Di dalam ruangan yang sempit, gelap, dan pengab terlihat seorang wanita paruh baya yang berumur empat puluh lima tahun sedang menahan rasa haus, dan lapar...
' Ceklek' suara pintu yang dibuka
" Ibu" panggil Tyara seraya berjalan kearah ibunya untuk memberikan makanan dan tak lupa juga dengan minumnya..
" Tyara" Ucap Rika dengan suara tercekat
" Ibu makan dulu yah" Menyerahkan sepiring nasi dengan lauknya yang langsung diterima oleh Rika, Rika pun lantas memakannya seperti orang kesetanan setelah menghabiskan makanan ia pun langsung meminum air hingga tersisa hanya gelasnya saja.
" Ayah tidak berbuat apapun kepadamu kan Tya" Memandang mata Tyara yang sembab
" Tidak, bu" Tersenyum menyakinkan
" Lalu kenapa matamu sembab" Memegang pipi anaknya
" Tya, tidak menangis karna disiksa oleh ayah Koq bu"
" Lalu"
" Tya menangis karna sebentar lagi Tya akan menikah dengan seorang lakilaki yang sangat Tya cintai bu" Dengan wajah yang dibuat seceria mungkin
" Kau mau menikah Tya"
" Iyah bu"
" Dengan siapa"
" Pria bernama Alfin Sanjaya bu" memandang Tyara dengan tatapan sedih Tyara yang melihat ibunya bersedih pun langsung memeluknya.
" Ibu jangan sedih, Alfin pria yang baik bu" Mengelus punggung belakang ibunya
" Tapi kenapa perasaan ibu mengatakan lain"
" Kau benar dia pria yang baik Tya" Memandang dalam manik coklat milik Tyara
" Yah, kalau dia bukan pria baik lalu untuk apa dia mau menikahinku"
" Bolehkah ibu datang ke acara pernikahanmu"
" Tentu, kau adalah ibuku kau berhak datang dihari bahagiaku" tersenyum manis
" Maaffkan Tyara yang sudah berbohong Bu, ini semua demi kebaikan ibu dan aku" batin Tyara dalam hati
" Sebaiknya kau kembali Tyara ibu tidak mau jika nanti ayahmu menyiksamu jika berlamalama disinih" Mencium kedua pipi anaknya
" Tapi Tya masih ingin bersama ibu"
" Tya akan ada saattnya kita menghabiskan waktu bersama" Mengelus kepala Tya dengan penuh cinta
" Baiklah bu besok Tya akan datang kesinih lagi" Memeluk lama ibunya sebelum pergi dari ruangan pengab itu.
******
Bandara Soekarno Hatta..
" Alfin anak Momy" Ujar Marisa berjalan menghampiri anaknya dan memeluknya
" Mom, jangan seperti ini aku malu" Ujar Alfin melepaskan pelukan momynya
" Kau ini" Cemberut kesal
" Kemana papah" tanya Alfin yang celingak celinguk mencari keberadaan Toni
" Papah tidak ikut"
" Memangnya Kenapa"
" Papah sedang mengurus pernikahanmu yang tinggal satu minggu lagi"
" Secepat itu, aku belum siap mom"
" Aku masih ingin bersenang senang Mom"
" Setelah menikah kau juga tetap bisa bersenang senang sayang"
" Apa benar mom?"
" Tentu saja, lagipula kau menikahi nya hanya karna terpaksa bukan? anggap saja dia hanya budak kita"
" Yah, aku juga tidak yakin kalau dia masih perawan" Berjalan masuk h pahanya kebanyak pria"
" Lagian kenapa si papah harus menikahkan aku dengan wanita itu"
" Mamah juga tidak setuju"
" Liat saja akan aku buat dia menderita"
" Mamah mendukungmu sayang"
" Aku penasaran bagaimana rupanya"
" Yang pasti dia tidak pantas berada disampingmu"
" Ingat pesan mama setelah nanti kau menikah dengannya jangan pernah menyentuh atau berbicara kepadanya kau mengerti"
" Memangnya kenapa aku mau mencoba bermain main dengannya" Tersenyum miring
" Sehebat apa dia jika bermain diatas ranjang"
" Alfin, kau jangan gila" Ucap Marisa dengan suara yang keras
" Aku hanya bercanda mom"
" Dan satu lagi kau jangan pernah tidur satu kamar dengannya kau mengerti bukan"
" Tentu"
Like, Coment, Bintang lima, dan Votte terimakasih!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Erni Kusumawati
masih menyimak
2023-08-13
0
Riska Margaret
baru awal2 baca udah nangis ajah aku😭 sedih bangat ceritanya
2021-08-27
1
membaca tuk ke 2xnya...
2021-08-24
1