"Yumna, kami disni" Wulan melambaikan tangan ke arah Yumna yang terlihat mencari keberadaan teman temannya.
Tap
Tap
Tap
Yumna berlari, dan menjatuhkan diri disebelah Wulan, menyandarkan kepala di bahu Wulan.
" Kau kenapa" liza menatap dengan tatapan singa.
" Apa ada kaitannya dengan Yongki?" ucap Wulan sambil memeluk Yumna, Yumna mengangguk lemah.
" Kenapa lagi?. Kenapa sepertinya perseteruan kalian tidak akan pernah berakhir." Tanya Liza
Novi yang baru datang membawa somay dan beberapa cemilan lainnya. Langsung duduk disebelah Liza. Menyimak apa yang sedang dibicarakan para sahabat nya.
" Aku mengajak Yongki break" Dengan Santai Yumna berkata sambil meraih tusuk somay.
" APPAAAA ??? " ketiga nya melolot, seakan bola mata nya akan keluar.
" Hei, kecilkan suaramu. tak perlu seheboh itu, kau kira ini kantin nenek moyangmu" keluh Yumna yang tak tahan dengan mulut para sahabat nya yang tidak bisa dikondisikan.
Mereka masih melototi Yumna. seakan akan ingin menggoreng Yumna dengan rempah rempah pilihan lalu memakannya hidup hidup. Yumna yang tidak tahan rasanya ingin mencongkel mata ketiga sahabatnya.
" Secepat itu kau bertindak?" Tanya Novi.
" Apa kau sudah yakin dengan keputusanmu?" Imbuh Wulan.
" Apa kalian sudah berbicara dari hati ke hati " liza mengedipkan matanya berulang ulang.
" Kalian ini bagaimana?, kemaren mendukung apapun keputusanku, sekarang, malah menghujat ku dengan pertanyaan yang membuatku pusing". omel Yumna sambil menatap ketiga sahabatnya.
" Bukan begitu, kami hanya ingin memastikan. Bahwa kau sudah benar benar yakin dengan keputusanmu" timbal Wulan sambil memakan cemilan.
" Benar, kita semua tau, hubungan yang di break pasti akan berakhir, persentase hubungan tetep jalan setelah break mungkin hanya 5%"
" Kau sok bijak liza" ucap Novi, sambil merebut siomay yang akan di makan Liza.
" Hei itu jatahku " Ketus Liza.
Jadilah aksi tarik menarik siomay liza VS Novi.
" Hei kau sudah memakan lebih dari jatah mu, dan ini jatahku" Novi yang masih berusaha mempertahankan miliknya.
" Oh tidak bisa, kau yang merebut jatahku tadi" Liza dengan menunjukan tusuk sisa siomay pada Novi.
" Kau curang, kau pasti menukar nya kan. Mengaku saja"
" @ bla bla bla bla bla bla bla bla "
Mengoceh dari A-Z, Yumna dan Wulan menutup wajah kesal, bagaimana tidak pertengkaran kedua sahabatnya ini sudah menarik perhatian siswa lain di kantin itu. Hingga ...
" Ayo wulan kita pergi " Ajak Yumna pada Wulan.
Yumna kemudian berjalan mengandeng tangan wulan.
" Hei tunggu kami." Ucap Novi dan Wulan begitu menyadari bahwa Yumna dan Wulan sudah pergi meninggalkan kantin. Akhirnya. Mau tak mau mereka menyudahi perdebatan dan menyusul mereka.
...----------------...
.......
........
.......
...----------------...
...----------------...
Diruang tunggu, ke empat keturunan dari kaum hawa itu menunggu giliran nama nya dipanggil, untuk pengambilan berkas. Yang akan di gunakan untuk melamar pekerjaan, atau melanjutkan pendidikan ke tingkat kuliah.
Drtt... drtt... drtt...
Dahi Yumna mengkerut menatap layar ponsel dengan nama Rimba. Tumben sekali dia telfon, gumam Yumna sambil mengeser tombol hijau.
" Assalamualaikum " suara diseberang sana. Suara yang dirindukan Yumna.
" Walaikumsalam, hei apa kabar, bagaimana kelulusamu"
Tak bisa dipungkiri, suara nya mampu merubah mood Yumna yang tadinya kucel seperti baju tak di setrika, secara ajaib menjadi licin glowing kayak efek kamera dimuka.
" Tentu saja aku lulus, dan aku dapat beasiswa untuk kuliah di fakultas Politeknik Jember."
" Wah, jadi karna ini kau menelfonku ha ?"
Yumna memasang wajah cemberut, walau Rimba tidak melihatnya. Ya setidaknya, itulah kira2 ekspresi nya saat ini.
" Aku merindukanmu "
Yumna tertegun mendengar 2 kata yang diucapkan oleh Rimba.
" halo ?, halo "
" Eh, iya maaf hehe." Ucap Yumna sambil menggaruk kening yang sebenarnya tidak gatal.
" Eh Rim, besok aku ke Bali "
Hening
Tidak ada jawapan, Yumna melihat ponselnya memastikan apa telfon nya terputus atau tidak.
" Halo? Rim ?"
" Ah iya maaf, emm bisakah kita bertemu sebelum kau berangkat ?"
" Tentu, datanglah pukul 7. em rim, sudah dulu ya, sepertinya akan sampai giliranku mengambil berkas"
" Baiklah, kalau begitu aku matikan telfon nya, bye. Assalamualaikum"
" Walaikumsalam ".
" Siapa ?" penyakit kepo liza kambuh.
" Pasti Rimba " timpal Novi.
" Kok tau ?" Wulan tertular penyakit kepo Liza.
" Ya, siapa lagi yang bisa mengubah mood Yumna yang tadinya kek nenek lampir jadi nenek garong " kekeh Novi sambil melihat Yumna yg melototi nya.
" Hei kau pikir aku nenek lampir apa ?"
" Ya ya, kau memang nenek lampir kalau sedang kesal " Liza ikut tertawa.
" Sudah lah, ayo kita kesana. sepertinya giliran kelas kita " ucap Wulan sambil berlalu meninggalkan ketiga temannya.
" Hei, bagaimana kalau Wulan melaporkan nya pada Yongki " bisik Novi.
" Biarkan saja, toh aku dan Rimba hanya teman".
" Tapi mesra.. " ejek liza ditelinga nina. kemudian berlari dengan kecepatan jet.
Yumna hanya tersenyum, bisa dipungkiri apa yang dikatakan oleh Lisa benar adanya. Hubungan Yumna dan Rimba lebih dari teman, namun tidak lebih dari pasangan kekasih. Entah lah tidak ada kata yang dapat menggambarkan hubungan antara Yumna dan juga Rimba.
Siang hari, Yumna yang baru pulang mengambil berkas. langsung menjatuhkan diri ke sofa dan menelfon seseorang.
" Assalamualaikum paman"
" Walaikumsalam, iya nduk. Ada apa ?"
" Paman, aku sudah selesai dengan berkas ku. Besok, bisakah aku berangkat? "
" Baiklah, paman akan memesankan tiket untukmu "
" Terima kasih paman "
Tut.
Sambungan telfon di matikan.
drtt drttt drttt...
Pesan dari grup curut
* Novi : hei curut, nanti malam aku berangkat ke Medan 😖 *
*Liza : what ,,, kenapa mendadak sekali *
* Wulan : aku malah sudah di kota Banyuwangi, mengenal lingkungan fakultas yang akan aku masuki*
* Novi : hehe, bisa kah salah satu diantara kalian menjemput, dan mengantarkan ku ke terminal?*
*Liza : aku sibuk dengan calon misua ku hehe*
*Wulan : terbang saja kau, ku pinjamkan baling baling bambu milik Doraemon ok ?*
* Novi : kenapa tidak sekalian saja kantong nya, jadi aku bisa berbuat apa saja sesuka ku, hahaha.*
* Wulan : memangnya kau ingin berbuat apa?.*
*Novi : tentu saja menjadi yang paling langsing diantara kalian.*
*Liza : hahahahah, mimpi kalik.*
* Novi : jadi, siapa yang bisa mengantarku 😇🤩
* Yumna : Aku akan mengantarmu, nanti sore aku ke rumahmu, ok.*
* Novi : ah, kau memang yang terbaik *
*Liza : huek, penjilat *
* Novi : hei kau *
Yumna memilih meletakkan ponselnya daripada terus melihat perdebatan yang dilakukan oleh ketiga sahabatnya itu. Dan memutuskan untuk memeriksa kembali apakah ada barang-barang yang tertinggal.
Tok
Tok
Tok
" Assalamualaikum "
Suara itu, seperti nya aku kenal
" Walaikumsalam "
Dengan langkah gontai, Yumna berjalan ke arah pintu. Membuka nya, dan ....
" Rimba !!"
Senyum tak dapat lagi ditahan, Yumna tersenyum hangat melihat siapa yang datang.
" Masuklah "
Rimba berjalan mengikuti Yumna kemudian duduk dikursi yang saling berhadapan.
" Hei, apa kabarmu?, kau terlihat tidak baik baik saja " Yumna menatap Rimba yang muka nya dilipat seperti kertas lipat.
" Aku, akan kuliah di kota Surabaya." Terdengar suara helaan nafas rimba.
" Kenapa kau sedih, bukannya tadi kau bilang jika kau diterima di fakultas Jember?"
" Tentu saja aku sedih, kau akan ke Kalimantan, kita tidak akan bertemu lagi. Soal fakultas itu ternyata aku salah membaca alamat dari fakultas tempat di mana aku diterima." Rimba bicara dengan kecepatan jet.
" Ahahahahahah, kau lucu sekali. Bukankah kita masih bisa bertukar pesan, dan menelfon " ucap Yumna sambil menggoyang goyangkan ponselnya.
" Kau akan melupakanku ?." Rimba menatap Yumna.
" Tentu saja tidak, kau yang terbaik yang ku miliki"
1 detik.
1 menit.
Berapa menit berlalu dengan keheningan.
" Bagaimana hubunganmu dengan Intan?"
" Baik baik saja, dia akan mendaftar di SMK, sekolahmu."
" Wah, benarkah?, jurusan apa yang dia ambil ?"
Yumna begitu antusias mendengar bahwa pacar Rimba, Intan. Akan sekolah di tempat yang sama dia menimba ilmu.
" Seperti nya perkantoran."
" Wah, kelas suka berdandan." Kekeh Yumna, pasalnya dari 4 jurusan di sekolah nya, hanya jurusan perkantoran lah para murid selalu tampil cantik, dengan make up. Berbeda dengan jurusan Yumna, yang berdandan hanya saat ujian praktek.
Tak terasa, sudah 1 jam Rimba dan Yumna a berbicara, sesekali bersenda gurau. Hingga kedua nya melupakan permasalahan masing masing.
" Sebaiknya aku pulang, tidak enak dengan keluarga Mak Lamet dan Mak Sari. " Rimba melirik ke jendela sebelah rumah Mak Lamet, dimana keluarga Mak Sari sudah menatap dengan tatapan monyet.
" hmm, ya kau benar. Pulang lah, hati hati di jalan. Jangan lupa untuk menghubungi ku lagi." Ucap Yumna sambil berdiri, dan mengantarkan Rimba sampai Motor nya tidak lagi terlihat.
Sore hari, sesuai janji Yumna pada Novi, yang akan mengantar nya ke terminal.
Nina berangkat menyusul Novi, tak lupa berpamitan kepada Mak Lamet.
Sebelum mengantarkan Novi ke terminal, Yumna dan Novi berhenti di sebuah kafe.
" Selamat sore, mau pesan apa ?" ucap salah satu waiter kafe, sambil memberikan buku menu.
" Kentang goreng, roti bakar keju, minumnya cappucino float. Kau pesan apa Novi " Yumna menyerahkan buku menu kepada Novi.
" Emmm, nasi goreng spesial dan milk shake coklat ".
" Baik, mohon menunggu. Pesanan akan segera kami siapkan".
Setelah waiters itu pergi. Novi tidak sengaja melihat seseorang yang dia kenal.
" Yumna. Lihatlah.... bukankah itu?."
...****************...
...****************...
...****************...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments