Episode 2 Tidak sengaja

Setelah perkenalan mereka, Toni dan Lia bercakap cakap sebentar. Keduanya pun mengantuk karena waktu sudah malam. Lia tidur di brankar tidurnya dan Toni tidur di sofa menamani Lia sampai bisa dibawa pulang.

Keadaan Lia sudah membaik dan dia sudah diperbokehkan pulang hari ini. Merasa bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa Lia maka Toni menawarkan diri untuk mengantarkan Lia pulang ke rumah kontrakannya.

" Li, ayo aku antar kamu pulang. Dokter sudah memberi ijin untuk pulang hari ini" ucap Toni kepada Lia.

" Tidak usah mas, biar aku pulang sendiri saja, nanti aku merepotkan mas Toni" ucap Lia menolak tawaran dari Toni.

" Tidak apa apa. Lagi pula aku juga yang telah membuatmu seperti ini. Jadi biarkan aku mengantarmu pulang dengan selamat baru hatiku akan merasa lebih tenang dan mengurangi rasa bersalahku pada mu Li" ucap Toni memaksa.

" Baiklah jika itu bisa membuat mas Toni lebih baik. Aku akan bersiap siap terlebih dahulu" ucap Lia menyetujui permintaan Toni.

Setelah berkemas keduanya mulai meninggalkan rumah sakit tersebut. Toni terlihat membawakan tas Lia yang berisi baju ganti selama dirumah sakit. Sebenarnya Lia ingin membawa tas itu sendiri namun Toni memaksa untuk membawakannya.

Mereka kini sudah sampai di rumah kontrakkan Lia, Lia menyuruh Toni mampir untuk beristirahat sebentar dan berterima kasih karena telah mengantar Lia pulang. Keduanya masuk menuju rumah. Lia menyediakan minuman dingin untuk Toni karena memang hawanya sangat panas.

" Diminum mas Teh lemon dinginnya" ucap Lia menyodorkan 2 gelas minuman dimeja ruang tamunya.

" Makasih Li" ucap Toni sambil meneguk habis minuman itu tak bersisa.

" Minuman yang kamu buat sangat enak dan segar. Terima kasih ya" ucap Toni pada Lia kemudian dia pamit pulang pada Lia.

Sebelum naik mobil Toni melambaikan tangannya pada Lia, disambutnya lambaian tangan Toni oleh Lia.

*********

" Mas dari mana saja baru pulang. Kerjaan dikantor ditinggal begitu saja lagi. Aku kan jadi sendirian menghandle pekerjaan kantor. Gaji mas aku potong sebagai konpensasi yang harus mas tanggung karena bolos kerja" ucap Asti ketus kepada suaminya tersebut.

" Ya" jawab Toni datar.

Mau berkata apapun Asti pasti akan melemparkan sejuta alasan untuk menyalahkan Toni dan membenarkan dia. Asti memang tidak mau mengalah terhadap Toni.

Dia begitu sinis dan dingin.

Selesai menjawab kata kata Asti, Toni hanya berlalu meninggalkan istrinya itu menuju ke kamarnya. Ya kamarnya karena selama menikah mereka mempunyai kamar yang berbeda. Toni mulai menuju bathroom dan mengguyur tubuhnya dengan shower agar tubuh dan pikirannya menjadi dingin.

Hidup dengan Asti bukan kebahagiaan yang didapatnya melainkan penghinaan terhadap dirinya. Andai dia dulu menolak menikah dengan Asti pasti dia sudah jadi pengusaha yang mapan. Karena banyak perusahaan besar yang memintanya bekerja di perusahaan mereka. Karena dijodohkan dengan Asti secara otomatis dia harus mengurus perusahaan milik mertuanya itu.

Lamunannya pun buyar ketika dia mendengar bunyi dering hand phone yang ada di kamarnya. Dirasa sudah cukup mandinya dia kemudian memakai baju dan membaca wathshap yang dia terima dari teman kantornya.

Teman Toni mengajak makan siang diluar kantor besuk. Karena merasa bosan akhirnya Toni menerima ajakan teman sekantornya tersebut.

Asti mulai bosan dengan Toni dia berencana membuat Toni tidak betah tinggal dirumahnya dan membuat Toni meninggalkan rumah itu dengan sendirinya. Dia tidak mungkin menceraikan Toni, karena jika itu sampai terjadi, orang tua Asti tidak akan memberikan harta mereka pada Asti. Kecuali Toni sendiri yang meninggalkan Asti, maka Asti masih bisa memiliki harta kedua orang tuanya. Tapi Toni juga masih memiliki saham didalamnya. Bagaimanapun Toni juga yang telah membuat perusahaan tersebut bisa maju sampai sekarang.

*******

Lia sudah bekerja kembali hari ini. Dia tidak ingin dipecat oleh bosnya karena terlalu lama ijin kerja. Walaupun Rendi sudah memberinya ijin namun Lia tetap merasa tidak enak kepada Rendi pemilik rumah makan Bambu Apung yang menjadi tempat kerja Lia tersebut.

Disitu Lia bekerja sebagai koki. Masakannya sering kali mendapat pujian dari para pelanggan. Karenanya juga rumah makan itu sangat ramai dikunjungi pembeli.

Ketika dia sedang menyiapkan pesanan di bilik pelanggan, Lia melihat Toni yang sedang makan siang bersama teman kerja satu kantornya. Mereka tidak saling sapa, hanya mata mereka pernah bertemu tatap beberapa kali dan senyum ketika Toni akan meninggalkan rumah makan tersebut pada Lia. Dari pertemuan yang tidak disengaja ini membuat Toni memiliki ide untuk menjemput Lia ketika pulang kerja nanti.

Ketika Lia pulang dari tempat kerjanya Toni mengahampiri Lia dari belakang dengan mobilnya.

Tin tin tin

Bunyi klakson Toni tersebut membuat Lia menoleh kebelakang. Dilihatnya Toni yang sedang membuka kaca mobilnya.

" Mau pulang bareng Li?" tawar Toni pada Lia.

" Eh mas Toni. Kok bisa lewat sini mas?" tanya Lia balik.

" Satu arah Li, dengan jalan pulang kerumahku, ayo cepat masuk" jawab Toni berbohong pada Lia. Padahal dia harus putar balik jika mengantarkan Lia pulang ke rumah kontrakkannya.

Lia pun masuk ke dalam mobil Toni. Dalam perjalan mereka berbincang bincang seputar pekerjaan mereka masing masing. Biasa namun tetap mengasyikan untuk diperbincangkan.

Apalagi satu sama lain terlihat saling suport dan juga mendukung tentang pekerjaan mereka. Bersama Lia, Toni merasa mempunyai warna baru dalam hidupnya.

Apalagi setelah menjalani pernikahannya dengan Asti yang ibarat seperti berada di neraka. Kalau orang bilang rumahku adalah surgaku, bagi Toni rumahnya adalah nerakanya. Bukan hanya rumahnya saja dikantorpun kalau ada Asti disana dia merasa seperti ada dineraka.

Tak terasa waktu yang dijalan terasa sangat singkat. Toni masih betah ingin berbincang bincang dengan Lia. Toni berinisiatif untuk mengajak Lia makan malam agar dia bisa lebih dekat dengan Lia kembali. Walau sekejap, Lia dapat membuat Toni nyaman bersamanya, dan mulai selalu ingin dekat dengan wanita tersebut.

" Sudah sampai Mas. Makasih atas tumpangannya" ucap Lia membuka pintu mobil dan turun dari mobil itu.

" Tidak disuruh mampir ini, haus lagi" ucap Toni terhadap Lia.

" Kalau mas Toni tidak keberatan boleh saja mampir. Tapi rumahku kan jelek" ucap Lia.

" Gak pa pa Li. Jelek atau bagus yang penting nyaman. Dan aku nyaman ketika berada di rumahmu." ucap Toni sambil turun dari mobil dan mampir menuju rumah Lia.

Seperti biasa Lia akan memberikan minuman segar kepada Toni, kali ini dengan sedikit cemilan yang Lia punya.

" Maksih ya Li, jadi merepotkan" ucap Toni basa basi.

" Gak pa pa mas, aku malah terima kasih sudah dapat tumpangan pulang gratis" ucap Lia pada Toni.

" Kalau kamu tidak sibuk nanti malam boleh gak aku ajak makan malam diluar" ajak Toni kepada Lia.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

bener itu, percuma toni tinggal di rumah mewah tapi hidup nya hak bahagia, ya kan toni.m

2023-02-15

0

auliasiamatir

auliasiamatir

ampun... binj kek gitu, tar kalau lakimu selingkuh jangan salah kan dia yah

2023-02-15

0

Nadiya Rahman

Nadiya Rahman

Wah bos Rendi kayaknya suka nih sama Lia 😅

2022-07-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!