Drttt.. drtt... Drtt...
Dengan mata tertutup Yumna meraih ponselnya dan mengangkat telfon. Karena rasa kantuk yang teramat dalam, membuat Yumna enggan untuk melihat siapa yang menelpon.
"Ya hallo"
" Kapan kau akan berangkat? Biar paman pesankan".
Sreng !!
Mata Yumna langsung terbuka dan melihat ke arah ponselnya.
" Lusa paman, besok Yumna masih harus mengambil surat di sekolah."
" Baiklah, segera kabari paman jika sudah selesai"
" Baiklah."
Tut. Sambungan telpon di matikan.
Tok
Tok
Tok
Ceklek..
Mak lamet masuk, Yumna langsung bangkit dari tempat tidurnya. Mak lamet rupanya menyuruh Yumna mandi, karena hari sudah mulai gelap.
Malam harinya, Yumna mulai membersihkan barang-barang nya. Hanya satu koper ukuran sedang. Setelah selesai berkemas. Yumna mulai melihat ponselnya. Banyak pesan yang dikirimkan Yongki. Isinya seputar permintaan maaf. Membuat Yumna malas membacanya.
Yumna hanya membalas pesan dari Ibu nya yang bertanya seputar kelulusan dan kapan akan ke Bali.
Setelah nya, Yumna memutuskan untuk kembali beristirahat.
Keesokan harinya.....
Yumna membantu Mak lamet menyiapkan sarapan. Hingga terdengar suara dari luar.
"Assalamualaikum "
"Walaikumsalam." Teriak Mak lamet dari dapur.
"Siapa ya.." Lirih Mak lamet.
" Tidak tahu, mungkin tamu nya Mak." Lirih Yumna.
"Coba kamu lihat" ucap Mak yang masih berkutat di penggorengan. Menggoreng ikan asin.
Yumna mencuci tangan, sebelum akhirnya berjalan dan membuka pintu.
"Yongki ?" Yumna sedikit terkejut mendapati Yongki ada disana. Yumna melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul 07.00 WIB.
"Hai, kau belum siap?, Bukankah hari ini harus ke sekolah" Ucap Yongki yang menerobos masuk dan duduk di kursi.
"Darimana kau tau?, Ah pasti Wulan" Pekik Yumna
Yumna yang masih berdiri dipintu kemudian ikut duduk disebelah Yongki.
"Siapa yang datang nduk" Teriak Mak Lamet dari dapur.
"Emm Yongki Mak."
"Kalau begitu ajak dia sarapan, Mak sudah selesai "
Yumna dan Yongki berjalan ke dapur, dilihatnya hidangan sudah tertata di meja. Walaupun sebenarnya Yumna sudah kehilangan selera makan begitu tahu Yongki datang ke sini.
"Maaf ya nak, hanya ini yang ada" ucap Mak Lamet yang meletakan piring didepan Yongki.
"Ini sudah lebih dari cukup Mak, maaf Yongki merepotkan Mak"
"Sudah sudah ayo kita makan bersama. Jarang jarang kan kamu makan disini."
Hening. Yumna tahu, Yongki terus memperhatikan nya. Namun Yumna pura pura tidak tahu. Jadilah hanya dentingan sendok yang berbunyi, menemani sarapan mereka.
"Mak, hari ini Yumna akan ke sekolah mengambil beberapa berkas. Lusa akan berangkat ke Bali. Kebetulan paman sudah memesankan travel" Yumna bersuara setelah makanan dipiringnya sudah habis.
"Sudah sudah, biar Mak yang bereskan, kalian berangkat saja" Ucap Mak saat Yumna akan membereskan piring sarapan mereka.
"Tidak apa Mak, ini masih terlalu pagi dan jadwal pengambilan berkas si... Aww "
Yumna melotot ke arah Yongki karena berani menginjak kaki nya.
Yongki pun memberi kode supaya berangkat sekarang. Yumna hanya bisa menghela nafas.
"Kau tunggulah didepan, aku akan bersiap-siap." Pekik Yumna.
Yongki pun menunggu didepan, tak lupa dia lebih dulu berpamitan kepada Mak Lamet, sebelum Mak Lamet berangkat bekerja.
" Nanti jangan lupa kunci pintu." Ucap Mak Lamet kepada Yumna yang sedang berada di dalam kamar mandi.
" Baik Mak."
Beberapa saat kemudian...
"Kita mau kemana ? Ini masih pukul 08.00, pengambilan berkas dimulai pukul 10.00" Ucap Yumna setelah dia selesai bersiap.
Yongki tersenyum melihat wajah Yumna yang lebih segar dibanding saat berada di meja sarapan tadi.
" Yuk." Ajak Yongki.
" Huuft..." Yumna menghela nafas panjang sebelum akhirnya mengikuti langkah Yongki keluar rumah.
Setelah mengunci pintu, Yumna menghampiri Yongki dan langsung duduk dibelakang jok motor.
Yongki tersenyum sembari menunggu tangan Yumna berpegang padanya seperti sebelumnya. Namun senyum di wajah Yongki hilang tak kala Yumna tidak berpegang padanya. Yongki punblangsung melajukan sepeda motornya, hingga mereka berhenti di sebuah taman di pusat kota.
Yumna langsung turun begitu motor sudah terparkir.
"Ayo kita duduk disana dulu sambil makan cilok"
Yongki menggandeng tangan Yumna. menuju tempat duduk dipinggiran taman, lebih tepat nya di depan penjual cilok.
"Mang cilok 2, seperti biasa"
"Siap"
Semangat penjual cilok, karena tau Yongki dan Yumna adalah pelanggan setia nya.
"Apa kau masih marah soal aku yang belum bisa melamarmu"
Yumna tersentak dan melirik sekilas ke arah Yongki kemudian membuang pandangan ke arah lain.
"Tidak, biasa saja "
"Tapi sikapmu berubah, biasanya kau paling cerewet. Lihatlah, kau bahkan tak lagi mengirimi ku pesan. Jangankan mengirimi ku pesan, pesan ku saja tidak kamu balas." Yongki menunjukan ponsel nya kepada Yumna.
"Aku hanya rindu nenekku, kau tau sejak nenek ku meninggal rasanya aku ingin cepat2 ke kalimantan. Aku ingin berkunjung ke makam nya, karena saat terakhir aku tidak ada di sisi nya."
"Setidaknya kau balas pesanku "
Yongki masih berusaha mencairkan suasana beku diantara mereka.
Bagi nya Yumna sudah berubah dingin, cuek dan jadi sedikit pendiam sejak kejadian dia yang menolak melamar Yumna.
"Aku sibuk mengemas barangku, tidak sempat membalas pesanmu"
"Tapi kau selalu membalas pesan dari Wulan"
"Kalau kau mengajakku kesini hanya ingin mengajak berdebat, lebih baik antarkan aku pulang"
Yumba yang hendak berdiri dan pergi, terhenti karena tangannya di cekal oleh Yongki.
"Duduklah, maaf kan aku"
Hening
Kedua nya sama sama terdiam dengan pemikiran masih2. Yumna masih belum menjamah cilok hangat yang baru saja disajikan didepannya. Berbeda dengan Yongki yang langsung menyantap cilok dengan sambal yang banyak.
"Aku ingin break "
"Uhuk uhuk ... ," Yongki langsung menyambar botol air yang ada di hadapannya.
"Apa maksud mu?, Break ? Break apa ?"
" Aku ingin break dari hubungan ini"
"Kenapa ? Apa hanya karena aku tidak mau melamarmu? Jangan egois Yumna kau tidak tau bagaimana terpuruknya aku dan malu nya aku pada orangtua ku, aku berkali2 gagal masuk tentara. Coba lah pahami diriku, mengertilah posisiku?"
Yongki berusaha meredam emosi nya.
"Hem!. Mengerti posisi mu?, Lalu bagaimana jika aku meminta mu mengerti posisiku ? Aku yang setiap malam selalu diberondong pertanyaan dan omongan tetangga tentang betapa j*lang nya aku, yang selalu pulang malam saat bersama mu, hingga mereka menanyakan berapa tarifku sekali kencan ?!!." Ucap Yumna dengan nada tinggi karena sudah tidak bisa menahan emosi nya.
"Sekeras apapun aku berusaha bahwa hubunganku tidak sampai membuatku menjadi j*lang tetap saja mereka tidak percaya " imbuh Yumna masih dengan nada kesal.
Bisakah aku mengakhirinya sekarang. aku sudah lelah. Batin Yumna
Drttt drrtt drttt...
"Ya, nov ada apa?"
"------"
"Hmm, baiklah aku akan datang" Yumna meletakan ponselnya kembali kedalam ransel.
"Siapa?" Tanya Yongki memecah keheningan.
" Novi, antarkan aku ke sekolah, pengambilan berkas sebentar lagi dimulai. "
Yumna berdiri dan meninggalkan Yongki yang masih duduk dengan tatapan sulit diartikan.
Dengan langkah gontai Yongki menuju sepeda. Mau tak mau dia pun melajukan motor nya menuju sekolah Yumna.
Sepanjang perjalanan, Yumna dan Yongki terdiam. Tidak ada yang berbicara. Hingga motor berhenti sempurna di depan gerbang sekolah Yumna, Yongki berkata,
"Apa kau serius ingin break " Tangan yongki mencekal lengan Yumna, saat Yumna baru saja turun dari sepeda.
" Ya "
"Apa tidak ada pilihan lain? " menatap dengan puppy eyes.
" Break atau putus ". Ucap Yumna yang menjawap tanpa melihat tatapan Yongki, Yumna tidak mau keteguhan nya luntur dengan tatapan itu.
Duar....!!!
Serasa di hujani batu api, mungkin itu yang dirasakan Yongki.
"Yumna aku mohon"
"Maafkan aku Yongki, tapi ini keputusanku. Seperti nya kita butuh waktu sendiri untuk saling instropeksi diri"
"Tapi setiap pasangan yang break selalu berakhir putus"
Memang itu yang aku inginkan. Batin Yumna.
" Kau jalani saja dulu kehidupanmu, berjuanglah untuk bisa masuk tentara, dan aku akan berjuang menata hidupku yang berantakan"
Yumna masuk ke dalam halaman sekolah tanpa menoleh lagi ke belakang. Yumna masih belum mendengar suara motor Yongki meninggalkan sekolah sampai Yumna masuk ke dalam.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments