Pesta pernikahan yang sangat meriah tapi tertutup kini telah selesai, tepat tengah malam semua para tamu undangan sudah kembali kekediaman mereka, ketempat seharusnya. mereka beristirahat dan melepaskan penat mereka masingmasing, begitu pula dengan Tyara Quen Nesya..
Ia berjalan menuju kamar hottel yang menjadi tempat nya sekarang tinggal bersama Alfin, saatt sampai didalam kamar hottel tersebut matanya nampak berbinar binar menelusuri setiap sudut dari kamar hottel tersebut...
Tyara pun melangkah kan kakinya untuk berjalan menuju soffa yang ada diruang tengah menduduki bokongnya dengan nyaman, melepaskan sepatu Heels setinggi 7cm. itu dari kakinya terlihat kulit putih dan mulusnya Tyara sedikit lecet, karna jujur saja ia tidak pernah memakai sepatu Heells setinggi itu dengan jangka waktu yang lama.
setelah melepaskan sepatu Heels tersebut dirinya nampak melamun memikirkan pernikahannya dengan Alfin, memikirkan kenapa Ibunya tidak datang dihari pernikahannya? menanyakan kepadanya Ayahnya sudah Tyara lakukan dan hanya dibalas dengan kata "Jangan banyak berbicara, dia datang atau tidak pernikahmu tetap akan berjalan dengan lancar" hingga lamunannya buyar saat pintu hottel terbuka oleh Alfin sontak saja Tyara langsung menundukan wajahnya.
"Berani sekali kau duduk disoffa mahalku" hardik Alfin dengan suara yang keras berjalan kearah Tyara, lantas saja Tyara langsung bangkit berdiri dari duduknya.
"Ma...maaff ka" ucap Tyara takut.
"Apakau bilang kakak, seharusnya kau itu memanggilku dengan sebutan tuan" mencengkeram kuat pergelangan tangan Tyara yang mana membuat Tyara kesakitan.
"Sa...sakit tu..tuan" ujar Tyara berdesis.
"Pergilah ke kamarmu ganti baju mu!" ucap Alfin menghempaskan kasar tangan Tyara, hingga membuat tubuh wanita itu hampir terjatuh.
"Dasar wanita lemah!" terus nya. Tyara menatap wajah Alfin.
Perasaan aneh tiba-tiba muncul di dada Alfin saat Tyara menatap dalam matanya. Yang langsung segera ia tepis jauh-jauh.
"Cihhh, berani beraninya kau menatapku" ucap Alfin kembali mencengkeram pergelangan tangan Tyara.
"A...ampun tuan sa...sakit" ringis Tyara sambil menunduk tapi tidak dihiraukan oleh Alfin.
Dan saat melihat Tyara lagi-lagi mengeluarkan air mata Alfin langsung melepaskan cekalan tangan nya.
"Dan satu lagi jangan pernah menyentuh barang-barangku apalagi sampai kau berani masuk kedalam kamar ku, apa Kau mengerti!?"
"Mengerti" ucap Tyara dengan suara yang serak.
"Sekarang pergi kekamarmu" melepaskan cengkraman tangannya pada pergelangan tangan Tyara.
"Dimana kamar saya tuan" ucap Tyara yang masih menunduk
"Kamarmu ada disana" menunjuk kerah pintu berwarna putih dekat dapur
"Saya permisi tuan" berjalan menuju kamarnya sambil menenteng sepatu Heells nya saatt membuka pintu kamarnya terlihat hanya ada satu buah tempat tidur kecil, kipas angin, lemari baju, dan kamar mandi
Tyara berjalan menuju kedepan cermin panjang yang ada di lemari pakaian tersebut menaruh sepatu Heells nya disamping ranjang dan membuka resleting gaunnya hingga merosot sampai bawah. ia hanya memakai celana dalam saja, gaun yang membuat tubuhnya merasa sesak sudah ia lepaskan. mata nya terlihat berkaca kaca memikirkan kata-kata Alfin yang terngiang ngian di dalam otak dan pikirannya bagaimana laki-laki itu memperlakukannya dan bersikap kasar kepadanya, tapi ia harus kuat semua yang ia lakukan hanya untuk ibu nya.
"Kau perempuan yang kuat Tyara, kau hanya perlu mengikuti alur ceritanya karna tuhan telah menyiapkan sesuatu yang spesial untuk mu" ucap Tyara kepada dirinya sendiri sambil mengusap air matanya dan tersenyum lebar kearah cermin...
Salam hangat dari aku❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Erni Kusumawati
udh nangis aja di bab ini.. gmn lagi bab selanjutnya ya😭😭😭
2023-08-13
1
Susi Andriani
piye to
2022-04-02
1
Lis Bajau
ntar jga bucin tu arifin
2021-08-17
2