Mengapa kamu tidak memanggilnya Teo saja Nadt?
Tidak, tidak, aku tidak mau, karena temanku dulu juga bernama Teo tetapi dia sangat jahat kepadaku dan selalu mengejekku.
Karena tubuhku yang begitu berisi (gemuk) mereka pasti selalu mengejekku, bahkan mereka juga mengambil barang-barang milikku.
Aku memang sering di ganggu oleh anak-anak di sekolah dan bisa dibilang aku langganan di ganggu para murid jahil. Tetapi Kyeri selalu membantu aku dan membela aku.
Saat Kyeri tidak masuk sekolah karena izin pergi kerumah sang nenek, aku di ganggu oleh Teo lagi dan teman-temannya.
Mereka mengambil buku-buku cerita yang baru saja aku beli dari warung depan sekolah dan menghancurkannya, aku ingin melawan mereka, tetapi mereka sangat banyak.
Aku sangat kesal saat itu, rasanya aku ingin pindah dari sekolah ini tapi apalah daya keluarga ku hidup dengan kesederhanaan.
"Aku membencimu Teo! aku akan mengadukan ini kepada bu guru nanti!" ucapku kemudian berlari keluar sekolah.
Aku hanya bisa menangis sepanjang jalan dan aku tidak mengikuti pelajaran. Padahal buku-buku dan tas aku masih ada di dalam kelas.
Saat kelas hampir di mulai, teman-teman lain hanya menaruh barang-barang yang berserakan di lantai ke atas meja ku.
Guru pun heran, tas dan bukunya ada di meja sedangkan orangnya tidak ada di tempat. Bahkan teman-teman sekelas tidak ada yang membelaku sama sekali, mereka hanya diam seperti tidak tau apa-apa.
Sampai jam pelajaran selesai pun, aku tidak ada disana. Mengambil barang-barang yang tertinggal di sekolah pun tidak.
Ibu guru akhirnya memutuskan untuk datang kerumah ku sembari membawakan tas dan juga buku-buku milik ku yang tertinggal di sekolah.
Ibu ku sangat khawatir dan sedikit panik dengan keberadaanku. Saat bu guru datang ke rumahku, Kyeri melihat dan bertanya kepada dirinya sendiri, "Mengapa bu guru ada dirumah Nadta?"
Tanpa fikir panjang Kyeri datang kerumahku dan berkata, "Eh ada Ibu guru disini," Kyeri menyapa Ibu guru lalu Kyeri bertanya lagi, "Ibunya Nadta, Nadta ada?"
Ibu aku hanya bisa menggelengkan kepala saja dengan raut wajah panik pun terlihat jelas dan ibu ku meminta tolong ke Kyeri untuk mencari tahu dimana keberadaanku sekarang.
"Iya bu, aku tau kok Nadta ada dimana. Tenang saja Nadta aman bersamaku," ucap Kyeri dengan wajah percaya diri.
"Antarkan dia pulang ya Kyeri," pinta ibu.
Kyeri pun menganggukan kepalanya dan bergegas pergi kerumahnya terlebih dahulu untuk mengambil sesuatu.
Seperti Kyeri mengambil paper bag berwarna biru muda dan berlari lagi menuju tanah lapang tempat rumah pohon berada.
"Hiks... hiks... jahat," ucapku menyeka air mata dengan kasar.
Tidak lama kemudian Kyeri datang dan berteriak dari bawah, "NADTA? KAMU DI SANA KAN?" tetapi aku tidak menjawab.
Kyeri pun naik ke rumah pohon sembari berkata, "Hey Nadta bu guru tadi ke rumah kamu tau, tapi..." perkatananya terpotong kala Kyeri melihat aku menangis.
"Kamu pasti di ganggu lagi ya sama Teo dan teman-temannya?! ih dasar Teo itu liat saja nanti akan aku balas perbuatannya!" Geram Kyeri kesal.
"Sudah sudah tidak usah menangis lagi ya, aku sekarang ada disini. Aku janji, aku akan melindungimu selamanya bahkan sampai kita besar pun aku akan tetap melindungimu," ucap Kyeri sembari menghapus air mata ku.
Ucapan Kyeri kala itu ku dengar dan ku ingat sampai saat ini. Dengan begitu percaya dirinya dia mengucap seperti itu. "Aku harap kamu menepati janjimu Kyeri," ucapku ke Kyeri.
Kyeri menganggukan kepalanya dan ia memintaku untuk menutup mata, "Nadt tolong tutup matamu sebentar ya," ucap Kyeri dan aku pun hanya bisa menuruti perkataannya.
Entah apa yang Kyeri lakukan karena hanya terdengar suara kertas di sobek, plastik di buka dan juga suara kertas dilipat.
Cukup lama aku menutup mata sampai akhirnya Kyeri memintaku untuk membuka mata dalam hitungan ke tiga. "Nadta buka matamu dalam hitungan ke tiga ya, satu, dua, tiga," ucap Kyeri begitu semangat.
"Tadaaa,"
Kyeri menunjukan kertas origami berwarna merah seperti pesawat kertas yang dibentuk seperti hati. Dia pun membuat 2 buah pesawat kertas yang sama.
"Ini satu untukmu dan satu lagi untuk ku," Kyeri memberikan pesawat kertas yang sudah ia buat ini.
"Wah, bagus terimakasih Kyeri," ucapku sembari tersenyum manis.
"Nah, kalau kamu tersenyum kan lebih bagus, lebih cantik terlihatnya."
Ucapan Kyeri membuatku malu, tetapi jarang sekali Kyeri memuji seperti ini. Di hari itulah aku dan Kyeri membuat suatu yang berharga untuk kenangan di kehidupan kita.
"Ayok kita terbangkan pesawat ini, kita jauh-jauhan ya. Siapa yang paling jauh akan teraktir makanan besok di sekolah."
"Iya boleh, siapa takut."
Sepasang mata tidak suka pun memperhatikan kami berdua dari kejauhan, ia hanya melihat kami sembari berdecak kesal dan pergi meninggalkan kami berdua.
"Ahahaha aku menang," ucap Kyeri girang.
"Ah Kyeri kamu ini, curang tau itu."
"Mana ada aku curang, jelas-jelas angin membantuku memenangkan perlombaan ini."
"Yasudah, aku mengaku kalah."
Sederhana bukan? Tetapi aku suka, suka dengan semua kenangan saat aku selalu bersama Kyeri.
...~▪︎~...
Ketika aku sakit dan izin untuk tidak masuk sekolah, Kyeri juga ikut tidak pergi sekolah karena dia berkata, " Aku ingin menjaga Nadta, kasian kalau Nadta di sini sendirian tidak ada teman. Pasti dia akan kesepian nanti."
Mamah Kyeri hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat kelakuan anak sulungnya ini. Tetapi mamanya menyetujui apa yang di katakan Kyeri tadi, aneh kan?
Sampai aku sembuh barulah Kyeri bisa berangkat sekolah sendiri tanpa aku. Sepulang sekolah, Kyeri malah langsung datang kerumah bukan pulang terlebih dahulu kerumahnya.
"Kenapa kamu kesini? Pulang dulu kerumah mu nanti ibumu mencari," tegas ku.
"Iya, iya aku akan pulang tetapi aku kesini untuk menaruh tas ini disini."
"Kenapa?"
"Kita akan mengerjakan tugas rumah bersama, aku tidak mengerti siapa tau kamu bisa membantuku."
"Huh, kamu ini."
"Hehehe aku pergi pulang dulu ya," ucap Kyeri berlari ke rumahnya.
Ibu yang baru saja keluar dari toilet pun bertanya, "Siapa tadi Nat?" Aku hanya menaikkan pundak seperti tidak peduli.
"Kok ada tas Kyeri disini?" tanya ibu lagi.
"Dia tadi kesini katanya ingin mengerjakan tugas rumah bersama," ucapku bernada kesal.
"Nah bagus itu, jadi kamu juga tidak tertinggal pelajaran di sekolah," ibu ku malah mendukung Kyeri.
Padahal saat itu aku ingin beristirahat lebih lama lagi dan tidak memikirkan pelajaran di sekolah, tetapi Kyeri malah menganggu rencanaku.
10 menit kemudian.
Kyeri datang sembari membawa pisang goreng hangat buatan mamanya, "Permisi, Nadta aku datang," ucap Kyeri dari luar.
"Masuk tinggal masuk, pintu rumahku tidak di tutup ini," gumamku.
"Masuk Kyeri," ucap Ibu.
Kyeri pun masuk dan menyerahkan pisang goreng hangat ini ke ibu. 'Harum sekali pisang goreng itu,' aku berkata dalam hati.
"Terimakasih ya Kyeri, jadi ngerepotin."
"Ahahaha enggak kok bu, aku tau Nadta suka pisang goreng jadi aku meminta ibu untuk membuatkannnya setelah dia sembuh," jelas Kyeri.
"Tuh Nat denger, bilang makasih ke Kyeri ya," ucap ibuku kemudian pergi ke dapur.
"Makasih ya Kyeri."
Kyeri hanya tersenyum saja dan kami pun langsung mengerjakan tugas rumah yang ternyata sangat banyak.
Bersambung...
..."Ketika semua terlihat berlawanan dengan mu, ingatlah bahwa pesawat terbang selalu terbang melawan angin, bukan mengikuti arus angin."...
...- anonim...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments