Di like ya guys 😁
Di vote ya guys 😁
Di komen ya guys 😁
Happy reading 🤗
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Sang fajar bersinar merah kekuningan di ufuk timur cakrawala. Cahaya mentari yang datang mengecup bumi dengan lembut nan santun. Semilir angin pagi berhembus dengan syahdunya. Kicauan yang merdu dari beberapa burung memagut indah dalam lantunan. Keindahan alam yang menyambut hari baru yang mengawali aktivitas manusia di kota Jakarta, termasuk aktivitas Sarah.
Sarah menjajakan dagangan kuenya keliling wilayah Condet dan Pasar Minggu. Sarah menjajakan dagangan kuenya dengan berjalan kaki. Walaupun dulu dia sekolah, dia tetap berjualan. Setelah jualan, dia langsung ke sekolahnya. Tak pernah kenal lelah dia menjajakan dagangan kuenya. Menyerukan dagangannya sambil berjalan.
"Kue! Kue! Kue!" seru Sarah sambil melangkahkan kakinya menyusuri jalanan.
Nnnccciiittt ...
Suara mobil mewah yang tiba - tiba ngerem mendadak di belakangnya Sarah. Tak sengaja mobil itu mengenai Sarah sehingga membuat Sarah terjatuh.
"Aaauwwww!" pekik Sarah sambil menahan rasa sakit. "Astaghfirullah, kuenya tumpah semua," ucap Sarah sambil melihat baskom dan semua kuenya berhamburan di jalanan.
Pengemudi mobil melihat Sarah terjatuh. Orang itu langsung membuka kunci pintu mobil dan mematikan mesin mobilnya. Membuka sabuk pengaman, lalu membuka pintu pengemudi. Dia keluar dari dalam mobil tanpa menutup pintu mobilnya karena ada temannya yang lagi tidur di dalam mobil. Berlari kecil menghampiri Sarah yang sedang kesakitan, lalu dia berjongkok di depan Sarah.
Kok tiba - tiba detakan jantung gw bertambah cepat. Sepertinya gw jatuh cinta sama dia. Gw harus memilikinya.
Batin pengemudi mobil itu.
"Maaf, aku nggak sengaja nabrak kamu, aku akan bawa kamu ke rumah sakit, sini aku bantuin," ucap pengemudi mobil itu sambil mengulurkan tangan kanannya ke Sarah.
Sarah menoleh ke orang itu, lalu berucap, "Tidak perlu ke rumah sakit, hanya luka ringan aja, bisa saya obati sendiri."
"Benaran nggak mau dibawa ke rumah sakit?" ucap pengemudi mobil itu sambil menurunkan tangan kanannya.
"Iya."
"Ya udah kalo begitu. Oh ya, nama kamu siapa?" ucap pengemudi mobil itu, lalu dia mengulurkan tangan kanannya lagi ke Sarah.
Sarah membalas uluran tangan kanannya ke pengemudi mobil itu, lalu berucap, "Sarah."
"El," ucap pengemudi mobil itu sambil berjabat tangan sama Sarah.
"Sebaiknya anda segera pergi dari sini," ucap Sarah datar sambil melepaskan tangan kanannya dari genggaman El.
El menurunkan tangan kanannya, lalu mengambil dompetnya yang berada di dalam saku jasnya. Membuka dompetnya, lalu mengambil beberapa lembar seratus ribu rupiah. Mengulurkan tangan kanannya untuk memberikan uang itu ke Sarah.
"Ini untuk beli obatnya," ucap El.
"Terima kasih, tapi saya bisa beli sendiri obatnya," ucap Sarah datar.
"Rejeki tidak boleh ditolak," ucap El kekeh ingin memberikan uang itu ke Sarah.
"Mohon maaf sebelumnya, bukannya saya menolak rejeki, tapi saya bisa membelinya dengan uang saya sendiri."
"Ya udah kalo gitu, anggap aja uang ini untuk ganti rugi semua kue kamu yang jatuh. Aku nggak ingin kamu menolaknya," ucap El serius.
"Baiklah kalau begitu," ucap Sarah, lalu dia mengambil uang itu dan menaruh uang itu ke dalam saku celananya.
"Kamu tahu yayasan rumah yatim piatu Rahmatullah?" ucap El sambil menaruh dompetnya di tempat semula.
"Tahu. Dari sini lurus terus. Lalu ada pertigaan gardu, belok kanan. Terus ikuti jalan besar, sampai ada pertigaan belok kanan yang ke arah kandang monyet. Terus belok kiri dari kandang monyet. Nah di samping kanan jalan, ada Masjid Rahmatullah, sekolah Rahmatullah dan asrama yatim - piatu Rahmatullah. Masuk lewat gerbang sekolahnya. Di samping kiri gedung sekolah, ada gedung asrama yatim - piatu."
"Sepertinya ribet. Tolong anterin ya," ucap El lembut.
"Tapi maaf, saya tidak bisa."
"Kenapa?"
"Saya ada acara gladi resik wisuda di kampus saya."
"Kamu kuliah di mana?"
"Di Universitas Indonesia."
"Ngambil jurusan apa?"
"Arsitektur."
"Keren sekali. Pasti kamu jago gambar."
"Nggak juga. Maaf saya harus pergi dulu," ucap Sarah datar, lalu dia berdiri sambil menahan rasa sakit di pinggulnya.
Ini cewek keren dan cool banget. Masa dia tidak terpesona sama tampang gw yang ganteng. Gw harus lebih keras lagi mencari informasi tentang dirinya tanpa sepengetahuannya supaya gw bisa memilikinya.
Batin El.
El berdiri, lalu berucap, "Terima kasih udah kasih tahu tempat yayasan rumah yatim - piatu Rahmatullah."
"Iya sama - sama."
"Saya permisi dulu, assalamu'alaikum," ucap El lembut.
"Iya, wa'alaikumssalam warohmahtullahi wabarakatuh."
El membalikkan badannya, lalu melangkahkan kakinya menghampiri mobilnya. Sedangkan Sarah mengambil baskom kue - kuenya dengan langkah kaki yang tertatih. Sarah hanya melirik ketika mobil mewah milik El melewati dirinya. Sarah menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Sarah, kaki kamu kenapa?" tanya Juneidi yang tiba - tiba berada di belakang Sarah.
Sarah menoleh ke Juneidi, lalu berucap, "Kamu ngapain di sini?"
"Aku ingin membantu kamu. Tadi aku tak sengaja lihat kamu sedang ngambil kue dengan langkah kaki yang pincang. Kaki kamu keseleo?"
"Itu bukan urusan kamu lagi," ucap Sarah datar.
"Itu urusanku juga karena kita bersaudara dan bersahabat. Walaupun aku mau menikah, tapi aku masih peduli sama kamu. Aku nggak mau menahan rasa sakit itu terlalu lama karena akan mengakibatkan luka yang lebih serius lagi. Sebaiknya luka kamu diobati dulu. Ayo kita ke dokter!"
"Iya nanti aku ke dokter. Sebaiknya kamu pulang, nanti dicariin sama Ummi kamu," ucap Sarah sinis.
"Kamu kenapa? Kok kamu sinis samaku?" ucap Juneidi sambil mendekatkan diri ke Sarah.
"Stop! Jangan dekati aku lagi! Aku nggak mau ada fitnah lagi di antara kita!"
Juneidi menghentikan langkahnya, lalu berucap, "Pasti ada sesuatu yang telah terjadi, tolong katakan dengan sejujurnya."
"Ehm ... kemarin pagi Ummi kamu ke rumahku. Dia bilang ke Nyak bahwa aku tidak boleh lagi ngedeketin dan godain kamu lagi," ucap Sarah sinis.
"Itu tidak mungkin."
"Aku tidak tahu apa itu benar atau tidak, yang jelas karena itu aku dihukum lagi sama Nyak."
"Maafkan Ummiku kalau itu benar. Aku pergi dulu, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumssalam warohmahtullahi wabarakatuh."
Ternyata perbincangan antara Sarah dengan Juneidi diperhatikan oleh El melalui kamera tersembunyi di bagian belakang mobilnya. El tersenyum manis melihat sikap Sarah yang cool menurut dirinya. El dengan wajah yang sumringah memperhatikan kepergian Juneidi yang meninggalkan Sarah dan memperhatikan sosoknya Sarah yang tetap berjalan walaupun merasakan sakit.
"Dari tadi gw perhatiin, elu bahagia banget lihat layar monitor. Elu lagi perhatiin siapa sich? Jangan - jangan elu perhatiin tuch cewek ya?" ucap temannya El yang baru bangun tidur sambil menoleh ke El.
"Iya. Edward, gw jatuh cinta sama tuch cewek," ucap El yakin.
"Busyet! Elu naksir cewek yang tipe kayak gitu!? Nggak salah tuch?" ucap Edward kaget sambil melebarkan kedua matanya.
"Iya. Rasanya beda sama cewek - cewek yang pernah gw jamah."
"Namanya siapa El?"
"Sarah."
"Whattt!? Kok namanya kayak namanya mantan elu. Kok selera elu jadi turun banget sich!" gerutu Edward.
"Husss ... nggak boleh gitu! Detak jantung gw bertambah cepat ketika berada di dekatnya, dan gw pernah merasakan perasaan itu ketika gw jatuh cinta sama Viola."
"Elu jatuh cinta sama tuch cewek pada pandangan pertama?"
"Iya."
"Oh my God! Dunia guncang - gancing! Hello! Yang ada elu nanti diketawain sama teman - teman elu yang lain kalau mereka tahu bahwa elu jatuh cinta sama Sarah."
"Biar aja."
"Terus, cewek - cewek elu yang lain gimana?"
"Yah ... gw lepasin dech."
"Terus elu mau ngejar tuch cewek?"
"Iya. Gw akan cari info tentang cewek itu."
"Dari mana elu mendapatkan informasi tentang cewek itu?"
"Dari Engkong Abdullah."
"What!? Dia masih kerabatnya Engkong Abdullah?"
"Kayaknya seperti itu, seenggaknya dia tahu rumah yayasan yatim - piatu Rahmatullah," ucap El serius.
"Tapi belum tentu juga dia masih kerabatnya Engkong Abdullah."
"Bisa jadi. Yang penting gw harus tahu tentang dia dan dia harus menjadi milik gw."
"Elu serius mau menjadikan dia sebagai kekasih elu?"
"Iya."
"Kalau Papi, Mami dan Tulang Billy nggak setuju gimana?"
"Biarin aja. Gw akan memperjuangkan cinta gw, jangan seperti kisah gw sama Viola."
"Terserah elu dah. El, ayo cepatan ke Engkong Abdullah. Nanti Papi elu marah, kalau kita belum sampai - sampai."
"Ok," ucap El sambil menurunkan rem tangan mobilnya.
Sebenarnya siapa dia?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments