Selingkuhanku Semangatku

Selingkuhanku Semangatku

Episode 1 Tabrakan

" Brak "

Sebuah mobil menabrak seseorang sehingga terpental beberapa meter dari tempat semula ia menyebrang. Dia tak sadarkan diri karena terlalu keras hantaman mobil yang telah menabrak tubuhnya.

Lia sedang tergeletak dijalan, seseorang yang melihat kejadian tersebut segera berteriak minta tolong. Tiba tiba datanglah seorang laki laki datang menerobos kerumunan orang yang mengitari tubuh Lia. Dengan segera dia menggendong Lia dan melarikannya ke rumah sakit Dr. Hardjono.

" Dok tolong wanita ini dok. Cepatlah dok dia banyak mengeluarkan darah dok" teriak laki laki yang mengenakan pakaian crem tersebut pada dokter jaga yang bertugas di IGD.

Tak peduli dengan penampilannya yang berantakan serta baju yang penuh dengan darah merah menodai pakaian yang sedang ia gunakan.

Dokter jagapun segera membawa Lia keruang rawat di IGD tersebut. Dengan berada di tangan yang ahli Lia ditanganinya.

Toni sedang mondar mandir di depan ruang IGD tersebut. Ia takut kalau wanita yang telah ditabraknya itu tidak dapat diselamatkan.

Ya, Toni. Dia adalah lelaki yang tidak sengaja menabrak Lia di depan Supermarket yang bernama Ponorogo Permai tersebut. Toni tidak konsentrasi ketika mengendarai mobil yang telah di tumpanginya. Kala itu pikirannya sedang stres karena tingkah istrinya yang terlalu posesif dengan segala tindakan yang dilakukan Toni. Sekarang beban pikiran itu bertambah ketika kini dia menabrak seorang wanita yang tidak dikenalnya.

****

" Mas, kamu ini memang benar benar suami yang tak tahu diri. Beruntung kamu dapat fasilitas mewah ini dari keluargaku. Tapi untuk mengantar jemput aku saja kamu tidak ada waktu" ucap Asti, istri Toni yang sedang marah marah.

" Bukannya aku tidak mau As, cuman waktu yang kamu minta tidak tepat dengan jadwalku. Kebetulan aku ada meeting dengan clien tadi" ucap Toni menjelaskan.

" Sudahlah mas, tanpa keluarga aku kamu juga bukan apa apa. Tak perlu kamu jelasin lagi. Aku gak mau tahu. Yang jelas kalau besuk aku minta sesuatu kamu harus bisa langsung memberi dan menuruti tanpa alasan lagi" ucap Asti yang tak mau mengerti penjelasan dari suaminya.

Kemudian dia pergi begitu saja tanpa pamit kepada suaminya. Setelah sampai pintu, dibantingnya dua lembar kayu bercat biru yang menutup ruang kerja Toni tersebut.

*****

Lamunan Toni seketika lenyap ketika dokter menanyakan keluarga pasien.

" Saya tidak tahu tentang keluarganya dok, kalau ada sesuatu dokter sampaikan saja kepada saya. Saya yang akan bertanggung jawab penuh terhadap pasien" ucap Toni menjelaskan.

" Begini pak, saudari sedang mengalami pendarahan. Banyak darah yang keluar dari kakinya, sehingga kita membutuhkan donor darah untuk pasien. Persediaan darah dirumah sakit yang sesuai dengan golongan darah pasien sedang kosong" ucap dokter menjelaskan pada Toni.

" Kalau boleh tahu golongan darah pasien apa dok?" tanya Toni pada dokter IGD.

" Pasien bergolongan darah O. Jadi hanya golongan darah O saja yang bisa menyumbangkan darahnya" ucap dokter menjelaskan pada Toni.

" Kalau begitu ambil saja darah saya dok. Kebetulan golongan darah saya juga O" ucap Toni mengenai golongan darahnya.

" Kalau begitu biar suster memeriksa keadaan anda lebih dulu. Kalau memang memenuhi persyaratan maka suster yang akan mengambil darah anda juga diruang donor darah" ucap Dokter IGD tersebut pada Toni.

Toni dan suster langsung menuju ruang donor darah. Setelah serangkaian pemerikasaan dijalani akhirnya Toni lolos juga dari tahap itu. Kini suster sudah siap memasang jarum untuk pengambilan darah dari tubuh Toni. Tak terasa sudah 2 kantong darah keluar dari tubuhnya.

Lemas sudah pasti karena dia kehilangan darah sebanyak itu. Untuk memulihkan tenaganya yang lemah dia menuju kantin. Disana dipesannya makanan dan minuman untuk dirinya sendiri.

Ketika sedang menunggu pesanannya datang

tiba tiba handphone Toni berbunyi. Diliriknya nama yang ada dalam handphone tersebut.

" Asti" gumamnya dalam hati. Ada apa lagi nih dengan wanita satu ini.

Tidak mau ambil pusing karena kondisinya juga masih belum stabil, Toni lebih memilih untuk mengabaikan panggilan dari istri posesifnya tersebut.

Kalau Asti tahu Toni telah menabrak seseorang dengan mobilnya, bisa dipastikan dia akan lebih uring uringan lagi terhadap Toni.

Disisi lain Asti sedang marah marah sendiri karena sudah beberapa kali menghubungi Toni tapi tidak juga diangkatnya.

Akhirnya pesanan yang Toni pesan datang juga. Dia makan dengan sedikit terpaksa karena masih memikirkan wanita yang telah jadi korban atas keteledorannya saat mengemudi.

Selesai makan Toni langsung menuju ruang IGD. Setelah beberapa saat dokter beserta suster keluar dari ruang tersebut.

" Bagaimana keadaan pasien dok?" tanya Toni memastikan.

" Alhamdulillah pasien bisa diselamatkan karena mendapat donor darah tepat waktu. Dan sekarang pasien bisa dipindah keruang rawat walaupun pasien masih belum sadarkan diri" ucap Dokter dengan lega.

" Syukurlah kalau begitu dok. Saya yang akan urus administrasinya biar pasien dapat dipindahkan secepatnya" ucap Toni.

Dokter hanya menganggukkan kepalanya. Toni sudah berlalu menuju ruang administrasi.

" Dengan nama siapa ya pak?" tanya petugas administrasi.

" Bagaimana aku tahu. Aku saja belum pernah berjumpa dia" pikirnya dalam hati. Kemudian Toni ingat kalau dia sedang membawa tas Lia. Dicarinya dompet Lia untuk mencari identitasnya disana. Ditemukannya KTP di dalam dompet Lia.

" Atas nama Meliana sus" ucap Toni.

Ya Meliana, itulah nama panjang dari wanita tersebut. Dia biasa dipanggil Lia oleh orang orang yang telah mengenalnya.

Setelah selesai Toni menemui Lia di ruang IGD tersebut dan kini mereka sama sama membawanya keruang inap. Ruang Mawar no 4. Ya disanalah Lia sekarang berada. Masih berbaring tak sadarkan diri. Sementara Toni keluar sebentar menuju mobil untuk mengambil pakaian ganti. Dia terbiasa membawa pakaian ganti dimobil untuk berjaga jaga. Pikirannya sudah agak reda karena Lia sudah keluar dari ruang IGD.

Toni menuju ke ruang Mawar no 4 kembali untuk menemani Lia. Dia binggung harus n

menghubungi siapa. Karena di nomer handphonenya tidak ada nomer keluarga yang tertera.

Ketika hendak mengambil air wudlu Toni melihat jari tangan Lia bergerak.

" Mel, bangun mel" ucap Toni memohon.

" Aaaku dimana?" jawab Lia terbata bata karena baru saja siuman.

" Kamu dirumah sakit sekarang. Jangan bergerak dulu. Kakimu masih sakit" ucap Toni.

Sebenarnya bukan kaki saja yang diperban, beberapa bagian tubuh yang lain juga ada yang terluka. Namun yang paling parah adalah di kakinya.

Melihat keadaannya, Lia jadi teringat akan peristiwa yang telah menimpanya itu.

" Maaf kalau boleh tahu anda siapa ya?" ucap Lia lirih.

" Perkenalkan saya Toni. Saya yang telah menabrak anda sekaligus yang mengantar anda kerumah sakit ini" ucap Toni sambil mengulurkan tangannya.

" Terima kasih karena sudah mau bertanggung jawab" ucap Lia menerima uluran tangan dari Toni.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

aku mampir kak, langsung aku subscribe nih verita serunya.

2023-02-15

0

linda sagita

linda sagita

apa nanti Toni nikah sama Lia, awal yg bagus suka...

2022-10-03

0

linda sagita

linda sagita

salam kenal dari "Amalia Iskandar" jangan lupa mampir Thor unk Sling dukung.

2022-10-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!