" Tyara cepat pakai-pakain yang bagus keluarganya tuan. Toni akan kesini berdandan lah yang rapi" Ucap Ridwan kepada Tyara
" Baik yah"
" Segarahlah turun kebawah perlihatkan senyuman semanis mungkin" Menutup pintu kamar Tyara dengan kencang
" Huh, membuang nafas kasar,"
" Baikalah Tyara, ini semua sudah takdir hidupmu" Berbicara kepada dirinya sendiri sambil melihat pantulan dirinya di depan cermi,.
Setelah hampir lima belas menit bersiap akhirnya Tyara pun turun untuk menemui Ayahnya saatt sedang berjalan untuk turun dari tangga tidak sengaja mata Tyara tertuju kepada seorang lakilaki yang sedang menatapnya dengan datar seperkian detik mereka bertatap muka Tyara langsung memutuskan tatapannya dan kembali fokus untuk menghampiri keluarga calon suaminya.
" Maaff sudah menunggu lama" Ujar Tyara duduk dibangku samping ayahnya sedangkan Alfin ia duduk persis di depan Tyara.
" Tidak apa Tya kami juga baru saja datang" Ujar Toni seraya tersenyum lebar dan Tyara hanya membalas nya dengan kembali tersenyum..
" Jadi pak Ridwan, kedatangan kami kesinih untuk membicarakan tentang hari pernikahan Tyara dan anak saya Alfin" Ujar Marissa yang langsung to the point.
" Bukanya kita sudah membicarakannya" Ujar Ridwan.
" Yah, tapi kita ingin mempercepat pernikahannya" Ujar Toni.
" Anda dan Tyara tidak keberatan bukan" tambahnya lagi.
" Kita sama sekali tidak keberatan benar kan Tyara" Ujar Ridwan sambil meremas kencang tangan Tyara.
" I---Iyha" Ucap Tyara mehanan sakit ditangannya.
" Memangnya kapan pernikahannya dilangsungkan?" Ujar Ridwan.
" Tiga hari lagi setelah itu Tyara akan ikut dengan Alfin untuk tinggal di Apartemennya" Ucap Marisa yang sudah mulai tidak betah.
" Tidak kecepatan bukan pak Ridwan" Ujar Toni menimpali.
" Sama sekali tidak" Menjawab sambil tersenyum ramah.
" Apakah kalian berdua hanya akan berdiam diri tanpa mau berkenalan" Celutuk Toni sontak saja Tyara langsung menundukkan kepalanya.
" Yah, Alfin permisi ingin mengajak Tyara keluar ayo Tyara" Ajak Alfin yang sudah berjalan duluan keluar rumah dan langsung diikuti oleh Tyara.
" Kita mau kemana ka?" Tanya Tyara yang masih menunduk
" Kita duduk saja disanah" Menunjuk kursi panjang yang ada disamping rumah Tyara mereka pun berjalan kearah bangku tersebut tapi sebelum Tyara mendudukan bokongnya Ke kursi Alfin sudah lebih dulu mencekal tangannya.
' Awwwhhh' Ringis Tyara yang kesakitan dengan cekalan tangan Alfin
" Siapa yang menyuruhmu duduk disini" Membuang kasar tangan Tyara dan langsung mengelapnya ke bajunya bagaikan habis memegang kotoran sedangkan Tyara mencoba menahan air matanya agar tidak jatuh.
" Berdiri saja disituh kau tidak boleh duduk disampingku mengerti"
" Me---mengerti ka" Menganggukan kepalanya
" Kau jangan besar kepala, aku menikahimu hanya karna terpaksa" Memandang tajam kearah Tyara
" Dan nanti setelah kita menikah kau tidak boleh mencampuri semua urusan ku" dan Tyara hanya menganggukan kepalanya sampai buliran airmatanya berjatuhan yang segara ia hapus dengan kasar.
" Dan jangan meminta apapun kepadaku"
" Ingat kau menikah denganku hanya karna ayahmu mempunyai hutang oleh keluargaku jadi bersikaplah sewajarnya" Lagilagi Tyara hanya mengangguk paham.
"Budak!" sambung nya
Bagai tertusuk ribuan pisau, Perkataan Alfin membuatnya tidak sanggup lagi untuk menahan airmatanya.
" Tolong jangan merendahkan harga diriku ka" Ucap Tyara menatap manik milik Alfin dengan matanya berkaca-kaca, bukannya merasa bersalah Alfin malah tertawa lebar mendengar ucapan Tyara.
" Cih, ingat kau adalah budak dikeluargaku jadi terima saja" Bangkit berdiri meninggalkan Tyara yang masih terlihat menangis terisak.
Alfin tidak tega juga diri nya kembali menghampiri Tyara berdiri dekat perempuan itu.
"Hapus air mata mu, dan ayo kembali"
" Salam hangat dari Aku"❤.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Ijo Lumut
sedih bnget cerita nya
2023-03-09
0
Dira Nadira
wahhh Alfin awas kena karma bucin baru tau
2022-01-08
1
Elyna Wulan
alfin Akan tunduk dgn cinta nantinya 😀😀😀
2021-08-05
1