Musibah

Hari yang ditunggu tunggupun tiba. Penyeleksian tahap spikotes akan dilaksanakan. Titik kumpul di kampus A pukul 06:00 WIB. Persyaratan sudah siap di lengkapi.

Perhatian seluruhnya

"Apakah alat tulis adek adek sekalian sudah siap semua".

"Siap sudah".

"Siap Grak"

"Rentangkan tangan Grak"

"Tegap Grak"

"Hadap Kanap Grak"

"Maju jalan".

Satu persatu peserta masuk dalam ruangan tempat penyeleksian berlangsung sesuai dengan nomor pendaftaran yang tertera tertempel di dada.

Enam (6) jam berlalu dengan cepat, semoga jawabanku benar semua ya Allah.

Aaamiiinnn...

Pengujian siap sudah, tinggal menunggu hari pengumuman tiba.

"Adek adek semua tiga hari lagi kalian datang lagi ke sini pada pukul 07:00 sudah berkumpul semua untuk pengumuman mengetahui hasil ujian kalian hari ini".

"Lulus atautidak?".

"Siap".

Hari pengumumanpun tiba

"Risda Zay Akli dengan nomor pendaftaran nol tiga nol tiga dua nol nol dua (03032002) selamat kamu memenuhi syarat".

"Siap memenuhi syarat".

"Tahap selanjutnya yaitu bagian jasmani terdiri dari

- Lari

- Sit up

- Pull up

- Shitle run".

"Siap laksanakan".

"Untuk informasi jadwal selanjutnya kalian bisa mengaksesnya di Aplikasi Group".

"Siap".

Alhamdulillah Ya Allah. Tiada kata mampu terucap dengan lidah, tiada naskah yang perlu di tulis, tidak perlu ada coretan tinta pena diatas kertas putih hanya ucapan syukur saja yang mampu ku ucapkan dalam hati ketika raga ini bersujud pada-Mu Ya Rabb.

Calling On

"Assalamualaikum mamak".

"Walaikumsalam, bagaimana kabarmu di sana nak".

"Alhamdulillah baik mak".

"Mak Risda lulus di tahap spikotes, ini tinggal tunggu konfirmasi dari group untuk penyeleksian selanjutnya tahap jasmani".

"Alhamdulillah Ya Allah nak kamu lulus. Semoga kamu bisa lulus semuanya dan bisa mengikuti pendidikan".

"Iya Aaamiiinnn mamak".

"Mamak bagaimana keadaan mamak di sana sehat, bapak bagaimana sehat juga kan

Alhamdulillah kami semua di sini sehat. Kamu jangan banyak pikiran dulu, harus fokus pada penyeleksian ya".

"Iya Mamak doakan yang terbaik untuk Risda ya".

"Iya".

"Assalamualaikum mamak".

"Walaikumsalam".

Calling Off

Mamak, Bapak doa dari kalian yang kuharapkan, tiada satupun manusia yang dapat kupercaya selain kalian di dunia ini.

Sungguh diri ini trauma mak, pak dari yang namanya pengkhianatan.

Povt Sahabat

Hallo nona (RH) apa kabar?

saya rasa Anda baik baik sajakan nona, apalagi tanpa adanya kehadiran saya di sisi Anda nona.

Saya heran nona kepada Anda? jurus apa yang Anda gunakan, sehingga saya hilang kepercayaan terhadap insan lain dan juga termasuk pada diri saya sendiri.

Saya juga berterima kasih kepada Anda nona sebab pengkhianatan Anda berupa pergi meninggalkan dan fitnah yang Anda tujukan kepada saya, membuat saya mengerti arti dari kehidupan dan paham makna akan ketulusan.

Povt End

Diri ini berteman sepi tanpa adanya kesetian yang menanti, mungkin ada kesetian yang menanti tidak lain hanyalah kematian yang daku jalani di kemudian hari mungkin nanti atau esok hari.

Mengapa diri ini menaruh harapan pada seorang sahabat dengan alasan balasan kesetian yang daku harapkan malah kekecewaan yang diri ini dapatkan.

Sungguh bodoh diri ini. Lalu dimana letaknya otak yang selalu diri ini asah yang sudah tajam setajam tombak yang siap memangsa mangsanya dan mengapa mendadak tumpul bagaikan tongkat estafet yang terus menerus menaruh harap pada insan manusia yang tak guna itu.

Apa gunanya diri ini belajar mengasah otak dan melatih otot jika tidak mampu mengendalikan hati yang berakhir dengan tubuh roboh air mata meleleh membasahi pipi.

...****************...

Dalam perjalanan pulang balek ke kos ada sebuah sepeda motor melaju kencang dari arah berlawanan menuju ke arahku yang siap menabrak menghantam tubuh ini.

Phoommmm

Tubuhku terbang melayang di udara terseret belasan meter ke depan. Orang orang sekitar yang menatap terpaku tercengang menyaksikan kejadian tersebut, tiada satu orangpun yang berani mendekat hanya menonton dan saling berbisik satu sama lain yang mereka lakukan. Diriku tersenyum melihat raut wajah satu persatu wajah itu semua.

Sebelum kesadaran menghilang daku dengar suara sirane Polisi dan sirane Ambulance yang datang mendekat. Kupandangi sekujur tubuhku ini tidak ada satu tetespun darah yang menetes lantas mengapa penglihatanku mulai menggelap kabur menghilang dan tak sadarkan diri.

Drt ... drt ... drt ...

Bunyi getaran telepon Zay, dan Zay pun menerima sambungan telepon tersebut.

"Hallo dengan ayahanda dari saudari Risda Zay Akli".

"Iya dengan saya sendiri, maaf ini siapa ya?".

"Kami dari pihak kepolisian ingin mengabarkan bahwa bahwa anak bapak Risda Zay Akli mengalami kecelakaan di jalan xxx sekarang korban sudah berada di Rumah Sakit (RS) xxx.

Jduar .......

Bagaikan di sambar petir di siang bolong mendengar kabar anak perempuan satu satunya mengalami musibah kecelakaan.

"Baik pak saya kesana sekarang. Terimakasih atas informasinya".

"Maaaaaa maaaaa mamaaa mana sih maa".

"Di sini pak, ada apa kenapa teriak teriak kayak orang utan aja sih".

"Risda anak kita maa".

"iya Risda anak kita kenapa, ih Pa Risda kenapa?, jangan buat mama panik deh paa".

"Risda kecelakaan maa, barusan dapat kabar dari pihak kepolisian".

hiks hiks hiks

"Anak kita pa".

"Nanti aja nangisnya sekarang siap siap sana, kita pergi sekarang".

Kesadaran yang sempat menghilang berangsur angsur kembali secara perlahan

Mata yang terpejam secara perlahan mulai terbuka

kupandangi sekeliling hanya ada ruangan kosong bercat dinding tembok nuansa putih yang terletak diriku didalamnya. Kupandangi arah pintu keluar ada tulisan UGD (Unit Gawat Darurat) tertempel di dinding atas pintu.

Apakah separah itu hantaman yang mendarat di tubuhku ini sehingga diriku harus terbaring lemah tak berdaya di brankar pasien.

Entahlah aku juga tidak tahu.

"Ma cepat Ma lambat kali mama".

"Iya pa, sebentar".

Alhamdulillah sampai

Mamak dan bapak Risna langsung menuju meja Resepsionis menanyakan, "Bu ruangan Risda Zay Akli yang kecelakaan tadi berada di ruangan mana ya".

" Oh pasien bernama Risda Zay Akli baru saja di pindahkan ke ruang perawatan nomor 107, bapak dan ibu jalan aja lurus nanti simpang cabang tiga, belok ke kiri ya".

"O terimakasih buk".

" Iya sama sama pak".

Terbaring termenung seorang diri. Lamunan buyar akibat suara gesekan pintu yang terbuka melebar dengan kedatangan dua orang yang paling berarti dalam hidupku.

"Mamak Bapak tau dari mana kalau Risda ada di sini"

"Kamu ini kebiasaan ya, kalau ada apa apa bilang sama kami orantuamu nak jangan dipendam sendiri apalagi musibah kayak gini".

"Maaf mak, pak hp Risda hilang. Mamak sama Bapak jangan khawatir Risda ngak kenapa kenapa kok. Palingan besok pagi sudah diizinkan pulang".

"Tidak apa apa gimana maksudnya, itu lihat kaki kamu udah terpasang gips, tidak apa apa kamu bilang" ucap Zay dengan emosi. "Berulang kali bapak bilang jangan ngebut ngebut di jalan".

"Sabar Pa sabar" ucap Nur menenangkan Zay.

BERSAMBUNG.....

Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Lari Panjang
3 Musibah
4 Kegagalan
5 Awal Jumpa
6 Desakan Albert
7 Keseharian
8 Keseharian 2
9 Timphan
10 katertarikan Rasa
11 Curhat
12 Diary Hati
13 Tersayat Hati
14 Kerinduan
15 Water Park
16 Pertemuan Kembali
17 Kekesalan Bintang
18 Makan Bakso
19 Tiada Kabar
20 Sakit
21 Final
22 Balap
23 Ketegasan
24 Manjat
25 Makan Rujak
26 Jatuh Dengan Gaya
27 Liburan Semester
28 Pasar Pagi
29 Gendong
30 Luka Hati
31 Jatuh Sakit
32 Menangislah
33 Tidak Betah
34 Drama Pagi
35 Bantingan
36 Terpana
37 Drama malam
38 Buat Ulah
39 Barengan
40 Pertemuan Tanpa Sengaja
41 Diary
42 Kata Pedas
43 Kumat Rindu
44 Caffe
45 Cafee 2
46 Kekanak kanakan
47 Tampan
48 Pasar Malam
49 Bakso
50 Ungkapan Kata Malam
51 Jatuh
52 Darah
53 Tidak Mau
54 Baper
55 Lemparan
56 Cemburu
57 Perdebatan
58 Rebutan Diary
59 Amukan
60 Nyiksa Diri
61 Dorong Kereta
62 Tidak Ingin Pisah
63 Perdebatan
64 Mantra
65 UAS
66 Pabrik
67 Tebing
68 Pengakuan
69 Ring Tinju
70 Mata Panda Adi
71 Hp Goreng
72 Jangan Tertawa
73 Pasangan
74 Hp Baru
75 Mabuk
76 Lari
77 Yang Mulia
78 Penurun Paksa
79 Logika Rasa
80 Bintang
81 Jurang
82 Evaluasi
83 Bisa
84 Sup Panas
85 Menjenguk
86 Akhir
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Lari Panjang
3
Musibah
4
Kegagalan
5
Awal Jumpa
6
Desakan Albert
7
Keseharian
8
Keseharian 2
9
Timphan
10
katertarikan Rasa
11
Curhat
12
Diary Hati
13
Tersayat Hati
14
Kerinduan
15
Water Park
16
Pertemuan Kembali
17
Kekesalan Bintang
18
Makan Bakso
19
Tiada Kabar
20
Sakit
21
Final
22
Balap
23
Ketegasan
24
Manjat
25
Makan Rujak
26
Jatuh Dengan Gaya
27
Liburan Semester
28
Pasar Pagi
29
Gendong
30
Luka Hati
31
Jatuh Sakit
32
Menangislah
33
Tidak Betah
34
Drama Pagi
35
Bantingan
36
Terpana
37
Drama malam
38
Buat Ulah
39
Barengan
40
Pertemuan Tanpa Sengaja
41
Diary
42
Kata Pedas
43
Kumat Rindu
44
Caffe
45
Cafee 2
46
Kekanak kanakan
47
Tampan
48
Pasar Malam
49
Bakso
50
Ungkapan Kata Malam
51
Jatuh
52
Darah
53
Tidak Mau
54
Baper
55
Lemparan
56
Cemburu
57
Perdebatan
58
Rebutan Diary
59
Amukan
60
Nyiksa Diri
61
Dorong Kereta
62
Tidak Ingin Pisah
63
Perdebatan
64
Mantra
65
UAS
66
Pabrik
67
Tebing
68
Pengakuan
69
Ring Tinju
70
Mata Panda Adi
71
Hp Goreng
72
Jangan Tertawa
73
Pasangan
74
Hp Baru
75
Mabuk
76
Lari
77
Yang Mulia
78
Penurun Paksa
79
Logika Rasa
80
Bintang
81
Jurang
82
Evaluasi
83
Bisa
84
Sup Panas
85
Menjenguk
86
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!