"Beneran nak?." tanya Dewi yang tidak percaya akan anaknya yang sudah mendapatkan pasangan.
Haikhal menoleh kearah wanita itu. Hana langsung tersenyum dan berjalan mendekat kearah ibunya tersebut, Dia menggenggam kedua tangan yang sudah keriput itu. "Iya." jawab Hana dengan senyumnya. Haikhal yang pada awalnya kebingungan langsung tersenyum lebar saat melihat Hana yang juga tersenyum.
"Jadi mama sekarang harus banyak istirahat supaya minggu depan mama sehat dan bisa hadir dipernikahan Hana." ucap Hana dengan senyumnya.
"Iya ma, Nanti semuanya bakal Haikhal yang nyiapinnya." ucap Haikhal dengan senyumnya dengan menggenggam tangan Hana yang menggenggam tangan ibunya. Hana langsung menatap kepada Haikhal dan melototkan matanya sedangkan Haikhal yang sadar terus saja tersenyum menatap calon mertuanya tersebut.
"Yaudah kami tinggal dulu ya ma, Mama istirahat disini." ucap Hana dengan senyumnya dan langsung menarik tangan Haikhal dan membawanya keluar dari ruangan tersebut.
"Eh aku belum selesai ngomong....."
"Diem." Hana melototkan matanya kepada Haikhal dan menyeret lelaki itu dan membawanya keluar rumah sakit.
"Hah, Hah." Hana dengan wajah emosinya menarik nafas kesal terhadap Haikhal.
"Duduk dulu, Pasti capek jalan cepet dari ruangan mama keluar." Haikhal memegang bahu wanita itu dan Hana duduk tepat diatas kursi sebab dia memang sedikit kelelahan.
"Lo ngapain kesini, Ada urusan apa lo kesini?." ketus Hana dengan melototkan matanya saat nafasnya sudah beraturan.
"Ngapain lagi kalo enggak ketemu calon mertua." jawab Haikhal dengan senyumnya.
"Elu." Hana nampak geram akan jawaban dari Haikhal dan menarik nafas panjang agar tidak emosi.
"Gimana pernikahan kita? Mau disiepin sekarang?." tanya Haikhal dengan wajah sumringahnya.
"Gue belum kenal sama lu, Gue gak tau lo udah punya istri atau udah......"
"Tenang aku masih single, Keperjakaan aku juga hilang tadi malam bareng sama kamu." potong Haikhal dengan senyumnya. Iya dia memang benar masih menjaga dengan baik miliknya untuk istrinya kelak.
"Papa gue juga bilang kayak gitu sama mama gue dulu." balas Hana.
"Hah?." Haikhal nampak bingung.
"Lo kapan mau......"
"Ngenalin kamu ke orang tua aku? Ayo sekarang." Haikhal menggandeng tangan wanita itu namun Hana langsung melepaskannya.
"Bukan, Kita bikin kontrak pranikah, Nanti kalo mama gue udah sembuh kita pisah dan lo jangan lupa ngasih yang gue bilang tadi." ucap Hana dengan wajah datarnya.
"Kenapa harus kontrak?." Haikhal nampak bingung akan perkataan Hana itu.
"Karna gue nikah sama lo karna mama, Mama beneran seneng kek nya kalo gue nikah makanya nanti waktu mama sembuh kita pisah." jawab Hana.
Haikhal terdiam sejenak sampai saat Hana hendak berlalu dia baru kembali berbicara. "Baik aku bakal ikutin kemauan kamu, Tapi hari ini kita temuin mama aku ya." ucap Haikhal dengan senyumnya.
"Gak usah karna pernikahan kita gak bakal bertahan lama." jawab Hana.
"Tapi mama aku juga harus hadir dipernikahan kita." balas Haikhal.
"Lu gak usah ngasih tau sama nyokap lo." balas Hana pula.
"Gak bisa ini pernikahan pertama dan terakhir gue." jawab Haikhal. Hana terdiam dan menatap tajam lelaki itu.
"Mau ya?." Haikhal kembali mencob membujuk wanita itu dengan senyum tulusnya tersebut berharap Hana akan mengiyakan ajakannya. Senyum tulus yang membuat Hana tidak bisa menolak.
"Tapi jangan lama lama." ucap Hana. Haikhal langsung menganggukkan kepalanya senang dan meraih tangan wanita itu namun tidak dapat sebab Hana sudah berjalan terlebih dahulu.
"Gue bakal pertahanin lo dan lo harus jadi milik gue. Selamanya." guman Haikhal dengan tersenyum lebar menatap Hana sambil membukakan pintu untuk wanita itu.
Haikhal masuk juga kedalam mobil dengan tersenyum lebar menatap Hana sedangkan Hana langsung mengalihkan pandangnya keluar jendela. Beberapa saat menempuh jalan yang panjang akhirnya mereka sampai ditempat ibunya Haikhal. Hana langsung turun dari mobil itu begitupun dengan Haikhal. "Ayo masuk." ajak Haikhal dengan senyumnya.
Hana tidak menjawabnya dan melangkahkan kakinya terlebih dahulu dan saat sampai dipintu pintu dibuka oleh penjaga namun kaki Hana terhenti. "Kenapa?." tanya Haikhal dengan wajah bingungnya.
"Mama lo......."
"Udah gak usah hawatir, Mama welcome sama semua orang, Ayo." Haikhal menggandeng tangan wanita itu dan membawanya masuk kedalam rumahnya.
"Haikhal, Udah......."
"Eh, Siapa?" ucapan Herlin terhenti saat melihat wanita yang dibawa oleh Haikhal pulang.
"Hana tante." ucap Hana dengan sedikit menundukkan kepalanya. Herlin menoleh kepada putranya meminta penjelasan dari anak itu.
"Mama gak mau nyuruh kami duduk?." tanya Haikhal dengan senyumnya.
"Ah iya, Ayo duduk sayang." Herlin menggandeng Hana agar duduk diatas sofa dengan duduk disampingnya.
"Bibi." teriak Herlin memanggil pelayan rumahnya. Pelayan langsung datang menghampiri Herlin.
"Iya nyonya." pelayan datang dengan menahan nafas yang ditahannya.
"Siapin makanan yang paling enak buat menantu saya." ucap Herlin dengan senyumnya sambil mengusap lembut pipi Hana.
"Baik nyonya." pelayan langsung berlalu meninggalkan majikan majikannya dan kembali kedapur.
"Umur kamu berapa sayang? Tua berapa tahun kamu dari Haikhal? Kalian kenal dari kapan?." tanya Herlin dengan senyumnya dan tangan yang terus memainkan wajah Hana. Hana menatap tajam kepada Haikhal yang hanya diam membiarkannya diwawancarai oleh ibunya dan Haikhal langsung berdiri tegap.
"Mama nanti Hana gak nyaman mama gituin." ucap Haikhal saat melihat ibunya yang memperlakukan Hana layaknya anak kecil.
"Mama banyak nanya ya?, Maafin mama ya." ucap Herlin dengan merapikan rambut Hana yang sama sekali tidak berantakan itu.
"Awas aja lo nanti ya." guman Hana dengan melototkan matanya kepada Haikhal. Haikhal menaikkan kedua bahunya dan meminum minuman yang ada dihadapnnya.
"Kapan kalian mau nikah sayang?." tanya Herlin dengan wajah tulusnya menatap Hana.
"Minggu depan ma." jawab Haikhal yang tau jika Hana tidak bisa menjawab. Herlin langsung memasang wajah senangnya dan tertawa bahagia.
"Akhirnya mama punya mantu, Abis itu punya cucu, Yeyyy." ucap Herlin sedangkan Hana nampak tidak setuju dengan ucapan Herlin dan berbanding terbalik dengan Haikhal yang juga ikut tersenyum senang.
"Mama ngerestuin kan?." tanya Haikhal.
"Anak bodoh, Kalo mama gak ngerestuin buat apa mama sebahagia ini, Nanti semuanya mama siapin ya, Kalian cuma harus ngukur baju aja abis itu istirahat sampai hari H." ucap Herlin kepada Hana saat sudah menjawab pertanyaan dari Haikhal.
"Maaf tante sebelumnya saya makasih banget sama tante yang nyambut saya dengan baik dirumah ini, Tapi saya mau pernikahannya yang sederhana aja dan gak ngundang banyak orang." ucap Hana dengan tulus akibat pernikahan yang tidak diinginkannya.
Herlin menoleh kearah anaknya begitupun dengan Hana namun dia kembali menatap Herlin, Haikhal menganggukkan kepalanya kepada ibunya supaya ibunya mengikuti keinginan Hana. "Tenang aja sayang, Pokoknya request kamu bakal mama turutin, Tapi kamu gak boleh canggung gitu ngomong sama mama, Anggep aja mama ini temen kamu, Nanti kalo Haikhal macem macem sama kamu bilang sama mama, Biar mama yang hukum dia." ucapnya dengan berbisik saat menggunjing Haikhal.
"Iya tante." jawab Hana dengan senyumnya.
"Eits, Mama." ucap Herlin layaknya mengajar bayi berbicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments