Lari Panjang

Calling on

"Assalamualaikum".

"Walaikumsalam nak".

"Mamak, Bapak, Alhamdulillah Risda lulus ditahap pertama bagian kesehatan. Tiga hari lagi penyeleksian tahap selanjutnya akan dilakukan di kampus A bagian spikotes".

"Alhamdulillah nak kamu lulus,

iya mak, pak Alhamdulillah".

"Risda tutup ya teleponnya mau tidur, capek kali".

"Iya nak".

"Asslamualaikum mak".

Calling Off

Azan shubuh berkumandang dengan merdu mendamaikan hati

Menyadarkan diri dari alam mimpi

Sholat dan membaca Al-Qur'an itu pasti.

Sepatu sudah dikaki, topi sudah menutupi kepala. Saatnya lari maxsimal 3,2 km / 12 menit harus bisa di gapai. Peregangan juga udah siap.

Saatnya lari asalkan tidak lari dari kenyataan ya hihihi.

Embun pagi masih terasa, udara begitu menyejukkan menembus pori pori kulit, kicauan burung saling bersautan bersiul berterbangan di udara, fajar mulai menampakan diri tanda matahari segera terbit dari arah timur.

Start

"Wish gelapnya, ngak apa-apalah yang penting sekarang latihan aja dulu".

Satu, dua, tiga hitungan peregangan otot dimulai dari kepala sampai ke ujung kaki.

Siap mulai.

Jam Arloji melingkar di tangan penunjuk waktu timer

huft "ayok Risda sedikit lagi, ini satu (1) menit putaran terakhir".

Tanpa sengaja mata memandang segerombolan anjing yang lagi nongkrong bersama sambil melihat diriku yang sedang melintas di depan mereka.

Alhamdulillah kamu selamat Risda tapi tidak lama kemudian

Oh tidak sepertinya ini lari akan panjang,

mati aku...... AAAAAAAA.

Aduh kaki tolong bertahanlah. Tetap strong dong kaki, kumohon.

Hampir dua puluh (20) menit tapi kenapa masih dikejar sih, capek sekali, kuat sekali kaki tu anjing ngak ada capek capeknya, kakiku malah aduh mulai keram lagi. Ngak ada orang lagi di sekitar sini. Mudah mudahan ada orang lewat yang mau nolongin. Aaamiiinnn....

Yesss Alhamdulillah itu ada orang satu.

"Baaanggg tolong saya, ada anjing gila kejar kejar saya".

"Abaaannngggg tooolloooonggg".

"Adeeek naik kesini dek, lompat dek".

"Iya bang".

Dalam sekali lompat, mendarat sempurna diatas punggung motor CBR 150.

Terimakasih bang, dengan napas naik turun sambil menetral kembali napas yang tidak beraturan berusaha menyelesaikan kalimat.

"Hah hah hah capek ya bang dikejar anjing hhhh tapi seru ya bang" Ucap Risda dengan napas yang ngos ngosan.

"Aneh di kejar anjing kok seru, kurang kerjaan kamu".

"Ngak kok bang, banyak juga kerjaan saya tapi yang tadi cuma tambahan saja hehehe".

"Ngapain kamu kok bisa sampai di kejar anjing", HAHAHAHAHAH tawa Rajifpun pecah tidak dapat ditahan lagi.

"Ish abang kenapa ketawa sih."

"Aku tu tadi lagi olahraga, lari 3,2 km harus bisa di gapai dalam waktu 12 menit. Banyak manfaatnya bang misalnya untuk kesehatan jantung, untuk pembentukan otot. Mantap loh bang punya badan sixpext".

Aduuhh, "kenapa di ketok sih kepala saya bang, sakit tahu".

"Sadar diri kamu itu cewek".

"Sadar kok bang, wish kerennya kalau punya badan sixpaxt, lengan bola, perut kotak. Aku mau".

Nama : Rajif Fandi Alfarid

Umur : 26 Tahun

Pekerjaan : Nahkoda

Rajif Fandi Alfarid seorang Nahkoda tampan, yang paham agama dengan segudang prestasi. Hari harinya ia habiskan di lautan bebas tanpa adanya yang menanti kepulangannya di darat. Rajif seorang anak yang tidak pernah merasakan kasih dan sayang dari orangtuanya.

"Nama kamu siapa dek ?".

"Nama saya Risda bang".

"Nama abang siapa?".

"Rajif".

"Abang bagaimana kalau kita makan dulu yuk, udah jadwal sarapan pagi ini, saya yang bayar bang, sebagai bentuk terimakasih saya ke abang karena tadi udah nolongin saya dari kejaran anjing".

"Boleh, dimana ?".

"Di warung dekat dekat sini aja ya bang".

"Ayok".

"Yakin kamu dek mau makan disini". Ucap Rajif ragu ragu karena tempatnya begitu sederhana yaitu di warung kecil di pinggir jalan.

"Kenapa emangnya, ada masalah bang".

"Ngak, cuma biasanya para cewek cewek ngak mau makan di warung pinggir jalan".

"Oh kalau saya di mana saja bisa, asalkan bersih".

"O" jawab Rajif sambil membulat mulutnya.

"Kenapa senyum senyum, ada yang lucu".

"Tidak ada".

Bang bubor ayam dua beh ngen ie teh panas dua (Bang bubur ayam dua ya dan teh panas dua)

nyan menteng dek hana tamah le yang laen (itu aja dek, ngak tambah yang lain lagi.

hana bang, nyan manteng ile (ngak bang, itu aja dulu).

"Dek".

"Iya bang, ada apa?".

"Lari jogging kenapa ngak ajak kawan, bahaya dek anak cewek sendirian".

"Malas bang ajak kawan mengganggu, lari 1 meter habis memori 1 GB untuk selfi. Lagian Risda disini sendiri ngak ada kawan, ngak ada keluarga".

"Masak sih".

"Masak apa bang, aduuh kenapa di ketok lagi sih kepala saya bang, kalau lecet gimana".

"Ngakpapa, nanti tinggal nikah sama abang aja".

"Belum satu jampun kenal udah ngajak nikah"

Pesanan sudah di depan mata, tidak ada lagi sepatah katapun yang terucap hanya dentingan sendok yang berbunyi saling beradu dengan mangkok yang berisikan bubur ayam.

Sesuap demi sesuap bubur masuk dalam mulut Risda, mata Rajif malu malu curi pandang pada Risda, seulas senyuman terbit dari bibir Rajif tanpa Risda sadari.

"Bang Risda udah siap ini, balek dulu ya".

"iya".

Risda bangun dari kursi dimana tempat para pelanggan duduk dengan nyaman untuk menyantapi bubur, Risda melangkahkan kakinya menuju di mana tempat kasir berada untuk membayar dua mangkok bubur yang di makan olehnya dan yang di makan oleh Rajin.

"Bang padum mandum (bang berapa semuanya) ?".

" Dua ploh lapan ribe dek (dua puluh delapan ribu dek)".

"Nyompat bang (ini bang )".

"Teurimenggeunaseh bang (terimakasih bang)".

"Jeut sama sama dek (iya sama sama dek)".

Fajar pagi mulai menyinari bumi, embun pagi mulai menghilang dengan hadirnya matahari, udara sejuk kini mulai berubah menjadi panas, kupandangi langit yang mulai cerah.

Di jalan raya berlalulalang sepeda motor dan mobil melintasi ke arah tujuannya masing masing.

Kaki ini berjalan menapaki bumi

pundak berat menahan beban kehidupan mengharap secercah harapan hadir menghendap dalam kehidupanku ini.

Risda melirik ke sisi kiri dan kanannya untuk mencari kendaraan untuk pulang balik ke kosannya berasa. Setelah menemukan Risda langsung memanggil RBT untuk ia tumpangi menuju kos.

RBT

"Uan dek (iya dek)".

"Neutulong intat long u Kaju (tolong antar saya ke Kaju)".

"Ek dek ( naik dek)".

"RBT ---> ojek sepeda motor".

Alhamdulillah untung hari ini ngak ada jadwal penyeleksian, kalau bisa habis aku terlambat.

"Katroh dek (udah sampai dek)".

"Padum bang (berapa bang) ?".

"Siploh ribe manteng (sepuluh ribu aja)".

"Makasih bang".

"Jeut sama sama dek (iya sama sama dek)".

Hati ini menangis tanpa suara yang terdengar,

bibir ini tersenyum dengan indah tanpa seorangpun tahu bagaimana keadaan hati ini.

Hati ini sedih pedih tak tertahan, bahkan air mata meleleh tanpa henti bagai air terjun yang jatuh dengan deras sampai titik yang terdalam.

Antara gelap atau terang, antara iya dan tidak, antara kegundahan bimbang dengan kenyataan atau karena takut menghadapi masa akan datang.

Mata jauh memandang ke depan,

bibir tersenyum mengetahui kenyataan,

hati berkata "kamu bisa Risda jangan takut ada Allah yang Maha Kuasa yang akan menolongmu".

"Serahkanlah setiap permasalahanmu pada-Nya".

"Ingat ada harapan yang dititipkan padamu dan ada tanggungjawab yang belum kamu penuhi".

BERSAMBUNG...

Episodes
1 Pengenalan Tokoh
2 Lari Panjang
3 Musibah
4 Kegagalan
5 Awal Jumpa
6 Desakan Albert
7 Keseharian
8 Keseharian 2
9 Timphan
10 katertarikan Rasa
11 Curhat
12 Diary Hati
13 Tersayat Hati
14 Kerinduan
15 Water Park
16 Pertemuan Kembali
17 Kekesalan Bintang
18 Makan Bakso
19 Tiada Kabar
20 Sakit
21 Final
22 Balap
23 Ketegasan
24 Manjat
25 Makan Rujak
26 Jatuh Dengan Gaya
27 Liburan Semester
28 Pasar Pagi
29 Gendong
30 Luka Hati
31 Jatuh Sakit
32 Menangislah
33 Tidak Betah
34 Drama Pagi
35 Bantingan
36 Terpana
37 Drama malam
38 Buat Ulah
39 Barengan
40 Pertemuan Tanpa Sengaja
41 Diary
42 Kata Pedas
43 Kumat Rindu
44 Caffe
45 Cafee 2
46 Kekanak kanakan
47 Tampan
48 Pasar Malam
49 Bakso
50 Ungkapan Kata Malam
51 Jatuh
52 Darah
53 Tidak Mau
54 Baper
55 Lemparan
56 Cemburu
57 Perdebatan
58 Rebutan Diary
59 Amukan
60 Nyiksa Diri
61 Dorong Kereta
62 Tidak Ingin Pisah
63 Perdebatan
64 Mantra
65 UAS
66 Pabrik
67 Tebing
68 Pengakuan
69 Ring Tinju
70 Mata Panda Adi
71 Hp Goreng
72 Jangan Tertawa
73 Pasangan
74 Hp Baru
75 Mabuk
76 Lari
77 Yang Mulia
78 Penurun Paksa
79 Logika Rasa
80 Bintang
81 Jurang
82 Evaluasi
83 Bisa
84 Sup Panas
85 Menjenguk
86 Akhir
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Pengenalan Tokoh
2
Lari Panjang
3
Musibah
4
Kegagalan
5
Awal Jumpa
6
Desakan Albert
7
Keseharian
8
Keseharian 2
9
Timphan
10
katertarikan Rasa
11
Curhat
12
Diary Hati
13
Tersayat Hati
14
Kerinduan
15
Water Park
16
Pertemuan Kembali
17
Kekesalan Bintang
18
Makan Bakso
19
Tiada Kabar
20
Sakit
21
Final
22
Balap
23
Ketegasan
24
Manjat
25
Makan Rujak
26
Jatuh Dengan Gaya
27
Liburan Semester
28
Pasar Pagi
29
Gendong
30
Luka Hati
31
Jatuh Sakit
32
Menangislah
33
Tidak Betah
34
Drama Pagi
35
Bantingan
36
Terpana
37
Drama malam
38
Buat Ulah
39
Barengan
40
Pertemuan Tanpa Sengaja
41
Diary
42
Kata Pedas
43
Kumat Rindu
44
Caffe
45
Cafee 2
46
Kekanak kanakan
47
Tampan
48
Pasar Malam
49
Bakso
50
Ungkapan Kata Malam
51
Jatuh
52
Darah
53
Tidak Mau
54
Baper
55
Lemparan
56
Cemburu
57
Perdebatan
58
Rebutan Diary
59
Amukan
60
Nyiksa Diri
61
Dorong Kereta
62
Tidak Ingin Pisah
63
Perdebatan
64
Mantra
65
UAS
66
Pabrik
67
Tebing
68
Pengakuan
69
Ring Tinju
70
Mata Panda Adi
71
Hp Goreng
72
Jangan Tertawa
73
Pasangan
74
Hp Baru
75
Mabuk
76
Lari
77
Yang Mulia
78
Penurun Paksa
79
Logika Rasa
80
Bintang
81
Jurang
82
Evaluasi
83
Bisa
84
Sup Panas
85
Menjenguk
86
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!