Keesokan harinya, Toni menuju tempat dimana Rendi mengajaknya untuk pergi berdua saja dengannya. Terlihat tempat itu sangat sepi, tidak ada orang sama sekali disekelilingnya.
Merasa sendirian, Toni menghubunginya dengan benda pipih yang ada di dalam saku celananya.
" Hallo Ren, kamu dimana? Aku sudah sampai lokasi yang kamu bilang tadi malam" ucap Toni dari seberang telp.
" Sebentar lagi aku sampai. Ini masih ada di perjalanan" ucap Rendi yang kemudian menutup telpnya terlebih dahulu.
" tut tut tut" bunyi ponsel ditutup.
" Dasar Rendi, aku masih mau bicara, malah ditutup begitu saja olehnya" gumam Toni dalam hati.
Setelah 5 menit kemudian, Rendi sampai ditempat perjanjian mereka. Hanya dua orang ini yang ada ditempat ini. Sebuah gudang yang sudah lama terbengkalai sehingga tidak dipakai dan jarang dikunjungi orang.
" Ada apa kamu memanggilku kemari?" ucap Toni yang memang tidak tahu apa duduk perkaranya.
" bug" tanpa basa basi Rendi langsung melayangkan tinjuannya kepada Toni.
" Kamu ini kenapa sih Ren, seperti orang kemasukkan setan saja" ucap Toni kepada Rendi.
Tanpa menjawab pertanyaan Toni, Rendi kembali melayangkan tinjuannya kepada Toni untuk yang kedua kalinya.
Toni jadi emosi atas apa yang menimpa dirinya, kini dia juga melayangkan tinjuannya kepada Rendi. Rendi berhasil menghindar sehingga dia lolos dari serangan Toni.
Melihat Rendi yang lolos dari serangan yang Toni layangkan membuat Toni jadi semakin ingin menyerangnya kembali. Sehingga mereka berkelahi dengan sangat sengit. Tak ada dari mereka yang mau mengalah. Mereka masih dalam ego mereka masing masing.
Perkelahian antar keduanyapun terlihat seimbang jadi sulit untuk mengakhirinya dengan segera.
Karena dari tadi tidak ada yang menang dan kalah, mereka merasa sama sama terkuras tenaganya. Dan akhirnya menghentikan pertarungan mereka yang panas tadi.
Keduanya duduk tersandar di sebuah dinding yang masih berdiri kokoh meski usianya sudah tua. Lama mereka saling berdiam diri, hingga Toni memulai percakapan terlebih dahulu.
" Apa kesalahan yang ku perbuat padamu sehingga kau sampai menghajarku seperti ini" ucap Toni terhadap Rendi.
" Kau memang tidak bersalah terhadapku. Tapi kau bersalah kepada orang yang aku cintai" ucap Rendi dengan tatapan dingin.
" Orang yang kau cintai?" ucap Toni.
" Ya, Asti adalah orang yang aku cintai dan dia adalah istrimu. Aku sudah mengalah padamu karena perjodohan orang tua Asti. Dan saat ini aku mengetahui kau telah menduakannya dengan wanita lain" ucap Rendi dingin.
" Sejak dulu Asti tidak pernah menggapku sebagai suaminya. Dia selalu berlaku semena mena padaku. Dan bersikap terlalu posesif. Sikap Lia yang baik membuatku ingin hidup bersama wanita itu" balas Toni.
" Apa Lia tahu kamu sudah beristri? Dan memang kau mencintai Lia kau pasti tidak akan membuatnya merasa bersalah karena telah menghancurkan rumah tanggamu" ucap Rendi yang terlalu kesal dengan jawaban Toni. Bagaimanapun seharusnya mereka bisa menyelesaikan urusan rumah tangga mereka dengan bermusyawarah. Bukannya malah melibatkan pihak ketiga diantara mereka.
Melihat Toni yang hanya diam saja membuat Rendi tahu dari jawabannya tersebut. Rendi pergi meninggalkan Toni digudang itu sendirian. Dia pergi menuju tempat makan yang telah dikelolanya itu.
Rendi merasa kasihan dengan Lia. Lia adalah wanita yang baik. Dia sangat rajin bekerja dan sangat berbakat menjadi chef. Keahlian memasaknya yang telah membuat rumah makan Rendi ini selalu ramai oleh pengunjung.
Ketika mau mandi diruang kerjanya, Rendi dikejutkan dengan seorang wanita yang memiliki tubuh bersih dan putih itu. Niat Rendi untuk mandi diurungkannya, karena pasti akan ada perang dunia kalau dia nekat mandi ditempat itu juga. Dia memilih bersantai diruang kerjanya terlebih dahulu.
" Kak Rendi sudah lama datangnya" ucap Dewi dari seberang kamar mandi yang masih memakai baju handuknya.
" Kau itu mau menggodaku dengan pakaian seperti itu" ucap Rendi datar.
" Memangnya apa yang salah dengan pakaianku kak" ucap Dewi.
" Bicara denganmu hanya buat pusing saja wi. Cepat ganti pakaianmu. Kalau tidak jangan salahkan aku kalau tejadi perang diantara kita."
Dewi merasa dia tidak melakukan kesalahan apa apa. Dewi sudah menganggap Rendi sebagai kakaknya sendiri. Mereka bersahabat sejak kecil. Lama mereka tidak bertemu karena Dewi memilih bersekolah di luar kota. Dewi adalah anak dari sahabat papa Rendi. Dan mereka sering bersama sama. Awalnya Rendi menganggap Dewi sebagai adik, namun setelah melihat pemandangan tadi entah kenapa ada rasa dihati Rendi. Dewi juga sudah tumbuh dewasa berbeda dengan Dewi yang saat itu masih kecil.
Rendi masuk ke kamar mandi. Dibaringkannya tubuh yang sudah babak belur tadi dalam bathtub. Terasa perih semua badannya, namun rasa itu tidak apa apanya dibanding terlukanya hati wanita yang mengetahui kalau suaminya kini telah berselingkuh darinya.
Merasa cukup, Rendi keluar dari kamar mandi tersebut.
" Kamu masih disini, ucap Rendi terkejut. Karena dia juga hanya mengenakan baju handuk ditubuhnya.
Dewi yang ditanya seperti itu malah menghampiri tubuh Rendi.
" Kak Rendi kenapa babak belur begini. Habis dikeroyok preman ya kak?" ucap Dewi khawatir dengan keadaan Rendi. Diambilnya obat P3K yang ada di ruang kerja Rendi. Dengan telaten Dewi mengobati luka luka memar yang ada ditubuh Rendi. Tadi Dewi tidak melihat luka itu karena Rendi memakai baju lengan panjang.
" Terima kasih" ucap Rendi pada Dewi.
" Sama sama kak" balas Dewi dengan senyum lesung di pipinya.
Melihat Dewi tersenyum membuat Rendi bahagia, rasa senang menghujani jantung dan hatinya.
" Akh, berpikir apa aku ini." ucap Rendi dalam hati.
Teringat tentang Lia, membuat Rendi segera mengganti bajunya dan kemudian menyuruh Lia menemuinya didalam ruang kerjanya. Rendi ingin tidak ada orang lain yang mendengar percakapan mereka nantinya. Setelah mengobati tubuh Rendi, Dewi pamit untuk pulang menemui orang tuanya. Tak lupa dibawakan makanan kesukaan orang tuanya dari rumah makan milik Rendi.
" tok tok tok"
" Masuk saja tidak dikunci" ucap Rendi
" Bapak memanggil saya?" tanya Lia pada Rendi.
" Duduk Li, ada yang ingin aku bicarakan denganmu" ucap Rendi dengan ragu ragu.
" Tentang apa ya pak?" tanya Lia penuh selidik. Jarang Rendi menyuruhnya langsung ke ruang kerjanya. Biasanya mereka membicarakan pekerjaan di dapur bersama chef yang lain. Tidak sendiri seperti ini.
" Apa aku akan dipecat ya?" pikir Lia dalam hati.
" Sebelumnya saya minta maaf Li, karena sudah mencampuri urusan pribadi kamu" kata Rendi dengan hati hati. Walaupun Lia karyawannya namun Rendi tidak akan semena mena pada orang lain.
" Maksud bapak apa ya?" tanya Lia kebinggungan.
" Apa kamu mengenal Toni?" tanya Rendi kembali.
" Bapak kenal mas Toni juga" tidak menjawab pertanyaan Rendi malah balik bertanya kepadanya.
" Aku bertanya kepadamu Lia, kenapa kamu malah bertanya balik" ucap Rendi
" Aku mengenalnya pak" jawab Lia
" Apa kamu juga tahu kalau Toni sudah beristri" tanya Rendi penuh penekanan dalam setiap kata yang diucapkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
auliasiamatir
kaget dong lia ..
2023-02-24
0
sutrisno
sama Dewi saja ren, yang masih single, tidak seperti Asti yang sudah punya suami 😄😄😄
2022-08-23
1