E2 Selamat datang?

Mereka bertiga pergi ke tempat permainan disana.

"Wah..." Afia menganga ketika melihat tempat permainan itu.

"Jadi afia, kamu mau main yang mana dulu?" Tanya Rathaf.

"Emm." Afia kebingungan, "Ah, aku mau main yang itu dulu." Afia menunjuk ke permainan memasukan bola basket.

"(Oh bukanya Rathaf itu anak basket ya?)." Ujar Alisha dalam hati.

"Pilihan yang tepat." Ujar Rathaf dan mereka pun langsung pergi untuk bermain permainan itu.

Satu demi satu, bola basket yang Rathaf lempar semuanya masuk, tidak ada yang keluar ring. "Wow.." Alisha dan Afia terkesan dengan kemampuan yang dimiliki Rathaf.

"Kak aku juga mau coba." Afia melemparkan bola basketnya, tapi sayang. Bola yang Afia lempar tidak masuk.

"Sedikit lagi." Ujar Rathaf mencoba untuk menyemangati adiknya.

"Ayo Afia semangat." Alisha juga ikut menyemangatinya.

"Kau tidak ikut main?" Tanya Rathaf ke Alisha.

"Tidak usah." Balasnya.

"Oh benar juga kau kan tidak punya skill dalam permainan ini."

Mendengar itu, Alisha merasa tertantang. "Baiklah, kutunjukan kemampuanku." Ujarnya.

Alisha mengambil bola basketnya 'HIYAA' Alisha melemparnya, Namun alih-alih memasukan bolanya, bola Alisha malah terpantul dan tepat mengenai wajah Rathaf.

‘BUUK’

"Ahk... Kau sengaja ya!"

"Tidak kok, memang bolanya saja yang mau mencium mu." Alisha membuang muka.

"Kau ini.."

"Kak, aku mau main yang lain.. Boleh?" Tanya Afia memegang baju kakaknya.

Rathaf menoleh. "Iya tentu, ayo kita main lagi."

Mereka pun bersenang-senang disana. Permainan demi permainan sudah mereka mainkan, Rathaf tersenyum bahagia melihat adiknya yang tertawa dan bermain-main. "(Ayah.. Ibu, Andai kalian melihat Afia yang sedang bersenang-senang)." Ujarnya dalam hati.

Selesai dengan permainan, kini mereka beristirahat di tempat makan tak jauh dari tempat permainan itu. Suasana disana cukup ramai, Afia masih tersenyum lebar, dan Rathaf….. Dia sangat kelelahan.

Mereka memesan makanan, Rathaf memesan nasi goreng, Alisha memesan seafood, dan Afia memesan omelet. Setelah cukup lama menunggu, akhirnya makanan pun datang.

"Sehabis makan, kalian harus ikut aku ke tempat pakaian." Ujar Alisha.

"Baiklah." Balas Rathaf sambil mengunyah makanannya.

"Baik kak." Ujar Afia.

Sesudah makan, mereka langsung ketempat pakaian, Alisha melihat-lihat pakaian yang bagus disana. Rathaf melihat Afia yang melihat baju yang seukuran dengannya.

Ah… Ini dia.

"(Afia pengen baju itu ya.. Tapi kalau aku belikan dia baju itu, uang simpanan ku.. Ah yasudah lah)" Rathaf memegang kepala Afia. "Afia, kamu mau beli baju juga gak?" Tanyanya.

Afia melihat Rathaf, Dia tersenyum. "Tidak kok kak, lagi pula baju Afia masih ada kok dirumah, asal bisa dipakai saja sudah cukup untuk Afia."

Adik yang baik…

Mendengar itu, Rathaf merasa kasihan, Dia mencoba untuk memaksa Afia, namun dia selalu menolak dengan senyumannya. "Kak, awas loh. Kalau kakak beli diam-diam demi Afia, Afia bakal marah ke kakak." Ujar Afia yang seperti tahu niat Rathaf.

“(Wah.. aku di ancam)”

Akhirnya Rathaf tidak bisa berbuat apa-apa, karna dia juga takut kalau Afia malah marah ke Rathaf gara-gara dia membelikan baju tanpa sepengetahuan Afia.

"(Adikku baik sekali, dia tau kalau aku sedang tidak ada uang... Tapi sesekali aku ingin membelikan baju untuknya)." Ujar Rathaf dalam hati.

Tak lama kemudian, Alisha datang. "Yuk kita pulang." Ujarnya. "Rathaf kau bawa ini." Alisha langsung manaruh barang-barangnya di tangan Rathaf.

"Oi Alisha, kau boros sekali ya." Ujar Rathaf melihat baju-baju yang Alisha beli. Memang banyak… Orang kaya.

"Sudah diam, ayo kita pulang." Alisha memegang tangan Afia.

"Dasar orang kaya." Gumam Rathaf.

Sesampainya dirumah, Alisha memanggil Rathaf dan Afia untuk berkumpul di ruang tengah. Padahal saat itu, Rathaf sedang ingin mengganti pakaiannya.

"Ada apa?" Tanya Rathaf.

"Ini untuk mu, dan ini untuk Afia." Masing-masing dari mereka mendapatkan dua kantong.

"A-apa ini kak?" Tanya Afia keheranan.

"Sudah buka saja." Balas Alisha.

Mereka pun membukanya, dan ternyata isinya adalah baju. Afia terkejut melihat tiga baju, dua jaket dan lima celana di kantong yang satunya lagi. Begitu pula dengan Rathaf yang mendapatkan Satu jaket kulit dengan merek mahal, dua baju dan dua celana.

"K-kak, ini apa?" Tanya Afia.

"Itu hadiah dari ku untuk kalian, karna sudah memperbolehkan ku tinggal disini." Balas Alisha sambil tersenyum.

"Eh?! Kakak serius?" Tanya Afia yang masih tidak percaya.

"TUNGGU DULU.." Rathaf mendekat ke arah Alisha dan berbisik. "Oi, bukanya kau bilang kau akan bayar dengan uang?" Ujarnya sambil melotot.

Alisha balas membisik, "Tenang saja, ini hanya hadiah dariku kok."

"Eh? Serius?"

"Iya bawel."

"Tak kusangka, ternyata selain sombong, kau juga baik ya."

"SIAPA YANG KAU SEBUT SOMBONG."

"Kak terimakasih banyak ya untuk bajunya." Ujar Afia.

"Hmmm," Alisha berfikir sejenak. "Aku ingin ada bayarannya juga."

"Hah?" Rathaf terkejut mendengar itu.

"Bukan kamu, tapi Afia" Ujar Alisha.

"A-aku?" Afia kebingungan.

"Woy Alisha kau sedang memalak anak kecil ya?"

"Kau diam saja." Alisha melihat ke arah Afia, "Afia, sebagai bayaran untuk baju itu kau harus..."

'Glek' Afia menelan ludahnya sangking gugupnya.

"Memeluk ku.." Alisha merenggangkan tubuhnya.

"Eh?" Rathaf dan Afia kebingungan.

"Hey.. Ayo cepat peluk aku." Ujar Alisha.

"Pe-peluk? A-aku malu.." Afia menundukan kepalanya.

"Ah lama biar aku saja." Alisha langsung memeluk Afia sambil mengusap kepalanya.

Afia terkejut. "(Hangat... Rasanya nyaman sekali... Beginikah rasanya jika dipeluk oleh ibu?.. Aku tidak tau.)" Afia menutup matanya, karna pelukan dari Alisha sangat terasa nyaman baginya.

Rathaf tersenyum melihat itu. "(Ada-ada saja)" Gumamnya dalam hati.

*

Hari ini, hari senin. Mereka berdua akan bersekolah, Rathaf bangun lebih pagi, menyiapkan makanan untuk sarapan. Dia memang sudah terbiasa bangun pagi, menyiapkan makanan membersihkan rumah dan lain-lain.

"Pagi." Sapa Alisha dengan wajah yang masih mengantuk.

"Ya, pagi. Sebaiknya kau mandi dulu."

"Iya aku tau." Alisha mengambil handuk untuknya mandi. Dan langsung pergi begitu saja.

"Pagi kak." Sapa Afia yang sudah mandi terlebih dahulu dan sudah bersiap-siap untuk bersekolah.

"Pagi. Afia, tolong bawa ini ke ruang tengah, kita akan makan bersama-sama."

"Baik kak."

06 : 11 AM.

mereka berkumpul dan makan bersama-sama. Mereka semua sudah memakai baju seragam sekolah masing-masing.

"Wah seperti biasa, masakanmu enak ya." Ujar Alisha. Namun, dengan nada yg sedikit meledek.

"Itu sebuah pujian?"

"Entahlah."

06 : 20 AM.

mereka pergi ke sekolah masing-masing, Afia dengan teman-temannya, sedangkan Rathaf dan Alisha. Karna mereka satu sekolah dan teman sekelas, alhasil mereka pergi berjalan berdua.

Seperti biasa, Alisha mengoceh dan terus mengoceh, yang ditanggapi dengan tenang oleh Rathaf sambil membaca bukunya. Alisha menoleh ke Rathaf dan dia baru sadar, kalau jaket yang Rathaf pakai sekarang adalah jaket pemberiannya kemarin.

Dia tersenyum lalu berkata. "Udah dipake aja, jaket barunya."

"Hah?" Rathaf sedikit malu. "I-ini hanya ucapan terimakasih."

"Ohooo."

Sekolah mereka sudah terlihat, sudah tidak terlalu jauh, disekeliling mereka juga sudah ada murid-murid lain yang juga berjalan kaki, lalu. Seseorang datang dan menepuk punggung Alisha.

"Yo." Ujarnya.

Alisha menoleh. "Ah ternyata kamu, Enjel."

Enjel, dia teman dekat Alisha, matanya sedikit sipit, kulitnya putih bersih, di ujung rambutnya diberi warna kuning, bisa dibilang kalau dia termasuk cewek populer disekolah.

"Kamu jalan sama siapa nih." Ujarnya yang langsung memperhatikan Rathaf dibalik badan Alisha.

"Ini Rathaf loh temen sekelas kita." Balas Alisha.

"Oh.. Anak pendiem itu ya."

Rathaf melihat Enjel, karna tatapannya yang dingin. Membuat Enjel terdiam.

"Alisha sini deh.." Dia menarik Alisha dan membisikan sesuatu.

"Kamu suka dengan orang ini?" Bisiknya.

Alisha tersenyum. "Ra-ha-si-a" Balasnya.

"Dih, sok imut."

Alisha melirik ke arah Rathaf, dan ternyata. Dia sudah menghilang terlebih dahulu, meninggalkan mereka berdua.

Di dalam kelas, seperti biasa. Rathaf hanya membaca buku dan memakai headsetnya. Alihsa dan Enjel tiba dikelas, berbeda dengan Rathaf, ketika Alisha sudah berada dikelas, teman-temannya yang lain langsung menyapanya dan mendekatinya untuk mengobrol.

Ya... Sangat berbeda sekali dengannya, Alisha melirik Rathaf. Lalu, tak lama kemudian, Enjel datang menghampiri Rathaf yang sedang membaca buku.

"Halo, aku Enjel." Ujarnya.

"Hah?" Rathaf membuka headsetnya. "Iya aku tau kok, kita kan sekelas."

"Eh.." Enjel tediam.

"Jadi ada perlu apa?" Ujar Rathaf.

"Engga. Maksudku, sebagai temannya Alisha, aku juga harus berbaur dengan temannya yang lain, benar bukan."

Orang-orang yang melihat Enjel mengobrol dengan Rathaf menjadikannya sebagai bahan bisikan. Rathaf peka dengan situasi itu, namun dia menghiraukannya. Tentu itu akan menjadi bahan bisikan kelas, karna Enjel adalah salah satu Primadona kelas setelah Alisha.

"Jadi dengan kata lain, kau ingin berteman dengan ku?" Tanya Rathaf.

"Tentu saja." Balas Enjel dengan semangat.

"Yasudah, aku tidak keberatan kok, Tapi." Rathaf mendekati Enjel dan berbisik kepadanya.

Orang lain yang melihat Rathaf berbisik kepada Enjel sangat terkejut. Begitu pula dengan Enjel sendiri. Kupingnya memerah saat Rathaf membisikan sesuatu padanya.

"Jika kau berteman dengan ku, mungkin kau akan menjadi bahan gosipan dari orang-orang di kelas" Bisik Rathaf.

"Ah.. I-itu." Enjel hanya bisa terdiam, wajahnya juga memerah.

Rathaf pun kembali memakai headsetnya dan membaca buku. Menghiraukan tatapan semua murid yang melihatnya dan, Enjel yang masih terdiam.

Rathaf menguap dan secara tak sengaja dia melihat Alisha, Alisha menatap Rathaf dengan tatapan tajam dan dingin, Rathaf yang melihatnya merasa tertekan dan terdiam, lalu kembali melihat bukunya.

Jam 09: 58 AM.

waktunya istirahat, murid lain keluar kelas, beda halnya dengan rathaf. Dia mengeluarkan bekal yang dia buat dirumahnya, dan kembali membaca buku sambil menyantap bekalnya, namun tak lama kemudian. Seseorang datang menghampiri Rathaf, dia menoleh. Dan ternyata, itu adalah Alisha.

Alisha menatap Rathaf dengan tatapan tajam.

"(Perasaanku tidak enak) Ma-mau?" Ujar Rathaf menawarkan bekalnya.

"Ih ngelesin!!" Balas Alihsa dengan sedikit kesal.

Rathaf yang kebingungan hanya terdiam dan kembali menyantap makanannya. Alisha mengambil kursi dan duduk di hadapan Rathaf. Menatapnya dengan tajam, yang tentu membuat Rathaf tidak bisa menyantap bekalnya dengan baik.

"Jadi, Apa yang kamu bisikan ke Enjel tadi?" Tanya Alisha.

"Oh, itu," Dia terdiam sejenak lalu. "Ra-ha-si-a." Ujarnya dengan nada yang datar.

Alisha terdiam, lalu tersenyum kaku, dia mengambil buku tulis Rathaf, mengulungnya. Lalu memukul-mukuli Rathaf dengan buku itu.

******

Terpopuler

Comments

An Xi

An Xi

loli yang baik, aku suka

2022-08-06

1

myname

myname

cute alisha sma rathaf😍

2022-08-02

2

Leny Kurnia

Leny Kurnia

Ksian si rathaf hdup sendiri

2022-06-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!