Toko kue Matahari

Setiap pagi Ibrahim juga Adam selalu menyempatkan sarapan dengan Oma Riri juga Divya. Setelahnya baru mereka melangsungkan kegiatan masing-masing berangkat kekantor lebih tepatnya.

"Ibra Oma mau minta tolong padamu" ucap Oma Riri dengan suara khas wanita seusianya.

"apapun Oma" jawab Ibra singkat sambil terus memasukan makanan kemulutnya. Adam pun ikut menyimak pembicaraan Oma dan Kakaknya.

"Oma ingin kamu memberi kelonggaran waktu untuk toko kue Matahari, biar dia tetap disana jangan suruh orang untuk mengancamnya, dan biarlah dia mencicil, dia hanya sedang berusaha membangun bisnisnya" jelas Oma Riri pada cucunya.

"abang Toko kue Matahari yang semalem ikut kena serangan bukan?" tanya Adam mendengar permintaan Omanya.

"serangan apa maksud kalian? Adam jelaskan!" Oma Riri terdengar khawatir.

"Oma tenang saja, hanya masalah kecil Abang sudah bereskan" jawab Adam santai.

"Ibra!" seru Oma Riri yang melihat cucunya masih santai melahap sarapannya.

"ada penyerangan Oma, bukankah sudah biasa? sayangnya entah apa yang dilakukan gadis itu, hampir tengah malam dia masih didalam tokonya, juga hanya menutup rollingdoornya separo saja, aku menemuinya sebelum para penyerang itu datang kesana, dan pintunya pecah karna tembakan, aku sudah menyuruh Dominic mengurusnya, pasti pintu kaca itu sudah kembali mengkilat pagi ini." jelas Ibra panjang lebar, dan hanya dengan keluarganya saja ia akan banyak omong seperti ini.

"Oma jangan khawatir, Oma akan tetap bisa menyantap kue-kue kesukaan oma" tutur Adam kemudian.

"Oma harap kalian bisa tingkatkan penjagaan, musuh kembali lagi setelah tau Galaxy kembali bangkit" ujar Oma Riri memberi peringatan pada dua cucunya.

Setelah menghabiskan sarapan mereka Oma pergi mengantar Divya kesekolahnya, Ibra juga Adam menuju mobil masing-masing untuk menuju kantornya. Sebelum masuk kearea kantor Ibra terlebih dulu melewati toko kue Matahari, memastikan pekerjaan anak buahnya beres.

...

Waktu begitu cepat banyak pekerjaan hingga siang tiba. Kini Ibra yang sedang berada diruangan Adam merasakan ponselnya bergetar.

"iya Oma" jawabnya sopa.

"baik Oma 15menit lagi Ibra akan kesana" kemudian Ibra menutup telponnya dan memasukan kembali ke kantung jasnya.

"Adam aku mau jemput oma sebentar, tolong selesaikan ini dulu ya, dan tentang laporan Louis kau pelajari dulu, kita bahas nanti setelah makan siang" pamit Ibra pada adiknya yang juga wakil dirut dikantornya.

"Abang jemput oma dimana? mau makan siang sekalian?" tanya Adam sebelum Ibra keluar dari kantornya.

"hanya ke toko kue Matahari, kalo kamu mau makan diluar tak apa" sahut Ibra kemudian berlalu meninggalkan ruangan Adam.

...

"Belen kau terlihat kurang tidur" tanya Oma Riri yang duduk disebuah kursi rotan yang tersedia diujung ruangan toko kue Belen.

"ah hanya kelelahan Oma, semalam Belen membuat beberapa kue yang harus diantar pagi tadi, ya mungkin itu saja sedikit lelah" jawab Belen dengan memangku Divya di pangkuannya.

Gadis kecil dengan jepit warna-warni dikepalanya itu terlihat menikmati cupcake coklat ditangannya.

tring!

Bel pada belakang pintu kaca toko berbunyi. Seorang lelaki bertubuh tegap dengan setelan jas rapi dengan kacamata hitam memasuki toko kue tersebut.

"Dady!" teriak Divya yang mengetahui siapa yang datang.

deg!

apa Divya bilang Dady? pria itu ayahnya? sudah setahun mengenal mereka aku baru mengetahui orangtua Divya.

"Hai anak manis" ucap Ibra membelai rambut Divya yang masih dipangkuan Belen.

"Ibra kenalkan dia Belen pemilik toko kue Matahari" ucap Oma Riri memperkenalkan Belen.

"em selamat siang tuan, saya Belen" ucap Belen terbata dengan menjulurkan tangannya dengan posisi menggendong Divya.

"Ibrahim" jawab singkat Ibra yang sudah tau jelas siapa wanita ini.

"Divya ayo ikut Dady" pinta Ibra Divya yang kembali dipangku oleh Belen dan Ibra duduk disebelah Oma Riri.

"No, Yaya mau sama tante Belen Dady" ucap gadis manis yang terus menikmati cupcake nya.

"tak masalah tuan, biar Divya tetap duduk disini" ucap Belen ramah.

"kenapa memanggilnya tuan, panggil saja Abang" ucap Oma Riri tanpa persetujuan Ibra.

Ibra yang kaget hanya menoleh ke arah Omanya yang sedang tersenyum melihat Belen sedang membersihkan sisa cupcake diwajah Divya.

"ayo oma ini sudah jam makan siang, apa kita akan makan diluar?" tanya Ibra memecah senyum diwajah Omanya.

"iya Divya juga lapar sedari tadi. Ehm Belen kita makan siang bersama ya?" tawar Oma Riri pada Belen yang tersentak mendengar tawaran Oma Riri padanya.

"jangan menolak Belen" imbuh Oma Riri yang tak mendapat jawaban dari Belen.

"Asyik tante Belen mau makan sama Yaya!" Seru bocah dipangkuan Belen.

"Ba Baiklah Oma" ucap Belen pasrah dan sudah tarik tangannya menuju mobil Ibra.

"Yaya mau duduk sebelah Dady!" Divya sudah berlari menuju pintu depan kiri.

"Divya duduk dengan Oma ya, tante duduk belakang saja" ujar Belen pada Divya.

"Oma sedikit capek, Oma mau dibelakang, Belen mau kan temani Divya didepan, jika sendiri akan berbahaya" sambung Oma Riri yang sudah membuka pintu belakang.

Belen yang ragu dan bimbang dengan sungkan duduk di kiri kemudi. Memangku Divya yang terus berceloteh ini itu tentang apa yang dia lihat disepanjang jalan.

Berselang 15menit mobil yang mereka tumpangi terpakir disebuah restoran sebuah hotel. Mereka pun turun dan disambut kepala pelayan disana.

"siang Tuan Ibra, Nyonya Besar, silahkan" sapa ramah kepala pelayan yang menghampiri pemilik tempat tersebut.

Merekapun dibawa menuju ruang VIP restoran. Setelah memilih beberapa menu makanan pelayan tersebut meninggalkan ruangan khusus itu.

"Oma Yaya jadi kaya temen-temen Yaya" kini Divya kembali berceloteh.

"memang teman-teman Divya kenapa?" tanya Ibra yang berada disamping gadis mungil itu.

"Mereka sering makan ditemani Dady sama Mamy nya, sekarang Yaya makan sama Dady sama tante Belen jadi kaya Mamy Yaya" Gadis dengan sragam TK itu tertawa senang.

Lain halnya dengan Ibra dan Belen yang membulatkan mata mendengar itu dan membuat suasana menjadi kaku. Justru malah Oma Riri tersenyum mendengar perkataan polos cicitnya.

"Divya senang? Lain kali kita ajak tante Belen makan bersama lagi ya?" imbuh Oma Riri.

"Horee!" seru bocah kecil itu dengan tepuk tangan.

Sesat kemudian makanan yang dipesan tersaji diatas meja makan. Dengan canggung Belen menyantap makanannya, dan disaat yang bersamaan Divya minta ingin disuapinya, tanpa menolak Belen dengan telaten menyuapi Divya yang terlihat gembira itu.

"Divya sini sama Dady kasian tante Belen belum makan" Rayu Ibra pada Divya.

Dengan sedikit cemberut Divya menuruti kata Dady nya.

"Tidak apa tuan Ibra biar.."

"kenapa masih memanggilnya tuan Belen" potong Oma Riri.

"ehm maaf Oma, maksud Belen biar Divya saya suapi tak apa, Belen belum terlalu lapar" jawab Belen sungkan.

Makan siangpun berlangsung kiranya setengah jam dan dengan obrolan ringan mengisi ruangan luas itu.

"Ibra, Divya sepertinya mengantuk, oma pulang dengan sopir ya, Belen kamu ikut Ibra ya biar dia mengantarmu" tanpa menunggu jawaban dua orang yang sedang duduk itu Oma Riri meninggalkan ruang makan VIP itu begitu saja.

"ehm tuan tak perlu mengantar, saya bisa pake taxi online" ucap Belen sungkan.

"kamu memang keras kepala ya, Oma sudah bilang jangan panggil tuan, dan Oma juga sudah memerintahkanku mengantarmu" ucap Ibra berlalu menuju pintu keluar.

Apa ini, tadi dia berkata sangat lembut kenapa sekrang jadi jutek.

"ayo tunggu apa lagi, kenapa masih diam disana" sambungnya yang melihat Belen belum juga beranjak.

Episodes
1 Ibrahim Ankawijaya
2 Brownies coklat kesukaan Oma
3 Alexavier Archie
4 Toko kue Matahari
5 Bau Parfumenya Mirip
6 Tiga Lawan Satu
7 Kembalinya Musuh Lama
8 Kue Ultah Untuk Divya
9 Kita Sepakat
10 Pertemuan Tak Terduga
11 Pesanan Oma
12 Panggil Mamy
13 Mamy Dady
14 Penyerangan Terjadi Lagi
15 Anthony adalah Andreas
16 Arsyanendra
17 Memulai Pertempuran
18 Terlanjur Basah
19 Anggota Baru Galaxy
20 Menikah
21 Hari Pernikahan
22 Terbongkarnya identitas Alexavier
23 Kemana Belen
24 Memupuk Rasa
25 Menunggu Perintah
26 Murka Alexavier
27 Perhatian Dady
28 Teman Lama
29 Keluarga Bahagia
30 Niat Casandra
31 Pergi Berdua
32 comeback!
33 Dinas ke Luar Kota
34 Rekan Lama
35 Karyawan Baru Toko Matahari
36 Job Baru Galaxi
37 Apa Yang Kau Lakukan!
38 Kemarahan Ibra
39 Maaf
40 Maaf(2)
41 Makan Siang Special
42 Perhatian Adam
43 Datangnya Client
44 Kecelakaan
45 Sop Daging
46 Lebih Berarti
47 Siapa yang Bermain
48 Outing Class
49 Devian Armano Noland
50 Transaksi
51 Kencan Mendadak
52 Menunggu Waktu
53 Berhati-hati
54 Hancur
55 Melarang Bertemu
56 Merasa Iri
57 Seperti Musim Semi
58 Pulang ke Rumah
59 Satu Kali Peperangan
60 Kehamilan
61 Amanda Menentang
62 Posesif
63 Bertemu Titan
64 Penyerangan Belen
65 Penyerangan Adam
66 Pengakuan Amanda
67 Pengakuan Amanda 2
68 Maafkan Aku
69 Pelabuhan diserang
70 Kekhawatir
71 Wanita Keras Kepala
72 Ajak Pulang
73 Tamu Sepesial
74 Keputusan
75 Masa Kecil Amanda
76 Sampai Kapan
77 Ancaman
78 Sekali ini Menolak
79 Entah Siapa
80 Aku Janji
81 Tertembak
82 Adam pulang
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Ibrahim Ankawijaya
2
Brownies coklat kesukaan Oma
3
Alexavier Archie
4
Toko kue Matahari
5
Bau Parfumenya Mirip
6
Tiga Lawan Satu
7
Kembalinya Musuh Lama
8
Kue Ultah Untuk Divya
9
Kita Sepakat
10
Pertemuan Tak Terduga
11
Pesanan Oma
12
Panggil Mamy
13
Mamy Dady
14
Penyerangan Terjadi Lagi
15
Anthony adalah Andreas
16
Arsyanendra
17
Memulai Pertempuran
18
Terlanjur Basah
19
Anggota Baru Galaxy
20
Menikah
21
Hari Pernikahan
22
Terbongkarnya identitas Alexavier
23
Kemana Belen
24
Memupuk Rasa
25
Menunggu Perintah
26
Murka Alexavier
27
Perhatian Dady
28
Teman Lama
29
Keluarga Bahagia
30
Niat Casandra
31
Pergi Berdua
32
comeback!
33
Dinas ke Luar Kota
34
Rekan Lama
35
Karyawan Baru Toko Matahari
36
Job Baru Galaxi
37
Apa Yang Kau Lakukan!
38
Kemarahan Ibra
39
Maaf
40
Maaf(2)
41
Makan Siang Special
42
Perhatian Adam
43
Datangnya Client
44
Kecelakaan
45
Sop Daging
46
Lebih Berarti
47
Siapa yang Bermain
48
Outing Class
49
Devian Armano Noland
50
Transaksi
51
Kencan Mendadak
52
Menunggu Waktu
53
Berhati-hati
54
Hancur
55
Melarang Bertemu
56
Merasa Iri
57
Seperti Musim Semi
58
Pulang ke Rumah
59
Satu Kali Peperangan
60
Kehamilan
61
Amanda Menentang
62
Posesif
63
Bertemu Titan
64
Penyerangan Belen
65
Penyerangan Adam
66
Pengakuan Amanda
67
Pengakuan Amanda 2
68
Maafkan Aku
69
Pelabuhan diserang
70
Kekhawatir
71
Wanita Keras Kepala
72
Ajak Pulang
73
Tamu Sepesial
74
Keputusan
75
Masa Kecil Amanda
76
Sampai Kapan
77
Ancaman
78
Sekali ini Menolak
79
Entah Siapa
80
Aku Janji
81
Tertembak
82
Adam pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!