Bab.5.

AKHIRNYA tiba liburan tahunan. Syukurlah semua anak di dalam tim Alia naik ke kelas tiga. Tentu saja mereka sangat bahagia dan mengadakan pesta perpisahan dengan kelas tiga yang amat meriah. Tak ketinggalan tentunya, masing-masing mengundang pasangan. Yang tidak punya pasangan, misalnya Zaza, terpaksa menyeret adik, kakak, sepupu, atau tetangga.

Di samping perkembangan yang makin mengkhawatirkan antara Natasha dan Reno, Alia juga kelihatan makin rapat dengan Dion yang dulu selalu diapkirnya.

Kemeriahan pesta memuncak ketika Alia mengundang timnya untuk berlibur di rumahnya. Orang tuanya pergi ke luar negeri selama tiga minggu. Ibunya meminta mereka menemani Alia dan Fadila.

Tentu saja tak ada yang menolak. Bahkan Natasha langsung berjingkrak dan mengajak Reno juga.

"Tidak tanya ibumu dulu?" tanya Reno ketawa.

"Ah, kalau ke tempat Alia pasti boleh. Mama kenal dengan ibunya. Apalagi bila kau pun ikut."

"Apakah Alia mau mengundang orang yang sudah tua seperti aku?" ajuknya membuat beberapa gadis yang mendengar melengking panjang.

"Wah! Masa segagah ini sudah termasuk tua?" pekik Natasha sambil menjeling ke kiri-kanan minta penegasan. Zaza mengangguk, tapi ada juga yang mengikik melihat uban-uban di kepala.

"Alia, mari sini!" panggil Natasha. "Apakah kau tidak mau mengundang Reno untuk menemani kita? Kan dia sepupumu? Lagi pula, kalau ada yang sakit malam-malam, wah, kan rumahmu itu jauh di ujung langit!"

”Jauh gimana, Monyet?! Kan cuma selangkah dari RS Fatmawati?"

"Cuma selangkah, matamu! Ke luar sampai jalan raya saja sudah makan waktu sepuluh menit! Pokoknya, kalau Reno tidak ikut, aku khawatir ibuku takkan mengizinkan....”

"Waduh! Ini pemerasan model baru!” seru Zaza menggaruk kepala. Tapi Alia cuma ketawa.

"Boleh saja dia ikut. Tapi risikonya tanggung sendiri lho, kalau dia kecantol yang lain!”

Ancaman itu sempat membuat Natasha bergidik. Diliriknya Reno seolah mencari kepastian, namun yang dilirik hanya ketawa belaka. Natasha mulai menyesal telah mengajukan usul itu. Sungguh tak terpikir olehnya. Dasar bebal, kutuknya sendiri. Seandainya Reno benar tidak setia, berarti dia yang akan kena getahnya. Mau bersenang-senang, malah cari penggebuk yang akan menghancurkan hati. Gimana ini, ya? Jelas dia tak bisa mundur lagi kalau tidak mau ditertawakan..

"Ah, Reno sih tidak mata keranjang kayak gitu!" katanya akhirnya, menghibur diri. Reno malah ketawa lebih keras sambil merangkulnya. Natasha menarik napas lega, seolah sudah mendapat penegasan dari kekasihnya, bahwa dia tak perlu khawatir.

Dan Reno memang tidak tertarik sedikit pun dengan teman-teman Natasha. Namun kemudian, dia ternyata kepincut pada yang lain....

...****************...

Rencana mau menemani Alia ini ternyata cukup menghebohkan di rumah Natasha. Mama bertanya tegas siapa saja yang ikut. Natasha menyebut semua nama konco-konconya. Demi keamanan, dia tidak menyebut nama Reno. Firasatnya mengatakan bahwa Mama takkan menyukai gagasan "Reno juga ikut". Bertentangan dengan pernyataannya di depan Alia....

Mama berpikir bolak-balik. Karena Natasha naik kelas, dia berhak minta sesuatu yang pasti takkan ditolak. Mama berunding dengan Papa. Yang terakhir ini memancing Natasha agar mau meminta sesuatu yang aneh dan muskil, hingga baru bisa dikabulkan dengan syarat, tak usah menemani Alia.

Di luar dugaan, anak itu tidak mau minta apa-apa. Dia cuma minta izin untuk menginap di tempat kawannya.

Setelah berunding balik dengan Mama, akhirnya keduanya memutuskan untuk mengabulkan permintaan Natasha. Dengan syarat. Nadia mesti ikut menyertai.

"Ah, perlu apa? Ini kan kumpulan bocah-bocah, Mam. Lain selera dengan tante-tante!"

"Tasha! Jangan kausebut kakakmu tante!" bentak Mama. Natasha meleletkan lidah saking kaget. Tapi dia ketawa.

"Habis! Kalau bangun tidur, rambut acak-acakan, belum mandi, dengan daster lusuh, sungguh mirip tante sebelah! Apalagi kalau cemberut, tambah deh sepuluh tahun!"

"Awas, jangan sampai kedengaran Nadia! Dia kan kakakmu yang sayang padamu!"

Sayang? Huh. Mama tidak tahu sih! Dia malah mau membuat saya putus dengan Reno, katanya dalam hati, sengit.

Karena Mama menegaskan bahwa syarat itu tak boleh ditawar lagi, Natasha terpaksa setuju. Kontan dia berdoa sekuat hati agar Nadia menolak. Dia pasti banyak halangan. Praktikum. Jaga malam. Kuliah. Tentamen. Ataupun mens! Semoga lah.

Harapannya musnah beberapa jam kemudian.

"Reno ikut lho," bisiknya berharap akan membuat Nadia takut atau segan. Tapi... dengan tenang Nadia menyatakan setuju untuk mengawal adiknya. Natasha hampir saja muntah saking kecewa. Buset, pikirnya. Sudah seumur mami-mami, masih ingin kumpul dengan bocah-bocah!

...----------------...

Terpopuler

Comments

Hary Hsjdkk

Hary Hsjdkk

up

2022-12-08

1

Yulia N.A

Yulia N.A

ok

2022-12-05

5

Akun Coc

Akun Coc

9

2022-12-03

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!