satu plus basreng 5rb” Serius?
“Baru kali ini aku melihat orang kaya, yang meminta orang miskin untuk mentraktir sesuatu.”
“Berisik, laksanain aja.” Jawabnya dengan sedikit nada kesal. Seharusnya aku yang kesal yakan?
Alhasil aku harus membayarkan jajanan orang ini… Semuanya 20rb, ya ampun. Aku boros sekali hari ini.
Alisha, jujur dia itu aneh. Dia selalu ceria, selalu bercanda, orang kaya sudah pasti. Cantik tidak usah di tanya, dan masih banyak lagi. Letak anehnya adalah, kenapa dia bisa pergi dari rumahnya? Apakah kehidupan sempurnanya sudah menghancurkannya? Aneh… Dan sekarang dia menumpang dirumahku, kalau saja dia tidak mau membayar dengan harga yang wow. Pasti sudah kutolak.
Aku melihatnya bersenandung sambil memakan basrengnya, dia sepertinya Bahagia sekali ya.
“Ah, ngomong-ngomong. Si Enjel itu teman dekatmu ya?” Aku mencoba untuk mencari topik pembicaraan.
“Hah?... Kenapa? Kamu naksir sama dia?” Aku gabilang sampai sana, dan lagi kenapa dia harus memasang muka kesalnya.
“Aku gabilang itu.”
“Terus kenapa nanya?” Karna canggung. Mana mungkin aku jawab seperti itu.
“Karna canggung.” Tapi kupakai juga.
“Oho.. Kamu mau banget ya berbicara sama aku.” Sudah cukup, ni anak emang ngeselin.
Akhirnya aku melihat hpku tanpa menjawabnya sama sekali.
“Cie kesel… Wik wiw.” Bisakah aku sabar?
Selama perjalanan Alisha selalu berkata hal yang sama, ya. Mengejekku dengan kata-kata yang sama. Aku sangat bersyukur karna rumah ku dekat dengan sekolah, jadi aku tidak usah mendengar ocehan-ocehan itu lagi.
Sampai… Akhirnya aku sampai dirumah, aku membuka pintu sambil memberi salam, di dalam. Adikku Afia, langsung menyambutku, dan tentu saja. Alisha juga.
Dia memeluk Afia, “Aku pulang adikku yang manis dan lucu.” Tunggu dulu, sejak kapan adikku menjadi adik mu juga? Tidak apalah, yang penting Afia senang.
Aku langsung mengganti bajuku untuk mulai bekerja di café yang juga dekat dengan rumahku. Seperti biasa, aku memakai kaos hitam dan celana jeans hitam. Lalu memakai jaket pemberian dari Alisha, setiap aku memakai jaket itu. Alisha akan tersenyum lebar sembari memperhatikanku… Sudahlah.
Pukul 14 : 25 AM.
Aku mulai berangkat kerja, Rumahku berada di jalan kebon jati lebih tepatnya di dalam gang sapurti. Hanya perlu waktu 10 menit untuk sampai ke tempat kerjaku dengan berjalan kaki, aku punya motor dirumah tapi aku lebih suka berjalan.
Sesampainya disana, aku langsung disambut oleh temanku, dia seniorku di tempat kerja ini. Namanya Rahul, dan biasanya. Orang-orang memanggilnya Ahul, kalau aku. Aku memanggilnya kak Rahul. Dia berbadan besar dan berotot, namun sifatnya lemah lembut dan sangat sopan.
Dia menyuruhku untuk secepatnya berganti pakaian, aku melaksanakan perintahnya. Karna memang, aku kesini untuk mengganti pakaian lagi, dan bekerja. Nama Café tempat kerjaku adalah, Dove Café, yang artinya kafe merpati.
Setelah aku mengganti pakaian ku, aku langsung bersiap-siap untuk menunggu pesanan seseorang, sambil menunggu. Kak Rasyel menyapaku, dia adalah koki dikafe ini, dia juga seniorku. Disini, dan juga disekolah. Rambutnya sedikit pirang, dia bilang sih bawaan dari lahir. Dia juga tinggi, mungkin setara dengaku. Dia memang baik dan sikapnya juga dewasa sekali, dia sering membantuku saat aku pertama kali bekerja disini. Dan tentu kak Rahul juga.
Jam 10 : 20 PM.
Aku selesai dengan pekerjaan ku dan langsung beranjak pulang, Sebenarnya tadi kak Rahul dan kak Rasyel mengajakku untuk makan di restoran daging, tapi aku menolaknya karna tentu, aku sedang berhemat. Dan lagi sekarang ada perempuan baru yang tinggal sementara dirumahku, Aku kawatir dengan adikku. Apakah dia betah dengan Alisha yang seperti itu?
Aku sudah sampai di depan rumah ku, Saat aku mencoba untuk membuka pintu. ‘Crek’, pintunya terkunci. Adikku pasti sudah tidur, tapi tidak dengan Alisha yakan? Apa dia juga sudah tidur? Aku mencoba mengintip jendela kamarku yang sekarang sudah Alisha pakai, untuk melihat apa dia sudah tidur… Sial, dia sudah tidur. Dan Sial lagi, dia tidak mengunci jendelannya.
Bagaimana kalau ada pencuri yang masuk!.. Ah sudah lah, karna tidak ada pilihan lain, aku pun menyelinap masuk lewat jendela, bagus.. Sekarang aku pencurinya.
Aku berhasil masuk, dan langsung mengunci jendela. Karna suara jendela saat mengunci itu kencang, alhasil Alisha pun terbangun. Dia mengusap-ngusap matanya. Dan mematung saat melihat ku, dan aku. Juga mematung melihatnya.
“KYAKK PENCURI!!” Teriaknya.
Dengan cepat, aku langsung menutup mulutnya. Karna jika tetangga dengar, habislah sudah. Setelah Alisha melihat wajah ku dengan seksama, akhirnya dia bisa tenang. Aku membuka mulutnya.
“Ke-kenapa kamu bisa berada dikamarku?” Ini kamarku.
“Pintu luar dikunci, dan jendela tidak dikunci.. Kau bodoh ya?” Balas ku.
“Ehh.. Padahal aku yakin sudah menguncinya.”
“Hmmmm.”
“Aku kira, kamu bakal ngelakuin hal yang mesum ketika aku tidur.” Ni anak.
Aku tidak berkata apa-apa dan langsung pergi keluar dari kamarnya, untuk menghindari percakapan itu. Dan sialnya lagi. Saat aku keluar dari kamar Alisha, Afia sudah menunggu dan melihat ku… Keluar dari kamar Alisha.
“Ka-kakak?”
Perlahan. Aku membuang nafas beratku. “Aku, bisa jelaskan.”
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
eta princilla
Si rathaf di sangka maling dong wkwkw
2022-06-26
0
M.Abidzar Al-Afghani
warung basreng wkwkw
2022-06-20
1
nee_ 11
Si alisha cemburu ya sama si enjel
2022-06-20
0